Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi, terdiri dari sel-sel yang
teredam dalam plasma darah. Berbeda dengan jaringan lain, sel-selnya tidak menempati
ruang tetap satu dengan yang lain, tetapi bergerak terus dari satu tempat ke tempat lain.
Aliran darah dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang tetap, agar semua sel serta
jaringan mampu melaksanakan fungsi dengan baik. Ketika terjadi luka maka sistem
peredaran darah secara spontan menjalankan proses yang disebut hemostasis. Hemostasis
adalah mekanisme tubuh untuk mencegah dan menghentikan pendarahan secara spontan.
Luka pada dinding sistem kardiovaskular harus dilindungi atau diperbaiki untuk
menghindari pendarahan yang berlebihan supaya dapat mengalir. Darah harus tetap cair,
pada tempat-tempat atau keadaan yang memerlukan hemostasis, darah menjadi beku.
Baik hemostasis maupun upaya untuk memelihara viskositas darah dan sirkulasi diatur
oleh sistem yang saling berkaitan.
Kegagalan dalam proses hemostasis menyebabkan pendarahn, kegagalan dalam
memelihara viskositas darah supaya tetap cair mengakibatkan trombosis baik pendarahan
maupun trombosis sering dijumpai dan menimbulkan masalah atau membahayakan
pasien. Pendarahan akan bertambah hebat apabila terjadi gangguan atau kelainan akibat
penyakit atau bawaan yang menyerang sistem atau faktor yang membantu dalam proses
pembekuan darah. Oleh karena itu, dalam paper ini akan dijelaskan mengenai pendarahan
dan cara mengatasi pendarahan pada hewan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam paper ini antara lain:
1. Apa yang dimaksudkan dengan pendarahan?
2. Apa sajakah jenis-jenis pendarahan yang terjadi pada hewan?
3. Apa sajakah yang menyebabkan gangguan pendarahan pada hewan?
4. Bagaimana cara mengatasi pendarahan pada hewan?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan paper ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian pendarahan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pendarahan yang terjadi pada hewan.
3. Untuk mengetahui penyebab ganggua pendarahan pada hewan.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi pendarahan pada hewan.
1 | Page

BAB II
PEMBAHASAN
Sistem peredaran darah bertanggung jawab untuk mengedarkan darah dan
kandunganya ke seluruh tubuh. Ada tiga komponen utama dalam sistem peredaran darah
antara lain jantung, pembuluh darah, dan darah. Tiga organ tersebut harus berfungsi

2 | Page

maksimal agar tidak terjadi gangguan dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Organorgan lain seperti paru-paru, hati, ginjal juga mendukung sistem sirkulasi darah.
Dalam istilah kedokteran dikenal istilah perfusi yang merupakan sirkulasi darah yang
memadai seperti memasok sel dan jaringan oksigen dan nutrisi, lalu membawa keluar CO 2
dan sisa pembakarn tubuh. Bila sel-sel atau jaringan tubuh bahkan organ tidak mendapatkan
darah yang cukup, hal ini bisa berbahaya seperti kehidupan sel yang berkurang sehingga
jaringan bahkan organ dalam bisa mati, zat sisa yang menumpuk dan semua yang bisa
berakibat fatal pada bagian tubuh yang kekurangan darah tersebut. Keadaan ini yang disebut
syok atau hipoperfusi. Bila satu dari tiga organ penting tersebut tidak bekerja maksimal
karena suatu hal, maka organ lain juga ikut merasakan dampaknya.
2.1 Pengertian Pendarahan
Pendarahan (hemorage) merupakan keluarnya darah dari pembuluh darah, biasanya
akibat cedera. Pendarahan besar mampu menyebabkan banyak darah berkurang sehingga
berakibat hipoperfusi. Bila pendarahan terjadi pada bagian organ atau tubuh, maka akan
terjadi proses untuk menghentikan pendarahan yang disebut hemostasis. Dalam hal bekerja,
hemostasis membutuhkan jumlah trombosit yang memadai, jumlah protein pembekuan darah
(disebut faktor pembekuan darah), dan pembuluh darah yang menyempit dengan benar.
Ketika cedera terjadi, dinding pembuluh darah pecah. Pembuluh darah yang mengalami
cedera akan menyempit sehingga darah mengalir lebih lambat, memungkinkan proses
pembekuan untuk mulai terjadi. Trombosit juga akan bergegas menuju ke dinding yang rusak
dimana protein tertentu mengubah bentuk trombosit dari bulat menjadi berduri sehingga
dapat menempel pada sel-sel darah, dinding pembuluh darah yang rusak dan saling terpaut
satu sama lain. Protein lain membentuk untaian panjang yang disebut fibrin. Kemudian
benang fibrin membentuk jaring yang memerangkap dan membantu trombosit dan sel darah
untuk terus bersama dan menciptakan gumpalan pada dinding pembuluh darah. Setelah
bekuan telah terbentuk dan stabil, protein lain menghentikan proses pembekuan dan akhirnya
melarutkan bekuan. Gangguan pendarahan dapat terjadi saat lahir (bawaan) atau terjadi
kemudian (dapatan). Cacat dalam protein pembekuan darah biasanya muncul akibat dari
pendarahan dan memar dalam jaringan sedangkan cacat trombosit biasanya muncul sebagian
memar kecil, tinja berwarna hitam yang disebabkan oleh pendarahan ke dalam perut atau
pendarah berkepanjangan pada lokasi operasi.

3 | Page

2.2 Jenis-jenis Pendarahan


Pendarahan yang terjadi pada luka dibagi menjadi 2 bagian antara lain:
a. Pendarahan Primer
Merupakan pendarahan yang terjadi pada waktu terjadinya luka akibat
pembuluh darah terkoyak sehingga menyebabkan extravasasi darah. Pendarahan ini
tergantung pada beberapa hal yaitu jenis arteri atau vena, besar dan banyaknya
pembuluh darah yang tersayat dan jenis lukanya sendiri. Misalkan operasi pada kulit
superfisial maka yang terpotong hanya kapiler-kapiler saja, jadi yang diperhatikan
adalah letak dan akibatnya. Tempat atau lokasi terjadinya luka juga sangat
menentukan terjadinya pendarahan dan besar kecilnya pendarahan tergantung dari
vaskularisasi dari jaringan itu sendiri, misalkan pada luka di cornea dan tendo disini
pendarahan yang terjadi sedikit. Lain halnya jika luka terjadi pada jaringan yang
banyak pembuluh darahnya karena akan menyebabkan terjadinya penonjolan dan
harus diperhatikan saat melakukan operasi.
b. Pendarahan Sekunder
Merupakan pendarahan yang terjadi kemudian (setelah beberapa waktu)
setelah pendarahan pertama berhenti. Terjadi beberapa jam setelah pendarahan
pertama (primer) bisa 6-12 jam atau sehari/ dua hari kemudian. Ini bisa merupakan
4 | Page

kelanjutan dari pendarahan primer karena suatu sebab yang menyebabkan terjadinya
pendarahan lagi misalnya pada operasi yang ada pembuluh darah besar (arteri), disini
harus diikat arterinya tetapi karena ikatan yang salah maka setelah beberapa waktu
bisa terjadi pendarahan pada waktu hewan bergerak (diraik, obat-obat yang tidak
cocok mengakibatkan terbukanya ikatan).
Selain pendarahan primer dan sekunder, ada juga macam-macam pendarahan sebagai
lokasi terjadinya pendarahan antara lain:
a. Pendarahan Kapiler
Terjadi bila darahnya berasal dari kapiler, gambaran pendarahannya berupa
titik. Darah yang keluar merembes perlahan karena pembuluh ini sangat kecil hampir
tidak memiliki tekanan. Sering luka ini sembuh dengan cepat. Warnanya bisa terang
seperti darah arteri atau gelap seperti darah vena. Pendarahan ini tergantung dari
jaringan permukaan kulit, selaput lendir, dan jaringan parenkimatosa. Meskipun kecil
tetapi dalam operasi harus dihentikan dengan ditekan agak lama.
b. Pendarahan Vena
Yaitu pendarahan yang terjadi berasal dari vena yang terpotong. Darah dari
pembuluh vena keluar dengan mengalir (alirannya teratur kontinu dan perlahan) serta
berwarna merah gelap karena kaya CO2. Pendarahan tipe ini mudah dikendalikan.
Tekanan dalam pembuluh vena lebih rendah daripada tekanan udara luar sehingga
pada vena yang besar kemungkinan kotoran dari udara luar tersedot kedalam lewat
luka. Pengaruh dari pendarahan vena pada pasien tergantung dari beratnya
pendarahan. Pendarahan vena dapat berbahaya jika berlangsung lama. Misalnya pada
operasi-operasi organ didaerah serosa. Pada waktu singkat pendarahn tidak tampak,
tetapi bila dalam waktu lama bisa menyebabkan anemia.
c. Pendarahan Arteri
Yaitu pendarahan yang berasal dari arteri yang tersayat. Darah dari pembuluh
arteri keluar dengan memancar sesuai dengan denyut arteri (darah keluar terputusputus/menyebar sesuai dengan denyut jantung) dan berwarna terang karena kaya O 2.
Bila tekanan sistolik berkurang, darah yang memancar akan berkurang pula. Tekanan
sistol ini menyebabkan pendarahan ini sulit dikendalikan. Pada hewan yang
mengalami pendarahan arteri harus sangat diperhatikan dan ditangani dengan baik
karena darah yang keluar jumlahnya banyak dan dapat menyebabkan syok.
Yang perlu diperhatikan pendarahan yang terjadi yaitu tergantung jumlah darah yang
hilang, karena hal ini dapat membahayakan jiwa pasien. Umumnya kehilangan darah sampai
lebih 1/3 jumlah darah seluruh tubuh makan menyebabkan hewan mengalami syok dan

5 | Page

akhirnya akan mati dan perubahannnya bersifat irreversibel. Jumlah darah 10-11% dari berat
tubuh.
2.3 Gangguan Pendarahan Pada Hewan
Pendarahan yang terjadi pada hewan diawali dengan terjadinya luka yang dalam hal ini
proses pembekuan darahnya mengalami gangguan sehingga proses hemostasis pun tidak
terjadinya. Pada beberapa spesies hewan pendarahan yang terjadi akibat gangguan (bawaan
atau dapatan) dalam mekanisme hemostasis dan dapat menjadi penyebab yang paling parah
diantaranya:
a. Gangguan Protein Pembekuan.
Gangguan protein pembekuan darah dapat terjadi karena bawaan dan dapatan.
Faktor Bawaan. Banyak protein yang berbeda terlibat dalam proses
pembekuan darah. Kekurangan salah satu protein dapat menyebabkan
gangguan pendarahan. Terjadi kekurangan atau cacat protein pembekuan dapat
muncul pada usia muda. Cacat parah biasanya mematikan. Hewan mungkin
lahir mati atau meninggal segera setelah lahir. Kurangnya protein pembekuan
atau vitamin K (yang juga merupakan bagian dari proses pembekuan) pada
hewan yang baru lahir dapat menyebabkan terjadi cacat pembekuan yang
buruk. Jika jumlah setiap protein pembekuan adalah 5-10% maka bayi hewan
dapat bertahan hidup tetapi biasanya akan menunjukkan tanda-tanda penyakit
sebelum usia 6 bulan (prosedur vaksinasi atau kebiri dapat terjadi pendarahan
hebat). Pada kuda, kucing, anjing telah dilaporkan akibat penyakit Hemofilia
A (kekurangan faktor VIII).
Faktor Dapatan. Kebanyakan protein pembekuan diproduksi di hati. Oleh
karena itu, penyakit hati dapat menyebabkan penurunan kadar protein
pembekuan, terutama faktor VII,IX,X,XI. Penurunan protein pembekuan dapat
berkisar dari kecil ke besar. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
merupakan suatu kondisi dimana bekuan darah kecil berkembang sepanjang
aliran darah, memblokir pembuluh darh kecil dan menghancurkan trombosit
dan faktor pembekuan yang diperlukan untuk mengontrol pendarahan. Ini
biasanya terjadi akibat pemicu beberapa peristiwa hebat seperti infeksi berat,
stroke panas, luka bakar, tumor, atau cedera parah. Dalam banyak kasus,
tanda-tanda pendarahan yang tidak terkontrol dan ketidakmampuan untuk
membentuk bekuan darah normla. Kematian disebabkan oleh pembekuan
6 | Page

darah yang luas atau runtuhnya sirkulasi menyebabkan kegagalan satu atau
beberpa organ. Pada kasus DIC terapi suportif seperti pemberian cairan
intarvena sangat penting untuk menjaga sirkulasi normal.
b. Gangguan Trombosit
Gangguan trombosit termasuk didalamnya trombositopenia atau memiliki
trombosit yang tidak bekerja dengan baik. Gangguan dapat karena bawaan atau
dapatan. Pada beberapa hewan yang terinfeksi penyakit akibat virus, parasit, atau
bakteri sering terjadi trombositopenia yang kebanyakan melibatkan sistem kekebalan
tubuh. Trombositopenia akibat disfungsi sistem kekebalan tubuh (trombositopenia
idiopatik atau idiopathic trombocytopenia purpura) terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh membuat antibody yang menghancurkan trombosit atau sel platelet yang
diproduksi oleh sum-sum tulang. Pada kucing gangguan trombosit ini terjadi akibat
penyakit Chediak-Higashi syndrome yaitu abnormal dari sel darah putih, pigmen
melanosit dan platelet yang dibawa sejak lahir, Von Willebrands disease (gangguan
faktor VIII) pada anjing dan kucing dan juga akibat obat-obatan (estrogen, antibiotik)
juga pada kuda yang menekan produksi trombosit disum-sum tulang. Obat lain seperti
aspirin, acetaminophen, penisilin dapat menghancurkan trombosit yang beredar
didalam aliran darah. Trombosit biasanya kembali normal setelah obat dihentikan.
c. Gangguan Pembuluh Darah
Dapat dibawa sejak lahir atau akibat penyakit peradangan yang parah dari
gangguan pembuluh darah dan gangguan pendarahan. Pada kuda, anjing, dan kucing
dilaporkan sindrom Ehlers-Danlos juga dikenal sebagai kulit asthenia disebabkan
oleh cacat dalam jaringan ikat protein kulit. Hal ini menyebabkan dukungan struktural
lemah pembuluh darah dan dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah. Penyakit
Canine Herpesvirus pada anjing juga dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah.
d. Gangguan Pembekuan Darah
Pembekuan darah yang abnormal (trombosis patologis) adalah tidak
terkendalinya pembekuan darah yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
Ini dapat terjadi karena kelainan bawaan protein anticlotting atau karena gangguan
yang diperoleh/dapatan. Pada kuda yang mengalami penyakit inflamasi umum seperti
kolik, laminitis (radang kuku) atau kolitis ehrlichial (infeksi usus besar) gumpalan
darah terlihat besar. Kuda dengan kolik berhubungan dengan endotoksemia
(kehadiran racun bakteri dalam aliran darah) mengalami penurunan aktivitas enzim
yang memecah agen pembekuan darah seperti fibrin. Kucing dan anjing dengan
kardiomiopati (penyakit otot jantung) dapat membentuk bekuan darah pada arteri
7 | Page

besar. Cedera pada dinding jantung dan aliran darah turbulen melalui bilik jantung
dan katup disebabkan oleh kurangnya fungsi jantung dalam hal membantu memulai
pembekuan darah.
2.4 Cara Mengatasi Pendarahan
Pendarahan yang terjadi pada hewan harus sedapat mungkin dihentikan karena dapat
menyebabkan hewan mati. Ada berbagai alasan mengapa pendarahan harus dihentikan
diantaranya:
a. Selama operasi dikerjakan maka pendarahan yang terjadi akan menggangu bidang
operasi yang akan mengakibatkan kesukaran dalam mengamati jaringan-jaringan yang
ada pada bidang operasi.
b. Adanya pendarahan pada luka operasi mengakibatkan alat-alat dan sarung tangan
akan menjadi kasar, kain drip dan tampon akan kelihatan berwarna merah sehingga
memberi kesan operasi itu seperti pembantaian.
c. Pendarahan yang banyak sering menyebabkan hewan mengalami shock. Kehilangan
darah yang tidak dapat diatasi oleh tubuh dengan rantai reaksi fisiologis yang mula
dapat mengkompensasi tetapi bilamana pendarahan cukup banyak maka akan terjadi
shock yang irreversibel dan hewan akan mati.
d. Terjadi anoksia jaringan merupakan bahaya terbesar daripada pendarahan terutama
jaringan otak dan myocardium. Jika anoksia otak dan myocardium terjadi hal ini bisa
diatasi dengan transfusi darah tetapi pasien tidak selalu bebas dari bahaya anoksia
misalnya pada gangguan yang berlangsung cukup lama dan cacat myocardium.
e. Pendarahan dapat pula menggangu kesembuhan luka juga akan mempermudah
terjadinya infeksi.
Cara mengatasi pendarahan yang terjadi dapat melalui dua cara antara lain:
a. Sendiri (alami)
Merupakan cara mengatasi pendarahan secara alamiah dimana pendarahan akan
berhenti karena adanya koagulasi darah dari pembuluh darah yang terpotong. Karena
ujung intima pembuluh darah membengkok kedalam sehingga darah yang sudah
mencucur keluar akan membeku. Hal ini akan menjadi sumbatan pembuluh darah
yang ujungnya sudah menyempit. Proses pembekuan darah ini terjadi secara alami.
Proses pembekuan darah ini dapat pula dipercepat jika kondisi pasien kurang stabil
dengan cara:
Pemberian vitamin K, hal ini akan membantu proses pembentukan protrombin
Pemberian ion Ca++ peros, suntikan
Dengan obat-obatan yang membantu pembekuan darah, misalnya coagulin
8 | Page

Dengan memperluas daerah tempat terbentuknya koagulasi darah, sehingga


akan mempercepat proses pembentukan fibrin.
Untuk pemberian vitamin K dan ion Ca++ harus sesuai saran dokter, karena pemberian
yang berlebihan akan menimbulkan side effek yang merugikan.
b. Dihentikan (artifisial)
Disebut juga Hemostase/penghentian secara buatan, antara lain:
1. CRUSHING
Yaitu dengan menjepit ujung pembuluh darah yang terpotong,
misalkan dengan arteri klem. Jadi disini dilakukan tekanan yang cukup pada
pembuluh darah sehingga pendarahan akan berhenti. Dalam hal ini yang
dijepit hendaknya pembuluh darahnya saja, jangan sampai mengenai jaringan
sebab akan menimbulkan kerusakan jaringan yang lebih banyak.
2. TORSIO
Yaitu usaha memuntir pembuluh darah yang terpotong. Ini bisa
dikerjakan misalnya setelah sumber pembuluh darah yang terputus
dipertemukan, ujung dijepit dengan arteri klem, efek hemostasis diperolewh
dengan sempurna dengan memuntir/mempilin arteri klemnya. Metode
crushing dan torsio seringkali memberikan hasil yang memuaskan dalam
mengatasi pendarahan dan hanya dapat digunakan pada pembuluh darah kecil
saja.
3. LIGATION/LIGASI
Yaitu dengan cara mengikat pembuluh darah yang putus. Perlu
diperhatikan pembuluh darah yang terpotong (arteri atau vena) dan
kepentinganya. Benang-benang yang dapat digunakan untuk mengikat berupa
kapas, catgut ataupun benang sutra. Cara ini paling banyak dilakukan dan
sangat berhasil untuk menghentikan pendarahan dari pembuluh darah besar
misalnya arteri.
4. JAHITAN/SUTURING
Disini dilakukan jahitan bersamaan dengan jaringan disekitarnya. Ini
misalnya untuk menutup luka. Juga mempunyai efek menghentikan
pendarahan yang kecil misalnya pendarahan subkutan, pendarahan pada
telinga, dll.
5. PRESSURE/TEKANAN
Ini hanya berefek pada pendarahan yang kecil (kapiler) yang bisa
dihentikan dengan tekanan. Tekanan dilakukan dengan menekan tempat
pendarahan dengan tampon (kapas yang steril) terjadi pada permulaan
pendarahan. Usaha hemostase dengan tampon dalam suatu operasi harus
dilakukan setahap demi setahap misalnya operasi pada perut, maka mula-mula
9 | Page

harus mengatasi pendarahan kulit (hentikan dulu secara sempurna), kemudian


atasi pendarahan pada ototnya dan menyusul kemudian atasi pendarahan pada
pembuluh darahnya. Hemostase yang dilakukan dengan cara tampon
memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan cara lain karena tidak akan
disertai adanya kerusakan jaringan atau benda asing.
6. TOURNIQUET
Yaitu dengan mengikat bagian proksimal dari tempat pendarahan
dengan menggunakan bahan-bahan yang elastis sedemikian kuat sehingga
menekan arteri dan pendarahan akan berhenti. Disini fokus utamanya hanya
pada arteri. Tourniquet hanya terbatas dapat dilakukan pada pendarahan
diujung tempat pendarahan yang memungkinkan. Kelebihannya tempattempat pendarahan yang sumbernya tidak diketahui akan berhenti selain itu
dapat juga mencegah terjadinya pendarahan. Kekurangannya yang tertekan
disini bukan hanya pembuluh darahnya saja yang terpotong melainkan bagian
lain juga ikut tertekan sehingga menimbulkan kematian jaringan. Penggunaan
teknik ini hanya pada operasi pemotongan ekor.
7. CAUTERY/KAUTERISASI
Yaitu dengan cara membakar jaringan sehingga menimbulkan
penjendolan dari protein sehingga pendarahan akan berhenti. Cara ini
dilakukan pada pendarahan-pendarahan kecil dimana cara-cara hemostase
yang lain sulit dilaksanakan, misalnya pendarahan kecil pada tempat yang
relatif keras, pendarahan pada kuku kuda dimana pembuluh darah tertutup
oleh jaringan keras, dan pada pendarahan kecil yang meluas (pendarahan pada
organ). Kauterisasi dilakukan dengan alat pembakar/kauter. Kauterisasi ada
dua macam yaitu potensial (dengan benda-benda yang secara kimia
mempunyai efek membakar jaringan misalnya Ag Nitrat, PK yang pekat) dan
aktual (dengan menggunakan benda-benda yang berpijar misalnya dengan
soldier). Alat pembakar/cauter juga ada dua jenis yaitu elektrocautery (dengan
aliran listrik) dan autocautery (sumber panas sendiri).
8. Obat-obatan
Merupakan substansi yang digunakan pada

permukaan

luka

pendarahan, biasanya untuk luka-luka pendarahan kecil misalnya luka abrasi.


Obat-obatan ini misalnya menggunakan asam cuka-glasial, asam nitrat, ferri
sulfat, ferri chlorida, tanin. Obat-obatan ini juga bertindak sebagai styptika
(menghentikan darah dengan cara menempelkan obat/substansi tersebut
dipermukaan), misalnya adrenalis ditambah kapas kemudian ditempelkan
10 | P a g e

dipermukaan tempat yang mengalami pendarahan. Pemberian coagulasia


khusus misalnya dengan coagulen, sangostop, dan anaroxyl juga dapat
mengatasi terjadinya pendarahan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendarahan (hemorage) merupakan keluarnya darah dari pembuluh darah, biasanya
akibat cedera. Pendarahan besar mampu menyebabkan banyak darah berkurang sehingga
berakibat hipoperfusi. Bila pendarahan terjadi pada bagian organ atau tubuh, maka akan
terjadi proses untuk menghentikan pendarahan yang disebut hemostasis. Jenis jenis
pendarahan dibedakan atas dua yaitu pendarahan primer dan pendarahan sekunder, adapun
juga macam-macam pendarahan yaitu pendarahan arteri, pendarahan vena, dan pendarahan
kapiler. Gangguan atau penyebab terjadinya pendarahan selain akibat luka dapat juga dari
penyakit yang dibawa sejak lahir dan akibat infeksi agen penyakit (dapatan). Cara mengatasi
pendarahan dapat dilakukan secara alamiah dan secara buatan atau artifisial dengan alat.

11 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
Hackner, Susan G. 2012. BLEEDING DISORDERS: DIAGNOSTIC APPROACH
SIMPLIFIED. Cornell University Veterinary Specialist : USA
http://www.merckmanuals.com/pethealth/cat_disorders_and_diseases.html
http://www.merckmanuals.com/pethealth/horse_disorders_and_diseases/blood_disorders_of_
horses/introduction_to_blood_disorders_of_horses.html
http://www.merckmanuals.com/pethealth/dog_disorders_and_diseases/blood_disorders_of_d
ogs/bleeding_disorders_of_dogs.html

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai