LP Presus Asfiksia
LP Presus Asfiksia
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kuliah dan sebagai wawasan bagi kami didalam
melakukan deteksi dini pada bayi baru lahir dengan penyulit yang
kemungkinan terjadi setelah bayi lahir seperti terjadi asfiksia.
B. Tujuan penulisan
Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang asfiksia
neonatorum ini adalah sebagai media pembelajaran untuk persiapan
mahasiswa secara kognitif, motorik dan afektif dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan asfiksia neonatorum. Dengan demikian,
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan secara tepat dan
komprehensif sehingga dapat membantu klien proses pemulihan klien dan
memperpendek masa perawatan serta memperlakukan klien anak sesuai
dengan tumbuh kembangnya.
C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas makalah ini, terdiri dari :
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Landasan teori
BAB II
A. Pengertian
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut
dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis
(Hidayat, 2005).
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan
(Mansjoer, 2000)
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan
asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan
kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi
B. Etiologi
Keadaan
asfiksia
terejadi
karena
kurangnya
Cacat bawaan
g. Trauma
2. Asfiksia dalam persalinan
a. Kekurangan O2.
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya.
vi.
vii.
ii.
1. Faktor ibu
a. Hipoksia ibu
3. Faktor fetus
Kompresi
umbilikus
akan
mengakibatkan
pengeluaran mekonium.
a. Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
b. Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia
c. Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat
dan bayi akan terlihat lemas (flascid). Pernafasan makin lama makin lemah
sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama apneu sekunder,
denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus
menurun. Pada paru terjadi pengisian udara alveoli yang tidak adekuat
sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah paru. Sedangkan di otak
terjadi kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan kematian atau gejala sisa
pada kehidupan bayi selanjutnya. Pada saat ini, Bayi sekarang tidak bereaksi
terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara
spontan.
kehamilan/ persalinan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak
teratasi akan menyebabkan kematian jika resusitasi dengan pernafasan buatan
dan pemberian O2 tidak dimulai segera. Kerusakan dan gangguan ini dapat
reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia.
3. Asfiksia Berat
frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat,
Klinis
Detak
jantung
ada
Pernafasan
Tidak
<
100
x/menit
Tidak
Tak teratur
ada
Refleks
saat
ada
jalan
>100x
/menit
Tangi
s kuat
Tidak
Menyeringai
Batuk
/bersin
nafas
dibersihkan
Tonus otot
Warna kulit
pucat
Lunglai
Biru
Fleksi
ekstrimitas
kuat
(lemah)
aktif
gerak
Mera
merah
seluruh
ekstrimitas biru
tubuh
Tubuh
Fleksi
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto polos dada
2. USG kepala
3. Laboratorium : darah rutin( Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb
15-20 gr dan Ht 43%-61%), analisa gas darah dan serum elektrolit
4. PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis,
tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.
5. Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah, menunjukkan kondisi
hemolitik.
F. Penatalaksanaan Medis
telapak
kakiLakukan
penggosokan
punggung
bayi
secara
1. Tindakan umum
a. Pengawasan suhu
b.
10
tindakan ini tidak berhasil bayi harus dinilai kembali, mungkin hal ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan asam dan basa yang belum dikoreksi atau
gangguan organik seperti hernia diafragmatika atau stenosis jalan nafas.
b. Asfiksia sedang
dalam waktu 30-60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi aktif
harus
segera
dilakukan,
ventilasi
sederhana
dengan
kateter
O2
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
BAB III
TINJAUAN KASUS
11
Nama
: By. Ny. S
Umur
: 0 hari
Jenis kelamin
: laki-laki
Tempat tanggal lahir : Banjarnegara, 15 Juni 2012
Alamat
: Punggelan
Nama
: Ny. S
Umur
: 38 tahun
Pekerjaan
: karyawan pabrik
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Alamat
: Punggelan
Ayah
Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
: Tn. H
: 36 tahun
: Karyawan
: SMA
: Punggelan
3. Keluhan Utama
By. Ny. S mengalami asfiksia
12
b. Hasil ( Paritas ) : 1
c. Kesehatan selama kehamilan : Ny. S mengatakan selama hamil
2. Persalinan
a.Tipe melahirkan
: Ny. S melahirkan secara sectio caesar.
b. Tempat melahirkan : operasi SC di RSUD Banjarnegara
3. Kelahiran
a.Berat dan panjang badan : 2100 gram dan 41 cm
b. Kondisi kesehatan : By. Ny. S mengalami BBLR dengan IUGR dan
asfiksia.
c.Skor APGAR : 3-5.
5. Alergi
Ny. S mengatakan tidak alergi terhadap makanan, bintang, tanaman,
atau produk rumah tangga.
6. Genogram
Ket :
: laki-laki
: perempuan
7. Obat-obatan
- Vitamin K
: klien
: hubungan
13
8. Imunisasi
Bayi Ny. S belum mendapat imunisasi.
14
i. Leher
Tidak terdapat lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tirooid.
j. Mata
Bentuk mata simetris, bersih, konjuntiva agak pucat , strabismus tidak ada.
k. Telinga
Telinga sejajar, kotor terapat darah.
l. Hidung
Bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada polip, tidak mengeluarkan sekret,
menggunakan pernafasan cuping hidung.
m. Mulut
Mulut bersih, mukosa bibir merah kehitaman, tidak terdapat lesi.
n. Dada
I : Bentuk asimetris,menggunakan otot bantu pernafasan
P : Pekak dari intercosta kedua kelima diatas batas sternum kiri sampai
garis midklavikula
P : Timpani pada intercosta kelima kiri bawah
A : Bunyi nafas ronkhi
o. Jantung
p. Abdomen
I : bentuk simetris
A :bunyi timpani pada lambung, tonus kuat
P : tidak teraba pembesaran kelenjar hepar atau limpa.
q. Genetalia
Jemis kelamin laki-laki. Alat kelamin lengkap: testis 1, scrotum 2, dan
penis 1.
r. Punggung dan Ekstremitas
Tulang belakang simetris, tidak mampu menahan ( melawan benda karena
pasien lemah, mobilitas tulang hanya bisa bergerak ke samping kanan kiri.
15
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
GDS 50 g/dl
E. TERAPI
- Infus IVFD D10% 6 tpm ( mikro )
- Infus KaEn 10 tpm ( mikro)
- Injeksi ampicilin 2x100 mg
16
F. ANALISA DATA
Ha
Data Fokus
ri/
Tgl
Ju
DS : -
ma
DO
tidak
Jun
langsung
menangis,
20
nafas cepat,
12
gerak
aktif.
15
-terlihat
retraksi
dinding
asfiks
Problem
Ketidake
ia
By.Ny.S
kurang
Pathway
t,
janin
kekuranag
an O2 dan
kadar
CO2
meningkat
Nafas
cepat
fektifan
Janin tdk
bereaksi
terhadap
Etoilogi
Hiperventil
asi
pola
nafas
( 00032)
17
dada.
156-
12
DO :
A : BB =
2100 gr
tampak
kurus
- menghisap
Nutrisi
kurangdari
kebutuhan
tubuh
D : PASI
Hipoter
mi
lemah
lewat NGT
( 00002)
lemah )
Kebutuha
n nutrisi
menurun
C : -turgor
12
n tubuh
6-
menghisap
- sianosis
kebutuha
B:-
Reflek
menghisap
in adekuat
Gizi tidak
baik
(kemampua
ri
kulit jelek
15-
kurangda
Faktor
biologis
8 cm
LILA =
Nutrisi
LD = 27
cm
LK = 31
cm
PB = 41
Asfiksia
cm
Ketidakef
ektifan
pola nafas
x/m
DS : -
- N : 168
-RR : 70
x/m
rangsanga
n
( 00006)
penyakit
18
DS : -
DO : S :
35oC
N :
168 x/m
Metabolis
me
menurun
Hipotermi
Akral
dingin
Pucat/sian
osis
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
2. Nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis ( kemampuan
menghisap lemah )
3. Hipotermi b.d penyakit
H. Intervensi
Tgl
/ja
m
15
Diagno
NOC
1. Identifikasi
NIC
sa Kep
Ketida
juni 2012
kefektif
perlunya
an pola
pemasangan
nafas
09
.40 WIB
b.d
pasien
alat
19
hiperve
ntilasi
ator
wal
tujuan
dikaji
uensi
pernafasan
suara tambahan.
4. Atur intake untuk
sesuai
diharapkan
Bern
afas mudah
Tida
Indik
Frek
suction.
3. Auskultasi
suara
mengoptimalkan
yg
keseimbangan
k didapatkan
cairan.
5. Monitor
respirasi
suara nafas
tambahan
15
Nutrisi
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Severe
Subtansial
Moderate
Mild
No
Setelah dilakukan tindakan
1. Kaji
kemampuan
kurang
keperawatan selama 2x 24
pasien
13.
dari
jam
mendapatkan nutrisi
00
kebutu
WI
han
tubuh
b.d
ikator
Juni 2012
diharapkan
By.Ny.S
a. Status Nutrisi
faktor
Ind
wal
biologi
s.
ke zat gizi
Inta
yang dibutuhkan
2. Timbang BB
3. Pasang NGT
4. Beri ASI/PASI lewat
NGT.
5. Monitor turgor kulit.
ujuan
dikaji
Inta
2
ke
untuk
4
4
20
makanan
dan cairan
BB
Ene
rgi
15
Hipoter
2
2
4
4
Keterangan:
1. Serve
2. Subtansial
3. Moderate
4. Mild
5. No
Setalah dilakukan tindakan
Juni 2012
mi b.d
keperawatan
penyak
2x24jam
diharapkan
it
Ny.S
dapat
14
.00
1. Pindahkan pasien ke
tempat yang lebih
selama
By.
mencapai
hangat.
2. Monitor suhu tubuh.
3. Monitor gejala yang
indikator :
berhubungan dengan
a. Vital sign
Ind
ikator
wal
A
ujuan
dikaji
Suh
2
nyut nadi
Tid
perubahan
warna kulit
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Serve
Subtansial
Moderate
Mild
No
perubahan
warna
respirasi
ada
seperti
kulit.
4. Monitor
u tubuh
De
ak
hipotermi
nadi
dan
21
Diagnosa
Evaluasi
pasien
DS : -
DO : By. Ny.
Implementasi
keperawatan
l
/
j
a
m
5
J
pola
nafas
b.d
si
1. Mengidentifikasi
jalan nafas buatan.
2. Memonitor adanya
nafas tambahan.
3. memonitor respirasi
status oksigen.
4. Memasang headbox.
2
0
1
2
1
0
0
tifan
hiperventila
Ketidakefek
suara
tidak
langsung
menangis .
dan
RR = 70 x/m
DS :-
DO
Terdapat
suara
nafas
tambahan.
DS :-
DO : RR = 70
x/m
Nafas
22
cepat
tempat
( infant incubator)
1. Memindahkan
Hipotermi
lebih
hangat
DS :-
DO : Klien
headbox
dengan
oksigen 5 L
pola
si
kurangdari
kebutuhan
tubuh
faktor
biologis.
b.d
DO
Akral
dingin
Nutrisi
DS :-
=35oC
DO : Klien
sedikit
bergerak
nafas
DS : -
tifan
saturasi
kulit
dipasang
Ketidakefek
Sianosis
yang
ke
pasien
DS :-
DO : Warna
kulit
kebiruan
1. Memonitor
status oksigen
putih
respirasi
dan
DS : -
DO
23
suara
dalam
headbox.
2. Memberikan
PASI
lewat
NGT
Ketidakefek
pola
nafas
b.d
si
1. Memonitor
DS:-
DO : BB :
2100 gr
respirasi
status oksigen.
nafas
tambahan
tifan
dan
DS : -
DO : turgor
kulit
buruk,kulit
DS :-
DO : R=2
1
2
0
Hipotermi
b.d penyakit
kebutuhan
tubuh
faktor
biologis.
keriput.
S =10
Nutrisi
kurangdari
infus
hiperventila
tetesan
terdengar
2. Memonitor
b.d
DS : -
DO : RR =
65x/m
O2= 5 L
DS :-
24
Ketidakefek
pola
nafas
b.d
hiperventila
DS : -
si.
DO : S =36oC
infus masuk.
DS :-
DO : R=0
S =12
DS : -
DO : RR =
.
0
0
DO : cairan
tifan
1
7
j
u
65x/m
25
n
i
2
0
1
2
0
9
.
3
0
1
7
j
u
n
i
1
1
.
0
0
26
1
7
j
u
n
i
2
0
1
2
1
2
.
0
0
1
7
j
u
n
i
2
0
1
2
27
4
.
0
0
28
J. EVALUASI
Tg
l/j
o.
am
15
x
1
Evaluasi
par
af
S :-
-6-
12
RR : 70x/m
-Nafas cepat
-Sianosis
P : pertahankan intervensi
S :-
O : BB = 2000 gram
P : Pertahankan intervensi
S :-
O : S = 35oC
Akral dingin
Warna kulit putih kebiruan
A : Intervensi belum tercapai
29
P : pertahankan intervensi
S:-
O : RR : 65x/m
Nafas cepat
P : Pertahankan intervensi
S:-
O : BB : 2000 gram
P : Pertahankan intervensi
S:
O : S : 36oC
P : Pertahankan intervensi
-
BAB IV
30
PEMBAHASAN
menurut
teori
antaralain
bayi
pucat,
usaha
bernafas
minimal,hipoksia,dll. Hal ini juga sama dengan yang dialami By. Ny. S
yaitu warna kulit pucat atau kebiruan,nafas cepat. Sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak ada keseimbangan antara teori dan yang ada di
lahan dalam hal Tanda & Gejala dari Asfiksia
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
31
DAFTAR PUSTAKA
Wong.Donna,2003,Pedoman
Klinis
Keperawatan
Pediatrik
Edisi
4,EGC,Jakarta
32
Taylor,Cynthia
M.2010.Diagnosis
Keperawatan:
dengan
Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC