A. Gambaran Umum
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat dan berkaitan
dengan pola perilaku hidup masyarakat. Sampai saat ini hipertensi masih
tetap menjadi masalah karena meningkatnya pravalensi hipertensi
tersebut. Hipertensi merupakan salah satu kelainan pada sistem
kardiovaskular, yaitu keadaan dimana tekanan darah persisten dengan
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg (Sheps, 2005). Hipertensi juga dapat didefinisikan dimana kondisi
peningkatan tekanan darah yang abnormal secara terus menerus
(Purwanto, 2012).
Menurut Joint National Committee (JNC 7) ada beberapa klasifikasi
tekanan darah hipertensi:
KATEGORI
SISTOLIK
DIASTOLIK
Normal
(mmHg)
< 120
(mmHg)
< 80
Pre-hipertensi
120-139
80-89
Hipertensi tahap I
140- 159
90-99
> 160
> 100
Hipertensi tahap II
Penyakit hipertensi bisa disebut dengan silent killer. karena penyakit yang
dapat memicu penyakit lain, hipertensi akan menyebabkan disfungsi
endotel terus menerus dan membuat ada aterosklerosis itu meningkat
(Purwanto, 2012). Hipertensi paling berisiko terkena pada perempuan,
daripada pada laki, namun bisa terjadi kepada siapapun ( WHO, 2003).
B. Etiologi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi essential
atau primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau essential itu
idiopatik, merupakan hipertensi yang tidak jelas etiologinya, lebih 90 %
E. Manifestasi Oral
Ada beberapa manifestasi oral dari penyakit hipertensi menurut sproat
(2006) diantaranya yaitu:
1. Bengkaknya kelenjar saliva
2. Adanya xerostomia
3. Gingival hyperplasia
F. Relevansi di Kedokteran Gigi
Sebagai seorang dokter gigi, sebelum kita melakukan tindakan kepada
pasien, yang utama kita harus mengetahui riwayat penyakit dari pasien.
Dokter gigi juga harus lebih hati- hati saat melakukan penanganan kepada
pasien hipertensi, karena hipertensi itu meningkatkan pendarahan pasca
operasi. Kemudian untuk tindakan pencabutan gigi, boleh dilakukan juga
kepada pasien penderita hipertensi, namun pada hipertensi tingkat kedua
harus dikonsultasikan atau dirujuk ke dokter penyakit dalam. Perhatikan
juga pemberian obat dengan antihipertensi dan obat sebagai bagian dari
perawatan gigi (Sproat, 2006).
G. Referensi
Mansoer, A., 2001, Kapita Selekta Kedokteran: Nefrologi dan
Hipertensi., Media Aesculapius FKUI: Jakarta
OCallaghan, C., 2010. At a Glace : Sistem Ginjal (Terjemahan),
Erlangga: Jakarta, h: 78-80
Purwanto, B., 2012, Hipertensi (Patogenesis, Kerusakan Organ Target,
dan Penatalaksanaan), UNS Press: Surakarta, h:1-14
Sheps, 2005, Mengatasi tekanan darah tinggi, Intisari Mediatama
Sproat, C., Burke, G., McGurk, M., 2006, Essential Human Disease for
Dentist, Elsevier: London, h: 16