BAB I PENDAHULUAN
a.
b.
c.
Latar belakang...........................................................................................................
2
Rumusan masalah......................................................................................................
2
Tujuan.........................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
4
PENUTUP KESIMPULAN.................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
21
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu
yang bisa diindra.
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penulisan
Inkuiri
4. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Inkuiri
5. Keunggulan dan Kelemahan yang Muncul dari Penggunaan Strategi
Pembelajaran Inkuiri
BAB II
PEMBAHASAN
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
a.
PENGERTIAN INKURI
Inkuiri adalah salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dalam
pendidikan dasar. Melalui strategi ini, anak mengembangkan kreatifitas diri sendiri
dengan bantuan yang diberikan oleh guru. Pengembangan kreatifitas anak
dipentingkan dalam proses pendidikan mengingat anak secara potensial mempunyai
kemampuan untuk berkreatifitas. Kreatifitas itu sendiri adalah modal dalam
pencerdasan dan pendewasaaan anak. Melalui pendidikan proses pencerdasan,
pendewasaan sosial dan emosional termasuk pendewasaan religius dibangun secara
terarah.
Model ini dapat mengunakan media dengan upaya guru menyajikan sejumlah
informasi tertentu melalui bahan bacaan, film, gambar atau yang lainnya. Kemudian
guru mendorong siswa untuk menggambarkan atau memahami prinsip-prinsip yang
4
berbasis
inkuiri
adalah
metode
pembelajaran
yang
dari
pendekatan
inkuiri
ini
adalah
guru
tidak
mengamati,
menggolong-golongkan,
membuat
dugaan/menduga,
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering
juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berarti saya menemukan.
Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran
di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah
dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah
model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri
merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan
keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce,
1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa
inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi
proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang
mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses
tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki
masalah-masalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai proses
mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah
tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri
adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan
memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsipprinsip ilmiah.
pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) banyak dipengaruhi oleh aliran belajar
kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental (intelektual)
dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu
secara optimal. Aliran belajar kognitif ini melahirkan tiga teori yang menjadi landasan
SPI antara lain:
1. Teori belajar Gestalt
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan perilaku disebabkan karna adanya insight
dalam diri siswa, dengan demikian tugas guru adalah menyediakan lingkungan yang
dapat mengembangkan insight itu sendiri.
2. Teori Medan (oleh Kurt Lewin)
Teori ini menekankan bahwa belajar itu pada dasarnya adalah proses pengubahan
struktur kognitif dan menekankan akan pentingnya hadiah dan kesuksesan sebagai
faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Teori Belajar Konstruktivistik (oleh Piaget)
Teori ini menekankan bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan
ditemukan sendiri oleh siswa. Setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan
pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema
itu secara terus-menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi, akomodasi
dan equilibrasi (pengembangan). Proses asimilasi adalah proses penyatuan
(pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak
siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru.
Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Dengan demikian tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema
yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi tersebut.
Adapun teori-teori belajar yang mendasari proses pembelajaran dengan model
inkuiri antara lain:
1
2
3
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan
tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama
dalam melakukan inkuiri.
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut
untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi
pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan
demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan
dalam proses pembelajaran.
Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri.
11
Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.Karena itu, kemampuan guru untuk
bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
d
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan po-tensi seluruh otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan peng-gunaan otak secara maksimal.
e
Prinsip Keterbukaan
menyediakan
ruang
untuk
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka langkahlangkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
adalah:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan strategi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini, yakni:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri sertatujuan
setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah samapai dengan
kesimpulan.
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, guna memberikan
motivasi pada siswa.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi
13
inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses
berpikir.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di
antaranya:
c.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Setiap
anak pada dasarnya telah memiliki potensi atau kemampuan berpikir sejak ia
lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai dari kemampuan setiap individu untuk
menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah
satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban
dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap
14
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran in-kuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting da-lam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu,
tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang
dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa
tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya
ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak gairahan dalam belajar. Manakala guru
menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terusmenerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui
penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa
sehingga mereka terangsang untuk berpikir. Oleh sebab itu, tugas dan peran
guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Trianto
dalam bukunya menjelaskan bahwa data yang dihasilkan dapat berupa tabel,
matrik atau grafik.
E. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencar itingkat keyakinan
siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti
15
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan
tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
16
siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru
Mendorong siswa berfikiran dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersifat objektif
jujur, dan terbuka
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri
Memberi kepuasan bersifat intristik
Proses belajar menjadi lebih merangsang
Memberi kebebasan siswa untuk berpikir sendiri
Guru dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasismilasi dan mengakomodasi informasi
17
Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
Inkuiri Induksi
Inkuiri induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan
sendiri oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari.
Inkuiri Deduksi
Inkuiri deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru.
Siswa dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang
digunakan dalam proses pemecahan masalah.
Inkuiri terbimbing
Inkuiri bebas
Inkuiri bebas modifikasi
18
persatu sehingga kita sebagai guru bisa menyimbangkan kemampuan siswa di dalam
kelas yang kita ajarkan tersebut.
Sebagai seorang guru kita dituntut untuk memberikan pendidikan yang luar biasa
agar siswa kita mengerti dan memahami apa yang kita ajarkan dan mencerdaskan
siswa-siswi kita agar mereka menjadi generasi penerus yang berkualitas
I.
1
2
3
4
5
6
PENUTUP
20
KESIMPULAN
Berdasarkan definisi-definisi para pakar pendidikan, dapat disimpulkan
bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan
masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa
terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para
ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati
pendapat orang lain.
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa
dipahami, diantaranya:
Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan.
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief)..
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Adapun prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri:
1
Prinsip Interaksi
Prinsip Bertanya
Prinsip Keterbukaan
21
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka langkahlangkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
adalah:
Orientasi
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan gongnya dalam proses pembelajaran.
Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri, di antaranya:
Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
22
Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.Strategi ini sulit dalam
23
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Efektif dan Dinamis. Jakarata: Bumi aksara
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivis. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Wina, Sanjaya, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Isjoni, dkk, 2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam sistem Kredit Semester SKS. Jakarta:
Bumi Aksara,
Kunandar. 2007. Guru Professional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo.
Mulyasa. 2008. Menjadi guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muslich Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
http://aboutbk20011.blogspot.com/2013/01/makalah-strategi-pembelajaraninkuiri.html
24