Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA


ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa
Tempat Praktek
Tanggal Praktek
I.

: Lili suryani
: Ruang PICU/ NICU RSUD Moewardi Surakarta.
: 22 September 27 September

Identitas Data
Nama
: By.A.
TTL
: Solo, 12- 9- 2003.
Usia
: 10 hari.
Nama Ayah : Tn. J.
Nama Ibu : A.
Alamat
: Semanggi 2 /12 Solo.

Tanggal Pengkajian : 22 9- 2003.


Tanggal masuk
: 12 9- 2003
Agama
: Islam.
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan Ayah : SMA.
Pendidikan Ibu
: SMP.

II. Keluhan Utama :


Klien masuk (tgl.12/9/2003) dengan demam disertai kejang dan muntah.
III. Riwayat Kehamilan dan kelahiran.
Prenatal
: Frekwensi Trimester I
Trimester II
Trimester III

: 3x
: 3x
: 2x

Intranatal
: Riwayat kelahiran di RS ditolong dokter ketuban pecah tgl.
12-9-2003 lahir jam 17.45. presentasi bokong persalinan dengan tindakan
Manual aid indikasi Presbo, lama persalinan 7 jam 50 menit. BB= 2.900 kg,
PB= 48 cm, LK/LD=36/33 cm. LLA = 11 cm.
IV. Post natal
: Kontrol seminggu sekali di poli klinik, ASI lancar, bayi
belum menyusui karena masih dalam perawatan PICU/NICU.
V. Riwayat Masa lampau
1.
2.
3.
4.

Penyakit waktu Kecil


Pernah dirawat di RS
Obat-obat yang digunakan
Tindakan (Opeasi )

: tidak ada.
: tidak pernah
: Obat penurun panas, batuk, pilek.
: tidak pernah.

5. Alergi
:6. Kecelakaan
:7. Imunisasi
: belum pernah
VI. Riwayat keluarga (disertai genogram)

VII. Riwayat Sosial


1. Yang mengasuh
: ibu sendiri.
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik ditunggu oleh kedua orang tua
dan keluarga.
3. Hubungan dengan teman sebaya
:4. Pembawaan secara umum
: Gerakan kurang aktif
5. Lingkungan rumah
: Klien tinggal bersama orang tua.

VIII.

Kebutuhan dasar

1. Diagnosa medis
: Sepsis Neonatorum + Hiperbilirubinemia.
2. Tindakan operasi
: Tidak ada.
3. Status nutrisi
: BB lahir 2.900 kg. Sekarang 2.600 kg. (Status Gizi
kurang menurut NCHS 2,6/3,3 x 100% =78 % termasuk gizi biruk).
4. Status cairan
: Infus D 10% 23 tpm micro.
5. Obat-obatan
: - Bacterisym 2 x 180 mg.
Alinamin F 2 x 1 cc
Mikasin 2 x 22 mg.
Luminal 2x 500 mg p.o

NP primer 1/3 btl per hari.


6. Aktifitas
: KU lemah, pergerakan kaki tangan lemah.
7. Tindakan keperawatan : monitor KU, VS, pernafasan, intake output,
muntah.
8. Jasil Lab.
Tgl. 14/9/2003
-Hb :17,8 gr%
-Hematokrit = 48,4 %

Tgl.13/9/2003
- AL
= 17,8 K/UL.
- Netrofil = 11,9 lymp = 3,68
- monosit = 1,91
- Eo
= 130
- Baso
= 187.

Tgl. 15/9/2003
Hb =13 gr%
Ht = 33,9 %
Total Protein = 6,0 G/dl
Albumin = 3,6 G/dl
Bilirubin total = 10,40 H Mg/dl
Bilirubin direc.= 0,5 H MG/ dl
Tgl. 17/9/2003.
Natrium
: 137,7 mmol/L
Ion Kalsium : 3,83 mmol/L
Tgl 18/9/2003
Bilirubin total = 14 mg/DL
Bilirubin Direk = 1,22 H mg/DL
Tgl. 20/9/2003.
Bilirubin total = 11,0 H Mg/dl
Bilirubin direc. = 0,89 H Mg/dl
Tgl.23/9/2003.
Bilirubin total = 5,56 H Mg/dl.
Bilirubin direc. = 1.00 Mg/dl
Ureum
= 11 Mg/dl.
Creatinin
= 0,6 Mg/dl

IX. Pemeriksaan Fisik


KU lemah, gerak kurang aktif , tangis lemah
BB= 2.600 kg. LLA= 11 cm, LK= 36, Lingkar dada = 33 cm, PB=
48cm.
Kepala : bentuk mesocephal, sutura belum menutup, UUB cekung,
rambut hitam tidak mudah dicabut.
Mata : simetris, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterus +/+,
Hidung: simetris, discharge - , sekter t.a.k. terpasang NGT.
Mulut : bibir dan mukosa lembab, sianosis- .
Telinga : simetris, discharge t.a.k.

Tengkuk : leher bentuk normokolli, tidak ada kakuk kuduk.


Thorax : retraksi +, suprasternal, interkostal, intrastenal.
COR : BJ= I-II murni, reguler, bising +
Pulmo : SD vesikuler +/+, ST -/Abdomen : supel, peristaltik +, turgor baik.
Ekstremitas: gerakan lemah, oedem ka/ki =-/- kaki kanan
terpasang infus.
Vital sight: HR 100 x/mnt. RR= 40x/mnt. S= 37,5oC.

X. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan.


Kemandirian dalam bergaul : klien belum dapat tersenyum
spontan, sudah dapat melihat muka pemeriksa.
Motorik halus: belum dapat mengikuti ke garis tengah.
Kognitif bahasa : tangis lemah, belum mampu bersuara.
ANALISA DATA
Motorik kasar : belum mampu mengangkat kepala.
Data klien

Masalah Keperawatan
Resiko infeksi b.d prosedur
infasif, penurunan sistim imun.

Data obyektif:

Neonatus umur 10 hari


KU lemah, kesadaran samnolent.gerak
kurang aktif, tangis lemah.
S= 36,5oC N= 100x/mnt, HR= 40x/mnt
Terpasang infus, NGT, O2
Al = 17,8 x 103 K/ul (13/9)

Data obyektif :
KU lemah.
Refleks isap lemah, muntah (+) kebutuhan
nutrisi per sonde LLL/ASI 2,5 cc/2 jam residu
(+) setiap pemberian ulang.
Turgor jelek
BB lahir= 2.900 kg
BB sekarang = 2.600 kg.
Starus gizi buruk
Hb = 13,4 gr% Ht= 33,9% (14/9)
Albumin = 3,6 g/dl (15/9)

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
b.d gangguan absorbsi.

Protein 6,0 L G/dl.


PK : sepsis

Data Obyektif.
KU lemah
Terpasang infus, O2
Tidak mau menetek, muntah, terpasang NGT,
oral ASI/LLM 2,5 cc/jam.
Letergi, tonus otot menurun.
TTV:
S= 27oC N= 40x/mnt HR= 120x/mnt.

PK : Hiperbilirubinemia

Data Obyektif :
KU lemah
Warna kulit ikterik (Kramer IV)
Bil Direk = 0,89 H Mg/DL
Bil. Total = 5,56 H MG/DL
Ureum = 11 MG/DL
Creatinin = 0,6 L MG/DL. (23/9)

ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl/
Dx.Keperawatan
Tujuan
No.Dx
Resiko infeksi s.d prosedur
22/9
invasif (infus, NGT,O2,Meminimalkan
Dx.1
penurunan sistim imun.
Data Obyektif:

terjadinya infeksi oleh


Agent patogen. Dengan
kriteria :

Neonatus umur 10

hari

KU lemah,
kesadaran
samnolent.gerak
kurang aktif, tangis

lemah.
S= 36,5oC N=
100x/mnt, HR=
40x/mnt
Terpasang infus,
NGT, O2
Al = 17,8 x 103 K/ul
(13/9)

TTV dbn.
Daerah Verband &
IV line bersih, tidak
ada tanda-tanda
radang.
AL dbn.

Intervensi
1. Proteksi infeksi.

Rasional
7. Meminimalkan
terpaparnya organisme
kontaminasi & trasmisi
infeksi.

8. Kewaspadaan
2. Kontrol infeksi &
pencegahan infeksi
dengan memberi
perawatan fisik
sehari-hari dengan
menggunakan
kewaspadaan
universal.

3. IV line side care.

unuversal secara rutin


diperlukan saat kontak
dengan cairan tubuh/
produk darah untuk
menlindungi
perawatan kesehatan
dari potensial infeksi

9. Mencegah

dan

meminimalkan
kolonisasi bakteri.

10. Mengidentifikasi
4. Tes laboratorium
(Kultur darah,
jumlah trombosit,
Hb,Ht).

5. Monitor Vital sign.

penyebab
berhubungan
sepsis.

yang
dengan

11. Peningkatan
adalah
gejala
infeksi

TTV
salah
satu
terjadinya

12. Mencegah media untuk


berkembang biak.

6. Self Care

7. Management
tindakan invasif

13. Mempertahankan
prinsif
septik&
aseptik.dapat
mencegah masuknya
kuman patogen dan
apatogen.

22/9
Dx.2

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuhMempertahankan
1.
b.d gangguan absorbsi.
masukan nutrisi yang
adekuat dengan kriteria ;
Data obyektif :
1. BB normal sesuai
umur
(penurunan
KU lemah.
BB
tidak
kurang
Refleks isap lemah,
dari 10% BB lahir).
muntah (+) kebutuhan
2. Secara
adekuat
nutrisi per sonde
terhidrasi
dengan
LLL/ASI 2,5 cc/2 jam
haluaran
urine2.
residu (+) setiap
normal
pemberian ulang.

Turgor jelek
BB lahir= 2.900 kg
BB sekarang 2600kg
Starus gizi buruk
Hb = 13,4 gr% Ht=
33,9% (14/9)
Albumin = 3,6 g/dl (15/9)
Protein 6,0 L G/dl.

turgor kulit membaik.

Timbang BB sesuai
indikasi

1. Kelebihan

atau
penurunan
BB
menetap
dapat
menetapkan
bahwa
masukan kalori tidak
adekuat dengan jumlah
yang diberikan.

2. Hiperaktifitas

SSP
dapat
memengaruhi
perilaku
makan
nutrient oral secara
negatif.

Pantau kekuatan &


koordinasi
mengisap
sertarefleks
3. Membersihkan parese
menelan

3. Kaji kongesti nasal


atau bersin pada
bayi
sebelum
pemberian makan.

4. Observasi keadaan
sonde

5. Lakukan

pernafasandari mukus
yang berlebihan ,
mungkin bayi baru
lahir bernafas lebih
mudah saat makan
yang
memperbaiki
masukan oral.

4. Untuk
mempertahankan
posisi dalam keadaan

aspirasi5. Untuk mengetahui


adanya residu setiap
sonde
pemberian makanan.

pada
sebelum
memberikan
makanan

6. Memudahkan

6. Posisikan

bayi
miring kanan, jgn
mengganggu
setelah pemberian
makanan

pengosongan
lambung
meningkatkan
absorbsi

dan

7. Mengidentifikasi
7. Pantau masukan &
haluaran
bayi
termasuk frekwensi
konsistensi
defekasi.

ketidak
seimbangan
memungkinkan
intervensi
dini.
Kepekaan
GI
dihubungkan dengan
sering defekasi atau
faeces cair muntah
atau regugitasi dengan
akibat dehidrasi &
malnutrisi.

8. Bayi memerlukan kira2


8. Tentukan

jumlah

115 kkal/kg selama 6


bulan
pertama
kehidupan atau 54

kkal/lb.
Kebutuhan
cairan kira2 530 ml/hr.
1/3
dari
energi
digunakan
untuk
pertumbuhan
ketidakadekuatan
masukan
kalori&
cairan
yang
akan
mengakibatkan
ketidakadekuatan
nutrisi
dan
pertumbuhan
BB
buruk. (Protein yang
adekuat secara kritis
penting
untuk
memberikan pert.otak
selama fase hiperplasi
& hipertropi pada 6
bulan
pertama
kehidupan). Ketidak
adekuatan mencerna
protein selama fase ini
akan mengakibatkan
perlambatan
perkembangan).

tipe & frekwensi


masukan parenteral
dalam 24 jam

9. Masukan cairan yang


tidak
adekuat
mengakibatkan
dehidrasi
yang
dimanifestasikan
dengan
depresi
fontanel,
penurunan
haluaran urine, turgor
kulit
buruk
&
kekeringan mukosa.

9. Kaji

hidrasi,
perhatikan keadaan
fontanel,
prod.mukus,turgor
& jumlah popok
yang basah/hari.

22/9
Dx.3

22/9
Dx.4

PK: Sepsis

1. Sebagai

Setelah
dilakukan1. Kaji
tanda2
Data obyektif.
tindakan
keperawatan
septikimia
diharapkan sepsis tidak
KU lemah
2.
terjadi, dengan kriteria :
Terpasang infus, O2
2. Monitor TTV
1. Tidak
terdapat
Tidak mau menetek,
tanda-tanda
muntah, terpasang NGT,
septikemia.
oral ASI/LLM 2,5 cc/jam.
3.
2. TTV dbn.
Letergi, tonus otot
3. Beri obat-obatan
menurun.
3. AL dbn.
sesuai indikasi
TTV:
seperti antibiotik
S= 27oC N= 40x/mnt
HR= 120x/mnt.

PK : Hiperbilirubinemia
Data obyektif

KU lemah

Setelah
dilakukan1. Observasi
bayi,
tindakan keperawatan
perhatikan
slera
diharapkan
tidak
dan mukosa oral,

deteksi
terjadinya septikemia.
TTV akan mengalami
perubahab pada klien
yang
mengalami
sepsis.
Antibiotik
untuk
bakteri gram positif.

1. Mendeteksi

bukti/
derajat
ikterik
Penampilan klinis dari
ikterik jelas pada kadar

Warna kulit ikterik

terjadi
hiperbilirubinemia.

(Kramer IV)
Bil Direk = 0,89 H
Mg/DL
Kriteria hasil :
Bil. Total = 5,56 H
1. Slera tidak ikterik
MG/DL
2. Bilirubin total dan 2.
Ureum = 11 MG/DL
bilirubin direk
Creatinin = 0,6 L
dbn.
MG/DL. (23/9)

kulit menguning
dan
bagian
tertentu.
Pantau
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi : bilirubun
direk dan indirek.
Hb/Ht, protein
serum total.

bilirubin lebih dari 7-8


mg/dl pada bayi cukup
bulan.

2. Kadar bilirubin untuk


memprediksi potensial
terjadinya kern ikterus.
Peningkatan
kadar
Hb/Ht
menendakan
polisitemia. Kadar Hb
rendah
mungkin
dihubunhkan dengan
hidrocephalis
atau
dengan
inkompatibilitis
RH
yang terjadi dalam
uterus
serta
menyebabkan
hemolisis, edema dan
pucat kadar rendah
protein
serum
menandakan
penurunan
kapasitas
ikatan
terhadap
bilirubin.

3. Alinamin & NP primer


3. Berikan obat-

untuk
mencukupi
kebutuhan protein.

obatan sesuai
indikasi :
Alinamin F 2x1
cc
Bacterisym
2x180 mg
Mikasin 2x 22
mg
NP Primer 1/3 4. Terapi sinar
menyebebkan
btl/hr.

4. Lakukan light
terapi sesuai
indikasi.

dapat

terjadinya isomerisasi
bilirubin.

CATATAN PERKEMBANGAN
No.Dx
.
1.

Tgl
22 Sept.2003
J: 10.00 WIB

IMPLEMENTASI

EVALUASI

J: 13 00

22 sept.2003
S:O:
1. Proteksi infeksi ( mencuci tangan sebelum Ku lemah
dan sesudah menyentuh bayi)
Infus (+) 23 tpm mikro tidak
ada tanda2 infeksi
2. Monitor TTV
S= 37,2 o C N=120x/mnt
HR = 40x/ mnt.
3. Observasi cairan infus, tanda-tanda

Oral
ASI/LLM 2,5 cc/2 jam
infeksi & flebitis.
residu
+
4. Mempertahankan daerah pemasangan

23 Sept.2003
J : 09.00. WIB

jalur infasif agar tetap dalam posisi


yang baik (infus mobilisasi spalk).
5. NGT (+) terpasang baik.

J: 11.00 WIB

23 September 2003.
A: Masalah teratasi belum tyeratasi
P: Lanjutkan intervensi.

1. Proteksi

J : 11.00 WIB

infeksi
:
observasiS: O:
pemasangan jalur infasif.
2. Membersihkan daerah sekeliling bayi Ku lemah, tangis by lemah
mengganti alas dengan kain lembut Infus D 10 % 23 tts/mnt mikro
dan bersih .
lancar tidak ada tanda-tanda
3. Membersihkan
daerah
perineum infeksi
dengan kapas basah dan lembut serta Oral + ASI/ LLM 2,5 cc/2 jam
residu 3 cc
menggati popok.

Intake
: 552
4. Obervasi input autput, warna dan
jumlah, menampung urine dengan
Out put : 150

5. kantong plastik.

Balance : + 402 cc
BB= 2600 kg.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan dengan
mempertahankan
kondisi
lingkungan yang aseptik.

24 Sept 2003
J : 08.00 WIB

1.
2.
3.
4.
5.

24 September 2003.
S: O:
Proteksi infeksi ( cuci tangan sebelum
KU lemah
dan sesudah kontak dengan pasien)
TTV : S=36.5oC N=120x/mnt
Observasi tanda-tanda vital.
HR= 40x/mnt.
Observasi jalur invasif (infus, NGT)
Iritasi (-), infus terpasang baik ,
Mengganti popok setiap kali basah
tidak ada tanda-tanda infeksi.
Membersihkan badan bayi dengan
Popok diganti setiap basah
kapas lembut
daerah perineum tidak lecet.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi.

Dx.2

22 Sept.2003
11.00 WIB.

6.

7.
J: 12.45 WIB

8.
J: 13.00 WIB

9.
10.
11.

23 Sept.2003
J: 10.00. WIB

22 September 2003
S: O:
KU lemah,
Mengobservasi keadaan sonde
Turgor kulit jelek
Memantau kondisi kekuatan dan
Malas menyusui, kebutuhan
refleks mengisap serta menelan
nutrisi peroral sonde (+)
Mengkaji kongesti nasal bersin
ASI/LLm 2.5 cc/2 jam.
sebelum pemberian makanan.
Residu (+) 3 cc
Melakukan aspirasi sebelum
Intake 552
memberikan makan lewat sonde.
Mengatur posisi bayi miring kanan Out put 135
Memantau masukan dan haluaran BB= 2.600 kg
Muntah (+)
termasuk frekwensi dan
A
: Masalah belum teratasi
konsistensi defekasi.

12. Memberikan nutrisi parenteral


P: Lanjutkan intervensi.
sesuai indikasi, infus D10% 23
tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/
hari.
1. Timbang BB

23 September 2003.
S:
2. Mengobservasi keadaan sonde
O:
3. Memantau kondisi kekuatan dan BB 2750 kg.
ASI/LLM 2,5 cc/ 2 jam Residu
refleks mengisap serta menelan
(+) 3 cc , muntah (+)
4. Mengkaji kongesti nasal bersin

Infus D 10 % 23 tpm .
sebelum pemberian makanan.
5. Melakukan
aspirasi
sebelum NP Primer 1/3 botol perhari
memberikan makan lewat sonde. Alinamin F 2x1 cc inj.
6. Mengatur posisi bayi miring kanan Turgor jelek, dicoba untuk
7. Memantau masukan dan haluaran menetek (-).

J : 11.30

termasuk frekwensi dan konsistensiA : Masalah belum teratasi


defekasi.
8. Memberikan nutrisi parenteralP : Lanjutkan intervensi.
sesuai indikasi, infus D10% 23
tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/
hari.
9. Mengajari ibu menyusui (bayi tidak
mau menyusui muntah (+) 3 X

24 Sept 2003
J: 15.00 WIB

1. Mengobservasi keadaan sonde

24 September 2003

2. Memantau kondisi kekuatan danS: O:


refleks mengisap serta menelan
KU lemah.
3. Mengkaji kongesti nasal bersin
BB 2.800 kg
sebelum pemberian makanan.
4. Melakukan
aspirasi
sebelum Residu (+) 3 cc

Muntah (+)
memberikan makan lewat sonde.
5. Mengatur posisi bayi miring kanan A : Masalah belum teratasi
6. Memantau masukan dan haluaran
termasuk frekwensi dan konsistensiP: Lanjutkan intervensi.
defekasi.
7. Memberikan nutrisi parenteral
sesuai indikasi, infus D10% 23
tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/
hari.
Dx.3

22 Sept.2003

22 September 2003.

J: 08.00 WIB

S:O:-

1. Mengkaji adanya septikemi.

J: 11.00 WIB.
J: 11.30. WIB

2. Memberi obat-obatan sesuai


dengan indikasi :
Alinamin F 2x 1 cc inj.
Bacterisym 2 x 180 mg.
NP primer 1/3 botol perhari.
3. Monitor TTV
4. Kaji hasil lab.

23 Sept.2003

KU lemah.
Malas menyusui
NGT (+) ASI/ LLM 2,5 cc/2
jam Residu (+)
Muntah (+)
S = 37oC
N= 120x/mnt
HR= 40x/mnt.
Turgor jelek
Lab. Protein 6,0 L G/dl

AL = 13,8 k/ul (13/9)


A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi.

J: 11.00 WIB
23 September 2003

1. Monitor TTV.
2. Memberi obat-obatan sesuai
dengan indikasi :
Alinamin F 2x 1 cc inj.
Bacterisym 2 x 180 mg.
NP primer 1/3 botol perhari.
3. Memberikan nurtrisi parenteral

S: O:

KU lemah.
Malas menyusui
NGT (+) ASI/ LLM 2,5 cc/2
jam Residu (+)
Muntah (+)
S = 36,5oC
N= 100x/mnt
HR= 40x/mnt.
Turgor jelek
Lab. Protein 6,0 L G/dl

AL = 13,8 k/ul (13/9)


A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi.

24 Sept.2003
J: 17.00 WIB

24 September 2003
S: O:-

1. Mengkaji adanya septikemi.

2. Memberi obat-obatan sesuai

KU lemah.
Malas menyusui

dengan indikasi :
Alinamin F 2x 1 cc inj.
Bacterisym 2 x 180 mg.
NP primer 1/3 botol perhari.

3. Monitor TTV

NGT (+) ASI/ LLM 2,5 cc/2


jam Residu (+)
Muntah (+)
S = 37oC
N= 120x/mnt
HR= 40x/mnt.
Turgor jelek
Lab. Protein 6,0 L G/dl

AL = 13,8 k/ul (13/9)


A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi.
DX.4

22 Sept.2003
J : 08.00 WIB
J: 10.00 WIB.

22 September 2003
1. Observasi KU
2. Mengobservasi bayi, perhatikan
S:sklera dan mukosa oral, kulit.
3. Memantau pemeriksaan lab. Sesuai O:
indikasi bilirubin direk dan indirek. KU : lemah
TTV : S= 37,2o C, N=
Hb, Ht Protein serum total
4. Memberikan obat sesuai dengan
40 x/mnt.
HR=
indikasi :
100x/mnt.
Alinamin F 2x 1 cc inj.
Lab:
Bil.tota = 11,0 H MG/dl
Bacterisym 2 x 180 mg.inj
Bil.Direk= 0,89 H MG/dl
NP primer 1/3 botol perhari.
(25/9)
Hb= 17,4 g%
Ht= 48,4 gr
( 15/9)
Ikterus Kramer IV
Nutrisi personde ASI/LLM
2,5 cc/ 2 jam, residu (+) ,
muntah (+)

J: 11.00 WIB

5. Memberikan nutrisi yang adekuat.

23 Sept. 2003
J : 08.00 WIB

1. Observasi KU
23 September 2003.
2. Mengobservasi bayi, perhatikan
S: sklera dan mukosa oral, kulit.
O:
3. Memantau pemeriksaan lab. Sesuai 1. KU lemah
indikasi bilirubin direk dan indirek. 2. S= 36,6oC N= 100x/mnt, HR=
40 x/mnt.
Hb, Ht Protein serum total
3. Hasil lab :
4. Memberikan obat sesuai dengan
Bil.tota = 11,0 H MG/dl
indikasi :
Bil.Direk= 0,89 H MG/dl
Alinamin F 2x 1 cc inj.
(25/9)
Bacterisym 2 x 180 mg.inj
Hb= 17,4 g%
NP primer 1/3 botol perhari.
Ht= 48,4 gr
( 15/9)
Ikterus Kramer IV
Nutrisi personde ASI/LLM
2,5 cc/ 2 jam, residu (+) ,
5. Memberikan nutrisi yang adekuat.
muntah (+)

Alinamin F 2x 1 cc inj.
Bacterisym 2 x 180
mg.inj


24 Sept.2003.
J : 17.00 WIB

NP primer 1/3 botol


perhari.

1. Observasi KU

24 Sept 2003

2. Mengobservasi bayi, perhatikan


sklera dan mukosa oral, kulit.

S:O:

3. Memberikan obat sesuai dengan


indikasi :
Alinamin F 2x 1 cc inj.
Bacterisym 2 x 180 mg.inj
NP primer 1/3 botol perhari.
4. Obervasi haluaran

KU lemah
Ikterik kramwe IV
Nutrisi personde ASI/LLM

2,5 cc/ 2 jam, residu (+) ,


muntah (+)
BAB (+) cair warna kunig
BAK (+) warna kuning

Anda mungkin juga menyukai