Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai
ragam bahasa daerah yang dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa
persatuan guna menggalang semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan
ini sangat penting dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi
Indonesia. Kesadaran politis semacam inilah yang memunculkan ide
pentingnya bahasa yang satu, bahasa persatuan, bahasa yang dapat
menjembatani keinginan pemuda-pemudi dari berbagai suku bangsa dan
budaya di Indonesia saat itu.
3.
o
5.
o
Secara historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau sebab
bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu,
yang sudah menjadi lingua franca di pelabuhan-pelabuhan perniagaan
yang tersebar di wilayah Nusantara, yang kemudian diberi nama bahasa
Indonesia.
Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain
untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
Ada nya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang
mulia.
Pada tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang
berisi suatu model syair tertua .
9. Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu tentu saja menghambat
perkembangan bahasa Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba
mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang meminta pengesahan agar diakui
sebagai orang Belanda (seperti yang dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah
Asuhan pada tokoh Hanafi). Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon,
bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara pendudukan
Jepang sangat membenci semua yang berbau Belanda; sementara itu orang-orang
bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu, digunakanlah bahasa
Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan membantu tentara
Dai Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
10. Kedudukan Bahasa Indonesia
o
11.
o
12.
o
15. 2
o
Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini
adalah sastrawan yang banyak memberi sumbangan terhadap
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa Pujangga Baru ini
bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa
Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan
batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.
16. 3
17. 4
o
18. 5
19. 6
20. 7
22. 9
23. 10 s.d. 14
o
24.
o