Anda di halaman 1dari 5

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS KEHUTANAN
KOMISI PELAKSANA ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Kampus IPB Darmaga, PO BOX 168 Telp (0251) 621677 Fax (0251) 621256 BOGOR 16001

KUNCI JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
Program Studi S-1 Tahun Ajaran 2007/2008

BAGIAN A.
1.

a.

b.

Pengusahaan Hutan adalah rangkaian kegiatan sistematis dalam


pemanfaatan hutan untuk menghasilkan barang maupun jasa (kayu,
non kayu dan jasa lingkungan) dengan motif ekonomi utamanya
untuk memperoleh keuntungan.
Kelemahan perusahaan hutan dalam bentuk PT adalah :
1) Berorientasi mikro ekonomi.
2) Lebih menekankan pada azas perusahaan (profitabilitas)
daripada azas kelestarian.
3) Berorientasi jangka pendek (padahal pengusahaan hutan
jangkanya panjang).
4) Tanggungjawab hanya terbatas pada saham yang ditanam, tidak
sebanding dengan nilai hutan yang dikonsesikan.

c.
PERUM

PERSERO

Modal : bukan saham


Orientasi : benefitditas (profit
boleh zero)
Beban sosial : besar

2.

Modal : dalam bentuk saham


Orientasi : profitabilitas, harus
untung
Beban sosial : tidak sebesar
Perum

Karakteristik teknis perusahaan hutan :


a. Kegiatannya berada dalam kesatuan-kesatuan teknis yang sangat
dipengaruhi oleh faktor alam (tanah, iklim, dan lain-lain)
b. Daur/rotasi panjang, sehingga membatasi kemungkinan untuk
meningkatkan prestasi produksi (produktivitas)
c. Penetapan masak tebang tidak jelas sehingga menyulitkan dalam
pendugaan dan perhitungan produktivitas (riap) dan produksi
d. Tidak ada pemisahan yang jelas antara produk dan alat produksi
e. Tipe hasil hutan sangat terbatas sehingga pengembangan desain
produk juga sangat terbatas, kecuali standarisasi (sortimen)
f. Kerja hutan bersifat musiman, sehingga jenis dan volume kegiatan
selalu berubah setiap periodenya dan sulit melakukan rasionalisasi
teknis untuk meningkatkan efisiensi perusahaan

3.

Azas perusahaan (profitabilitas) yang terlalu besar berakibat pada


rentabilitas maksimal.
a. Usaha memperpendek daur/rotasi
b. Perluasan hutan tanaman murni (jenis komersial)
c. Kurang memperhatikan persyaratan dan kaidah ilmu kehutanan
d. Berorientasi mikro ekonomi
Seharusnya mempertimbangkan :
a. Makro ekonomi
b. Bertolak dari tujuan yang telah digariskan oleh pemerintah
c. Keseimbangan biaya dan pendapatan (normal profit)
d. Memperhatikan kaidah ilmu kehutanan dan lingkungan

4.

Benar.
Penjelasan : karena pada pengusahaan hutan alam masa investasi lebih
pendek.
To

-3

-2

-1

dst

Mulai tahun ke-3 sudah menghasilkan dan biasanya setelah 5 tahun


sudah kembali modal. Investasi umumnya terbatas pada sarana dan
prasarana logging jadi tidak besar seperti hutan tanaman, yang diawali
dengan kegiatan menanam hutan terlebih dahulu.
5.

Penentuan jatah tebang Hutan Alam dihitung sebagai berikut :


AAC

a.

Notasi di bawah ini :


1)
2)
3)
4)
5)

b.

1
St Luas areal efektif fe fp
35

Rotasi
Jangka pengusahaan
St
fe
fp

=
=
=
=
=

35 tahun
20 tahun
standing stock
faktor eksploitasi
faktor pengaman

Cara menentukan/menghitung :
1) St
2) fe

3) fp

= diperoleh dari hasil survei potensi


= diperoleh dari ratio relisasi produksi dan potensi, dari
setiap petak tebang yang merupakan pengalaman
empirik perusahaan. Apabila tidak memiliki pangalaman
tersebut, ditetapkan sebesar 0,7
= ditetapkan oleh pemerintah (Departemen Kehutanan)
sebesar 0,8

Bagian B.
1.

Luas minimal HTI yang harus dibangun adalah :


X

FC
H VC

Luas kegiatan tahunan

FC : (1th)

Biaya perijinan :

Rp

2.000.000.000

28

Rp 125.000.000

Biaya prasarana bangunan : Rp

10.000.000.000

10

Rp 1.000.000.000

Rp

16.000.000.000

Rp 2000.000.000

Alat berat :
Pemeliharaan sarpras :

Rp 1.000.000.000

Biaya manajemen :

Rp 2.000.000.000

Jumlah

Rp 6.125.000.000

H = 125 x Rp 160.000 = Rp 20.000.000/Ha


VC = Biaya tanam
Rp 6.000.000/Ha
Biaya pemeliharaan
Rp 500.000/Ha
Biaya eksploitasi 40.000x125 = Rp 5.000.000/Ha
Jumlah
X

Rp 11.500.000/Ha

6.125.000.000
Ha 721 Ha
20.000.000 11.500.000

Luas minimal HTI yang harus dibangun = 8 x 721 Ha = 5.756 Ha

2.

Nilai Tegakan :
SE

Y r Ta.10p r a ...... Tq.1.0p r -q C.1.0p r


E
1.0p r 1

Tebangan akhir Yr = 100 x Rp 400.000/Ha =


Biaya
100 x Rp 200.000/Ha =

Rp 40.000.000
Rp 20.000.000

Nilai bersih

Rp 20.000.000/Ha

Penjarangan :
T20
T30
T40
T60

= 20 ( Rp 100.000 50.000 ) x 1,10 60 =


= 30 ( Rp 150.000 50.000 ) x 1,10 50 =
= 40 ( Rp 200.000 100.000 ) x 1,10 40 =
= 40 ( Rp 300.000 - 100.000 ) x 1,10 20 =

Rp 304.481.639,5/ Ha
Rp 352.172.558,6/ Ha
Rp 181.037.022,3/ Ha
Rp 53.819.999,6/ Ha

Hasil bersih penjarangan

Rp 891.511.220/ Ha

Biaya tanam = Rp 10.000.000 x 1,10 80 =

Rp 20.480.000.000/ Ha

Biaya pengelolaan : Rp

SE 30.000 (

8.000.000.000
Rp 80.000.000.000
10%

Rp 20.000.000 Rp 891.511 .220 Rp 20.480.000


) Rp 80.000.000.000
2048 1

SE 30.000 (

Rp 19.568.488.780
) Rp 80.000.000.000
2047

SE 30.000 ( Rp 9.559.593 ) Rp 80.000.000.000

SE = Rp -286.787.790.000 Rp 80.000.000.000
SE = Rp -366.787.790.000
Jadi nilai tegakan (Sv) = Rp 366.787.790.000 ( 30.000 x 50.000)
= Rp 368.287.790.000

3. Nilai tegakan :
S=RCM
M

P.R
1 P

R Potensi tegakan per Ha f e Harga log

Harga log = p / m3
P = Rp 1.000.000 20% x Rp 1.000.000 = Rp 800.000/ m3 x 50%
Rp 50.000
Rp 300.000 / m3 log
50%

R = 100 m3 x 0,8 x Rp 300.000 = Rp 24.000.000/ Ha


M

C / Ha

30% x Rp 24.000.000
Rp 8.000.000

Rp 6.153.846
1 30%
1,3

= Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

3.200.000
1.600.000
1.600.000
500.000
6.900.000

(Road Construction)
(Alat berat)
(Investasi lain)
(Biaya manajemen)

Nilai tegakan (S) = Rp 24.000.000 Rp 6.900.000 Rp 6.153.846


= Rp 11.561.538,46 / Ha
Jadi seluruhnya = Rp 115.615.384.615,39 per 10.000 Ha

Anda mungkin juga menyukai