Anda di halaman 1dari 5

Teorema 5 (anton, 2000:336)

Jika A adalah suatu matriks nxn dengan anggota- anggota kompleks, maka yang berikut ini
ekuivalen:
a) A adalah matriks uniter
b) Vector vector baris dari A membentuk suatu himpunan ortonormal pada C dengan
hasil kali dalam Eucliden
c) Vector vector kolom dari A membentuk himpunan ortonormal pada C dengan hasil
kali dalam Eucliden
Bukti:
a).
b) Anggota pada baris ke-I dan kolom ke-j- dari hasil kali matriks AA* adalah hasoil kali
titik dari vector baris ke-i dan vector kolom ke-j dari A*. tetapi, kecuali Karena perbedaan
notasi, vector kolom ke-j dari A* adalah vector baris ke-j dari A. jadi jika vector- vector baris
A adalah r1,r2,,rn, maka hasil kali matriks AA* bisa dinyatakan sebagai :

AA*= r 1 r
r2

r1
. r2

r 2 .r 1

Jadi AA* = 1 jika dan hanya jika r1 r1 = r2 r2 = = rn rn = 1 dan ri rj = 0 jika i j. yang


berarti jika dan hanya jika {r1, r2, , rn} adalah suatu himpunan ortonormal pada C.
b).
C) Anggota pada baris ke i dan kolom ke-j dari hasil kali matriks AA* adalah hasil kali
titik dari vector baris ke-i dan vector kolom ke- j dari A*. kecuali karena perbedaan notasi, vector
baris ke--i dari A* adalah vector kolom ke-i dari A. jadi vector vector kolom dari A adalah r1, r2,
, rn, maka hasil kali matriks AA* bisa dinyatakan sebagai
AA*

Jadi AA* = 1 jika dan hanya jika r1 r1 = r2 r2 = = rn rn = 1 dan ri rj = 0 jika i j. yang berarti
jika dan hanya jika {r1, r2, , rn} adalah suatu himpunan ortonormal pada C
Contoh 8

a) A =

[ ] [ ]
[ ][ ]
[ ][ ] [
1+i
2
1i
2

1+i
2
1+i
2

1+i
2
1i
2

Maka AA* =

A* A =

1i
2
1i
2

A* =

1+i
2
1+i
2

1+i
2
1i
2

1+i
2
1i
2

1i
2
1i
2

1+i
2
1i
2

1i
2
1i
2

1+ i
2
1i
2

1+i
2
1+i
2

1 0
0 1

[ ]
1 0
0 1

Karena AA* = A*A =I, terbukti bahwa A adalah uniter

b) Matriks A =

( 1i2 ,

[ ]
1+i
2
1i
2

1+i
2

1+i
2
1+i
2

mempunyai vector vector baris r1 =

Hasil kali dalam Eucliden pada C mempunyai


||r1|| =

| 1+i2 |2+ |1+i2 | 2 =

||r2|| =

| 1i2 |2+|1+i
2 | 2=

Dan r1 r2 =

1 1
+
2 2

1 1
+
2 2

=1

=1

( 1+2 i )( 1i2 ) ( 1+2 i )( 1+i


2 )
+

( 1+2 i )( 1+i2 ) ( 1+2 i )( 1i


2 )
+

( 1+2 i ,

1+ i
2

r2

1
2

1
2

=0

Sehingga vector vector baris tersebut membentuk suatu himpunan ortonormal pada C

c). Matriks A =

[ ]
1+i
2
1i
2

1+i
2
1+i
2

mempunyai vector vector r1 =

[] [ ]
1+i
2
1i
2

r2 =

1+i
2
1+ i
2

hasil kali dalam Eucliden pada C mempunyai


||r1|| =

| 1+i2 |2+ |1i2 | 2 =

||r2|| =

| 1+i2 |2+ |1+i


2 | 2=

Dan r1 .r2 =

1 1
+
2 2

=1

=1

( 1+2 i )( 1+i2 ) ( 1i2 )( 1+i


2 )
+

( 1+i2 )( 1i2 )
=

1 1
+
2 2

2
4

( 1i2 )( 1i
2 )

( 24 )

=0

Sehingga vector vector kolom tersebut membentuk suatu himpunan ortoormal pada C.

APROKSIMASI NILAI EIGEN TAK DOMINAN SUATU MATRIKS DENGAN


MENGGUNAKAN METODE INVERS
Dalam bidang matematika khususnya aljabar linear terdapat beberapa metode yang digunakan
untuk mencari nilai eigen, misalnya dengan memecahkan persamaan karakteristiknya, metode

iterasi ( metode kuasa ). Tridiagonalisasi Householder, Faktorisasi QR, metode deflasi Wieland
dan lain lain. Masing masing metode memiliki keunggulan tersendiri dalam mencari nilainya.
Dalam pembahasan ini metode yang digunakan adalah metode invers. Metode invers merupakan
suatu metode untuk mengaprosimasi nilai eigen tak dominan dari suatu matriks.
Nilai dan vector eigen
A. Nilai dan vector eigen
Permasalahan yang sering kali muncul didalam dunia teknik adalah masalah peregangan dan
pemampatan. Permaslahan ini dalam aljabar linier elementer ini termasuk kelompok transformasi
linier lebih khusus lagi adalah masalah operator linier. Transformasi linier yang akan dibahas
pada bab berikutnya.
Seangkan penempatan permasalahan nilai eigen dan vector eigen pada bab yang lebih awal,
dikarenakan lebih mudah dibandingkan dengan transformasi linier. Masalah peregangan dan
pemampatan ini, secara formal dinyatakan dalam defenisi berikut:
Defenisi:
Misalkan A matrik berordo nxn, vector x Rn dan xo, disebut vector eigen, jika terdapat
bilangan riil , yang disebut nilai eigen, sehingga memenuhi persamaan:
Ax=x
Dari defenisi diatas dapat diketahui persyaratan persyaratan untuk nilai eigen maupun vector
eigen. Nilai eigen merupakan bilangan riil, yang berarti dapat bernilai nol, negative dan juga
positif, sedangkan vector eigen x merupakan anggota dari R untuk Anxn dan x bukan vector nol.
Pencarian nilai eigen
Persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:
Ax x=0
Dengan mengingat, bahwa A berordo nxn dan x berordo nx1, maka dengan mengalikan dengan
matriks identitas I yang berordo nxn, maka persamaan di atas dapat ditulis, sebagai:
Ax Ix=0
Atau
(A I)x=0
Dengan mengingat vector eigen xo, maka persamaan diatas harus mempunyai solusi tak trivial,
dan oleh karena itu, maka
Det (A I)=0
Persamaan det (A I)=0 dikenal sebagai persamaan karakteristik atau biasa pula disebut
persamaan penolong, karena menolong menyederhanakan permasalahan pencarian nilai eigen
menjadi lebih sederhana, yaitu hanya sekedar mencari akar akar dari polinom ann + an-1n-1 +
+ a1+a0= 0
Sedangkan metode pencarian akar akar persamaan yang telah di ketahui, diantaranya:

1. Pemfaktoran
2. Rumus ABC (jika persamaan kuadrat)
3. Pembagian sintetis

Anda mungkin juga menyukai