Anda di halaman 1dari 1

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

Dari struktur mikro gambar 4.3 dengan


menggunakan metode mengukur diameter butiran
maka diketahui :
Panjang garis (L)

= 80 mm

Jumlah garis (p)

= 6 buah

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Material logam induk adalah baja ST 42 dengan
sifat sifat mekanis sebagai berikut Kekuatan tarik:
43,802 Kg/mm2, Regangan patah: 4,833 % ,
Reduksi penempang patah: 6,45 %, Kekerasan
Rockwall: 132,424 Karakter patahan : Patah getas
2. Kekerasan yang terjadi akibat pengaruh
pengelasan terdistribusi sesuai dengan jarak dari
titik pusat las. Semakin jauh dari titik pusat las
semakin kecil pengaruhnya, ini terjadi karena
pengaruh panas pada daerah ini juga semakin
kecil, semakin besar arus yang dipakai saat
pengelasan, maka semakin kasar bentuk butiran
logam

Jumlah butiran yang terpotong oleh garis (Z)


= 19 butiran
Pembesaran gambar

= 150 X

Sehingga diperoleh :
Dm

L . p .10 3
Z .V

Dm

80 . 6 . 10 3
19 . 150

Dm

( m)
( m)

480000
( m)
2850

4.2 Saran-saran
1. Disarankan agar dilakukan penelitian yang sama
pada variasi arus yang lain.
2. Untuk kajian lebih lanjut perlu dilakukan analisis
hubungan antara hasil pengelasan baja dengan
variasi temperatur pemanasan awal (preheated),
variasi elektroda, variasi pendinginan, variasi
ketebalan benda kerja dan variasi kecepatan
pengelasan.

.co

ex
so
fts

.ap
ww

DAFTAR PUSTAKA

isi
th

ttp
://w

Selain pemanasan dan pendinginan besar butir


struktur mikro dipengaruhi oleh masukan panas, yang
berarti dipengaruhi juga oleh arus las. Pengaruh arus
las terhadap ukuran butir struktur mikro di HAZ di
perlihatkan pada gambar 3.3, artinya makin tinggi arus
las yang digunakan pada saat pengelasan, maka butiran
struktur mikro makin kasar. Dengan butiran yang kasar
maka kekuatan dan ketangguhan HAZ menjadi rendah,
sedangkan pada gambar 3.1 terlihat bahwa dengan
arus pengelasan yang rendah maka masukan panas
tidak terlalu besar, nampak dari besar butiran yang
terjadi, dengan demikian daerah pengaruh lah HAZ
juga tidak terlalu luas, sehingga ketangguhan logam
cukup baik.

m)

Dm 168,4211 (m)

De

mo

(V

Setiap logam terjadi didalamnya pertumbuhan


atom yang teratur dan dari pertumbuhan atom
membentuk kristal yang kemudian membentuklah
dedenrit. Apabila pertumbuhan dedenrit ini saling
bersentuhan satu dengan yang lain maka terbentuklah
butiran logam dan batas butiran. Dari dua macam hal
yaitu butiran dan batas butiran akan berpengaruh
terhadap; kekerasan, kekuatan, harga impact
(kegetasan), sifat magnetis, mampu permesinan,
mampu deep drawing, ketahanan, kekerasan, dan
mampu lelah. Apabila pemberian panas terhadap
logam melewati suhu rekristalisasi logam, maka
kristal-kristal baru akan tumbuh membesar dengan
melenyapkan kristal lama (cannibal fashion). Dengan
meningkat terus suhu pemanasan, kristal-kristal baru
tumbuh terus membesar sehingga akan didapatkan
butiran kristal yang besar-besar. Hal tersebut tidak
dikehendaki dalam proses ini, karena dengan butiran
besar (kasar) keuletan logam menjadi rendah
dibandingkan apa bila logam tersebut mempunyai
butiran halus. Dengan demikian dari hasil pengujian
struktur mikro ini menunjukkan bahwa hasil
pengelasan besi tuang kelabu dengan preheat pada arus
pengelasan 65 A mempunyai butiran logam lebih halus
dibandingkan hasil pengelasan baja ST 42 dengan arus
75 A dan 85 A.
1067

B.H. Amstead, Plilip F. Oswald. 1985. Teknologi


Mekanik, Jakarta: Erlangga.
G. L. J. Van Vliet W. Both. 1984. Bahan-bahan 1,
Jakarta: Erlangga.
Harsono. Wiryosumarto, 1994. Teknologi Pengelasan
Logam, Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Husaini Usman. 1995. Pengantar Statika. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hery Sonawan dan Rochim Suratman. 2003. Pengantar
Untuk Memahami Proses Pengelasan Logam,
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Kenyon,W
dan Ginting,
1985. Dasar-Dasar
Pengelasan, Jakarta: Erlangga.
L.H. Van Vlak.1992 Ilmu Dan Teknologi Bahan,
Jakarta: Erlangga
Nesar, Nebuka A.P.L, dkk. 2005 Pengaruh Parameter
Proses pada pengelasan baja karbon lunak TIPE St
-37 dengan menggunakan elektroda E3016
berdiameter 2,6 mm dan 3,2 mm, (Tugas Akhir),
Makassar.
R.E. Smallman.1991. Metalurrgi Fisik Modern,
Jakarta: PT. Gramedia.
Sriwidharto.1992. Petunjuk Kerja Las, Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Suwasti,Sri, 2003. Distribusi kekerasan pada
pengelasan baja tahan karat AISI 304, (Karya
Ilmiah), Makassar.

Anda mungkin juga menyukai