OLEH :
NUR SAUMI
NIM : 8146132052
Kelas A1W
Prodi Administrasi Pendidikan Kepengawasan
Dosen :
Dr. DARWIN, M. Pd
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Produktif Terhadap Mutu
Pendidikan Di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi dan
penjaminan mutu pendidikan dan juga dengan harapan dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun yang membaca makalah ini.
Demikian makalah ini saya selesaikan. Kami menyadari bahwa proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
saya terima untuk pembenahan pengetahuan saya selanjutnya.
NUR SAUMI
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................
BAB II
BAB III
PENUTUP ................................................................................ 27
A. Kesimpulan .......................................................................... 27
B. Saran ................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pusat-pusat
dan Tenaga
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diduga adanya pengaruh
penguasaan kompetensi profesional guru mata pelajaran produktif Program
Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura terhadap mutu pendidikan
di SMK Negeri 4 Tebing Tinggi. Oleh sebab itu, kajian permasalahan diarahkan
kepada :
1.
2.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban secara teoretis atas
permasalahan yang ada, secara operasional tujuan dari penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Untuk
D. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan masukan terhadap upaya peningkatan kualitas guru Mata Pelajaran
Produktif Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura SMK
Negeri 4 Tebing Tinggi. Secara operasional manfaat yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah:
1.
2.
Bagi guru dan siswa informasi tentang interaksi belajar mengajar yang
telah berlangsung dapat menjadi pertimbangan dalam memperbaiki sistem
pembelajaran sebagai usaha meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.
Bagi kepala sekolah dapat menjadi fakta tentang kondisi objektif kompetensi
profesional guru mata pelajaran produktif, sehingga menjadi dasar awal untuk
mengusulkan pemenuhan guru produktif di sekolah. Tulisan ini juga menjadi
dasar bagi kepala sekolah untuk memicu motivasi guru dalam peningkatan
kompetensi guru produktif di SMK serta dapat digunakan sebagai
mempertimbangkan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan sekolah.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kompetensi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS Purwadarminta,
pengertian kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan
suatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. 4
Menurut pendapat C. Lynn, bahwa competence my range from recall and
understanding of fact and concepts, to advanced motor skill, to teaching
behaviours and profesional values. Kompetensi dapat meliputi pengulangan
kembali fakta-fakta dan konsep-konsep sampai pada ketrampilan motor lanjut
hingga pada perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional. 5
Spencer dan Spencer dalam Hamzah B.Uno kompetensi merupakan
karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan
berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama.
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja
seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan
perilaku.6
Lebih lanjut Spencer dan Spencer dalam Hamzah B.Uno, membagi lima
karakteristik kompetensi yaitu sebagai berikut :
1. Motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan
sesuatu.
2. Sifat, yaitu karakteritik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi.
3. Konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan image dari sesorang.
4. Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu.
5. Ketrampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan
dengan fisik dan mental.
4
Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 1999), hal 405
C. Lynn, Phicical Education Teacher Education, (New York : Chichester Brisbone, 1985), hal 33
6
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), hal 63
5
Pada
sistem
pengajaran,
kompetensi
digunakan
untuk
b. Kompetensi Guru
Menurut Zamroni , guru adalah orang yang memegang peran penting dalam
merancang strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Keberhasilan proses
pembelajaran sangat tergantung pada penampilan guru dalam mengajar dan
kegiatan mengajar dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang yang
telah
melewati
pendidikan
tertentu
yang
memang
dirancang
untuk
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004), hal 37-38
Pasal 1 Ayat 10 , Undang-undang No. 14 Tahun 2005
9
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Jogjakarta : Biograf Publishing, 2001), hal 60
8
10
Piet Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan
SDM, (Jakarta : Rineka Cipta, 1994), hal 73
11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
12
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Jogjakarta : Hikayat Publishing, 2006), hal 85
13
Akmad Sudrajat, Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah, ((http://akmadsudrajat.
wordpress.com). Online, diakses tanggal 30 Maret 2015
sebenarnya merupakan
pencerminan
guru
atas kompetensinya.
pelajaran,
2)
Kemampuan
Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2002), hal 17
Sumitro, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta : UNY, 2002), hal 17
belajar siswa.
Pada tahu 1970-an terkenal wacana tentang apa yang disebut sebagai
pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi atau Competency Based Training
Education (CBTE). Pada saat itu, Direktorat Pendidkan Guru dan Tenaga Teknis
(Disguntentis) pernah mengeluarkan buku saku tentang sepuluh kompetensi
guru, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melaksanakan bimbingan.
8.
Melaksanakan administrasi.
9.
Menjalin
kerjasama
dan
interaksi
dengan
guru,
sejawat,
dimiliki
guru
dan
masyarakat.
10. Melaksanakan penelitian sederhana.
Kesepuluh
kompetensi
di
atas
diharapkan
secara
maksimal agar proses belajar mengajar akan lebih efektif sehingga menghasilkan
peserta didik yang kompeten. Menurut Suparlan, kompetensi minimal yang
harus dimiliki guru meliputi: menguasai materi, metode dan system penilaian,
namun
jika
tidak
dilandasi
penguasaan kepribadian
keguruan
dan
10
penilaian hasil belajar yang terus-menerus dan jujur. Selain itu penguasaan materi,
guru juga dituntut memiliki antusiasme yang tinggi dalam arti memiliki
semangat
Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
mengelola
pembelajaran
didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
kompetensi
yang
dimilikinya.
2.
17
Wirawan, Profesi dan Standar Evaluasi, (Jakarta : Yayasan dan UHAMKA Press, 2002), hal 9
11
berakhlak mulia.
3.
4.
guru
dalam
penguasaan
terhadap
materi
pelajaran
dan
yang
tepat,
pembelajaran
yang
12
membantu siswa dalam akalnya (bidang ilmu pengetahuan) dan membantu agar
siswa menguasai kecakapan kerja tertentu (selaras dengan tuntutan teknologi),
sehingga mutu penguasaan bahan ajar para guru sangat menentukan keberhasilan
pengajaran yang dilakukan. Lebih lanjut A.Samana menjelaskan guru hendaknya
mampu menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara sistematis
(berpola), relevan dengan tujuan, selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (mutakhir), dan dengan memperhatikan kondisi serta
fasilitas yang ada di sekolah dan atau yang ada di lingkungan sekitar sekolah.20
Melihat keberadaan pendidik dalam proses pendidikan, substansinya
kompetensi pendidik menduduki posisi strategis dalam menentukan kualitas
pendidikan, sehingga pemenuhan kompetensi pendidik menjadi suatu yang harus
diupayakan, seiring dengan dinamika tuntutan masyarakat yang dinamis, yang
memiliki kebutuhan untuk berubah. Sadar terhadap kondisi tersebut dan tuntutan
profesionalnya yang terus berkembang, maka pengembangan kompetensi
pendidik perlu terus diupayakan dengan melalui berbagai tahapan secara
berjenjang.
Menurut pendapat Martinis Yamin guru yang profesional harus memiliki
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Berbadan sehat;
6.
7.
8.
13
memungkinkannya
membimbing
peserta
didik
memenuhi
standar
2.
Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus
diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya.
2.
3.
22
23
14
2.
3.
dan
mengembangkan
bahan
pengajaran,
memilih
dan
24
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006), hal 19
Saiful Adi, Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru, (http://saifula di.wordpress.com/
2007/01/06/kompetensi-yang-harus dimiliki- seorang-guru/). Online, diakses tanggal 30 Maret
2015
25
15
2.
3.
4.
5.
6.
7.
E.Mulyasa,
ruang
lingkup
kompetensi
profesional
guru
ditunjukkan oleh beberapa indikator. Secara garis besar indikator yang dimaksud
adalah:
1.
2.
3.
4.
26
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007), hal 135136.
16
menyelenggarakan
pembelajaran
(diklat)
yang
relevan
dengan
Pasal 39 ayat 1, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
17
18
2.
industri selama 3 bulan. Namun menurut Gatot, hasil dan prosesnya dinilai kurang
efisien dan terlalu sebentar. Maka, mulai tahun 1999 hingga sekarang, diterapkan
masa praktik kerja industri selama 6 bulan. Malah, sebenarnya waktu 6 bulan ini
juga masih dirasa cukup singkat bagi proses praktik kerja industri. Gatot
membandingkannya dengan sistem pendidikan kejuruan yang ada di Jerman.
Dalam sepekan, selama 2 hari anak-anak mendapatkan teori di kelas,
sedangkan tiga hari berikutnya kegiatan pembelajaran berlangsung di industri.
Mungkin, di Indonesia masih perlu berubah setahap demi setahap. Setelah
pemberlakuan masa praktik kerja yang diperpanjang menjadi 6 bulan, proses ini
juga memudahkan para siswa untuk memperoleh peluang praktik kerja ke luar
negeri. Kegiatan praktik kerja di luar negeri ini telah dilakukan sejak tahun 1999.
Pada mulanya, Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur)
mengirimkan 200 kepala sekolah SMK untuk melakukan studi banding ke
Malaysia. Berikutnya, giliran para siswanya yang diberangkatkan magang ke luar
negeri. Di tahun yang sama, sekitar 400 siswa SMK berangkat praktik kerja ke
luar negeri. Hingga perkembangannya sampai dengan tahun 2004, telah ada
sekitar 2.000 siswa SMK seluruh Indonesia yang dikirim ke Malaysia. 80% nya
melakukan
praktik
kerja
di
bidang
perhotelan
dan
pariwisata.
Negara tujuannya tak hanya sebatas Tanah Melayu Malaysia, melainkan juga ke
28
Akmad Sudrajat, Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah, ((http://akmadsudrajat. word
press. com). Online, diakses tanggal 30 Maret 2015.
29
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta : Bina Aksara, 1988)
30
Selamet, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Membentuk perilaku Manusia Pembangunan,
(Bogor: IPB Press, 1998)
19
kabupaten/kota
untuk
ikut
memperluas
pengetahuan
konsep
3.
guru dan tenaga tata usaha. Apabila kesejahteraan guru terjamin, guru dapat
20
memberi perhatian yang lebih kepada pengajaran. Dalam dunia pendidikan, peran
dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru
merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur
pendidikan formal, informal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap
upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan
dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi mereka. Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Untuk meningkatkan mutu siswa, tenaga guru pun harus yang profesional.
Tujuannya, untuk meningkatkan lingkungan hidup dan kaitan dalam ilmu
pendidikan. Peningkatan kualifikasi guru sampai ke jenjang pendidikan S1 hingga
S3. Kualifikasi guru yang diprioritaskan untuk ditingkatkan, terutama di daerah
terpencil, tertinggal dan sulit dijangkau yang belum mencapai kualifikasi
pendidikan S1. Tujuannya memperkecil kesenjangan mutu guru antar daerah,
memenuhi persyaratan minimal profesionalisme tenaga pendidik dalam program
sertifikasi guru serta memperluas pemerataan pendidikan bagi guru.
D. Pembahasan
Dalam kebijakannya, SMK Negeri 4 menentukan arah peningkatan mutu
sekolah kepada peningkatan mutu guru. Berbagai cara dilakukan demi tercapainya
tujuan tersebut. Karena memegang prinsip bahwasanya guru profesional adalah
salah satu faktor utama untuk peningkatan mutu sekolah.
1.
Melalui Supervisi
Menurut Glickman dalam Bafadal supervisi pengajaran adalah serangkaian
31
21
2.
Melalui Pelatihan
Fungsi pelatihan dalam organisasi adalah sebagai segala kegiatan yang
dan
pelatihan
bagi
pengembangan
SDM
termasuk
32
22
3.
b.
Meningkatkan
kemampuan
akademik
sehingga
ada
peningkatan
d.
33
23
4.
24
25
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembinaan kemampuan profesional guru sekolah menengah kejuruan
dilakukan Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten, sekolah menengah kejuruan sendiri, industri dan asosiasi
profesi. Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Kota
Tebing Tinggi melalui pengawas sekolah menengah kejuruan melakukan
pembinaan kemampuan profesional guru dengan melalui pendekatan supervisi.
Kegiatan supervisi yang dilakukan ditujukan untuk mengkaji masalah-masalah
dari segi administratif formal maupun memperhatikan upaya untuk memahami
dan memecahkan masalah-masalah proses pembelajaran yang dihadapi guru-guru
dengan segera.
Pembinaan melalui supervisi baik yang bersifat administratif formal
maupun pemecahan masalah proses pembelajaran dilakukan juga oleh kepala
sekolah. Ada dua pendekatan supervisi yang dilakukan oleh pengawas maupun
kepala sekolah yaitu: (1) supervisi masalah individu dengan tujuan memecahkan
masalah individu; dan (2) supervisi masalah kelompok dengan tujuan
memecahkan masalah kelompok.
Masalah-masalah yang ditemukan oleh supervisor dalam kegiatan supervisi
dapat ditindaklanjuti dengan pembinaan melalui wadah-wadah MGMD, K3S
Sekolah Menegah Kejuruan , Organisasi Profesi, dunia usaha dan dunia industri
(DUDI). Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan akademik baik kemampuan
akademik kependidikan maupun kemampuan akademik bidang kejuruannya, guru
dibina melalui pendidikan lanjutan ke pendidikan tinggi yang sesuai untuk
mengambil jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Guru-guru bidang produktif
yang belum memiliki akta mengajar diarahkan untuk melanjutkan ke LPTK
sebagai lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan sertifikat akta mengajar.
Sedangkan untuk guru-guru telah memiliki akta mengajar diarahkan untuk dapat
memperdalam
bidang
kejuruannya
di
27
perguruan-perguruan
tinggi
yang
28
B. Saran
Melalui pembahasan dari artikel ini, penulis menyarankan beberapa poin
berikut:
1.
Bagi guru, tulisan ini hendaknya dapat digunakan sebagai referensi untuk
meningkatkan kompetensi profesional terutama dalam mata pelajaran
produktif di SMK..
2.
Bagi siswa, tulisan ini memberi informasi dalam hal interaksi belajar
mengajar untuk diimplementasi guru di kelas, sehingga diharapkan prestasi
belajar siswa meningkat.
3.
Bagi
29
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
A. Samana . 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.
A.J. Hariwung. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Ditjen Pendidikan.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam
Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Djojonegoro, Wardiman.1999. Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui
Sekolah Menengah Kejuruan. Balai Pustaka. Jakarta.
E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Engkoswara . 1988. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Bina Aksara. Jakarta
Hamzah. B. Uno. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Martinis Yamin. 2006. Profesionalisasi Guru dan Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press
Piet. A Sahertian 2000. Konsep Dasar danTteknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slamet. M. 1998. Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Membetuk Pola Perilaku
Manusia Pembangunan. Bogor: IPB Press.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Sumitro dkk. 2002. Penghantar Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta :
Fakultas Ilmu Pendidikan
Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing
Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya
INTERNET (Online)
Sudrajat, Akhmad. 2007. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah. Online.
http//:www.akhmadsudrajat.wordpress.com
Saiful Adi. 2007. Kompetensi yang Harus dimiliki Seorang Guru. (Online),
http://saifuladi.wordpress.com/2007/01/06/kompetensi-yang-harus
dimiliki- seorang-guru/.
REGULASI
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.