Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN AKHIR

2.1 RUANG DAN LAHAN


2.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kekhasan Kabupaten Banjar yang tercermin dari potensi
daerahnya
sumberdaya

yang

kaya

akan

manusianya

sumberdaya

yang

beragam

alam,

dan

kuantitas

cukup

besar

(Pertengahan Tahun 2010 mencapai 506.204 jiwa), kehidupan


masyarakatnya yang didasari syari'at Islam yang bernuansa
Islami, kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya yang dinamis
dan responsif terhadap kemajuan sepanjang tidak bertentangan
dengan nilai-nilai keagamaan dan norma moral, serta tekadnya
yang bulat untuk menjadikan kehidupan yang Islami sebagai
modal

dasar

pembangunan
utama

dalam

dalam
dan

kemasyarakatan,

perumusan

Kabupaten

Banjar

ditekankan

pada

penyelenggaraan

upaya

menjadi

pertimbangan

umum

pembangunan

kebijakan

tahun

pemerintahan,

kedepan

Peningkatan

(2006

-2010)

yang

Taraf

Hidup

dan

Kesejahteraan Rakyat serta Membangun Masyarakat Islami


yang Beriman dan Takwa, Tanggap Terhadap Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Pengembangan struktur tata ruang wilayah Kabupaten
Banjar dilakukan dengan membentuk beberapa Sub SWP (Sub
satuan wilayah pembangunan). Adapun pembagian SSWP di
Kabupaten Banjar adalah sebagai berikut:
v1 - 1
1 - 1
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -1

LAPORAN AKHIR

a. SSWP I
Meliputi Kecamatan Martapura Kota, Kecamatan Martapura
Barat, Kecamatan Martapura Timur, Kecamatan Astambul,
Kecamatan Aranio, Kecamatan Karang Intan dengan pusat
pelayanan di Martapura.
b. SSWP II
Meliputi

Kecamatan

Sungai

Tabuk,

Kecamatan

Kertak

Hanyar, Kecamatan Tatah Makmur, Kecamatan Aluh-aluh,


Kecamatan

Beruntung

Baru

dan

Kecamatan

Gambut

dengan pusat pelayanan di Gambut.


c. SSWP III
Meliputi Kecamatan Sungai Pinang, Kecamatan Paramasan,
Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Telaga Bauntung,
Kecamatan Pengaron, Kecamatan Sambung Makmur dan
Kecamatan

Mataraman

dengan

pusat

pelayanan

di

Simpang Empat.
Penerapan konsep pusat pusat pembangunan ini secara
efektif

diharapkan

akan

dapat

memperkecil

kesenjangan

pembangunan dan perbedaan kemakmuran antar wilayah karena


kegiatan pembangunan lebih dapat disebarluaskan ke segenap
pelosok wilayah. Struktur tata ruang daerah masing masing
Sub SWP harus terdiri dari wilayah perkotaan dan wilayah
perdesaan.
Sementara pembagian hirarki perkotaan di Kabupaten
meliputi:
Kota Orde II

: Martapura

Kota Orde III

: Gambut, Simpang Empat, Kertak Hanyar

Kota Orde IV

: Astambul, Mataraman

Kota Orde V

: meliputi semua ibukota kecamatan (IKK)


yang tidak
v1 - 2
1 - 2

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN


BANJAR

II -2

LAPORAN AKHIR

termasuk kedalam orde IV dan orde V.


Pengembangan fungsi fungsi kota di Kabupaten Banjar
tergantung pada hirarki kota kota tersebut yang berdasarkan
hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional serta potensi
sektoral. Adapun peran Kabupaten Banjar sendiri ditentukan
berdasarkan potensi yang dimiliki, antara lain wisata religi dan
sebagai penghasil batu permata. Banyaknya wisata religi yang
berupa tempat pemakaman para ulama yang mensyiarkan
ajaran islam di Kabupaten Banjar dan sekitarnya.

Disamping

wisata religi pemakaman, juga terdapat icon Martapura yang


berupa Masjid Al Karamah. Kabupaten Banjar juga dikenal
sebagai penghasil batu permata, terutama di Martapura, terlebih
lagi hal ini ditunjang dengan keberadaan pusat perdagangan
yang memasarkan hasil batu permata (CBS). Pusat perdagangan
CBS

memiliki

skala

pelayanan

nasional

karena

daerah

pemasarannya hingga luar Pulau Kalimantan. Dengan potensi


yang dimilikinya, hal ini menjadikan Kabupaten Banjar memiliki
peran sebagai pusat wisata religi dan wisata belanja batu
permata.
Arahan struktur ruang di wilayah Kabupaten Banjar adalah
sebagai berikut:
1.

Pola
lindung

pemanfaatan
pada

mempunyai

ruang

untuk

kawasan-kawasan

limitasi

untuk

memantapkan
yang

dikembangkan

fungsi

secara

fisik

atau

perlu

dilestarikan, baik berupa hutan lindung maupun kawasan


suaka alam.
2.

Pola pemanfaatan ruang untuk mengembangkan kawasan


budidaya secara optimal terutama kawasan hutan produksi
dan kawasan pertanian tanaman pangan, perikanan dan
perkebunan berdasarkan aspek kesesuaian lahan.
v1 - 3
1 - 3
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -3

LAPORAN AKHIR

3.

Pola

pemanfaatan

ruang

untuk

pengembangan

sumberdaya mineral terutama pertambangan batubara yang


tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Banjar.
4.

Pola pengembangan pusat-pusat permukiman yang dapat


berfungsi

sebagai

pusat

pertumbuhan

bagi

wilayah

belakangnya.
5.

Pola

pengembangan

prasarana

transportasi,

terutama

jaringan jalan untuk meningkatkan aksesbilitas antar pusatpusat

permukiman/kota-kota

diciptakan

jalan

yang

tersebut

sehingga

menghubungkan

dapat

pusat-pusat

pengembangan.
Sejalan

dengan

kegiatan

kawasan

strategis

berupa

pertanian perkebunan ekonomi dan kegiatan penduduk pada


umumnya dengan melihat potensi yang ada, maka fungsi
kawasan strategis ditetapkan sebagai kawasan prioritas. Fungsi
strategis yang dikembangkan pada kawasan ini adalah:
1.

Menciptakan tata ruang kota baru yang serasi antara


kegiatan pertanian kehidupan perkotaan dan pedesaan.

2.

Meningkatkan Fungsi dan nilai kualitas lahan yang


dapat digunakan bagi investor yaitu dengan menyediakan
landasan bagi produksi pertanian.

3.

Menciptakan kesempatan kerja dan memberikan


sumbangan bagi pembangunan nasional dan daerah.

4.

Mempertimbangkan

kelestarian

lingkungan

alam

terutama untuk menjaga fungsi tata air di kawasan hutan


lindung di bagian Timur kawasan strategis.
Pengembangan kawasan strategis tersebut secara garis
besar dapat ditetapkan sebagai berikut:
v1 - 4
1 - 4
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -4

LAPORAN AKHIR

1.

Pengembangan
berkaitan

dengan

dikembangkan

kegiatan

pertanian,

adalah

perindustrian
jenis

agrobisnis

yang

kegiatan

yang

yang

berhubungan

langsung dengan perkebunan kelapa sawit, kelapa hibrida,


karet khususnya, dan kegiatan pertanian umumnya.
2.

Untuk mendukung kegiatan agrobisnis tersebut juga


dikembangkan

kegiatan

permukiman,

khususnya

dikembangkan permukiman untuk petani kelapa sawit (PIR)


dan PIR Rakyat.

3.

Pengembangan

kegiatan

dan

pendidikan

serta

keterampilan (skill). Pengembangan pendidikan ini berkaitan


dengan

sektor

kegiatan

kawasan

strategis.

didukung

dengan

yang

akan

Pengembangan
tersedianya

dikembangkan

pendidikan

sarana

di

tersebut

pendidikan

STM

Pertanian, STM Mesin, dan sanggar kegiatan belajar yaitu


semacam Balai Latihan Kerja yang dapat ditujukan untuk
ahli teknologi bagi petani untuk meningkatkan buruh kelapa
sawit tersebut.

v1 - 5
1 - 5
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -5

LAPORAN AKHIR

v1 - 6
1 - 6
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -6

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

II-5

v1 - 7
1 - 7
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -7

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.2 Peta SSWP Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

II-6

v1 - 8
1 - 8
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -8

LAPORAN AKHIR

2.1.2 Rencana Pengembangan Kawasan


Dalam

melakukan

perencanaan

master

plan,

perlu

diketahui dahulu rencana pengembangan kawasan di Kabupaten


Banjar. Untuk melihat perkembangan fungsi kawasan yang
terdapat di Kabupaten Banjar terbagi menjadi beberapa fungsi
kawasan, yaitu sebagai berikut:
A.

Kawasan Permukiman
Kawasan

Permukiman

umumnya

identik

dengan

pertumbuhan penduduk di sekitar kawasan tersebut. Seiring


dengan

laju

pertumbuhan

penduduk

yang

pesat

dan

membaiknya perekonomian rumah tangga maka kebutuhan akan


tempat tinggal atau perumahan juga terus meningkat. Di sisi lain
meningkatnya

kebutuhan

dan

permintaan

rumah

tersebut

haruslah diimbangi dengan penyediaan kebutuhan perumahan


bagi penduduk. Dengan demikian rumah layak huni yang diidamidamkan penduduk dapat terwujud.
Pada wilayah ini dominasi kegiatannya difungsikan untuk
kegiatan yang bersifat kekotaan dan merupakan orientasi
pergerakan

penduduk

Sedangkan

kawasan

yang

ada

permukiman

pada

wilayah

pedesaan

sekitarnya.

adalah

suatu

kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya masih


didominasi oleh lahan pertanian, tegalan, perkebunan dan lahan
kosong.
Dari segi sosial, kawasan perkotaan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

Kepadatan penduduk relatif tinggi.

Prosentase tanaga kerja relatif tinggi.

Status sosial menjadi kurang jelas.

Degradasi sosial relatif besar.


v1 - 9
1 - 9
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -9

LAPORAN AKHIR

Ikatan sosial semakin lemah.

Sifat heterogenitas yang cukup besar.

Dari segi ekonomi, kawasan perkotaan memiliki ciri-ciri sebagai


berikut:

Lalu lintas transaksi relatif tinggi.

Kawasan antara pendapatan (economic return) relatif


penting.

Kelengkapan sarana kegiatan perekonomian cukup


memadai.

Intensitas ekonomi dan produktifitas penggunaan


lahan tinggi.
Dari segi fisik, kawasan perkotaan memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

Struktur fisik yang lebih rapat.

Penggunaan lahan yang semakin intensif dan efisien.

Jaringan transportasi dan pola pergerakan memiliki


intensitas tinggi.
Selain ciri-ciri kehidupan dari segi sosial ekonomi dan fisik

tersebut,

dalam

rangka

menunjang

kegiatan

di

kawasan

perkotaan secara penuh harus didukung oleh adanya elemenelemen pembentuk kota yaitu:

Pusat Sosial (civil centre), yang terdiri atas:


a.

Pusat pemerintahan

b.

Pusat pendidikan

c.

Pusat kesehatan

Pusat perkantoran (central bussiness district), yang terdiri


dari:
a.

Perbankan

b.

Perhotelan
v1 - 10

II -10

1 - 10
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

c.

Kantor perdagangan

d.

Kantor jasa, contohnya kantor perjalanan

Pusat perdagangan, yang terdiri dari:


a.

Perdagangan eceran

b.

Pertokoan

c.

Pasar Pergudangan

d.

Pusat hiburan
Kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Banjar adalah

setiap pusat pemerintahan kecamatan dan beberapa desa


sekitarnya yang telah mencirikan kehidupan perkotaan yang
radiusnya lebih dari 5 Km.
B.

Kawasan Pertanian
Kawasan pertanian di Kabupaten Banjar tersebar di 19

kecamatan

yang

ada,

dimana

mayoritas

jenis

komoditas

pertanian yang dikembangkan adalah komoditas Padi. Adapun


beberapa komoditi pertanian yang dikembangkan di Kabupaten
Banjar adalah:
Padi

dikembangkan

di

setiap

Kecamatan

yang

ada

di

Kabupaten Banjar
Jagung dikembangkan di Kecamatan Sungai Tabuk, Martapura,
Martapura Timur, Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai
Pinang,

Paramasan,

Pengaron,

Sambung

Makmur,

Mataraman, dan Simpang Empat.


Ubi Kayu dikembangkan di Kecamatan yang ada di Kabupaten
Banjar yaitu Kecamatan Sungai Tabuk, Martapura, Martapura
Timur, Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang,
Paramasan, Pengaron, Sambung Makmur, Mataraman dan
Simpang empat.

v1 - 11

II -11

1 - 11
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Ubi Jalar dikembangkan di Kecamatan yang ada di Kabupaten


Banjar yaitu Kecamatan Sungai Tabuk, Martapura, Astambul,
Sungai Pinang, Paramasan, Sambung Makmur, Mataraman
dan Simpang Empat.
Kacang Hijau dikembangkan di Kecamatan Sungai Pinang,
Pengaron, Sambung Makmur, dan Simpang Empat.
Kacang Tanah dikembangkan di Kecamatan yang ada di
Kabupaten Banjar yaitu Kecamatan martapura, Astambul,
Aranio, Sungai Pinang, Paramasan, Pengaron, Sambung
Makmur, Nataraman, dan Simpang Empat.
C.

Kawasan Perkebunan
Kawasan perkebunan di Kabupaten Banjar tersebar secara

tidak merata pada tiap-tiap kecamatan yang ada. Tersebarnya


kawasan

perkebunan

disebabkan

diantaranya

disesuaikan

dengan kondisi kesuburan tanah serta sumber daya manuasia


yang

mendukung

perkebunan

yang

persebaran

kawasan

dikembangkan

di

ini.

Jenis

komoditi

Kabupaten

Banjar

diantaranya adalah
Perkebunan

rakyat

Karet

dikembangkan

di

Kecamatan

Martapura, Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang,


Pengaron, Mataraman, dan Simpang Empat.
Perkebunan rakyat Kelapa dalam dikembangkan di Kecamatan
yang ada di Kabupaten Banjar Yaitu Kecamatan Aluh-aluh,
Gambut, Kertak Hanyar, Sungai Tabuk, Martapura, Astambul,
Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron, Mataraman,
dan Simpang Empat.
Perkebunan rakyat Cengkeh dikembangkan di Kecamatan
Martapura, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron,
Mataraman, dan Simpang Empat.
v1 - 12

II -12

1 - 12
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Perkebunan

rakyat

Lada

dikembangkan

di

Kecamatan

Martapura Timur, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang,


Pengaron, Mataraman, dan Simpang Empat.
Perkebunan rakyat Kopi dikembangkan di Kecamatan yang
ada di Kabupaten Banjar yaitu

Kecamatan Martapura,

Astambul, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron,


Mataraman, dan Simpang Empat.
Perkebunan
Karang

rakyat

Intan,

Kemiri

Aranio,

dikembangkan
Sungai

di

Pinang,

Kecamatan

Pengaron,

Mataraman, dan Simpang Empat.


Perkebunan

rakyat

Kapok

dikembangkan

di

Kecamatan

Martapura, Aranio, Sungai Pinang, Pengaron.


Perkebunan rakyat Jambu Mete dikembangkan di Kecamatan
Aranio, Sungai Pinang, Pengaron.
Perkebunan
Martapura,

rakyat

Aren

Astambul,

dikembangkan
Karang

Intan,

di

Kecamatan

Sungai

Pinang,

Pengaron, Mataraman, dan Simpang Empat.


Perkebunan rakyat Sagu/Rumbia dikembangkan di Kecamatan
Aluh-aluh, Gambut, Sungai Tabuk, Martapura, Astambul,
Karang Intan, Sungai Pinang, Pengaron, dan Simpang Empat.
Perkebunan

rakyat

Pinang

dikembangkan

di

Kecamatan

Astambul, Karang Intan, dan Aranio.


Perkebunan rakyat Kenanga dikembangkan di Kecamatan
Martapura, dan Karang Intan.
Perkebunan

rakyat

Purun

dikembangkan

di

Kecamatan

Astambul, Karang Intan, Aranio,Sungai Pinang, Pengaron,


Mataraman, dan Simpang Empat.

v1 - 13

II -13

1 - 13
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Perkebunan
Astambul,

rakyat

Kencur

dikembangkan

di

Kecamatan

Sungai Pinang, Pengaron, Mataraman ,dan

Simpang Empat.
Perkebunan rakyat Lengkuas dikembangkan di Kecamatan
Astambul, dan Mataraman.
Perkebunan

rakyat

Kunyit

dikembangkan

di

Kecamatan

Astambul, Sungai Pinang, , Mataraman ,dan Simpang Empat.


Perkebunan rakyat Temulawak dikembangkan di Kecamatan
Astambul, Pengaron dan Mataraman.
Perkebunan rakyat Kapulaga dikembangkan di Kecamatan
Astambul, dan Mataraman.
D.

Pariwisata
Kabupaten Kabupaten Banjar memiliki beberapa obyek

wisata yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Jenis objek


wisata yang ada di Kabupaten Banjar diantaranya adalah wisata
Agama/ziarah,

wisata

pengajian/kerohanian,

wisata

belanja

(cenderamata) wisata alam, agro wisata, wisata budaya, dan


hiburan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Jenis Wisata, yang Terdaptar pada Kantor
Kebudayaan dan Pariwisata Di Kabupaten Banjar Tahun
2007
N
o
1.

Jenis Wisata
Agama/Ziarah

Nama Obyek Wisata

Lokasi

Makam Syech M. Arsyad


Al Banjary

Desa
Kelampayan Kec.
Astambul

v1 - 14

Jarak Dari
Martapura
(km)
12

II -14

1 - 14
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

N
o

Jenis Wisata

Nama Obyek Wisata


Masjid Agung Al
Karomah

Martapura

Sungai Batang,
Martapura

Komplek Sekumpul

Kel. Jawa
Martapura

Pusat Perbelanjaan
Cahaya Bumi Selamat

Jl. Jend A. Yani,


Martapura

Jamrud Plaza

Jl. Jend A. Yani,


Martapura

Makam Syech abd.


Hamid Abulung

2.
3.

4.

5.

6.

7.

Pengajian/Kerohan
ian
Cenderamata

Alam

Taman Hutan Raya


Sultan Adam

Karang Intan

16

Waduk Riam Kanan,


Pulau Pinus

Aranio

26

Hanaru, Belangian, dan


Lembah Kahung

Aranio

26

Agro Wisata

Budaya

Hiburan

Jarak Dari
Martapura
(km)

Lokasi

Bincau

Bincau,
Martapura

Jingah Habang

Jingah Habang,
Karang Intan

Pasar Terapung Lok


Baintan

lok Baintan,
Sungai Tabuk

12

Pengrajin Air Guci

Pesayangan,
Martapura

Penggosokan Intan

Martapura

Tempat Bermain Anak

Pasar martapura

Sumber : RTRW Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 15

II -15

1 - 15
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten di


Kalimantan Selatan yang memiliki daya tarik dan potensi wisata
yang besar. Pengembangan pariwisata

Kabupaten Banjar

diarahkan pada pembenahan potensi dan produk wisata yang


bernuansa islam, budaya dan alam (nature) sesuai dengan
karakteristik Kota Martapura sebagai Serambi Mekkah dan Kota
Intan (Diamond City).
E.

Kawasan Pertambangan
Perkembangan sektor pertambangan Kabupaten Banjar

sampai

saat

ini

masih

berkembang,

hal

ini

dikarenakan

pengelolaan kebanyakan masih dikelola personal. Adapun jenis


pertambangan yang dikembangkan di Kabupaten Banjar adalah
Tambang Batubara.
Potensi

pertambangan

di

Kabupaten

Banjar

yang

diproduksi berdasarkan data BPS 2007 Kabupaten Banjar, jumlah


produksi terbesar dari perusahaan PT Rahmat Bara Utama yaitu
sebesar 328.499.062 ton. Potensi batubara di Kabupaten Banjar
pada

daerah

Sambung

Makmur

dan

Pengaron.

Potensi

mengembangkan sektor pertambangan dan penggalian yang


dimiliki cukup besar. Eksplorasi telah mulai dilakukan oleh
pemerintah, namun perlu diperhatikan kesiapan sumber daya
manusia (SDM) yang akan menggali potensi pertambangan dan
modal

atau

investasi

pemanfaatan.

Kedepan

yang

dibutuhkan

yang

belum

dalam

proses

dibangun

adalah

pertambangan dan penggalian yang dihasilkan tidak lagi berupa


hanya bahan baku dasar tetapi berupa setengah jadi atau
lanjutan

sehingga

menjadikan

nilai

produk

lebih

mampu

bersaing, tersedianya lapangan kerja dan pendapatan bagi


v1 - 16

II -16

1 - 16
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

masyarakat

setempat,

sekaligus

dilaksanakannya

kaidah

lingkungan dan keberlanjutan usaha jangka panjang.


F.

Kawasan Hutan
Secara ideal berdasarkan ketetapan dalam Undang-Undang

RI Nomor 26 Tahun 2007 dimana proporsi kebutuhan Ruang


Terbuka Hijau adalah 30 % dari luas wilayah (20 % RTH Publik
dan 10 % RTH Privat) maka jika dihitung dari luas wilayah
Kecamatan Martapura diperlukan 12,06 Km2 atau 1.206 Ha
sebagai ruang terbuka hijau. Kawasan yang berupa ruang
terbuka

hijau

di

kota

Martapura

terdiri

dari

sawah,

tegalan/pekarangan, padang rumput, rawa, taman, hutan kota,


median jalan, sempadan sungai dan kawasan terbuka lainnya.
Jika dilihat dari peta foto udara maka prosentase antara lahan
terbangun dan lahan tak terbangun di Kota Martapura masih
didominasi oleh lahan tidak terbangun yakni 80 % dari luas
kota Martapura yang juga sebagai kawasan terbuka hijau.
G.

Kawasan Perikanan
Sektor perikanan di Kabupaten Banjar dibagi menjadi 3

produksi yaitu ikan darat, ikan laut dan budidaya. Persebaran


kawasan perikanan untuk Kabupaten Banjar tersebar secara
merata

karena

dilihat

dari

kondisi

geologi

dan

hidrologi

Kabupaten Banjar dilewati beberapa sungai di antaranya yaitu


Sungai Martapura, Sungai Tabuk dan lain sebagainya. Untuk
produksi ikan terdiri dari dari ikan manyung, ikan gul, tiga waja,
ikan pari, ikan bawal, ikan alu alu, udang windu, udang putih
dan udang lainnya.
Adapun potensi sektor perikanan di Kabupaten Banjar
dibagi atas perikanan laut, perikanan darat, dan budidaya.
Potensi sektor perikanan di Kabupaten Banjar sebagai berikut:
v1 - 17

II -17

1 - 17
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Potensi perikanan laut di Kecamatan Aluh-aluh.

Potensi perikanan darat di Kecamatan Martapura


Barat,

Kecamatan

Simpang

Empat,

dan

Kecamatan

Astambul.

Potensi perikanan budidaya di Kecamatan Karang


Intan.

H.

Kawasan Peternakan
Peternakan di Kabupaten Banjar terdiri dari ternak besar,

ternak kecil dan unggas. Ternak besar yaitu sapi potong dan
kerbau. Ternak kecil yaitu kambing, domba dan babi. Potensi
sektor peternakan di Kabupaten Banjar dibagi atas ternak besar
(sapi, kerbau, kuda), ternak kecil (kambing, domba, babi), ternak
unggas (ayan ras, ayam buras, dan itik), dan populasi aneka
ternak (kelinci, burung puyuh, dan burung merpati). Potensi
sektor peternakan di Kabupaten Banjar sebagai berikut:

Potensi

ternak

besar

di

Kecamatan

Pengaron,

Kecamatan Aranio, dan Kecamatan Simpang Empat.

Potensi

ternak

kecil

di

Kecamatan

Martapura,

Kecamatan Mataraman, dan Kecamatan Simpang Empat.

Potensi ternak unggas di Kecamatan Karang Intan dan


Kecamatan Martapura Timur.

Potensi populasi aneka ternak di Kecamatan Martapura


Timur dan Kecamatan Karang Intan.

2.2 KONDISI FISIK DASAR


Fisik dasar yang terdiri dari batas administrasi dan letak
geografis, topografi dan kemiringan, suhu dan iklim, ketinggian

v1 - 18

II -18

1 - 18
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

dan kelerengan, geologis dan jenis tanah, kedalaman efektif


tanah, erosi tanah dan sumber air.
2.2.1 Geograf
Kabupaten Banjar terletak di bagian Selatan Provinsi
Kalimantan Selatan, berada pada 1140 30 20 dan 1150 33 37
bujur timur serta 20 49 55 dan 30 43 38 lintang selatan. Luas
wilayahnya 4.668,50 Km2 atau sekitar 12,20 % dari luas wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan. Batas-batas administrasi Kabupaten
Banjar adalah:

Sebelah Utara :

Sebelah Barat :

Kabupaten Tapin dan Kabupaten HSS


Kabupaten Barito Kuala dan Kota

Banjarmasin

Sebelah Selatan :

Kabupaten Tanah Laut dan Kota

Banjarbaru

Sebelah Timur :

Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah

Bumbu
Kabupaten Banjar terbagi dalam 19 wilayah kecamatan,
288

desa/kelurahan.

Kecamatan

yang

paling

luas

adalah

Kecamatan Aranio dengan luas 1.166,35 Km2 (24,98%) dan


kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Martapura Timur
dengan luas 29,99 Km2 (0,64%). Kabupaten Banjar adalah salah
satu daerah tingkat II di Provinsi Kalimantan Selatan. Ibu Kota
Kabupaten ini terletak di Martapura. Sejak Otonomi daerah pada
tahun

2001,

jumlah

kecamatan

dan

desa/kelurahan

ada

beberapa yang mengalami perubahan yaitu Kecamatan Tatah


Makmur

(Pecahan

dari

Kecamatan

Kertak

Hanyar)

dan

Kecamatan Telaga Bauntung (Pecahan dari kecamatan Simpang


Empat). Dalam kurun waktu 2007-2009 ada perubahan status
v1 - 19

II -19

1 - 19
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

desa menjadi kelurahan dan penambahan 2 kelurahan, sehingga


di tahun 2009 ada 277 desa dan 13 kelurahan.
Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Banjar
Tahun 2010
No

Kecamatan

Luas
(Km2)

Jumlah
Desa/Kelurahan

Persentase Luas
Wilayah (%)

Aluh Aluh

82,84

19

1,77

Beruntung Baru

61,42

12

1,32

Gambut

129,31

14

2,77

Kertak Hanyar

45,83

13

0,98

Tatah Makmur

35,47

13

0,76

Sungai Tabuk

147,30

21

3,16

Martapura

42, 030

25

0,90

Martapura Timur

29,99

20

0,64

Martapura Barat

149,38

13

3,20

10

Astambul

216,50

22

4,64

11

Karang Intan

215,35

26

4,61

12

Aranio

1166,35

12

24,98

13

Sungai Pinang

458,65

11

9,82

14

Paramasan

560,85

12,01

15

Pengaron

433,25

12

9,28

16

Sambung Makmur

134,65

2,88

17

Mataraman

148,40

15

3,18

18

Simpang Empat

453,30

26

9,93

19

Telaga Bauntung

158,00

3,38

v1 - 20

II -20

1 - 20
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

No

Kecamatan

Luas
(Km2)

Jumlah

4668,50

Jumlah
Desa/Kelurahan

Persentase Luas
Wilayah (%)

289

100,00

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2011

2.2.2 Topograf
Ditinjau dari segi topografi atau ketinggian lahan diatas
permukaan

laut

(dpal),

maka

Kabupaten

Banjar

dapat

dikategorikan menjadi 5 (lima) kelas ketinggian, yaitu sebagai


berikut :

0 7 meter diatas permukaan air laut.

7 27 meter diatas permukaan air laut.

27 100 meter diatas permukaan air laut.

100 250 meter diatas permukaan air laut.

250 meter diatas permukaan air laut.


Topografi wilayah Kabupaten Banjar berkisar antara 0-

1.878 meter dari permukaan laut (dpl). Ketinggian ini merupakan


salah satu faktor yang menentukan letak kegiatan penduduk
sehingga ketinggian juga dipakai sebagai penentuan batas
wilayah usaha dimana 35% berada di ketinggian 0-7 m dpl, 55,54
% terdapat pada ketinggian 50-300 m dpl dan sisanya yaitu
sebanyak 9,45% berada pada ketinggian lebih dari 300 m dpl.
Rendahnya letak Kabupaten Banjar dari permukaan laut
menyebabkan aliran air pada permukaan tanah menjadi kurang
lancar. Akibatnya sebagian wilayah selalu tergenang (29,93 %)
sebagian lagi (0,58 %) tergenang secara periodik.
Sedangkan dilihat dari segi kemiringan lereng, Kabupaten
Banjar cukup bervariatif. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi
morfologi wilayah Kabupaten Banjar yang terdiri dataran yang
v1 - 21
1 - 21

II -21

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN


BANJAR

LAPORAN AKHIR

landai, bergelombang, berbukit, sehingga ke bentuk morfologi


pergunungan. Dari kondisi morfologi tersebut, kemiringan lereng
di wilayah Kabupaten Banjar dapat dikatogorikan ke dalam 5
(lima) kelas kemiringan, yaitu sebagai berikut:

0 2 %, kelas kemiringan ini pada umumnya memiliki


bentuk morfologi dataran yang landai dengan nilai kemampuan
lahan yang baik.

2 8 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki bentuk


morfologi dataran yang landai hingga bergelombang dengan
nilai kemampuan lahan yang cukup baik.

8 15 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki


bentuk morfologi dataran yang bergelombang hingga berbukit
dengan nilai kemampuan lahan yang cukup baik.

15 25 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki


bentuk morfologi dataran yang berbukit hingga pegunungan
dengan nilai kemampuan lahan yang kurang baik.

25 40 %, kelas kemiringan ini umumnya memiliki


bentuk morfologi dataran pegunungan hingga dataran yang
curam dengan nilai kemampuan lahan yang kurang baik (RTRW
Kab. Banjar 2008-2027).
Ketinggian dan kelerengan pada wilayah Kabupaten

Banjar dibagi menjadi 6 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat


dilihat pada tabel 2.3. dan 2.4.
Tabel 2.3. Ketinggian Wilayah Di Kabupaten Banjar
Tahun 2009
No.

Ketinggian Wilayah
(m)

1.

07

2.

8 25

Luas Wilayah (Ha)

Prosentase (%)

133.818,95

29,23

26.175,61

6,00

v1 - 22

II -22

1 - 22
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

3.

26 100

70.674,14

15,44

4.

101 250

174.898,91

38,20

5.

251 500

36.733,50

8,00

6.

> 500

15.563,89

3,13

457.865

100,00

Kabupaten Banjar
Sumber : BPS Kabupaten Banjar, 2010

Tabel 2.4.Kelerengan Wilayah Di Kabupaten Banjar


Tahun 2009
No.

Kelerangan

Luas wilayah (Ha)

Prosentase (%)

1.

02

185.634,63

40,54

2.

28

70.940,96

16,37

3.

8 15

53.188,27

11,62

4.

15 25

52.178,32

11,51

5.

25 40

67.748,57

14,82

6.

> 40

23.934,25

5,16

453.625

100,00

Kabupaten Banjar
Sumber : BPS Kabupaten Banjar, 2010

2.2.3 Geologi
Secara geologis wilayah Kabupaten Banjar terbentuk dari
batuan endapan alluvial, gambut, delta sungai dan rawa yang
menyebar

hampir

disemua

kecamatan,

kecuali

Kecamatan

Aranio, Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan dan Karang Intan.


Disebelah timur dari utara sampai ke selatan membentang kaki
Pegunungan

Meratus

yang

berbatasan

dengan

Kecamatan

Pengaron, Sungai Pinang, Paramasan, Aranio, dan Karang Intan.


Khusus Kecamatan Sungai Pinang dan Paramasan struktur
v1 - 23
1 - 23

II -23

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN


BANJAR

LAPORAN AKHIR

geologinya juga dibentuk batuan Maesozoikum dan batuan


kapur.
Pada umumnya tanah di wilayah ini

bertekstur halus

(77,62%) yaitu tanah liat, berlempung, ber-pasir dan


Sementara 14,93 % bertekstur

berdebu

14.93% sedang yaitu jenis

lempung, berdebu, liat berpasir, sisanya 5,39 % bertekstur kasar


yaitu pasir berlempung, pasir berdebu. Dari segi jenis tanahnya,
Kabupaten Banjar 29,25 % wilayahnya merupakan jenis tanah
Podsolik Merah Kuning Lateritik dengan luas wilayah 135.932,41
Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5. berikut.

Tabel 2.5. Jenis Tanah di Kabupaten Banjar Tahun 2009

No.

Jenis tanah

Luas
wilayah (Ha)

Prosentase
(%)

79.684,50

17,40

1.

Organosol

2.

Alluvial

105.074,05

22,95

3.

Podsolik Merah Kuning Lateritik

135.932,41

29,25

4.

Latosol

10.009,24

2,19

5.

Podsolik Merah Kuning

25.058,81

5,47

6.

Podsolik Merah Kuning dengan


litosol

94.881,31

20,72

7.

Litosol

9.233,88

2,02

Sumber : BPS Kabupaten Banjar, 2010

v1 - 24

II -24

1 - 24
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 25
1 - 25
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -25

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.3 Peta Geologi Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

II-20

v1 - 26
1 - 26
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -26

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.4 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

v1 - 27
1 - 27
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -27

LAPORAN AKHIR

v1 - 28
1 - 28

II-22

MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN


BANJAR

II -28

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.5 Peta Kawasan Permukiman Kabupaten Banjar

v1 - 29
1 - 29
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -29

LAPORAN AKHIR

Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Banjar yang


tertinggi terdapat pada kedalaman lebih dari 90 cm yaitu
316.811,60 Ha (69,63%) sedangkan tekstur tanahnya sebagian
besar bertekstur halus yaitu 338.507,57 Ha (73,94%). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 dan 2.6 berikut Pada
umunya tanah diwilayah ini bertekstur halus (77,62 %) yaitu
meliputi tanah liat, berlempung, berpasir dan berdebu sementara
14,93 % berstekstur sedang yaitu jenis lempung, berdebu, liat
berpasir,

sisanya

5,39

berstektur

kasar

yaitu

pasir

Tahun

1981

skala

berlempung, pasir berdebu.


Menurut

peta

tanah

eksplorasi

1:1.000.000 dari Lembaga Penelitian Bogor di wilayah dijumpai


jenis tanah; Tanah

gleihumus dengan bahan induk bahan

meliputi 28,57% dari luas wilayah. Tanah


dengan bahan induk lahan

territory, Aluvial

3,72%. Tanah komplek podsolik

merah kuning dan laterit dengan bahan induk material adalah


batu baku meliputi 14,29%. Tanah latosol dengan batuan beku
intrusi meliputi 24,84%. Tanah komplek podsolik merah kuning,
latosol dengan

batu induk endapan batu induk endapan dan

metamorf.

2.2.4 Klimatologi
Suhu

udara

disuatu

tempat

ditentukan

oleh

tinggi

rendahnya tempat terhadap permukaan laut dan jaraknya dari


pantai. Berdasarkan pemantauan Badan Meteologi dan Geofisika
Banjarbaru Tahun 2009, suhu udara di daerah Kabupaten Banjar
berkisar antara 26,6 C sampai 28,1 C. Suhu udara maksimum
terjadi pada bulan September (36,2 C) dan suhu minimum
terjadi pada bulan Juli (20,0 C). Selain itu sebagai, sebagai
v1 - 30

II -30

1 - 30
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan ratarata sekitar 72,0 % sampai 89,0 %, dengan kelembaban
maksimum pada bulan Januari, Februari, dan minimum pada
bulan September 47,0 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6. Suhu/Temperatur Udara Minimum, Maksimum,


Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Menurut Bulan DI
Kabupaten Banjar Tahun 2009
Suhu/Temperatur ( C)

Bulan

Maksimu
m

Minimu
m

Rata-rata

Cura
h
Huja
n
(mm)

Hari
Hujan
(Hari)

01. Januari

32,2

21,7

26,0

384

30

02. Februari

33,1

21,3

26,1

148

21

03. Maret

34,4

21,5

26,8

212

21

04. April

35,2

22,4

27,3

279

21

05. Mei

35,2

22,5

27,2

237

22

06. Juni

34,8

20,8

28,1

22

07. Juli

35,9

20,0

26,3

73

08. Agustus

35,9

21,8

27,2

25

09.
September

36,2

20,4

28,0

21

v1 - 31

II -31

1 - 31
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

10. Oktober

35,4

20,8

27,3

189

12

11. November

35,6

22,2

27,4

292

19

12. Desember

33,1

23,0

26,6

287

24

34.75

21.533

27.025

180.7
5

16.08
3

Rata-rata

Sumber: BPS Kabupaten Banjar, 2010

Curah hujan disuatu tempat dipengaruhi oleh keadaan


iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara.
Curah hujan yang disajikan menunjukkan bahwa rata-rata curah
hujan selama tahun 2009 tercatat rata-rata 181 mm, dengan
jumlah terendah terjadi pada Bulan September (21 mm) dan
tertinggi terjadi pada Bulan November (292 mm). Rata-rata
jumlah hari hujan sebanyak 16 dengan jumlah hari hujan
terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari
terendah pada bulan Agustus (2 hari).
Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada
hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian, tidak
semuanya terjadi hubungan yang demikian. Keadaan angin pada
musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari
Barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal
dengan sebutan musim barat. Pada musim kemarau angin timur
bertiup dari benua Australia, keadaan angin pada saat itu bisa
juga kencang, pada tahun 2009 kecepatan angin yang terjadi
rata-rata sebesar 3,28 knot per bulan.
Tabel 2.7. Kecepatan Angin Minium, Maksimum, dan
Rata-rata menurut Bulan DI Kabupaten Banjar Tahun
2009
v1 - 32

II -32

1 - 32
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Kecepatan
Angin (Knot)
Bulan

Rata-rata

01. Januari

3,1

02. Februari

3,4

03. Maret

2,8

04. April

2,1

05. Mei

2,3

06. Juni

2,7

07. Juli

3,7

08. Agustus

3,6

09.
September

4,7

10. Oktober

3,7

11.
November

3,7

12.
Desember

3,6

Sumber: BPS Kabupaten Banjar, 2010

Menurut klasifikasi Koppen, iklim di Kabupaten Banjar


termasuk tipe A yaitu iklim hujan dan hutan tropis. Sedangkan
dengan klasifikasi iklim menurut Schmidt & Ferguson yang
didasarkan perbandingan besarnya curah hujan bulan basah
dan bulan kering, Kabupaten Banjar termasuk iklim tipe B.

v1 - 33

II -33

1 - 33
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 34
1 - 34
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -34

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.6 Peta Curah Hujan Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

II-26

v1 - 35
1 - 35
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -35

LAPORAN AKHIR

v1 - 36
1 - 36
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -36

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.7 Peta Hirologi Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

II-27

v1 - 37
1 - 37
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -37

LAPORAN AKHIR

2.2.5 Hidrologi
Kabupaten

Banjar

memiliki

sumberdaya

air

yang

melimpah, berasal dari sungai dan anjir/kanal. Sungai yang ada


mempunyai tangkapan air di kaki Pegunungan Meratus dan
semuanya mengalir ke barat menyatu membentuk Sungai
Alalak, Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa. Ketiga
sungai itu berair sepanjang tahun dan membentuk daerah
aliran sungai (DAS). Luas masing-masing DAS adalah Riam
Kanan 115.378 Ha (25,31 DAS Riam Kiwa 191.132 Ha (41,74
%) dan DAS Alalak 150.885 Ha (32,95 %). Kabupaten Banjar
juga memiliki bendungan Riam Kanan seluas 161.993 Ha yang
merupakan sumber air bagi pembangkit listrik PLTA Ir. Pangeran
Muhammad Noor dan irigasi bagi pertanian. Selain sumber air dari
sungai, anjir/kanal dan waduk, Kabupaten Banjar juga memiliki
rawa periodik seluas 55.252 Ha yang sebagian diantaranya kering
di musim kemarau Fluktuasi debit air sungai di daerah ini relatif
besar, yang tampak dari perbedaan ketinggian airnya musim hujan
dan kemarau yang tinggi. Sungai Martapura sepanjang 70 Km dan
anak - anak sungainya masih dilayari dan cukup cukup vital
perannya dalam pengangkutan barang hasil-hasil pertanian dan
tambang. Selain itu sungai juga berperan dalam menunjang
kehidupan penduduk, baik sebagai sumber air minum, kebutuhan
mandi dan cuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Di Kabupaten Banjar terdapat beberapa daerah yang rawan
banjir/genangan antara lain:
a) Perempatan Jl. A. Yani Jl. Hidayatullah di sekitar pasar
(depan dan samping Masjid Al - Karomah Martapura dan
depan Kantor Bupati).
b) Diprediksi pada Jl. Menteri Empat (depan rumah sakit) akan
terjadi genangan yang disebabkan ditutupnya saluran pada
v1 - 38

II -38

1 - 38
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

areal eks PKM, sedangkan saluran yang ada di depannya


memiliki kapasitas/volume yang relative kecil.
2.3

KEPENDUDUKAN, SOSIAL, EKONOMI DAN


BUDAYA

2.3.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk


Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat
dan membaiknya perekonomian rumah tangga maka kebutuhan
perumahan juga terus meningkat. Pada wilayah ini dominasi
kegiatannya difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan
dan merupakan orientasi pergerakan penduduk yang ada pada
wilayah sekitarnya. Sedangkan kawasan permukiman pedesaan
adalah suatu kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya
masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan, perkebunan dan
lahan kosong.
Berdasarkan data yang tercatat pada Badan Pusat Statistik
Kabupaten Banjar, jumlah penduduk Kabupaten Banjar pada
tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8. Jumlah Penduduk
Kabupaten Banjar Tahun 2010
No

Kecamatan

Jumlah
Penduduk

Aluh Aluh

27.285

Beruntung Baru

13.181

Gambut

35.956

Kertak Hanyar

38.909

Tatah Makmur

10.974

Sungai Tabuk

56.869

Martapura

101.482

v1 - 39

II -39

1 - 39
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

No

Jumlah
Penduduk

Kecamatan

Martapura Timur

29.200

Martapura Barat

16.972

10

Astambul

33.009

11

Karang Intan

30.679

12

Aranio

13

Sungai Pinang

14

Paramasan

15

Pengaron

15.764

16

Sambung Makmur

10.562

17

Mataraman

23.662

18

Simpang Empat

32.252

19

Telaga Bauntung

8.246
1.4511
4.214

3.112

Jumlah/Total

506.839

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2011

2.3.2 Kepadatan Penduduk dan Persebarannya


Berdasarkan hasil pencacahan lengkap sensus penduduk
2000, selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 1999-2000
penduduk Kabupaten Banjar mengalami peningkatan sebanyak
57.397 jiwa. Ketika sensus penduduk tahun 1990 tercatat jumlah
penduduk

sebanyak

353.789

jiwa

dan

pada

tahun

2000

meningkat menjadi 411.726 jiwa atau mengalami pertumbuhan


rata rata 1,6% per-tahun. Hasil registrasi penduduk Kabupaten
Banjar pertengahan tahun 2010 mencatat jumlah penduduk
sementara 506.204 jiwa. Hasil SP 2010 juga menunjukkan bahwa
penyebaran penduduk Kabupaten Banjar masih bertumpu di
v1 - 40

II -40

1 - 40
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Kecamatan Martapura yakni sebesar 20,04 %. Dengan luas


wilayah Kabupaten Banjar 4.688,50 Km2 yang didiami oleh
506,204 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten

Banjar

Dibandingkan

adalah

tahun

sebanyak

sebelumnya,

345

jiwa

Kecamatan

Km2.

per

Martapura

mengalami kenaikan jumlah penduduk yang ditandai dengan


meningkatnya angka kepadatan penduduk dimana tahun 2009
sebesar 498.088 jiwa per Km2. Sedangkan jumlah penduduk
terkecil berada di Kecamatan Telaga Bauntung yaitu sebesar
3.270 jiwa.

v1 - 41

II -41

1 - 41
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk


Kabupaten Banjar Tahun 2010
N
o

Kecamatan

Luas
2

(Km )

Penduduk

Kepadatan
Penduduk

Aluh Aluh

82,84

27322

331

Beruntung Baru

61,42

13168

215

Gambut

129,31

35913

278

Kertak Hanyar

45,83

38826

847

Tatah Makmur

35,47

10972

309

Sungai Tabuk

147,30

56543

384

Martapura

42, 030

101426

2413

Martapura Timur

29,99

29199

974

Martapura Barat

149,38

16976

114

Astambul

216,50

32987

152

10

Karang Intan

215,35

30631

142

11

Aranio

8248

12

Sungai Pinang

458,65

14406

31

13

Paramasan

560,85

4219

14

Pengaron

433,25

15684

36

15

Sambung

134,65

10542

78

Makmur

1166,35

16

Mataraman

148,40

23701

160

17

Simpang Empat

453,30

32296

72

19

Telaga Bauntung

158,00

3127

21

506186

6572

Jumlah

4668,50

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2011

v1 - 42

II -42

1 - 42
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

v1 - 43
1 - 43
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -43

LAPORAN AKHIR

Gambar 2.8 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Banjar Tahun 2008-2027

II-32

v1 - 44
1 - 44
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

II -44

LAPORAN AKHIR

Berdasarkan data yang terdapat pada Badan Pusat Statistik


Kabupaten Banjar, jumlah rumah tangga pada pertengahan
tahun 2009 mencapai 131.640 RT, dengan jumlah penduduk
498.088 orang terdiri dari 244.622 laki laki dan 253.466
perempuan dengan sex ratio 97 yang berarti hampir tidak ada
perbedaan jumlah menurut jenis kelamin. Untuk jumlah rumah
tangga di pertengahan Tahun 2010 masih belum teridentifikasi di
BPS

Kab.

Banjar.

Jumlah

penduduk

terbanyak

berada

di

Kecamatan Martapura pada pertengahan Tahun 2010 dengan


kepadatan 2.413 jiwa per kilometer persegi. Dibanding tahun
sebelumnya, Kecamatan Martapura mengalami kenaikan jumlah
penduduk.

Hal

ini

ditandai

dengan

meningkatnya

angka

kepadatan penduduk, dimana pada tahun 2009 kepadatannya


tercatat sebesar 2.116 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan
Peramasan hanya 6 penduduk per kilometer persegi pada tahun
2009 dan meningkat menjadi 7 penduduk per kilometer persegi
di

pertengahan

tahun

2010.

Kecamatan

Paramasan

tetap

merupakan daerah dengan tingkat kepadatan rendah.


2.3.3 Tingkat Pendidikan
Peningkatan partisipasi sekolah pada penduduk tentunya
harus diimbangi penyediaan sarana fisik dan tenaga guru
memadai.

Faktor yang sangat berperan dalam

pembangunan

suatu

bangsa

adalah

tingkat

pencapaian
pendidikan

penduduknya semakin maju pendidikan. penduduknya akan


membawa berbagai

pengaruh positif bagi masa depan

di

berbagai bidang kehidupan. Penduduk yang berkualitas dan


berpendidikan

menjadi subyek dalam menggerakkan

arah

pembangunan. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu


v1 - 45

II -45

1 - 45
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

pendidikan, salah satunya ditunjang dengan ketersediaan sarana


dan fasilitas pendidikan.
2.3.4 Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Banjar sangat
beragam. Selain pegawai swasta, PNS, TNI/Polri, banyak yang
menjadi petani dan peternak juga banyak yang berwiraswasta
sebagai pedagang atau warung.
2.3.5 Kebudayaan
Faktor kebudayaan masyarakat Kabupaten Banjar dalam hal
beragama

masih

sangat

kuat.

Hal

ini

dapat

dilihat

dari

banyaknya pesantren dan kegiatan keagamaan yang rutin


dilaksanakan.

2.4 SARANA DAN PRASARANA


2.4.1 Sarana Perekonomian
Perekonomian

Kabupaten

Banjar

tahun

2009

mampu

menghasilkan PDRB sebesar 4,17 trilyun rupiah. Sedangkan


berdasarkan perhitungan sementara nilai PDRB tahun 2009
diperkirakan

akan

mencapai

nilai

3,22

trilyun

rupiah.

Perekonomian di Kabupaten Banjar yang terus berkembang dapat


dilihat dari beberapa aspek yaitu pertumbuhan PDRB, pertumbuhan
ekonomi sektoral, struktur perekonomian dan PDRB Perkapita dan
beberapa komoditi unggulan di beberapa sektor, diantaranya
adalah pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
pertambangan, dan perindustrian. yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.10. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan

v1 - 46

II -46

1 - 46
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Banjar Tahun 2006


2009
Lapangan Usaha
1. Pertanian, Peternakan,
Kehutanan Dan

2006

2007

2008

2009

7612254

74981544

7776248

80697736

28

43

4597005

48833911

5238557

54889623

73

38

1465949

16978276

1812052

19464639

45

19

1820899

17529463

1813435

18748381

Perikanan
2. Pertambangan Dan
Penggalian
3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas Dan Air

4
5. Bangunan

6. Perdangangan, Hotel
Dan Restoran
7. Pengangkutan Dan
Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan,
Jasa Perusahaan

9. Jasa Jasa

Jumlah

1221386

13601449

1531662

17760558

21

14

5662800

59752826

6394956

68294772

62

55

1276921

13576380

1411870

14556755

84

92

8492642

96394637

1163368

1341342

54

26

2295178

25204824

2729796

30188757

81

40

2516315

26432162

2823985

30114110

113

42

611

50

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010

v1 - 47

II -47

1 - 47
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Pertumbuhan ekonomi sektoral terbesar pada tahun 2009


adalah sektor bangunan yaitu sebesar 103.54 dimana lebih
tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tumbuh
sebesar 98.17. Sektor industri pengolahan tumbuh 106,27 pada
tahun 2009 dimana lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya
yang hanya tumbuh sebesar 104.81. Industri yang paling
dominan di wilayah Kabupaten Banjar adalah kerajinan rumah
tangga dengan nilai bagi hasil yang diberikan lebih dari 78%
sehingga pertumbuhan industri pengolahan sangat tergantung
dari pergerakan industri kerajinan rumah tangga.
Tabel 2.11. Pertumbuhan Ekonomi Kab. Banjar Tahun
2007 2009
Lapangan Usaha

2007

2008

2009

1. Pertanian, Peternakan,
Kehutanan Dan Perikanan

103,02

98,17

103,54

2. Pertambangan Dan Penggalian

107,70

106,63

106,29

3. Industri Pengolahan

106,63

104,81

106,27

4. Listrik, Gas Dan Air

105,90

102,17

103,01

5. Bangunan

105,33

111,36

114,80

6. Perdangangan, Hotel Dan


Restoran

106,80

105,37

106,47

7. Pengangkutan Dan Komunikasi

103,33

106,12

104,12

8. Keuangan, Persewaan, Jasa


Perusahaan

103,97

106,46

107,41

9. Jasa Jasa

107,57

107,06

108,39

v1 - 48

II -48

1 - 48
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Lapangan Usaha

2007

2008

2009

Jumlah

105,49

103,78

106,09

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2009

Dari sembilan sektor pembantuk PDRB, sektor pertanian


masih menjadi sektor dominan pembantuk PDRB Kabupaten
Banjar. Dari data tiga tahun terakhir menunjukkan sumbangan
sektor masing masing 28,96% tahun 2007; 28,01% tahun 2008
dan 27,77% tahun 2009. Besarnya peranan sektor pertanian
didukung oleh kondisi sumberdaya alam Kabupaten Banjar
disamping ekonominya yag cenderung agraris serta tenaga kerja
yang bekerja di sektor ini relatif banyak.
Tabel 2.12. Struktur Perekonomian Kab. Banjar Tahun
2007 2009
Lapangan Usaha

2007

2008

2009

28,96

28,01

27,77

17,33

17,70

17,86

3. Industri Pengolahan

5,50

5,55

5,51

4. Listrik, Gas Dan Air

0,79

0,78

0,76

5. Bangunan

5,79

6,17

6,60

22,46

22,90

22,82

7. Pengangkutan Dan Komunikasi

5,11

4,97

4,68

8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

3,54

3,65

3,78

10,52

10,28

10,22

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan


Perikanan
2. Pertambangan Dan Penggalian

6. Perdangangan, Hotel Dan Restoran

9. Jasa Jasa
v1 - 49

II -49

1 - 49
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Lapangan Usaha
Jumlah

2007

2008

2009

100,0

100,0

100,0

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010


Sektor

industri

pengolahan

terutama

rumah

tangga,

industri kecil dan menengah hanya mampu menyumbangkan


sekitar 5,51% - 5,55% dari PDRB yang dihasilkan Kabupaten
Banjar. Sedangkan sektor perdagangan cukup berperan sebagai
penunjang

kegiatan

kecenderungannya
21,0%.

Sama

ekonomi,

relatif

halnya

dalam

menurun

dengan

tiga

maskipun

sektor

tahun

terakhir

masih

diatas

pertambangan

dan

penggalian peranannya juga cenderung menurun dan berkisar


antara 17,33% - 17,86% dari total PDRB.
Sektor sektor lainnya menyumbang berkisar antara 0,76%
hingga 3,78%. Khusus sektor listrik dan air bersih peranannya
sekitar 0,76% - 0,79% dari total PDRB Kabupaten Banjar tahun
2007 2009.
2.4.2 Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang sangat berperan dalam
pencapaian pembangunan suatu
berkualitas

dan

menggerakkan

berpendidikan

bangsa. Penduduk
menjadi

yang

subyek

dalam

arah pembangunan. Oleh karena itu untuk

meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya ditunjang dengan


ketersediaan sarana dan fasilitas pendidikan.
Jumlah sekolah negeri yang ada

Kabupaten Banjar pada

tahun 2009 sebanyak 445 buah, dengan rincian 358 SD Negeri,


60 SMP dan 9 SMA. Sekolah swasta berjumlah (SD), 3 buah,
v1 - 50

II -50

1 - 50
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

SMP swasta berjumlah 6 buah, SMA dan SMK swasta berjumlah 4


dan 1 buah. Secara keseluruhan jumlah murid yang ditampung
adalah 61.394 orang dengan 5.255 guru, berarti guru: murid
berkisar pada perbandingan 1:12.
Tabel 2.13. Sekolah Negeri dan Swasta, Kelas, Guru, dan
Murid menurut Tingkat Pendidikan, Tahun Ajaran
2009/2010
Tingkat
Pendidikan

Sekola
h

Kela
s

R.Kel
as

Guru

Murid

SDN

358

2.22
2

2.159

3.50
1

46.045

SMPN

60

341

292

1.07
0

8.835

SMAN

91

84

260

2.794

SMKN

42

36

130

1.366

SD Swasta

16

17

24

317

SMP Swasta

37

34

143

974

SMA Swasta

24

30

100

709

SMK Swasta

10

10

27

354

Total

445

2.78
3

2.662

5.25
5

61.394

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Tahun 2010.

Sementara

sekolah

yang

berada

dalam

lingkup

Kementerian Agama berjumlah 187 buah, dengan 2.978 guru


dan 27.481 murid, sehingga ratio guru dan murid sekitar 1 : 9.
Fasilitas pendidikan jenjang Perguruan Tinggi Negeri yang ada/
dapat dijangkau karena berada di sekitar lingkungan Kabupaten
v1 - 51

II -51

1 - 51
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Banjar

adalah

Banjarbaru

Uniersitas

dengan

Lambung

fakultas

yaitu

Mangkurat

wilayah

Fakultas

Perikanan,

Pertanian, Kehutanan, Teknik dan Kedokteran, selain itu untuk


pendidikan

kesehatan

tersedia

(Akademi

Perawat

Martapura). Akademi Perawat Intan Martapura


Kebidanan

Martapura.

Kebidanan

perguruan tinggi swasta

Intan

dan Akademi

Martapura).

Sementara

adalah STAI Darussalam Martapura.

Martapura Sebagai penunjang pendidikan juga

telah tersedia

112 perpustakaan.
2.4.3 Sarana Kesehatan
Dalam upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat maka
ketersediaan sarana kesehatan

sangatlah perlu.

Ketersediaan

sarana dan prasarana kesehatan pada Tahun 2010 sebesar 840


buah. Fasilitas kesehatan dari Pemkab Banjar sebanyak 729 yang
terdiri dari Rumah Sakit Umum 1, Puskesmas 23 buah, Puskemas
Pembantu 70 buah, puskesmas keliling 23 buah, Posyandu 486
buah, polindes 125 buah dan GFK 1 buah. Untuk BUMN fasilitas
kesehatan sebanyak 1 buah Rumah Sakit Umum. Dan untuk
swasta terdiri dari 110 buah yaitu 1 buah dari Rumah Sakit
Bersalin, 1 Rumah Sakit Khusus, 10 buah Balai Pengobatan Klinik,
16 buah Apotik, 30 Toko Obat dan 52 Praktek Doketr Perorangan.
Di

samping penyediaan sarana kesehatan,

tenaga medis yang

handal untuk memberikan pelayanan

kesehatan. Di Kabupaten Banjar jumlah


keseluruhan adalah

diperlukan pula

12

paramedis secara

2030 orang termasuk 1955 orang tenaga

yang Non medis. Sementara jumlah dokter sebanyak 75 orang


dengan rincian, 48 dokter umum, 12 dokter gigi dan 15 dokter
spesialis.

v1 - 52

II -52

1 - 52
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Banjar tahun


2010 sebanyak 443.363 orang atau rata-rata sebanyak 1.214
perhari buka, 53 orang/buka/puskesmas. Sedangkan, di RSU Ratu
Zalecha jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 49.315 atau
rata-rata sebanyak 135 orang perhari buka. Jumlah penduduk
yang mendapat pelayanan rawat inap di 3 (tiga) Puskesmas
rawat inap sebanyak 745 orang atau rata-rata 62 orang per
bulan,

sedang

di

RSU

Ratu

Zalecha

jumlag

yang

mendapatkankan pelayanan rawat inap adalah 10.458 orang


atau rata-rata 872 orang perbulan. Pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin tahun 2010 mencapai 119.909 (72.10%) dari
166.315 penduduk miskin, dalam bentuk pelayanan kesehatan
dasar, pelayanan kebidanan dan pelayanan gizi.
Data BKKBD mencatat sebanyak
tahun 2010,

78.270 akseptor KB di

33.487 diantaranya merupakan akseptor

Alat/cara kontrasepsi yang

baru.

digunakan pada tahun 2010 yang

digunakan terbanyak adalah Pil sebanyak 41.084 akseptor atau


sekitar 52,49 %. Banyaknya pil KB yang

dipilih disebabkan

penggunaannya yang praktis dan harganya yang relatif murah.


Sedangkan alat kontrasepsi yang paling

jarang dipilih adalah

MOP/MOW yang digunakan oleh 712 akseptor. Hasil pendataan


keluarga menunjukkan Keluarga Pra Sejahtera mencapai 9.861
keluarga, KS I; pra sejahtera 30.973, KSII; 59.040, KSIII; 33.461,
KS I dan KSIII+; sebanyak 3.619.
2.4.4 Sarana Sosial dan Peribadatan
Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dikembangkan dan
ditingkatkan

untuk

mengatasi berbagai

membina

kehidupan

masyarakat

dan

masalah sosial budaya yang mungkin


v1 - 53

II -53

1 - 53
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

dapat

menghambat

mendukung kondisi

kemajuan

bangsa.

Dalam

rangka

tersebut di atas diperlukan sarana untuk

memupuk keimanan dengan adanya tempat-tempat peribadatan


sesuai dengan pemeluk agama masing-masing.
Data pada Kementerian Agama pada tahun 2009 mencatat
sebanyak 496.784 penduduk merupakan pemeluk agama Islam,
466 pemeluk

agama Kristen Protestan, 214 pemeluk

agama

Katholik, 88 pemeluk agama Hindu dan 536 pemeluk Budha/


Animisme. Sementara untuk melakukan

peribadatan telah

tersedia 329 mesjid, 987 mushala/langgar. Kementerian Agama


juga telah mencatat 6.315 pernikahan selama tahun 2009. Dan
data calon jemaah haji tercatat berjumlah 439 orang, dimana
yang terbanyak berasal dari kecamatan Martapura.
2.4.5 Sarana Drainase
Pada umumnya partisipasi masyarakat dalam penanganan
dan pengelolaan drainase di Kabupaten Banjar relatif rendah
dibanding dari yang diharapkan dan seharusnya ada. Masyarakat
umumnya belum terbiasa menangani dan mengelola drainase
lingkungannya

sendiri.

Ketidakberdayaan

masyarakat,

oleh

karena pengelolaan drainase lingkungan memerlukan biaya yang


cukup besar. Sehingga hal ini menempatkan masyarakat pada
posisi meminta Instansi Terkait drainase lingkungan untuk dapat
mengatasinya.
terlihat

Partisipasi

dengan

adanya

masyarakat
perbaikan

sebagian kecil
kecil

terkait

mulai

drainase

lingkungan di lingkungan perumahan mereka. Dibeberapa lokasi/


komplek

tertentu

ada

beberapa/

sebagian

warga

turut

berpartisipasi secara swadaya menyediakan drainase untuk


lingkungannya.

v1 - 54

II -54

1 - 54
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Limbah-limbah berupa limbah domestik dari buangan


rumah tangga. Biasanya langsung dibuang atau dialirkan ke
sungai. Sedangkan untuk saluran pematusan hanya sebagian
kecil desa yang sudah punya saluran pematusan, seperti Desa
Bunipah, Aluh-Aluh Besar dan Simpang Warga. Saluran itu
terletak disepanjang kanan kiri jalan. Saluran pematusan ini
biasanya berupa saluran alami dengan lebar bervariasi. Banjir di
daerah Aluh-Aluh salah satunya disebabkan oleh fungsi drainase
yang

belum

berfungsi

optimal.

Keberadaan

sebagaimana

mestinya

saluran
yaitu

drainase

untuk

tidak

mengalirkan

limpahan air hujan tetapi telah terjadi percampuran fungsi


menjadi sarana untuk mengalirkan limbah. Oleh karena itu,
diperlukan peningkatan fungsi drainase.
Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota Martapura tahun
2008,

rencana

jaringan

drainase

Kota

Martapura

perlu

mempertimbangkan prinsip prinsip aliran air dengan kriteria:


1) Saluran hanya dapat menyalurkan air secepat mungkin
kedalam saluran pembuangan akhir.
2) Saluran harus sependek mungkin dan dapat berupa saluran
terbuka atau tertutup sesuai dengan lokasinya.
3) Kecepatan aliran air didalam saluran tidak boleh merusak
badan saluran dan menimbulkan erosi.
4) Daerah relative datar, maka kemiringan dasar saluran harus
dibuat sesusi dengan kemiringan batas.
Seiring dengan pertumbuhan kota, kondisi drainase yang
ada memerlukan perbaikan dan peningkatan kapasitas dan
kualitas

pelayanan, sehingga masterplan yang ada sekarang

juga perlu dilakukan review lagi, agar kedepannya pelayanan


drainase

khususnya

pada

kawasan

perkotaan

v1 - 55

dapat

II -55

1 - 55
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

lebih

LAPORAN AKHIR

optimal. Terdapat beberapa daerah yang rawan banjir/genangan


antara lain:
c) Perempatan Jl. A. Yani Jl. Hidayatullah di sekitar pasar
(depan dan samping Masjid Al - Karomah Martapura dan
depan Kantor Bupati)
d) Diprediksi pada Jl. Menteri Empat (depan rumah sakit) akan
terjadi genangan yang disebabkan ditutupnya saluran pada
areal eks PKM, sedangkan saluran yang ada di depannya
memiliki kapasitas/volume yang relative kecil.
Drainase air kotor yang dimaksud adalah meliputi dua hal
yaitu:
(1)

Penyaluran air buangan/limbah yaitu berasal


dari limbah domestik dari rumah tangga dan fasilitas lainnya
seperti perkantoran, pasar dan lain sebagainya. Air limbah ini
berasal dari kamar mandi, dapur dan cuci yang disalurkan
kedalam tangki septik yang dilengkapi dengan peresapan.
Sistem buangan yang sederhana ini mutlak perlu disediakan
di tiap tiap bangunan sehingga sangat memudahkan dan
meringankan bagi pemerintah

daerah setempat karena

pengadaannya dapat diusahakan sendiri oleh masyarakat


kota maupun masyarakat desa baik secara perorangan
maupun secara kelompok
(2)

Penyaluran

air

hujan

yaitu

penyaluran

limpasan air hujan yang jatuh ketanah dan tidak dapat


dimanfaatkan

lagi.

Limpasan

air

hujan

yang

tidak

dimanfaatkan lagi dapat disalurkan melalui dua cara, yaitu :


(3)

Dengan
peresapan

terutama

kepadatan

tinggi

dan

membuatkan
untuk

daerah

telah

sumur

diperkeras

v1 - 56

daerah

sumur
dengan

halaman

II -56

1 - 56
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

atau

LAPORAN AKHIR

pekarangannya juga pada daerah daerah tepi sungai yang


melintasi wilayah wilayah kota yang berkepadatan tinggi.
(1) Dengan sistem drainase yang terencana dan bertingkat mulai
dengan penyediaan saluran pembuangan lokal (skala blok
rumah/kantor/pasar), saluran pembuangan sekunder hingga
saluran pembuangan primer kota.

2.4.6 Sarana Sistem Penyediaan Air Minum


Kondisi air permukaan (sumur bor dan sumur gali) dalam
beberapa tahun terakhir mengalami penurunan untuk wilayah
Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Hal ini terjadi karena kegiatan pertambangan
pada wilayah bagian hulu yang merupakan daerah tangkapan air
(chatchment area) tidak terjaga kelestariannya sehingga siklus
hidrologi tidak berjalan secara sempurna. Untuk sumber air baku
dari saluran irigasi Riam Kanan, secara kuantitas cukup tetapi
program pembersihan gulma yang secara periodik dilakukan tiga
bulan sekali oleh Dinas PU Bidang Pengairan dengan melakukan
pengeringan

air

pada

saluran

irigasi

sehingga

produksi

terganggu dan bahkan dapat terhenti karena tidak tersedianya


air baku. Permasalahan air baku sangat terasa pada musim
kemarau pada wilayah wilayah tertentu akan kesulitan air
bersih karena air yang diproduksi tidak dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Ketersediaan air bersih untuk kedepan
juga

akan

lebih

terasa

dan

semakin

sulit

jika

melihat

pertumbuhan penduduk dan tingkat hunian terus berkembang


seiring dengan perpindahan pusat perkantoran pemerintahan di
Banjarbaru.

v1 - 57

II -57

1 - 57
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Pengelolaan air bersih diarahkan untuk meningkatkan


pengamanan kualitas air untuk berbagai keperluan seharai-hari
sebagai upaya perlindungan terhadap kesehatan masyarakat.
Dalam program penyediaan dan pengelolaan air bersih, cakupan
penggunaan air bersih merupakan salah satu indikator untuk
mengukur keberhasilan dari kegiatan tersebut. Berikut dibawah
ini data yang menjelaskan data lokasi reservoir Biopori tahun
2010.
Tabel 2.14. Data Lokasi Biopori Tahun 2010 di Kab. Banjar
NO
.

Lokasi Penempatan

Jumla
h
(Unit)

Jenis

SMPN 4 Martapura

Reservoir

Badan Lingkungan Hidup Kab.


Banjar

Reservoir

Kantor Bupati

Reservoir

SD Bertaraf Internasional Kab.


Banjar

Reservoir

SMAN 1 Martapura

Reservoir

SD Jawa 4 dan 5 Martapura

Reservoir

SD 2 Jawa 2 Martapura

Reservoir

SMP 1 Martapura

Reservoir

SD Kraton Martapura

Reservoir

SMK 1 Martapura

Reservoir

10

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kab. Banjar Tahun 2011

Sedangkan untuk daerah sumber resapan air (SRA) tahun


2008 dan 2009 untuk Kabupaten Banjar berdasarkan dari BLH
v1 - 58

II -58

1 - 58
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Kab. Banjar tersebar di pusat kota Martapura dan SRA terakhir


untuk Tahun 2009 terdapat di Puskesmas Martapura.
Tabel 2.15. Data Lokasi Sumber Resapan Air (SRA) Tahun
2008 & 2009

NO

Lokasi Penempatan

Jumla
h
(Unit)

Jeni
s

Keterang
an

Kantor Bupati Banjar

SRA

Tahun 2008

Komplek Saadah

SRA

Tahun 2008

Gunung Ronggeng

SRA

Tahun 2008

Kecamatan Pengaron

SRA

Tahun 2008

Kecamatan Karang Intan

SRA

Tahun 2008

SMAN 1 Martapura

SRA

Tahun 2009

SMPN 4 Martapura

SRA

Tahun 2009

SDN Jawa 2 Martapura SD


Bertaraf Internasional Kab.
Banjar

SRA

Tahun 2009

Puskesmas Martapura

SRA

Tahun 2009

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kab. Banjar Tahun 2010

Melihat kondisi dan permasalahan air baku pada saat ini,


alternatif pengambilan air baku telah dilakukan PDAM Intan
Banjar dengan melakukan survey pada sumber air baku yang
menjadi pilihan adalah Bendung Karang Intan Mandi Kapau
dengan kapasitas debit yang tersedia 8 12 m 3 dengan jarak
16 km dari tempat produksi IPA II Pinus.

v1 - 59

II -59

1 - 59
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

2.4.7 Kawasan Industri dan Persebarannya


Perusahaan industri di Kabupaten Banjar menurut data dari
Dinas Perindagkop Kabupaten Banjar Pada Tahun 2010 dalam
Buku Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2010, berjumlah
6.242 buah. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang diserap maka
jumlah nya terdiri dari 17 industri besar, 31 industri sedang, 280
industri kecil dan 5.194 industri rumah tangga, dengan 26.791
tenaga kerja.
Sedangkan kalau dilihat menurut basis industri makanan,
minuman, dan tembakau berjumlah 2.037 buah; industri tekstil,
pakaian jadi dan kulit berjumlah 885 buah; industri kayu dan
hasil barang dari kayu berjumlah 396 buah: industri kertas,
barang dari kertas dan percetakan berjumlah 110 buah; industri
kimia, karet dan plastik berjumlah 210 buah; industri arang,
galian dan logam/ kerajinan umum berjumlah 1.986

buah;

industri bahan dasar dari logam berjumlah 198 buah; industri


arang logam dan mesin berjumlah 229 buah; industri lain-lain
berjumlah 191 buah.
Kawasan industri yang ada di Kabupaten Banjar tersebar di
beberapa Kecamatan. Untuk produksi
aluh,

Gambut,

Sungai

Tabuk,

besar terdapat di Aluh-

Martapura,

Astambul,

dan

Mataraman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.16.


Keadaan industri di Kabupaten Banjar yang terbanyak bergerak
pada bidang industri Makanan, minuman dan Tembakau yaitu
sebesar 2.037 unit dan yang terendah yaitu untuk industri
kertas. Barang dari kertas dan percetakan yaitu sebanyak 110
unit.

v1 - 60

II -60

1 - 60
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

LAPORAN AKHIR

Tabel 2.16. Perusahaan Industri Menurut Kelompok


Industri
di Kabupaten Banjar Tahun 2009
Besar
> 99
oran
g

Sedan
g
20-90
orang

Kecil
5-19
orang

Rumah
tangga
1-4
orang

Total

55

1977

2037

22

860

885

12

11

58

315

396

4. Kertas, Barang dari Kertas &


Percetakan

104

110

5. Kimia, Karet dan Plastik

19

184

210

51

1931

1986

7. Bahan Dasar dari Logam

43

155

198

8. Barang Logam dari Mesin

25

199

229

9. Lainnya

189

191

17

31

280

5914

Kelompok Industri

1. Makanan,
Tembakau

Minuman

dan

2. Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit


3. Kayu,
Kayu

dan

Hasil

Barang

6. Arang,
Galian
Logam/Kerajinan Umum

Jumlah

dari

Bukan

Sumber: BPS Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010

Produk unggulan industri di Kabupaten Banjar yaitu dari


hasil pendulangan intan masyarakat secara tradisional, setelah
itu batu hasil dulangan diolah menjadi batu permata dan
perhiasan yang bernilai jual tinggi.

v1 - 61

II -61

1 - 61
MASTER PLAN AIR LIMBAH KABUPATEN
BANJAR

Anda mungkin juga menyukai