BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gunung Api
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
didefinisikan sebagai suatu saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau
lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan saat dia meletus. Secara singkat, gunung berapi adalah
gunung yang masih aktif dalam mengeluarkan material di dalamnya
(Rukaesih, 2004).
Gunung berapi yang aktif mungkin akan berubah menjadi separuh
aktif, padam dan akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Gunung berapi akan
padam dalam waktu 610 tahun sebelum akhirnya aktif kembali. Oleh karena
itu, sukar bagi kita untuk menentukan apakah suatu gunung itu sudah mati
ataukah masih aktif. Karena sudah mengalami letusan berulang kali di
sepanjang hidupnya, gunung berapi mempunyai beberapa bentuk. Apabila
gunung berapi meletus,magma yang terdapat di bawah gunung berapi akan
keluar sebagai lahar atau lava. Lava ini sangat panas dan berbahaya bagi
makhluk hidup. Selain aliran lava, material lain yang juga berbahaya dari
gunung yang sedang meletus adalah aliran lumpur, abu, dan gas beracun.
Selain itu, meletusnya gunung berapi juga akan mengakibatkan kebakaran
hutan, gelombang tsunami, bahkan gempa bumi.
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas
vulkanik yang dikenal dengan istilah erupsi. Hampir semua
kegiatan gunung api berkaitandengan zona kegempaan aktif
yang berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas
lempeng terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat
tinggi, sekitar 1.000oC sehingga mampu melelehkan material
sekitarnya membentuk cairan pijar (magma). Magma akan
mengintrusi batuan atau tanah disekitarnya melalui rekahanrekahan mendekati permukaan bumi. Cairan magma yang
keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan dapat mencapai 700-1.2000C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur
sampai radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya dapat
membanjiri sampai radius 90 km (Hartuti, 2009).
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika
ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya.
Akan tetapi, apa pun jenis produk tersebut kegiatan letusan
gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya
letusan gunung api memiliki risiko merusak dan mematikan
(Hartuti, 2009).
B. Jenis Letusan Gunung Api
Magma panas dan cair cenderung naik ke permukaan bumi karena
lebih ringan atau lebih rendah rapat beratnya dibandingkan dengan batuan
pada di sekitarnya. Magma kemudian terkumpul dalam dapur magma (magma
chamber). Saat mendekati permukaan bumi tekanan berkurang sehingga gas-
c.
d.
api.
Guguran batu pijar merupakan pecahan batuan gunungapi yang panas
membara atau pijar, yang terbentuk seketika sebagai akibat runtuhnya
kubah lava atau ujung aliran lava yang dapat mematikan, membakar,
e.
f.
sakit mata dan saluran pernafasan, dan dapat pula meningkatkan sifat
g.
h.
i.
dilaluinya.
Gas racun atau mofet merupakan gas gunung api beracun yang
dikeluarkan berupa hembusan gas berkonsentrasi tinggi yang terutama
menempati celah, lembah atau cekungan pada saat cuaca mendung,
berkabut, hujan serta tidak ada angin, dan umumnya tidak berwarna,
tidak berbau serta tidak berasa sehingga sulit dikenali dan dapat
j.
mematikan.
Tsunami gunung api merupakan gelombang pasang air laut atau danau
yang terjadi akibat masuknya material hasil erupsi gunung api ke
dalam air laut atau danau sehingga dapat merusak lingkungan yang
2.
terlanda.
Bahaya tidak langsung (sekunder) merupakan bahaya yang ditimbulkan secara
tidak langsung oleh erupsi gunung api, yang berupa lahar hujan dan longsoran
gunung api.
a. Lahar hujan merupakan lahar yang terbentuk akibat terjadinya hujan
lebat di daerah puncak atau lereng atas gunung api, dimana air hujan
tersebut bercampur dengan material hasil letusan gunung api di daerah
puncak lereng dan membentuk massa cair yang bergerak menuruni
lereng melalui lembah.lembah.
b. Longsoran gunungapi merupakan longsoran sebagian tubuh gunungapi
sebagai akibat proses alterasi hidrotermal.
10
11
Abu letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus.
Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer
jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu
yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.
G. Mitigasi Bencana Gunung Api
Mitigasi didefinisikan sebagai tindakan yang diambil sebelum bencana
terjadi dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bencana
terhadap masyarakat dan lingkungan (King dalam Kusumasari, 2014:22).
Tujuan mitigasi adalah pengurangan kemungkinan resiko, pengurangan
konsekuensi resiko, menghindari resiko, penerimaan resiko, serta transfer,
pembagian, atau penyebarluasan resiko (Kusumasari, 2014:22).
Gunung berapi atau gunung api adalah bentuk timbunan (kerucut dan
lainnya) dipermukaan bumi yang dibangun oleh tibunan rempah letusan, atau
tempat munculnya batuan lelehan atau magma/rempah lepas/gas yang berasal
dari dalam bumi (Nurjanah dkk, 2012: 30). Dalam buku Manajemen Bencana
disebutkan upaya-upaya mitigasi bencana gunung berapi, yaitu :
a. Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting
harus jauh atau diluar dari kawasan rawan bencana.
b. Hindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri
lava dan atau lahar.
c. Perkenalkan struktur bangunan tahan api.
d. Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban
akibat abu gunung api.
e. Membuat barak pengungsian yang permanen, terutama di sekitar
gunung api.
f. Membuat fasilitas jalan dan tempat pemukiman ke tempat
pengungsian untuk memudahkan evakuasi.
g. Menyediakan alat transportasi bagi penduduk bila ada perintah
pengungsian.
h. Meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko letusan gunung api di
daerahnya.
12
13
b.
c.
d.
ancamannya.
Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman.
Membuat sistem peringatan dini.
Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi
e.
f.
g.
h.
14
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata Jangan memakai lensa kontak.
g.
h.
Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
b.
c.
d.
Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
e.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.
15
pertolongan
pertama,
pemerintah
pun
mengupayakan
pemulihan mental para korban, Salah satunya dengan cara konseling yang
diberikan oleh para konselor baik itu yang ditinjuk langsung oleh
pemerintah, maupun para sukarelawan.
Upaya konseling terhadap korban bencana selayaknya diberikan. Para
korban memerlukan bantuan mengatasi perasaan kehilangan orang yang
dicintai. Mereka butuh menata masa depan yang tak menentu akibat
lingkungan baru. Banyak orang yang kehilangan, dan hancur semangatnya
ketika orang dekat mereka meninggal. Upaya konseling singkat berfokus
pada solusi menjadi alternative menolong orang-orang yang cemas dan
penuh rasa takut ditengah bencana. Bagaimana bentuk konseling
Pertama, konselor menanyakan keadaan korban tentang perasaan
mereka. Apa keluhan dan kesakitan yang tengah mereka hadapi.
Bagaimana sedihnya kehilangan keluarga dan harta benda yang mereka
cintai. Konselor mesti mengetahui persis kerisauan-kerisauan yang
dihadapi oleh korban pasca gempa. Ketakutan yang tengah menimpa jiwa
mereka dan bersikap empatik atas penderitaan yang tengah dihadapi.
Kedua, setelah menanyakan tentang kerisauan dan ketakutan yang
dialami oleh Korban, selanjutnya konselor melangkah pada pertanyaan
16