III.1 Pendahuluan
Spektroskopi merupakan studi antaraksi radiasi elektromagnetik dengan materi.
Radiasi elektromagnetik adalah suatu bentuk dari energi yang diteruskan melalui ruang
dengan kecepatan yang luar biasa. Dikenal berbagai bentuk radiasi elektromagnetik dan
yang mudah dilihat adalah cahaya atau sinar tampak. Contoh lain dari radiasi
elektromagnetik adalah radiasi sinar gamma, sinar x, ultra violet, infra merah,
gelombang mikro, dan gelombang radio.
Konsep radiasi inframerah diajukan pertama kali oleh Sir Wiliam Hershel (tahun
1800) melalui percobaannya mendespersikan radiasi matular dengan prisma.Ternyata
pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperature tertinggi
yang berarti pada daerah X radiasi tersebut banyak kalori (energy tinggi). Daerah
spectrum tersebut selanjutnya disebut infra merah(IR diseberang atau diluar merah).
Spektrofotometri IR sangat penting dalam kimia modern, terutama (meskipun bukan
satu-satunya)dalam daerah organik. Spektrofotometer ini merupakan alat untuk
mendeteksi gugus fungsional, mengidentifikasi senyawa dan menganalisis campuran.
III.2 Prinsip Dasar Spektroskopi Infra Merah
III.2.1 Interaksi spektrum IR dan materi
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak dapat diam melainkan bervibrasi
(bergetar). Ikatan kimia yang menghubungkan dua atom dapat dimisalkan sebagai dua
bola yang dihubungkan oleh pegas, dan ditunjukkan dalam Gambar 3-1.
Bilangan
Daerah
Gelombang
Gelombang
Frekuensi (Hz)
Dekat
Tengah
Jauh
(m)
0,78-2,5
2,5-50
50-1000
(cm-1)
12800-4000
200-10
200-10
3,8x1014-1,2x1014
1,2x1014-6,0x1014
6,0x1014-3,0x1014
Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul molekulnya
dapat menyerap (mengabsorpsi) energy dan terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi
(ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state). Contoh suatu ikatan CH
yang bervibrasi 90 triliun kali dalam satu detik harus menyerap radiasi infra merah pada
frekuensi tersebut (9,0 x 1013 Hz, 3000 cm1) untuk pindah ke tingkat vibrasi tereksitasi
pertama. Pengabsorpsian energi pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh
spektrofotometer infrared, yang memplot jumlah radiasi infra merah yang diteruskan
melalui cuplikan sebagai fungsi frekuensi (atau panjang gelombang) radiasi.
III.2.2 Vibrasi molekul
Setiap frekuensi sinar (termasuk infra-merah) mempunyai tertentu. Apabila
frekwensi tertentu diserap ketika melewati sebuah sampel senyawa organik, maka pasti
akan ditransfer ke senyawa tersebut yang sebanding dengan frekuensi yang timbul
pada getaran-getaran ikatan kovalen antar atom dalam molekul senyawa tersebut. Bila
molekul mengabsorpsi radiasi inframerah, energi yang diserap menyebabkan kenaikan
dalam amplitudo getaran atom-atom yang terikat itu. Jadi, molekul ini berada dalam
keadaan vibrasi tereksitasi. Penyerapan radiasi inframerah menyebabkan perubahan
energi (E) dan dinyatakan sebagai:
1
2 c
dimana:
det ik
k 10 105 dyne
cm
m m
12 12
c c
6
mc mc 12 12
k
10 105
4,12
4,12
1682 terhitung
k 10 105 dyne
cm
m m
12 1
c c
0,923
mc mc 12 1
4,12
k
10 105
4,12
0, 923
3032 terhitung
Pada umumnya ikatan rangkap 3 lebih kuat daripada ikatan rangkap 2 atau ikatan
tunggal, diantara 2 atom yang sama dan mempunyai frekuensi yang vibrasi lebih tinggi.
CC
C=C
1
2150 cm
CC
1
1650 cm
1
1200 cm
k Naik
Rentangan CH terjadi sekitar 3000 cm-1 seperti diketahui atom yang terikat pada
karbon akan menaikkan massa,kenaikan massa,kuantitas naik,dan frekuensi vibrasi
turun.
CH
3000
1
cm
C-C
1200
C-O
1
1100 cm
C Cl
1
800 cm
C Br
550
1
cm
cm
CI
550
1
cm
naik
Semakin besar keelektronegatifan, semakin mudah digoyang. Jika gerakan lengkung
atau bending mempunyai tendensi lebih mudah bergerak daripada gerakan
rentangan/tetapan gaya k lebih kecil.
III.3 Instrumentasi Spektroskopi Infra Merah
Spektrofotometer inframerah terdiri atas lima bagian utama, yaitu sumber
radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor dan rekorder.
III.3.2 Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mengubah sinar polikromatik menjadi
monokromatik.
Sampel
pada
spektrometer
inframerah
membutuhkan
Optimum Range
Glass
Quartz
Lithium fluoride
Calcium fluoride
Sodium chloride
Potassium bromide
Cesium iodide
Prisma yang terbuat dari kuarsa digunakan untuk daerah inframerah dekat (0,8-3 m).
Prisma yang paling umum digunakan adalah terbuat dari kristal natrium klorida dengan
daerah frekuensi 2000-670 cm-1 (5-15m).
keunggulannya memberikan resolusi yang jauh lebih bagus dengan dispersi yang
sinambung lurus, disamping itu tetap menjaga keutuhan radiasi IR menuju detektor.
10
III.3.3 Detektor
Detektor berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal listrik. Detektor
spektrofotometer yang bersifat menggandakan electron tidak dapat dipakai pada
spektrofotometer IR sebab radiasi IR lemah dan tidak dapat melepaskan electron
dikatoda yang ada pada sistem detektor. Pada panjang gelombang pendek, sekitar 1,2
m, metode deteksi yang lebih sering digunakan sama dengan yang digunakan pada
radiasi ultraviolet. Detektor digunakan pada panjang gelombang yang lebih panjang
secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu detektor kuantum dan
detektor suhu.
a. Detector tipe fotokonduktor
Detektor kuantum bergantung pada efek dari internal fotokonduktif yang dihasilkan dari
transisi elektron dari pita valensi ke pita konduksi melalui reseptor semikonduktor.
Detektor kuantum lebih cepat dan lebih sensitif, tetapi sangat terbatas dengan interaksi
pada kisaran panjang gelombang yang dapat diterima. Contoh dari detektor
fotokonduktif adalah cel photovoltaic, phototube, dan photomultiplier.
11
(a)
(b)
(c)
Gambar 3-13 Detector tipe fotokonduktor (a) Cel Photovoltaic, (b) Phototube,
(c) Photomultiplier
b. Detector tipe hantar bahang
Detektor suhu dapat digunakan untuk kisaran panjang gelombang yang lebih luas,
melebihi daerah spektral dengan bagian penyerapan cahaya dari detektor dapat dianggap
gelap, tetapi kekurangannya adalah sensitivitas yang rendah dan respon yang lambat.
Bekerjanya detector tipe ini atas dasar efek bahang dari radiasi IR (bahang : hawa panas
yang terjadi karena nyala api /dari panas tubuh). Bentuk dasar dari detektor radiasi
termal adalah radiation thermocouple, golay detector, dan bolometer.
Detector thermocouple dasar kerjanya adalah jika dua kawat logam berbeda
dihubungkan antara ujung kepala dan ekor menyebabkan adanya arus yang mengalir
dalam kawat. Thermocouple ( ) yang biasanya digunakan pada semua detektor
inframerah, biasanya diproduksi dengan bagian kecil dari lapisan emas menghitam,
untuk menyerap radiasi, dilas pada kedua ujung kawat yang terbuat dari dua logam yang
berbeda untuk memberikan ggl termoelektrik yang besar. Material penunjuk berupa
bahan semikonduktor, salah satunya memiliki kekuatan termoelektrik positif. Ciri khas
12
(a)
(b)
13
14
frekuensi (cm-1) atau panjang gelombang (mm) atau bilangan gelombang (cm -1), dan
sebagai ordinat adalah transmitan (%) atau absorban.
15
16
III.5.2 Cairan
Cara paling mudah dalam penanganan sampel untuk cairan yang tidak mengandung air
adalah menempatkan sampel tersebut sebagai film yang tipis diantara 2 lapis NaCl yang
transparan terhadap inframerah karena digunakan NaCl maka setelah selesai harus
segera dibersihkan dengan mencuci menggunakan pelarut toluena, kloroform, dsb. NaCl
harus dijaga tetap kering dan dipegang pada ujung2nya.Keburaman tablet ini dapat
digosok denagn alcohol absolute dan dijaga kelembapannya pada 40-50 % untuk spectra
dibawah 250 cm-1 maka digunakan CsI untuk sampel yang mengandung air hendaklah
disiapkan denagn tablet sel AgCl yang dijaga tak boleh terkena radiasi matahari atau
dapat juga digunakan CaF2.
III.5.3 Padatan
Wujud sampel padat dapat bermacam-macam diantaranya Kristal, amorf, serbuk, gel,
dll. Ada 3 cara umum untuk mencatat spectra untuk padatan. Pelet KBr, mull dan bentuk
lapisan tipis padatan juga dapat ditentukan dalam larutan tetapi spectra larutan mungkin
memberikan kenampakan yang berbeda dari spectra bentuk padat karena gaya-gaya
intermolekul akan berubah.
a. Dibuat tablet kempa dengan KBr
KBr untuk keperluan tersebut harus kering dengan memanaskan sampai 1100C selama
1-2 jam campur zat padat yang akan dianalisis (0,1-2 % b/b) dengan KBr dalam mortar
agate,selanjutnya buat tablet tipis dengan penempaan memakai hampa udara dengan
tekanan tinggi. Pengempaan lebih baik dilakukan dibawah lampu inframerah untuk
mencegah terjadinya kondensasi uap dari atmosfer yang akan memberikan serapan lebar
pada 3500 cm-1.
b. Mull atau pasta
Dibuat dengan mencampur cuplikan dengan setetes minyak,pasta kemudian dilapiskan
antara 2 keping tablet NaCl yang transparan bahkan pasta harus transparan terhadap IR,
tetapi hal ini tidak pernah ada dan struktur yang dihasilkan selalu menunjukkan serapan
yang berasal dari bahan pasta dengan sampel yang sering digunakan sebagai bahan
pasta adalah parafin cair.
c. Larutan
17
Melarutkan terlebih dahulu dengan pelarut-pelarut organik yang mutlak bebas air seperti
karbon disulfide (CS2) untuk penentuan 1330-625 cm-1 karbon tetraklorida (CCl4) untuk
penentuan 4000 1330 cm-1. Pelarut polar juga dapat dipakai spt kloroform, dioksan,
dan formamida.Larutan (biasanya 1-5 %) ditempatkan dalam sel yang terdiri dari bahan
transparan. Sel yang kedua berisi pelarut murni ditempatkan pada berkas sinar referensi
sehingga serapan dari pelarut dapat dihilangkan dan spectrum yang dicatat merupakan
senyawanya sendiri. Larutan tadi juga dapat diteteskan pada kepingan NaCl untuk
membuat lapisan tipis padatan. Caranya dengan meneteskan larutan dalam pelarut yang
mudah menguap tersebut pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan sehingga
pelarut menguap. Untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak dikenal, seorang hanya
perlu membandingkan spectrum IR dengan sederet spectrum standar.
18
4. DARTAR PUSTAKA
Dasli Nurdin. (1986). Eludasi Struktur Senyawa Organik. Bandung: Angkasa.
Khandpur, R. S.1989. Handbooks of Analytical Instrument. Second edition. New Delhi.
Tata McGraw-Hill
Garry D. Christian. (1971). Analitical Chemistry 2nd Edition. New York: John Wileys &
Sons.
Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Larry G Hargis. (1988). Analytical Chemistry. Principles And Technigues. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Pecsok and Shield. (1968) Modern Methods of Chemical Analysis. New York: John
Wiley & Sons.
19