Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr........wb......
Dengan Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dalam penulisan makalah ini, penuliah berusaha menyusun makalah ini sebaik
mungkin akan tetapi, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya dan dengan senang hati.
Wassalamualaikum wr......wb......

Kubu raya, 9 mei 2014

Penulis

Keperawatan komunitas

Page 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar Belakang Masalah...................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................

C. Tujuan................................................................................................

BAB II pembasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Pengertian keperawatan komunitas .................................................


5
Tujuan keperawatan komunitas............................
6
Sasaran keperawatan komunitas .......................................................
6
Ruang Lingkup Perawatan Komunitas.............................................
7
Perspektif dan falsafah keperawatan komunitas.............................
9
Paradigma Keperawatan Komunitas............................................
10
Dasar spesialisasi keilmuan PHC/CHN..................................
11
Pelayanan Kesehatan Primer......
13
Delapan Elemen Esensial PHC............................................................
elemen-elemen peran dan fungsi perawat komunitas................................ 23
trend dan issu keperawatan komunitas ...............................................
26

16

BAB III Penutup


Kesimpulan...................................................................................................

28

Saran.............................................................................................................

28

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

29

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab,
azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
Keperawatan komunitas

Page 2

mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta. Falsafah keperawatan
adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan
kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan..
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia biopsiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta,
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti
tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan
status sosial ekonomi. Keperawatan adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang
lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :
Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat
berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
falsafah humanisme/ kemanusiaan mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan
pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum
yaitu manusia yang merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan & bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri 4 komponen dasar manusia, kesehatan, lingkungan,
keperawatan.
Teori perspektif banyak perspektif teoritis pada keluarga yang tersedia untuk
membimbing masyarakat praktik keperawatan keluarga dan komunitas. Tidak mengejutkan,
model keperawatan bagi keluarga mencerminkan dua pemikiran dalam komunitas /
keperawatan ( kesehatan) masyarakat hari ini. Beberapa pandangan mendukung bahwa
keluarga adalah unit perawatan, dan masyarakat adalah konteks, sedangkan yang lain fokus
pada komunitas sebagai klien dan melihat keluarga sebagai subunit. Zerwekh (1991) Model
Keluarga sebagai pemberi perawatan merupakan Perawatan Kesehatan yang menguraikan
kerangka kerja yang mendukung untuk menyediakan perawatan keluarga dalam sebuah
masyarakat. Sedangkan Model kesehatan masyarakat sebagai fungsi yaitu memberikan
panduan dalam penyediaan perawatan bagi keluarga dan pandangan keluarga sebagai klien
dalam masyarakat dan keluarga sebagai bagian dari masyarakat klien.

b. Rumusan masalah
1. Apa itu keperawatan komunitas
2. Faslsafah dan perspektif keperawatan komunitas
3. Apa saja ruang lingkup keperawatan komunitas
4. Apa yang di maksud dengan dasar spesialisasi PHC/CHN
5. Bagaimana pelayanan praktik CHN
Keperawatan komunitas

Page 3

c. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui apa itu perspektif dan falsafah keperawatan jiwa.
2. Untuk dapat mengetahui apa itu perspektif dan falsafah keperawatan Keluarga
3. Untuk dapat mengetahui apa itu perspektif dan falsafah keperawatan Komunit

BAB II
Pembahasan

A.
1.

Pengertian
Pengertian keperawatan komunitas

Salah satu bidang keperawatan adalah keperawatan komunitas yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada
Keperawatan komunitas

Page 4

tingkat primer. Keperawatan adalah subsistem dari sistem pelayanan kesehatan


yang merupakan hasil pendidikan, pelatihan, serta penelitian. Demikian pula
halnya dengan keperawatan kesehatan masyarakat merupakan subsistem
dari pelayanan kesehatan masyarakat.
Pada dasarnya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan sintesa
dari konsep keperawatan dengan konsep kesehatan masyarakat serta di
dukung oleh ilmu-ilmu lain. Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari
tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata
memiliki arti yang cukup-luas. Azrul azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata
ter-sebut sebagai berikut:
1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi
perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap
unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu,
keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia
mulai dari tingkat individu sampai tingkat eko sistem serta perbaikan
fungsi setiap unit dalam sistem hayati
tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang salingber-hubungan lebih

sering dibandingkan dengan manusia lain yangberada diluarnya serta


saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang
penting untuk menunjangkehidupan sehari-hari.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang
perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan
penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan
pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan meiibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985;
Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu
sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilaku-kan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik
keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menye-luruh dengan
tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur
tertentu, berkelanjutan dan meiibatkan masyarakat.
Perawatan kesehatan komunitas merupakan suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari

Keperawatan komunitas

Page 5

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan


mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk
memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga, dan masyarakat (DepKes RI,1986). Dari beberapa pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwape-rawatan kesehatan komunitas adalah suatu
bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta ma-syarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preyentif secara berkesinambungan dengan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyejuruh dan
terpadu dituju-kan kepada individu, keluarga,kelomppk dar\ masyarakat sebagai satu
kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara Optimal.

3.

Tujuan keperawatan kesehatan komunitas


Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki.
Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal:
a.
Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b.
Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c.
Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.
d.
Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e.
Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.
f.
Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g.
Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h.
Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i.
Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita
serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j.
Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.
4. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
a.
Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.
b.

Keluarga

Keperawatan komunitas

Page 6

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian
darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan
keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.
c.
Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah :


a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti;
1)
Ibu hamil
2)
Bayi baru lahir
3)
Balita
4)
Anak usia sekolah
5)
Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1)
Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
2)
Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1)
Wanita tuna susila
2)
Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3)
Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1)
Panti wredha
2)
Panti asuhan
3)
Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4)
Penitipan balita
d.

Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik
maupun kesehatan khususnya.

5.

Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Keperawatan komunitas

Page 7

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan


kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah
upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif.
6. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan
yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja
perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1)
Tahap Persiapan:
a.
Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program
praktek.
b.
Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan
kesehatan utama.
c.
Penyusunan instrumen data.
d.
Uji coba instrumen pengumpulan data.
e.
Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan
program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
f.
Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan
setempat.
g.
Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h.
Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan
menyebarkan undangan.
i.
Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
a)
Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
b)
Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar
rencana kegiatan
c)
Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan.
d)
Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari instansi
terkait.
2)
Tahap Pelaksanaan:
a.
Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok kerja
kesehatan.
b.
Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja kesehatan:
a)
Pelatihan kader kesehatan
b)
Penyuluhan kesehatan
c)
Simulasi/demonstrasi
d)
Pembuatan model/percontohan
e)
Kunjungan rumah (home health care)
f)
Kerja bakti, daan lain-lain.
g)
Berkoordinasi dengan puskesmas yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
3)
Tahap Evaluasi
Keperawatan komunitas

Page 8

7.
a.
b.
c.
d.
e.

Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian,


kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.
Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan, keberhasilan
pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.
Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas
Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi.

B. Perspektif dan Falsafah Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosiokultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagaiconsumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan
berkesinambungan dan terus-menerus.
Keperawatan komunitas

kesehatan

Page 9

masyarakat

direncanakan

secara

8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri.

PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empatkomponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan&Dawkins,1987)

MANUSIA

KESEHATAN

KEPERAWATAN

LINGKUNGAN

a)

Manusia
Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang berada pada
lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat yang
relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai Tujuan. Komunitas
merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas, Komunitas sebagai klien yang
dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah rawan,
daerah kumuh.

b)

Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.

c)

Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
Keperawatan komunitas

Page 10

d)

Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier.

C. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya
preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif.
A.
UPAYA PROMOTIF
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan:
1.Penyuluhan kesehatan masyarakat
2.Peningkatan gizi
3.Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4.Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5.Olahraga secara teratur
6.Rekreasi
7.Pendidikan seks.
B.
UPAYA PREVENTIF
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1.Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2.Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan
rumah
3.Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
4.Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

C.
UPAYA KURATIF
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1.Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2.Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
Keperawatan komunitas

Page 11

3.Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4.Perawatan payudara
5.Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

D.
UPAYA RAHABILITATIF
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
1.Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang
maupun kelainan bawaan
2.Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,
latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat.
E.
UPAYA RESOSIALITATIF
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke
dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompokkelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain.
Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
F.

ESENSIAL PELAYANAN PRAKTIK CHN


Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep
kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan
penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention).Menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER (PHC)


Dalam penilaian tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi
yang menghadiri pertemuan ke-2 8 World Health Assembly di Geneva telah
memutuskan bahwa situasi global sekarang ini tidak sehat dan tidak adil
(WHO, 1975). Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia telah
meyakinkan mereka bahwa penggunaan suatu pendekatan yang disebut
Keperawatan komunitas

Page 12

PHC, dapat berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh


masyarakat dari penderitaan yang terabaikan, nyeri, ke-tidakmampuan,
dan kematian. Mereka memperkirakan bahwa jika keinginan politis yang

cukup dan kesungguhan dari masyarakat global dapat terjamin, banyak


beban berat dari berbagai penderitaan dan kematian yang tidak
diinginkan oleh jutaan orang di selurvih dunia dapat dicegah melalui
penerapan konsep PHC (Bryant, 1969; Newell, 1975). Perkiraan ini
mengarahkan mereka dalam suatu semangat berkeadilan sosial untuk
menyusun gerakan revolusi dunia baru di dalam pelayanan kesehatan.
Karena permasalahan sudah mengglobal, suatu mobilisasi sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya di seluruh dunia sangat
diperlukan. Dua badan dunia di bawah naungan PBB yaitu WHO dan
UNICEF segera mulai mengoordinasikan upaya dunia untuk
mempelajari dan menerapkan PHC dalam skala global.
Setiap kali penyelenggaraan konferensi PBB, pertemuan per-siapan
awal telah dilakukan di berbagai tempat di dunia untuk mem-peroleh
pengalaman tambahan dan selanjutnya memperbaiki prinsip dan
elemen dasar dari PHC. Meskipun pertemuan ini telah banyak
dilakukan di negara-negara "berkembang", atau negara miskin di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin, pertemuan ini juga pernah sekali
diselenggarakan di negara barat atau negara industri, yaitu di New
York Pada konferensi ini, berbagai upaya dibuat untuk membantah
anggapan bahwa PHC hanya akan cocok diterapkan pada negaranegara miskin dan bukan untuk negara-negara kaya atau negara
industri maju. Suatu pertemuan persiapan yang terakhir telah diada-kan
di Halifax, Nova Scotia, dan banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dari yang berskala luas, seperti organisasi kemanusiaan ber-taraf
internasional, sampai kelompok-kelompok agama kecil yang hanya
berada dalam satu negara, telah mampu meninjau kerangka akhir dari
catatan konferensi yang aktual.
Setelah beberapa kali persiapan, delegasi dari 134 negara di dunia
ditambah perwakilan resmi dari LSM yang telah diakui oleh WHO
bertemu pada bulan September 1978 di suatu tempat bernama Alma
Ata, Uni Sovyet (sekarang bernama Almaly, Kazakhstan). Dalam
pertemuan bersejarah itu, negara-negara di dunia bersungguh-sungguh terhadap diri mereka sendiri dan segala sumber daya mereka
untuk mencapai sehat untuk semua pada tahun 2000 melalui PHC.
Sejak awal, era Sehat untuk Semua (Health for All, HFA) telah di-landasi
prinsip-prinsip keadilan sosial dan kesamaan. Di Alma Ata, sehat yang
didefinisikan oleh WHO sebagai, "suatu keadaan sejahtera jang komplet
secarafisik, mental, dan sosial, dan tidak hanya terbehas dari

penyakit" (WHO, 1975) telah direvisi secara mendasar dalam suatu


pengertian terbaru tentang sehat dan banyak komponen bagiannya.
Menurut WHO, sehat yang sekarang didefinisikan sebagai "suatu
Keperawatan komunitas

Page 13

keadaan sejahterayang cukup secara fisik, mental, dan sosial untuk mampu
bekerja secara produktif dan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial
dan ekonomi dari suatu masyarakat tempat mereka tinggal. '1(WHO, 1978).

Konsekuensi besar dari definisi sehat ini adalah bahwa setiap negara
sekarang tertantang untuk menyediakan tingkat kesehatan dasar bagi
semua warga negaranya sehingga mereka mampu hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
Sebagaimana telah ditetapkan di Alma Ata, pengertian prinsip dari
tingkatan sehat yang dapat dinyatakan sebagai PHC ini, didefinisikan
sebagai berikut:
Pelayanan Kesehatan Primer (PHC):
Adalah pelayanan kesehatan esensial;
Didasarkan pada praktik secara ilmiah, dan menggunakan metode
dan teknologi yang dapat diterima secara sosial;
Terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat melalui partisipasi
penuh dari masyarakat;
Pendanaan yang dapat dicapai; dan
Diarahkan pada kepercayaan diri dan determinasi diri sendiri
(WHO, 1978)
Meskipun PHC telah diterima sebagai suatu strategi global,
pandangan terhadap persoalan dan pemecahan masalah yang dilakukan sebaiknya disesuaikan dehgan negara yang bersangkutan.
Dengan istilah lain, upaya sehat untuk semua (HFA) seharusnya
dikonsepkan dan digunakan dalam konteks negara dan area setempat.
Sebagaimana dijelaskan dalam Deklarasi Alma Ata,

Pelayanan Kesehatan Primer (PHC):


Membentuk bagian integral dari sistem kesehatan dan perkembangan sosial-ekonomi masyarakat
Adalah fokus utama dan fungsi sentral dari sistem kesehatan;
Adalah kontak pertama masyarakat dengan sistem kesehatan;
Adalah pelayanan kesehatan yang terdekat yang memungkinkan
dapat dicapai oleh masyarakat dari tempat tinggal dan tempat
kerja mereka

Merupakan elemen pertama dalam proses kesehatan berkelan-jutan


(WHO, 1978).
Banyak konsep dasar PHC telah dikenal oleh para praktisi kesehatan komunitas, seperti pencegahan, penanggulangan universal dan
keterjangkauan, berdaya guna, ker ja sama tim, penyusunan prio-ritas
untuk mengarahkan permasalahan setempat, manajemen yang efektif,
partisipasi masyarakat, dan sensitivitas budaya. Bagaimana pun, dari
pemahaman dan pengetahuan baru para delegasi, lahirlah empat

Keperawatan komunitas

Page 14

konsep tambahan yang telah disepakati di Alma Ata sebagai unsur


penting dalam pencapaian sehat untuk semua:
Keterlibatan maksimal dari masyarakat dalam pelayanan kesehatan
dan tumbuhnya kepercayaan diri mereka sendiri
Keterlibatan dan kerjasama orang dan lembaga dari banyak sektor
(termasuk sektor perumahan, ketenagakerjaan, lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, dan komunikasi)
Penggunaan perangkat teknologi ilmiah yang tepat, dapat diterima,
dan berdaya guna
Ketersediaan obat-obat esensial.

PHC mengubah penekanan pada pelayanan kesehatan dan kebutuhan masyarakat sendiri yaitu dengan memberikan penguatan dan
penghargaan atas kemampuan mereka dalam menata kehidupan
mereka sendiri. Meskipun rumah sakit dan pusat kesehatan akan
sangat diperlukan oleh orang-orang yang berupaya untuk hidup
lebih sehat, PHC dilandasi oleh prinsip bahwa sehat dimulai dari
tempat tinggal dan lingkungan ker ja mereka sendiri, yaitu di rumah,
sekolah, masyarakat, dan tempat kerja. Apabila dipahami secara
menyeluruh, PHC tidak hanya menjadi suatu tingkatan pelayanan,
tetapi juga sebagai suatu falsafah sekaligus strategi.
Sebagai sebuah falsafah, PHC didasarkan pada prinsip keadilan sosial,
kesamaan, dan kepercayaan diri. Sebagai suatu strategi, PHC
memfokuskan pada kebutuhan individual dari komunitas, memaksimal-kan
keterlibatan masyarakat, melibatkan berbagai sektor, dan lembaga yang
relevan hanya menggunakan teknologi yang dapat diterima, dijangkau,
berdaya guna, dan tepat Sebagai suatu tingkatan pelayanan, PHC adalah
salah satu pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat. PHC
mempercayakan pada pemanfaatan maksimal dari pekerja
profesional dan nonprofesional dan mengaitkan minimal delapan elemen
esensial, yang akan didiskusikan kemudi-an di dalam bab ini.
Perubahan bentuk penekanan dari kebergantungan pada profe-sional kesehatan ke
araVi keteAbatan individu, dan tuntutan untuk lebih dari sekedar peningkatan kesehatan dan
pelayanan pengobatan, telah digaungkan kembali pada tahun 1986 di konferensi internasional lainnya yang diselenggarakan di Ottawa, Canada. Piagam Ottawa Mengenai
Promosi Kesehatan telah mendefinisikan promosi kesehatan sebagai "peningkatan kemampuan
masyarakat untuk me-ngendalikan dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri". Dalam
Piagam Ottawa ini, banyak pengulangan beberapa konsep yang sama dengan yang
teridentifikasi di Alma Ata. Piagam Ottawa me-nekankan bahwa prasyarat untuk promosi
kesehatan meliputi "per-damaian, perlindungan, pendidikan, makanan, pendapatan, kestabilan
ekosistem, keadilan sosial, dan kesamaan hak" (WHO, 1986).
Meskipun perwakilan dari 134 negara telah menandatangani dokumen Alma Ata
yang menegaskan kesungguhan mereka untuk mencapai tujuan PHC, perbedaan yang
mendasar muncul tentang bagaimana konsep dasar PHC semestinya diterapkan dalam
praktik di beberapa negara tertentu. Di Amerika Serikat, suatu negara yang telah makmur,
Keperawatan komunitas

Page 15

para pembuatkeputusan politik telah meyakini hingga kini bahwa mereka mampu
melakukan fungsi yang optimal dan "meningkatkan kesejahteraan".
Terbukti bahwa teknologi yang di-butuhkan untuk meningkatkan fungsi
tersebut mungkin akan sangat mahal -dan lebih dari apa yang
dihasilkan oleh sistem sekarang ini. Selain itu, jutaan orang tidak mampu
menjangkau pelayanan kesehatan atau asuransi kesehatan sehingga
menimbulkan berbagai per-tanyaan etis yang serius mengenai
pelayanan kesehatan yang tidak terdistribusi di negara-negara bagian.
Masyarakat mulai memper-tanyakan ketepatan sistem prioritas
pelayanan kesehatan dan ke-mungkinan perlunya merevisi hal
tersebut.

DELAPAN ELEMEN ESENSIAL PHC


Delapan elemen esensial dari pendekatan PHC merefleksikan prioritas yang telah diidentifikasi pada tahun 1978 di Alma Ata (lihat
kotak Delapan Elemen Esensial PHC). Meskipun diterapkan secara
berbeda
di
seluruh
dunia,
elemen-elemen
tersebut
memperlihatkan kesamaan untuk semua negara pada semua
tingkatan perkembangan sosial-ekonomi.
1. Pendidikan untuk pengenalan dan pencegahan/pengendalian masalah
kesehatan

Di negara seperti AmerikaSerikat, penekanan seharusnya diarah-kan


pada masalah kesehatan yang terkait dengan kekerasan (pembunuhan, bunuh diri, kekerasan rumah tangga, dan eksploitasi
seks), gaya hidup tidak sehat, pertambahan jumlah penduduk lanjut
usia dengan kebutuhan khususnya, penyalahgunaan zat berbahaya
oleh anak-anak, HIV/AIDS, TBC, peningkatan para tunawisma, dan
polusi lingkungan. Banyak yang berpikir bahwa masalah tersebut
diketahui hanya diderita oleh masyarakat miskin di antara kelompok
etnik dan suku minoritas. Tetapi kini telah jelas bahwa masalah
tersebut juga muncul di berbagai lapisan masyarakat di Amerika
Serikat dan di seluruh negara tetangga, dari negara terkaya sampai
termiskin. Sudah barang tentu bahwa negara miskin dan terbatas
sumber dayanya merupakan negara yang paling menderita penyakit
karena kemiskinan, seperti gizi buruk, diare, ISPA, dan penyakit yang
dapat dicegah dengan vaksin. Hal yang sangat menyedihkan dari
kebijakan sosial Amerika Serikat adalah bahwa beberapa masyarakat
miskin di Amerika Serikat ternyata memiliki angka kesakitan dan
kematian bayiyang sama tingginya dengan negara-negarayang paling
mis-kin dan negara-negarayang belum berkembang di dunia.
HIV/AIDS tetap menjadi suatu persoalan yang serius di Amerika
Serikat dan di seluruh dunia. Di beberapa negara Asia dan Afrika,
HIV/ADDS dan penyakit menular seksual lainnya telah menjadi
penyebab utama kematian banyak penduduk di negara tersebut.
Keperawatan komunitas

Page 16

Penyakit epidemik ini telah sangat membebani penyediaan berbagai f


asilitas pelayanan kesehatan dan menimbul-kan banyak masalah sosial
dan ekonomi, khususnya bagi negara-negara dengan dukungan sistem
dukungan sosial yang tidak me-madai.
Di Nairobi, Kenya, sebagai contoh, seorang perawat komu-nitas
yang bekerja di suatu kota kumuh dengan populasi lebih dari
200.000 orang ikut membantu mengembangkan program perawatan
terminal di komunitas {community-based hospice) dan program
pemberian makanan untuk memenuhi kebutuhan men-desak para
penderita AIDS dan keluarga mereka. Bagaimana-pun, dia
menemukan kebutuhan mendesak lainnya yang disebabkan oleh
meningkatnya jumlah pasien HIV/AIDS di area tersebut. Banyak anak
(beberapa anak masih berumur 8 tahunan), yang menghidupi diri
mereka sendiri dan tidak mampu memegang sendiri tanggung
jawabyang besar baik fisik, ekonomi, dan sosial mulai mencari
pertolongan, khususnya dukungan psikologis.
Di semua negara, pendidikan yang diperlukan untuk me-ngenali
dan mencegah masalah kesehatan yang sedang terjadi sebaiknya
diberikan kepada .profesional kesehatan yang lebih banyak memiliki
pengetahuan tentang penanganan penyakit di institusi pelayanan
kesehatan sekunder dan tersier daripada masalah kesehatan di
komunitas mereka sendiri. Kesiapan dan kesensitifan perawat
komunitas sering kali dapat mengatasi masalah dan tantangan
kesehatan yang besar dan "tersembunyi" melalui pengamatan yang
cermat dan dengan mendengarkan keluhan masyarakat.
2. Penyediaan makanan dan gi^iyang tepat

Karena adanya hubungan langsung antara gizi dan penyakit,


perhatian terhadap "keamanan pangan" bagi masyarakat sangat
penting. Kelaparan di Amerika Serikat bukanlah disebabkan oleh
ketidakmampuan menghasilkan kecukupan makanan. Orang-orang
kelaparan karena mereka terperangkap rendahnya upah yang
diterima, tidak dapat mengenyam perumahan dan mengasuh anak
secara layak, mengalami gangguan kesehatan mental dan ketagihan
zat adiktif yang membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan
ataupun pelayanan kesehatan bagi keluarga mereka, dan terputusnya
bantuan pangan serta rendahnya tunjangan yang didapat dari
program bantuan publik. Selain itu, mereka kelaparan karena mereka
merupakan pendatang "gelap" di Amerika Serikat dan terjebak di
daerah pinggiran, dan bekerja dengan upah yang tidak cukup serta
jarang mendapatkan tunjangan lainnya. Di samping masalah
malnutrisi, masalah sosial, dan masalah ekonomi sama-sama sering
menyebabkan defisiensi zat gizi mikro dan bentuk malnutrisi lainnya
yang tersembunyi. Pada masyarakat yang lebih makmur, malnutrisi
mungkin di-sebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, pola
Keperawatan komunitas

Page 17

konsumsi berlebihan terhadap makanan dan alkohol serta gangguan


ma-kan lainnya, seperti anoreksia dan bulimia.
"Keamanan pangan" telah menjadi persoalan kritis di banyak negara
di dunia ditambah lagi masalah kependudukan yang se-makin
memperburuk situasi seperti kemarau dan keterbelakangan. Di banyak
daerah konflik perang di dunia, makanan atau pem-batasan makanan
telah digunakan sebagai senjata khusus yang diarahkan kepada
masyarakat sipil. Salah satu cara milker dalam menggunakan senjata ini
ialah mengambil alih lahan pertanian yang dimiliki oleh para petani
lokal dengan cara menanam ran-jau darat di lahan tersebut. Perawat
komunitas di seluruh dunia yang melihat hubungan antara keamanan
pangan dan pengambil-alihan lahan ini seharusnya lebih aktif
mengampanyekan aturan yang melarang penggunaan cara tersebut.
Sedikit sekali perawat yang secara terus-menerus memikir-kan
tentang perjanjian perdagangan, seperti perjanjian perdagang-an
bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement, NAFTA)
antara Canada, Amerika Serikat, dan Meksiko yang memiliki
berbagai
keterkaitan
dengan
praktik
komunitas
mereka.
Bagaimanapun, di era "globalisasi" abad ke-21, perjanjian perdagangan dan organisasi perdagangan seperti Asosiasi Perdagangan
Dunia {World Trade Association, WTA) akan memiliki dampak
langsung pada produksi pangan dunia. Diproyeksikan bahwa akan
semakin sedikit perusahaan yang bergerak di bidang per-tanian di dunia. Hal ini akan
mengancam lingkungan dunia dan keamanan pangan untuk masyarakat dunia yang kini
jumlahnya mendekati 7 milyar jiwa. Perawat komunitas yang memiliki per-hatian
terhadap kecukupan pangan dan gizi yang tepat seharus-nya turut mempersiapkan
pengembangan area ini.

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasaryang adekuat

Penyediaan air bersih dan bebas sampah merupakan hal yang esensial dalam kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat, dan untuk beberapa tahun, telah banyak kemajuan dalam
keterjangkauan air bersih dan sanitasi dasar yang adekuat. Hampir 2 milyar pen-duduk
telah mampu menjangkau kebutuhan air bersih dan 400 juta penduduk memiliki
sanitasi dasar yang adekuat pada tahun-tahun sekarang ini. Bagaimanapun, selama satu
setengah dekade ini, banyak keberhasilan yang diraih oleh masyarakat miskin. Hampir
30% penduduk di negara berkembang (1,3 milyar penduduk) tidak memiliki
kemampuan untuk mendapatkan air bersih dan lebih dari 60% (2,5 milyar penduduk)
memiliki sanitasi dasar yang rendah. Kotoran yang secara rutin dihasilkan dan dibuang
pada kolam terbuka, sungai, selokan, dan tanah lapang, dan lebih dari 90% air kotor di
negara berkembang tidak tertangani (UNDP, 1998).
Air dan sanitasi telah menjadi masalah yang populer di Amerika Serikat Pemerintah US
telah berpikir cukup lama mengenai cara
Keperawatan komunitas

Page 18

Istilah-lstilah

Rujukan

Di dalam literatur, sejumlah berbeda akan ditemukan,


istilah negaramerujuk kepada
lebih miskinyang
dan lebih kaya
dunia. Pertimbangkan
istiiah yang berlawanan
ini: dari
implikasi
berikut
1
Negara lebih miskin
Negara lebih kaya
Pertanian
Industri
Dunia ketiga
Dunia pertama
Sedang berkembang
Sudah berkembang
Belum berkembang
Timur
Barat
Selatan
Utara

mengatasinya. Berita-berita tentang pembuangan yang tidak se-hat


dan sampah beracun, sampah nuklir, sampah medis secara terusmenerus telah dilaporkan di media massa. Karena sudah tidak
mampu lagi untuk mengelola sampah yang telah menggu-nung yang
dihasilkan oleh masyarakatnya, baik secara aman maupun lokal,
beberapa negara (dan negara bagian) sedang mencoba untuk
mengalihkan sampah-sampah ini ke negara-negara miskin (negara
bagian yang miskin) yang kurang memiliki kekuatan dalam
pengaturan kesehatan lingkungan. Akibatnya, bahaya kesehatan
dimasukkan ke dalam sistem ekologi dan sistem ekonomi yang
telah sering kali terbebani ini.
Daerah yang terletak sepanjang 2.000 mil di perbatasan
Amerika-Meksiko banyak mempunyai masalah kesehatan lingkungan
yang terkait dengan pertumbuhan industri di wilayah ekosistem
yang rapuh. Cepatnya urbanisasi akibat perpindahan penduduk yang
besar-besaran untuk mencari kehidupan yang lebih baik, telah
menempatkan persoalan baru pada penanganan masalah air,
kemanusiaan, dan fasilitas pembuangan sampah beracun. Meskipun
penduduk miskin akan semakin menderita akibat masalah ini, banyak
kasus-kasus penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan tidak
mengenai batasan atau klasifikasi sosial dan memengaruhi
masyarakat secara keseluruhan. Perawat komunitas dalam beberapa
hal, menyadari adanya keterkaitan antara pem-bangunan industri,
perdagangan, lingkungan, dan kesehatan, dan memandang
keterlibatan serta persoalan serupa sebagai satu bagian integral dari
praktik mereka.
4. Kesehatan Ibu dan Anak, termasuk pelayanan Ke/uarga Berencana

UNICEF telah memainkan peranan yang besar dalam memperingatkan dunia Barat mengenai beban yang sangat berat akibat
penyakit dan kematian yang dialami oleh anak-anak di dunia.
Keperawatan komunitas

Page 19

Bagaimanapun, dalam beberapa dekade penanganan masalah ini,


diperkirakan bahwa di seluruh dunia, 12 juta anak mati setiap
tahunnya akibat penyakit atau malnutrisi sebelum ulang tahun
kelima mereka (UNDP, 1998). Ironisnya, kebanyakan dari kematian
tersebut sebenarnya dapat dicegah.
Hal yang sama tragisnya menurut IPPF (1998) adalah bahwa
diperkirakan 600.000 wanita di seluruh dunia meninggal selama
masa kehamilan dan persalinan setiap tahunnya. lima pviluh juta
wanita lainnya maiderita penyakit dan keridakmampuan akibat
kehamilannya. Dr. M. Fathalla, seorang profesor kandungan dari Mesir
telah menulis "suatu kenyataan bahwa wanita di belahan Utara
hampir selalu melupakan apa itu kematian ibu hamil dan bersalin.
Tetapi bagi saudara-saudara mereka di belahan Selatan, kehamilan
dan persalinan masih merupakan suatu hal berbahaya dari banyak
hal yang tidak dapat dipulihkan" (EPPF, 1998).
Sejumlah istilah yang berbeda berkenaan dengan negara yang lebih
miskin dan yang lebih kaya di dunia dapat ditemukan. Pertimbangkan perbedaan istilah-istilah yang tercantum kotak IstilahIstilah Rujukan.
Wanita di seluruh dunia semakin keras menyuarakan tuntutan-nya
agar hak-hak mereka semakin diperhatikan (termasuk hak
reproduksi mereka). Selain perlindungan terhadap anak-anak wanita
mereka yang sering mendapatkan diskriminasi saat konsepsi,
wanita juga memerlukan PHC dalam memenuhi kebutuhan
keluarga secara keseluruhan. Tidak diragukan lagi bahwa peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah aspek yang
sangat penting bagi kesehatan keluarga mereka. Bagaimanapun, hal
penting yang harus disadari adalah bahwa pendidikan, ke-sempatan
bekerja, upaya untuk mengakhiri diskriminasi gender, dan
pemberdayaan kaum wanita mungkin akan memberikan dampak
yang luas pada status kesehatan wanita dan anak-anak
dibandingkan upaya-upaya kesehatan ibu dan anak yang khusus.
Kelompok wanita dan jaringannya telah menjadi bagian yang nyata
dan vokal dari konferensi-konferensi penting internasional sepertiyang
diselenggarakan oleh PBB, misalnya Earth Summit-yang diadakan di
Rio de Janeiro tahun 1992, Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan di Mesir pada tahun 1994, dan
Konferensi Wanita di Beijing tahun 1995. Sejak saat itu, kaum wanita
secara terus-menerus menuntut di-; akhirinya diskriminasi gender
dan kekerasan terhadap kaumi wanita, memperjuangkan hak asasi
mereka, dan keterjangkauanj pelayanan kesehatan sepanjang
rentang kehidupan wanita d anak-anak mereka. Karena mereka
percaya bahwa sehat me-] rupakan hak asasi yang mendasar,
kebutuhan akan nutrisi yang] adekuat, air bersih, sanitasi, dan
perlindungan untuk semua terusj menjadi tuntutan. Mereka menuntut
Keperawatan komunitas

Page 20

semua ini karena menyadan bahwa "kondisi kehidupan yang


mendukung untxik hidup sehat jauh lebih penting daripada sekedar
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan"
(Health Caucus Statement, 1999).
5. Imunisasi melawan penyakit infeksi utama: pencegahan dan pengendalian penyakit
endemis setempat.
Langkah besar telah dilakukan dalam program imunisasi anak-anak di
dunia melawan 6 penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. UNICEF
dan WHO melaporkan pada tahun 1993 bahwa kam-panye mereka
tentang imunisasi universal melawan "pembunuh-pembunuh" ini
mencapai lebih dari 80% anak-anak di dunia sebe-lum mereka
merayakari ulang tahun pertamanya (UNICEF, 1993). Namun, walaupun
dengan segenap kemampuan, jutaan anak tidak terselamatkan melalui
"jaring pengaman". Sekarang, suatu generasi vaksin baru telah beredar
di pasaran, yang mampu menyelamatkan kehidupan jutaan anak-anak
setiap tahunnya sehingga seharusnya memungkinkan untuk
menyelamatkan anak-anak ini. Sayangnya, harga vaksin ini relatif
mahal dan kesungguhan dunia terhadap program imunisasi universal
tampaknya melemah.
Tahun-tahun sekarang ini, konflik kekerasan regional telah
menambah trauma perang dan meningkatkan pemajanan penyakit
infeksi terhadap anak-anak yang mempunyai risiko kesehatan yang
terabaikan di jalan-jalan atau yang ditampung di kamp-kamp
pengungsi. Kita dapat melihat kondisi kesehatan yang memprihatinkan dari anak-anak di seluruh dunia, seperti penderitaan
anak-anak di Somalia, Sudan, dan Rwanda atau anak-anak yang
mengalami trauma akibat kebrutalan "pemusnahan etnik" di Bosnia
dan Kosovo.
Adalah sesuatu yang memalukan bagi suatu negara, seperti
Amerika Serikat jika berbagai upaya telah digalakkan oleh
departemen kesehatan dan kegiatan-kegiatan sekolah setempat,
namun tingkat pencapaian imunisasi yang tinggi jarang ditemukan di
antara penduduk miskinnya. Beberapa wilayah perkotaan di
Amerika Serikat memiliki tingkat pencapaian imunisasi yang se-rupa
atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara miskin
di dunia (UNICEF, 1993). Di mana pun mereka hidup, anak-anak
memiliki hak perlindungan terhadap penderitaan yang dapat
dicegah dan kematian yang disebabkan oleh penyakit utama pada
anak. Ketika masalah imunisasi ini berbaur dengan masalah
kemiskinan, malnutrisi, pelecehan, dan penyakit ende-mis lokal
(UNICEF menyebutnya dengan kedaruratan "tersem-bunyi"), anakanak memiliki sedikit harapan untuk dapat hidup "produktif secara
ekonomi dan sosial" seperti orang dewasa. Se-bagai contoh, anakanak miskin di Washington DC memiliki sedikit kesempatan untuk
hidup produktif ketika kematian anak-anak di Washington DC
Keperawatan komunitas

Page 21

berkembang mencapai 81% dari tahun 1985 sampai 1996, dan pada
tahun 1996, 40% anak-anak di kota tersebut hidup dalam
kemiskinan. Washington DC menduduki posisi ke-51 di antara negara
bagian dalam kasus kematian bayi, dan Washington DC memiliki
persentase tertinggi dalam kasus bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) dan angka kematian remaja tertinggi akibat
kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri (The Washington Post, 1999).
Dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan utama pada
komunitas anak-anak, pendekatan PHC menuntut kesungguhan
para profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Apabila hal ini tidak
dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, rujukan seharusnya dibuat
secara terintegrasi, fungsional, dengan dukungan sistem rujukan
yang saling menguntungkan,yang mengarahkan kepada peningkatan pelayanan yang menyeluruh bagi semua...memberikan
prioritas kepada siapa pun yang paling membutuhkan (WHO,
1978). Sayangnya, pihak rumah sakit dan para profesional kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan tersier sering salah menafsirkan peran mereka dalam menerapkan PHC.
Fasilitas pelayanan kesehatan sekunder dan tersier, seperti halnya]
fasilitas pelayanan kesehatan rehabilitasi dan pelayanan jangka
panjang yang lebih kompleks, memainkan peranyang kritis dalam
pelaksanaan PHC. Tanpa sistem rujukan yang baik di semu
tingkatan pelayanan, PHC di tingkat lokal akhir nya akan menemv
kegagalan (Aga Khan Foundation, 1982). Selain itu, praktik mana
jemen yang efektif di semua tingkatan dari sistem pelayana
kesehatan juga merupakan penunjang kesuksesan PHC.
6. Penatalaksanaan yang tepat penyakit-penyakit umum dengan menggunakan
teknologi yang tepat.
Sekali lagi, para pekerja komunitas dari berbagai bidang telah menemukan bahwa teknologi sederhana dan tepat guna yang diha-silkan
masyarakat setempat, dapat menjadi sangat efektif dalam mengatasi
masalah kesehatan yang umum "Teknologi", selain da-pat menjadi
sesuatu yang sederhana, juga sebagai sesuatu yang ilmiah, seperti
penanganan dehidrasi pada kasus diare atau alat bantu ortopedi yang
dibuat dari bahan-bahan lokal untuk menun-jang mobilitas dan
kebebasan
bagi
anggota
masyarakat
yang
meng-alami
ketidakmampuan/kecacatan. Para pekerja kesehatan kinnya dan
masyarakat telah menemukan manfaat pengobatan jamu dan metode
penyembuhan alternatif yang sama efektifnya dengan pengobatan
umum yang lebih mahal biayanya (Health Action Information Network,
1992). Penelitian lanjutan diperlukan berkenan dengan penyembuhan
alternatif, termasuk akupunktur/ akupresur, Ayurvedic, dan praktikpraktik penyembuhan terbaru r" lainnya. Meskipun kedudukan setiap
penelitian tersebut saat ini tidak dipandang lebih ke arah penelitian
Keperawatan komunitas

Page 22

biomedis tradisional, na-mun sedikit demi sedikit penelitian tersebut


lebih didukung dan dkerima.
Pada semua tingkatan, ketepatan penatalaksanaan kasus-ka-sus
penyakit umum bergantung pada ketepatan bauran para petugas
kesehatan. Tim kesehatan PHC bukan saja meliputi tena-ga dokter,
perawat, bidan, dan tenaga pembantu lainnya, tetapi juga para
petugas kesehatan masyarakat (agen, penyelenggara pelayanan
kesehatan, dan sebagainya) dan praktisi pengobatan tradisional (ahli
jamu-jamuan, tabib, dan dukun). Jika praktisi nontradisional
dilibatkan dalam tim, pelayanan sebaiknya dipraktikkan pada saat
mereka menjalani seleksi, pelatihan, dan supervisi yang terusmenerus. Apa pun yang dikerjakan oleh tim pelayanan kesehatan,
tujuannya harus mengarah pada pe-menuhan kebutuhan komunitas
dan bekerja sama dengan komunitas dalam rangka mencapai
tujuan kesehatan.

7.

Promosi kesehatan mental


Meskipun tidak termasuk ke dalam elemen esensial PHC di berbagai
negara, promosi kesehatan mental adalah sesuatu yang sangat
penting bagi kesejahteraan komunitas. Di Amerika Serikat,
perkembangan kesehatan mental dan penanganan kasus-kasus
gangguan mental sekarang ini memiliki dampak yang besar bagi
seluruh pelayanan kesehatan di komunitas. Sejak pengembangan
pengobatan psikoterapi yang efektif dan gerakan hak asasi
manusia tahun 1960-an, falsafah pelayanan kesehatan mental telah
berubah dari sistem berbasis institusional menjadi sistem berbasis
komunitas. Begitu revolusi kemanusiaan digembargemborkan,
penempatan orang yang mengalami ketidakmampuan di kelas
reguler dan pelayanan komunitas telah menjadi beban yang sangat
besar bagi masyarakat setempat. Deinstitusionalisasi belum di
arahkan pada upaya memasukkan penyakit mental ke dalam semua
segi masyarakat, tetapi pada peningkatan jumlah orang-orang yang
terpinggirkan dan membutuhkan bantuan yang sangat penting.
Diperkirakan 50% para tunawisma yang mengalami gangguan
mental, banyak memilih hidup di jalanan daripada berada dalam
pengekangan atau mengabaikan perlindungan atau pengaturan
kehidupan kelompok lainnya. Pada tahun 1999, penelitian agen
pemerintah federal melaporkan bahwa kira-kira 10% dari total biaya
pelayanan kesehatan dihabiskan ($ 80 Milyar) untuk penanganan
kesehatan mental. Sepertiga dari jumlah tersebut di-peruntukkan
gangguan mental berat, yang dialami oleh suatu kelompok
masyarakat yang diperkirakan berjumlah 5 juta orang, yang

Keperawatan komunitas

Page 23

kebanyakan adalah orang-orang miskin dan pengangguran sebagai


akibat dari penyakitnya itu (Sharkey, 1999).
Terdapat suatu kesepakatan umum yang menuntut pemberian
pelayanan kepada penderita gangguan mental serius dan persisten.
Lebih kontroversial lagi adalah bahwa dua pertiga dari pem-biayaan
untuk gangguan mental tersebut dialokasikan untuk kasus-kasus stres
yang kondisinya memprihatinkan ($ 53 milyar). Kehidupan modern
dapat menimbulkan situasi yang membuat orang semakin stres dan
menyebabkan gangguan mental. Para orang tua berjuang untuk
bekerja dan melayani anak-anak dan orang tuanya pada saat
bersamaan. Peranan gender sedang mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan struktur keluarga tra-disional dan pola budaya.
Ketika bekerja sama dengan komunitas I secara proaktif, tim PHC
sebaiknya memfokuskan perhatian-nya pada masalah kesehatan
mental yang menjadi prioritas ter-tinggi dalam atau bagi komunitas.
Bantuan dari dan kerja sama dengan berbagai disiplin lainnya serta
kelompok warga yang aktif di komunitas yang lebih luas lagi
biasanya sangat menun-jang upaya tersebut. Dalam komunitas yang
orang-orang dan kelompoknya sering menjadi objek pengobatan
daripada se-bagai subjek (Freire, 1982) dan menjadi bergantung
kepada sistem kesejahteraan, keterlibatan dan mobilitas
masyarakat sangat diperlukan untuk mengurangi beban gangguan
mental.
8. Penyediaan obat-obat esensial
WHO telah lama meyakini bahwa penyediaan obat-obat esensial
yang adekuat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat
merupakan hal yang sangat penting untuk suksesnya program PHC.
Upaya-upaya untuk mengenali dan mengizinkan penjualan
hanyaterbatas pada obat-obatan esensial bagi negara-negarayang
menganut pendekatan PHC. Bagaimanapun, upaya ini meng-alami
penentangan yang sangat besar terutama dari industri farmasi dan
banyak profesional kesehatan. Pengobatan yang tepat membutuhkan
ketersediaan obat-obatan esensial yang aman dan efektif,
bermututinggi, dapat disuplai, disimpan, didistribusikan secara
adekuat, dan sudah tentu berhasil guna. Selain penyediaan obatobatan esensial, banyak negara sedang mempelajari keguna-an jamu
dan obat-obat serta pengobatan tradisional lainnya dalam sistem
PHC (leGrand & Wondergem, n.d.).
Untuk mencapai tujuan ini, industri farmasi, profesional kesehatan,
masyarakat, sekolah, universitas, dan pemerintah harus bekerja sama
dan saling membantu. Untungnya, kebijakan pemasaran obat-obatan
dan pendistribusiannya telah berhasil direalisasikan di negara-negara
seperti Uganda dan Bangladesh, tetapi tidak di Amerika Serikat.
Agar tujuan yang lebih luas seperti tujuan-tujuan PHC lainnya
tercapai, dibutuhkan keinginan politis dan kesungguhan.
Keperawatan komunitas

Page 24

G. ELEMEN-ELEMEN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS


Elemen Peran :
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional
(ELEMENT ROOL) antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator,
collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

a)

Client Advocate (Pembela Klien)

Tugas perawat :
1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,
sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi
dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien (Dysparty,1998) antara lain :
1.
Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2.
Hak atas informasi tentang penyakitnya
3.
Hak atas privacy
4.
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5.
Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1.
Hak atas informasi yang benar
2.
Hak untuk bekerja sesuai standart
3.
Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4.
Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5.
Hak atas rahasia pribadi
6.
Hak atas balas jasa
b)

Conselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
Keperawatan komunitas

Page 25

untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional


dan intelektual.
Peran perawat :
1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
c)

Educator :

Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid
untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak
pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah
tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan
baru atau ketrampilan secara teknis.
1.
Dilakukan kepada klien /klg tim kes. Lain baik secara spontan pada saat
berinteraksi maupun formal.
2. Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan .
3. Dasar pelaksanaan adalah intervensi dalam proses keperawatan.
d)

Collaborator

Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu
mempercepat penyembuhan klien.
e) Coocrdinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
a. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
b. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c. Menggunakan keterampilan perawat untuk :
1.
Merencanakan
2.
Mengorganisasikan
3.
Mengarahkan
Keperawatan komunitas

Page 26

4.

Mengontrol

f) Change Agent
Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu orla membuat
perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986). Mengidentifikasi masalah, mengkaji
motifasi pasien dan membantu klien tuk berubah, menunjukan alternated, menggali
kemungkinan hasilk dari alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu,
membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney)
PERAN PERAWAT KESAHATAN MASYARAKAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

H.

Pelaksana pelayanan keperawatan


Pendidik
Koordinator pelayanan kesehatan
Innovator/pembaharu
Organisator yankes
Role Model/panutan
Fasilitator
Pengelola/Manajer

TREND DAN ISU KESEHATAN KOMUNITAS

1. Trend
1 Pengertian
Konsep dasar tentang tren (trend) adalah hal yang sangat mendasar dalamberbagai
pendekatan analisa berbasis teknikal. Semua aspek yang ada bertujuan sama yaitu untuk
membantu mengukur tren suatu hal atau topik, dalam rangka berpartisipasi dalam tren
tersebut. Anda mungkin sering mendengar istilah populer seperti always trade in the
direction of the trend, never buck the trend, atau the trend is your friend. Tulisan
singkat ini mencoba mengupas dan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan
tren dan
mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori.
Secara umum, tren adalah ke arah mana sesuatu bergerak. Tapi kita
membutuhkan definisi yang lebih akurat untuk dapat memanfaatkannya dalam analisa
Keperawatan komunitas

Page 27

teknikal. Pertama yang harus diingat adalah bahwa gerakan kepopuleran atau sesuatu yang
aktual tidak berbentuk garis lurus ke satu arah. Melainkan bergerak dalam bentuk
serangkaian zigzag. Gerakan Zigzag ini membentuk rangkaian gelombang yang berurutan,
dengan puncak (peak/top) dan tembusan (through) yang cukup jelas. Arah peak dan
through ini yang menentukan tren. Peak dan through ini bergerak naik, turun, atau
menyamping (sideways). Arah gerakan inilah yang memberitahukan kita tentang sebuah tren.
Sebuah tren menaik (uptrend) didefinisikan sebagai serangkaian urutan peak dan through
yang menaik. Tren menurun (downtrend) adalah kebalikannya, yaitu serangkaian peak
dan through yang semakin menurun. Adapun serangkaian peak dan through yang
cenderung menyamping disebut sebagai sideways/ranging. Namun tren yang dimaksud
disini adalah tren yang bergerak naik yang ditandai dengan peak dan trough.
Jadi, Tren keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming,
actual, dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.
2. Isu Keperawatan Komunitas
Pengertian
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga
dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas
khabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok persoalan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah masalah
yang dikedepankan. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :
1. Masalah yang dikedepankan untuk ditangani;
2. Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;
3. Kabar, desas-desus.
Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atau akan
terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat. Jadi, isu
keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau desas
- desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.

Keperawatan komunitas

Page 28

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan

Setelah membaca isi dari pembahasan makalahb diatas maka kami menarik suatu
kesimpulan :

Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang merupakan


gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam
meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan ditujukan kepada
Keperawatan komunitas

Page 29

individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan.

Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain:
orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.

B.

Saran

Saran kami yaitu : marilah kita belajar dengan sungguh-sungguh agar kita dapat
menjadi perawat yang professional.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 1992, Jakarta, Pedoman Kerja Perkesmas Jilid I


Departemen Kesehatan RI, 1993, Jakarta, Petunjuk Pengelolaan Perawatan Kesehatan
Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Keperawatan Komunitas
Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik
Depkes RI, 1985, Jakarta, Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat

Keperawatan komunitas

Page 30

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat


2010. http://www.depkes.go.id/indonesiasehat.html
Sugeng Riyadi, S.Kep, Ns KEPERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAThttp://www.125.160.76.194/data/data-lenovo/data
http://yesimursal.blogspot.com/2013/04/perspektif-dan-falsafahkeperawatan.html di ambil 1 Mei 14
http://aanborneo.blogspot.com/2012/07/keperawatan-komunitas.html di ambil 1 Mei 14
http://mantrinews.blogspot.com/2011/12/ruang-lingkup-keperawatankomunitas.html di ambil 30 april 2014
http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/02/konsep-keperawatankesehatankomunitas.html di ambil 1 Mei 14

Keperawatan komunitas

Page 31

Anda mungkin juga menyukai