Tugas utama guru bahasa adalah berusaha agar anak didik menjadi tuntas dalam
belajar bahasa. Tugas guru mengajarkan bahasa, bukan mengajarkan teori bahasa,
akan tetapi mengajarkan anak didik terampil dalam menggunakan bahasa.
Tugas guru bahasa dan tugas ahli bahasa memang berbeda untuk membedakannya
perhatikan dua skema berikut.
pekerjaan guru bahasa, yaitu mengajarkan bahasa tertentu. Untuk mengajarkan
bahasa tertentu, guru bahasa melaksanakannya melalui pengajaran pokok bahasan
tertentu. Untuk mengajarkan bahan itu, guru bahasa harus mempunyai wawasan
linguistic, dalam hal ini linguistik terapan. Berhubung banyak banyak teori
kebahasaan dalam teori linguistik, maka guru harus pandai memilih teori yang lebih
bermakna. Tujuan pekerjaan itu, yakni anak didik menjadi tuntas dalam belajar
bahasa.
Stevick (1982) berpendapat bahwa tugas guru bahasa meliputi tiga hal, yaitu
mengembangkan kompetensi komunikasi, mengembangkan kompetensi linguistik,
mengembangkan kompetensi personal. Howard dalam James (1981) menguraikan
kriteria guru bahasa sebagai berikut;
a) Menguasai semua metode mengajarkan bahasa dan dapat menerapkan metode
itu dalam proses belajar mengajar,
b) Menguasai bahan yang akan dan sedang diajarkan,
c) Melaksanakan semua kegiatan sekolah, misalnya melaksanakan ujian,
d) Menguasai semua jenis dan prosedur penilaian,
e) Menguasai semua tipe latihan berbahasa,
f) Menguasai pengelolaan kelas, misalnya dapat mengatasi keributan,
g) Menguasai teknik pengajaran individual,
h) Dapat menentukan dan menguasai silabi pelajaran,
i) Dapat memanfaatkan media pengajaran,
j) Menguasai tujuan pengajaran dan aktivitas untuk mencapai tujuan itu,
k) Menguasai teknik-teknik pendidikan.
seorang guru harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan sebagai seorang tenaga kependidikan
bahasa. Ia harus membentengi dirinya dengan teori linguistik dan teori kependidikan, dan bahan
pengajaran bahasa yang diberikannya harus sesuai dengan prinsip-prinsip linguistik dan
kependidikan.
5.4 Landasan Pengoperasian Tata Bahasa Pendidikan
Agar bahasa pendidikan dapat dilaksanakan secara baik diperlukan beberapa landasan pengoperasian
yang sebaiknya dimiliki setiap guru bahasa. Landasan tersebut adalah (i) pemahaman dan penerapan
teori linguistik, (ii) memahami dan dapat menerapkan teori kependidikan yang terkait, (iii)
memahami dan dapat menerapkan sub disiplin linguistik yang berkaitan dengan pengajaran bahasa,
misalnya psikolinguistik, sosiolinguistik, dan (iv) menguasai kaidah bahasa yang diajarkan.
5.5 Penerapan Tata Bahasa Pendidikan dalam Bahasa Indonesia
Adapun penerapan tata bahasa pendidikan dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
a) Penerapan dalam Fonologi
Bahan yang diajarkan dalam bidang fonologi biasanya berkaitan dengan fonem dan ejaan. Dalam hal
ini yang berkaitan dengan fonem adalah pelafalan. Persoalannya adalah bagaimana melafalkan
fonem itu secara benar. Chaer (1988; 11) merumuskan, misal untuk vocal /a/. Vokal /a/ dilafalkan
dengan cara menarik lidah ke belakang dan ke bawah, disertai dengan menghembuskan udara ke luar,
sedangkan mulut dibuka lebar-lebar membundar. Lafal vokal /a/ akan: (i) menjadi agak panjang
apabila berada pada suku kata terbuka, misalnya pada kata-kata ser-ta, lu-pa, dan sorga. (ii) menjadi
agak singkat apabila berada pada suku kata tertutup, misalnya pada kata-kata: de-pan, be-sar, ti-mah,
dan hi-tam. (iii) mendapat bunyi hamzah apabila berada pada suku terbuka yang diikuti oleh suku
yang lain yang mulai dengan vokal /a/ juga, misalnya dalam kata ma-af, sa-at, dan ta-at.
Rumusan yang telah dikemukakan di atas adalah rumusan yang dikaitkan dengan pelafalan. Rumusan
lain yang bersifat umum, yaitu vokal /a/ adalah vokal yang ketika dihasilkan oleh alat bicara tidak
mengalami hambatan. Vokal ini 51
terdapat di awal, tengah, dan akhir kata, misalnya kata a-da, a-dik, da-tang, ta-hap, ka-ta, dan durha-ka. Hal lain yang berhubungan dengan fonologi adalah ejaan. Ejaan sendiri adalah kaidah
penyalinan bahasa lisan ke dalam bahasa tertulis. Selain berisi kaidah itu, ejaan juga memuat tanda
baca yang lazim digunakan di dalam bahasa.
b) Penerapan dalam Morfologi
Morfologi berhubungan dengan tata bentuk. Wilayah kajian morfologi adalah yang terkecil dari
morfem, dan yang paling besar adalah kata. Untuk menerapkan tata bahasa pendidikan dalam bidang
morfologi, kita perlu mengkaji rumusan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang dikemukakan
dalam kurikulum. Adapun tujuan khusus dari pengajaran ini adalah (i) menyebutkan dua ciri kata
benda (rumusan untuk domain kognitif, jenjang pengetahuan), (ii) menyusun tiga kalimat yang
mengandung kata benda (rumusan untuk domain kognitif, jenjang sintesa), (iii) menyimpulakan kata
benda yang terdapat di dalam wacana yang disediakan (rumusan untuk domain kognitif, jenjang
evaluasi).
Berdasarkan rumusan di atas, pokok bahasan yang dibahas adalah kata benda. Uraian dapat
dilanjutkan pula dengan pemberian ciri kata benda, kata benda tersebut dapat dikenali bentuknya. Hal
itu dapat dilihat pada contoh sebagai berikut.
- Awalan pe- misalnya pekerja, petinju
- Akhiran an, misalnya minuman, tulisan
- Akhiran punya-, misalnya rumahmu, kotornya
- Gabungan pe-/-an misalnya pendaratan
- Kombinasi ke-/-an misalnya kedatangan
- Gabungan per-/-an misalnya pertambangan
c) Penerapan dalam Sintaksis
Sintaksis mempersoalkan, antara lain bagaimana membangun sebuah kalimat yang gramatikal.
Cakupannya adalah frase, klausa, dan kalimat. Persoalan sintaksin ini masih termasuk pokok bahasan
struktur di dalam kurikulum SMP dan SMA. Hal yang berkaitan dengan tata bahasa pendidikan
dalam persoalan 52
sintaksis, yakni bagaimanakah rumusan frase, klausa, dan kalimat sehingga peserta didik dengan
mudah dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehubungan dengan pembentukan kalimat, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai, yaitu (i) unsur
pementing kalimat, (ii) koherensi (iii) gramatikal, (iv) diksi (v) penalaran, dan (vi) logika dalam
kalimat. Unsur pementing kalimat mengacu pada upaya penandaan dalam kalimat suatu unsur yang
kita pentingkan. Maksudnya, kita menginginkan agar pendengar dan pembaca memusatkan
perhatiannya pada kata, urutan kata atau bagian kalimat yang kita pentingkan. Untuk menunjukkan
unsur pementing kalimat dapat diupayakan dengan (i) intonasi, (ii) partikel (-lah, -tah, -kah, -pun),
(iii) kata keterangan, (iv) pantangan makna, (v) pemindahan bagian kalimat, (vi) mengubah struktur
kalimat.
d) Penerapan dalam Semantik
Semantik membicarakan makna, baik makna leksikal maupun gramatikal. Disamping makna ini,
terdapat pula makna afektif, denotatif, deskriptif, ekstensi, emotif, gereflekter, idesional, intensi,
kiasan, kognitif, kolokasi, konotatif, konseptual, luas, piktorial, proporsional, pusat, refrensial,
sempit, stilistika, dan makna tematis.
.
4. 6 Pengajaran Bahasa
Ahli bahasa adalah guru dan/atau pelatih bagi para guru bahasa. Ahli
bahasa dapat menentukan secara ilmiah kata-kata apa saja yang perlu
diajarkan bagi pelajar bahasa tingkat dasar. Para pelajar hanya langsung
mempelajari kata-kata tersebut tanpa harus mengetahui bagaimana katakata tersebut disusun.
tata bahasa pendidikan dilatarbelakangi adanya kebutuhan model tata bahasa yang dapat
diterapkan untuk kepentingan pengajaran. Penelitian bahasa yang menghasilkan deskripsi kaidah
suatu bahasa tak berpretensi semata-mata digunakan sebagai sarana membantu mengajar bahasa.
Tata bahasa deskriptif ini harus diolah sampai memenuhi syarat pedagogis dan menjadi tata bahasa
pendidikan.
Ditinjau dari segi praktis, tata bahasa pendidikan ini dilatarbelakangi oleh fakta-fakta sebagai
berikut.
1. Guru bahasa perlu bantuan sebuah tata bahas pendidikan yang tepat dan berdaya
guna untuk kepentingan lancarnya pengajaran bahasa dan keberhasilannya.
2. pembelajar bahasa tidak membutuhkan pengetahuan tentang tata bahasa, tetapi yang
mereka butuhkan adalah dapat berbahasa secara nyata dalam bahasa kedua yang
diinginkannya.
3. pengajaran tata bahasa ilmiah sebagai bahan ajar tersendiri tidak lagi relevan dengan
pengajaran bahasa moderen (integratif). Penyajian kaidah tata bahasa ilmiah
sebaiknya hanya diberikan pada calon ahli bahasa atau calon guru bahasa.
4. Karakteristik dan tujuan setiap pembelajar bahasa, mempunyai pengaruh terhadap
persiapan rancangan desain pengajaran ( waktu, karakteristik siswa, dsb.).
Seperangkat materi pengajaran ini dikemas dalam bentuk buku yang tidak hanya melulu berisi
pengajaran struktur tetapi kaidah bahasa itu sudah dimasukkan dalam sebuah sistem materi
pengajaran bahasa, dan diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.
Secara umum tujuan penyusunan tata bahasa pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Membantu siswa memahami aturan-aturan tata bahasa suatu bahasa sehingga
memperlancar kemahiran berbahasanya.
2. Membantu guru bahasa menyajikan bahan pelajaran secara lebih sederhana sehingga
memnuhi syarat pedagogis. Buku pelajaran yang dipegan oleh guru adalah media belajar.
3. Membantu memperkaya variasi tata bahasa pendidikan, sehingga keberadaanya memenuhi
tuntutan setiap program pengajaran bahasa yang khusus. Sebab tata bahasa pendidikan
pemanfaatannya hanya khusus pada lembaga pengajaran bahasa yang dirujuknya.
Menjadi sumber untuk menyajikan bahan pengajaran bahasa Indonesia disetiap jenjang
pendidikan.
c)
Digunakan istilah dengan urutan kriteria yang telah ada, dikenal umum, lazim digunakan
oleh ahli bahasa Indonesia dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
e)
Rumusan kaidah dibuat sederhana dan semudah mungkin yang sifatnya bukan
g)
Setiap kaidah perlu diberi saran pada jenjang atau peringkat mana kaidah tersebut
sebaiknya diberikan.
3) Tata Bahasa Pendidikan dan Kegiatan Guru
Untuk menerapkan tata bahasa pendididkan, peranan guru sangat penting dalam
pelaksanaannya, guru harus berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Kegiatan guru ini
bertujuan agar si terdidik tuntas berbahasa. Pentingnya peranan guru dalam merancang
kegiatan pembelajaran yang mengarahkan agar peserta didik segera tuntas berbahasa
tampak pada gambar berikut ini.
f. latihan
g. mencari sinonim
h. mencari antonim
i. memerikan kata berdasarkan komponen yang terdapat dalam konsep kata
itu.
https://undiksha.academia.edu/MasDewantara/Posts
sumber
untuk
menyajikan
bahan
pengajaran
bahasa
dalam
pengajaran
bahasa
memberikan
sumbangan
dirumuskan
berdasarkan
bahaa
yang
digunakan
oleh
pemakai bahasa.
g) Setiap kaidah perlu diberi saran pada jenjang atau peringkat mana
kaidah tersebut sebaiknya diberikan.
3) Tata Bahasa Pendidikan dan Kegiatan Guru
Untuk menerapkan tata bahasa pendididkan, peranan guru sangat
penting dalam pelaksanaannya, guru harus berpedoman pada kurikulum
yang berlaku. Kegiatan guru ini bertujuan agar si terdidik tuntas
berbahasa. Pentingnya peranan guru dalam merancang kegiatan
pembelajaran yang mengarahkan agar peserta didik segera tuntas
berbahasa tampak pada gambar berikut ini.
Guru Bahasa
Bahan
Si Terdidik
Teori Linguistik
Kompetensi tenaga kependidikan
Tuntas berbahasa
Teori Kependidikan
dan
dapat
dengan
menerapkan
pengajaran
subdisiplin
bahasa,
misalnya
linguistik
yang
sosiolinguistik,
psikolinguistik; dan
(4)Menguasai kaidah bahasa yang diajarkan.
Keempat landasan ini harus memadu dalam kepribadian seorang
guru bahasa dan yang akan disajikannya dalam proses belajar-mengajar di
kelas. Pemahaman dan penerapan teori linguistik mengacu kepada
pemahaman guru bahasa terhadap teori linguistik, baik yang
berhubungan dengan teori yang didasarkan atas tatarannya maupun teori
yang berhubungan dengan aliran dan model teori linguistik yang
dikemukakan oleh pakar.