Anda di halaman 1dari 3

Sistem Pemerintahan Parlementer

Filed under: Kewarganegaraan 2 Komentar


17 April 2012
Pada sistem ini terdapat hubungan yang erat antara badan eksekutif dengan badan perwakilan
rakyat (parlemen). Kabinet (dewan menteri) bertanggung jawab atas segala tindakannya
kepada badan perwakilan rakyat (parlemen). Selama badan perwakilan rakyat masih menaruh
kepercayaan bahwa badan eksekutif melaksanakan tugasnya sesuai dengan garis-garis besar
haluan politik negara, maka badan eksekutif ini masih mendapatkan dukungan. Jika tidak,
maka badan perwakilan rakyat akan menjatuhkan kabinet dengan suatu votum (suara) tidak
percaya. Dalam sistem ini, terdapat pembagian kekuasaan antara kedua badan itu. Badan
eksekutif melaksanakan tugasnya menurut dasar-dasar yang disetujui oleh legislatif.
Sistem ini semula lahir di Inggris. Kemudian, digunakan pula oleh negara-negara lain dengan
variasi tertentu, seperti di Perancis, Skandinavia, Belgia, Nederland, dominion-dominion
Inggris, dan Indonesia dengan UUDS 1950-nya.
Apakah hanya di negara republik yang menganut sistem parlementer? Kenyataan
membuktikan bahwa bukan hanya negara republik yang menganut sistem parlementer, tetapi
hampir semua monarki (kerajaan) bersifat monarki parlementer. Misalnya, Belanda
(Nederland) dan Inggris. Berikut ini adalah contoh negara yang menganut sistem
pemerintahan parlementer.
Inggris
Parlemen Inggris dapat menggulingkan kabinet dengan suara (votum) yang terbanyak. Di
Inggris

hanya

terdapat

dua

partai

yang

besar,

yaitu

partai Conservative dan

partai Labour (buruh), yang senantiasa berebut kedudukan dalam pemerintahan.


Selain itu ada partai-partai kecil lainnya. Berbeda dengan negara-negara lain yang
menggunakan sistem banyak partai, pemerintahannya tidak kuat (tidak stabil).
Di negara Inggris, partai yang menang dalam pemilihan adalah setidak-tidaknya merupakan
setengah dari seluruh suara yang berada di House of Commons ditambah satu suara. Kabinet
harus bertanggung jawab kepada parlemen. Karena kedudukan partai yang menang
dalam House of Commons sedemikian kuat dengan tercapainya suara terbanyak tadi, maka

pemerintah atau kabinet selalu disokong oleh parlemen. Dengan demikian, pemerintahan
Inggris dapat dikatakan kuat.
Berbeda dengan negara-negara lain yang menggunakan banyak partai, partai yang menang
dalam pemilihan umum tidak mendapat kursi di parlemen dengan separuh ditambah satu.
Untuk mencapai jumlah ini partai tersebut harus mencari teman partai lain. Apabila rencana
atau program partai yang menang tidak dilaksanakan, atau mungkin tidak seluruhnya akan
diterima oleh partai-partai temannya (yang bergabung), maka kabinet akan goyah. Hal ini
merupakan kelemahan sistem parlementer dengan menerapkan banyak partai.
Tiap-tiap tindakan pemerintah Inggris harus didukung oleh parlemen dan parlemen dapat
menggulingkan kabinet. Kalau terjadi bentrokan antara kabinet dan parlemen maka kabinet
digulingkan dan orang-orangnya akan diganti. Orang-orang yang menduduki kursi kabinet
adalah orang-orang dari partai yang menang dalam House of Commons, dan karena suara
mereka suara terbanyak maka logis bahwa tindakan kabinet akan mendapatkan dukungan dari
mereka. Pada masa krisis kabinet, anggota-anggota parlemen dari satu partai akan terpecahpecah dan diadakan pemilihan. Kekuasaan legislatif terletak pada parlemen yang
bersifat bikameral, yaitu House of Commons dan House of Lords; sedangkan kekuasaan
eksekutif dipegang King dan Kabinet. Susunan kabinet tergantung dari suara-suara terbanyak
atau majority dalam House of Commons.
Di Inggris, ada hak badan eksekutif untuk membubarkan parlemen. Apabila terjadi konflik
antara kabinet dengan parlemen, Raja akan dapat membubarkan parlemen, bukan kabinet.
Oleh karena itu, parlemen selalu hati-hati untuk melaksanakan votum-nya untuk menjatuhkan
kabinet. Banyak negara-negara yang menganut sistem parlementer, walaupun tidak persis
sama satu dengan yang lainnya.
Istilah kabinet di Inggris berbeda pengertiannya dengan istilah kabinet di negara Indonesia.
Kabinet di Inggris berarti bagian dari dewan menteri. Dewan menteri itu terdiri dari menterimenteri yang memimpin kementrian-kementrian. Dewan menteri seluruhnya disebut priory
council, sedangkan kabinet di negara Indonesia berarti dewan menteri seluruhnya.
Kanada
Negara Kanada lahir seiring dengan disahkannya perjanjian Amerika Utara Inggris oleh
Parlemen Inggris pada tahun 1867. Perjanjian tersebut menggabung ketiga provinsi Amerika
Utara Inggris, yaitu Kanada (Ontario dan Quebec), Brunswick Baru, dan Nova Scotia ke

dalam dominion Kanada. Karena pamornya yang meningkat di kalangan bangsa-bangsa di


dunia akhirnya secara resmi Kanada diakui oleh Inggris melalui parlemennya sebagai sebuah
negara yang sederajat dengan Inggris dalam persemakmuran. Kekuasaan konstitusional
penuh diserahkan dari Inggris oleh Ratu Elizabeth II pada tahun 1982. Di bawah ini terdapat
bagan bentuk pemerintahan negara Kanada.

Parlemen Kanada di Ottawa sebagai badan Pemerintahan Utama yang terdiri atas Majelis
Perwakilan Rendah dan Senat.
Jepang
Konstitusi tahun 1946 menganggap kaisar hanya sebagai simbol kepala negara dan
melimpahkan kekuasaannya di tangan Badan Legislatif (Diet). Kepala pemerintahan Jepang
adalah Perdana Menteri dan bertanggung jawab kepada Diet. Perdana Menteri membentuk
kabinet yang anggotanya adalah anggota Diet.
Sistem peradilan di negara Jepang meniru sistem peradilan di negara Perancis, Jerman, dan
Inggris, yaitu dengan sedikit hakim. Mengapa? Karena pada setiap penyelesaian perselisihan
dilakukan menurut kebiasaan lama, yaitu meminta orang tua untuk menyelesaikannya
sebelum ke pengadilan. Mahkamah Agung merupakan peradilan terakhir untuk perkara
banding.
Sejak tahun 1945, Partai Demokrat Liberal berperan sangat besar dalam pembuatan undangundang karena selalu menang secara mayoritas di setiap pemilihan. Usahawan dan petani
sangat mendukung partai ini.

Anda mungkin juga menyukai