PENDAHULUAN
Kebutuhan air bersih meningkat dari periode ke periode sesuai dengan laju
perkembangan dan tingkat pertambahan penduduk. Adanya peningkatan
kebutuhan air, mengakibatkan peningkatan penggunaan air. Di Indonesia,
kebutuhan air dipenuhi oleh air tanah. Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia
(2010), mencatat bahwa 58% kebutuhan konsumsi air bersih di Indonesia
dipenuhi oleh air tanah. Padahal, menurut Utaya (2012) jumlah air yang terdapat
di bumi kira-kira sebanyak 1,3 sampai 1,4 miliar km3. 97,5% berupa air laut,
1,75% berbentuk es, dan 0,73% air tanah. Jumlah perkiraan ketersediaan air tanah
lebih sedikit dibandingkan dengan air laut maupun air berbentuk es, namun
penggunaan air tanah lebih banyak dalam kehidupan keseharian, misalnya untuk
mandi, mencuci baju, mencuci piring, membersihakan lantai dan kaca, mencuci
motor, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi dan mencegah kelangkaan air dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kembali air limbah rumah tangga, dengan cara menyaring (Gravel
Technology) air limbah rumah tangga tanpa menggunakan bahan kimia. Cara ini
selain dapat memanfaatkan kembali air pada limbah rumah tangga, juga dapat
sumbersari gang VI (sampel 3). Teknik pengumpulan data dengan cara analisis
fisika dan kimia dari ketiga sampel yang digunakan. Teknik pengumpulan data
dilakukan dua kali ulangan pada tiap sampel. Data yang diperoleh pada tiap
sampel direrata dan selanjutnya dibandingkan dengan parameter fisika dan
kimia dari Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Penyaringan Air Limbah Menggunakan MGT
No.
Analisis
1.
2.
Fisika
3.
4.
5.
5.
6.
Kimia
Sampel 1
U1
U2
Tidak
Tidak
Bau
berbau
berbau
Bening
Bening
jernih,
jernih,
Warna ada
ada
endapan endapan
arang
arang
Suhu
23,40C
23,40C
Total zat 286 ppm 286
padat
ppm
terlarut
Kekeruh 11 mg/L 11 mg/L
an
pH
6,69
6,6
Oksigen 15,2 %
15,1 %
terlarut
Sampel 2
U1
U2
Tidak
Tidak
berbau
berbau
Bening
Bening
jernih,
jernih,
ada
ada
endapan
endapan
arang
arang
23,30C
23,30C
326 ppm
312 ppm
Sampel 3
U1
U2
Tidak
Tidak
berbau
berbau
Bening
Bening
jernih,
jernih,
tidak ada
tidak ada
endapan
endapan
arang
arang
26,20C
26,20C
324 ppm
277 ppm
9 mg/L
10 mg/L
10 mg/L
8 mg/L
7,07
14,6 %
7,01
14,2 %
7,01
15,7 %
7,03
15,5 %
Analisis
Fisika
2.
3.
4.
5.
5.
6.
Kimia
Sampel 1
U1
Bau
berbau
ada buih
(+++)
Warna
keruh
Suhu
24,40C
Total zat 258 ppm
padat
terlarut
Kekeruh 8 mg/L
an
pH
7,39
Oksigen 14,3 %
terlarut
Sampel 2
U1
berbau,
ada buih
(+++)
bening
25,10C
259 ppm
U2
berbau,
ada buih
(+++)
bening
250C
261 ppm
Sampel 3
U1
Berbau,
ada buih
(+++)
keruh
25,60C
276 ppm
U2
Berbau,
ada buih
(+++)
keruh
25,60C
265 ppm
8 mg/L
6 mg/L
5 mg/L
24 mg/L
25 mg/L
7,4
14,4 %
7,4
13,2 %
7,3
13,4 %
7,25
13 %
7,25
13,12 %
U2
berbau,
ada buih
(+++)
keruh
24,40C
258
ppm
berbau deterjen, sedangkan hasil penyaringan MGT tidak ditemukan bau deterjen
(tidak berbau). Selain itu, hasil penyaringan menggunakan spons masih
menghasilkan air yang keruh (tanda masih adanya deterjen), sedangkan air hasil
penyaringan MGT jernih/bening. Hal ini dapat disebabkan pada MGT terdapat
arang (karbon), yang berfungsi mengurangi bau dan menjernihkan air.
Penggunaan karbon aktif sebagai suatu adsorben sudah dikenal sejak lama, selain
dapat menghilangkan warna, rasa dan bau pada air yang ditimbulkan oleh
mikroorganisme, karbon aktif juga menghilangkan kandungan phenol dalam air.
(Udyani, 2013). Lebih lanjut dijelakan bahwa arang (karbon) dapat mengadsorbsi
lebih banyak bahan berbahaya dibandingkan adsorben lainnya. Arang (karbon)
dapat mengadsorbsi timbale asetat, strychnine, DDT, obat (termasuk kokain,
iodine, penisilin, aspirin, fenobarbital), dan zat anorganik (klorin, timbal, dan
merkuri) (Anonim, 2005). Seperti yang dikemukakan (Cheremisinoff N. P., 2002:
139), beberapa komponen organik pada air limbah resisten terhadap degradasi
secara biologis dan beberapa mikroba itu mungkin beracun atau menganggu (bau,
rasa, dan warna) meskipun dalam jumlah yang sedikit. Konsentrasi mikroba itu
tidak akan bisa dihilangkan dengan metode konvensional. Dibutuhkan karbon
aktif untuk menghilangkan kontaminan tersebut.
Data hasil analisis fisika dan kimia air hasil penyaringan menggunakan
MGT menunjukkan bahwa air tersebut memenuhi parameter wajib yang
ditetapkan oleh Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010 untuk kualitas standart
air minum. Namun, hasil tersebut tidak langsung menyatakan kelayakan air hasil
penyaringan menggunakan MGT dapat digunakan untuk air minum, karena ada
beberapa parameter wajib lain yang harus dipenuhi. Parameter wajib lain tersebut
antara lain, parameter mikrobiologi dan kimia anorganik. Selain itu, berdasarkan
data analisis fisika hasil penyaringan menggunakan MGT menunjukkan masih
ditemukannya buih pada sampel 1 dan sampel 2. Permasalahan ini dapat diatasi
dengn menambahkan jumlah arang (karbon), karena berdasarkan penelitian yang
dilakukan Udyani (2013) menunjukkan bahwa adsorbs deterjen dengan karbon
aktif kenaikan laju liquida meningkatkan jumlah deterjen yang terserap. Sesuai
dengan rancangan alat MGT pada penelitian ini yang menggunakan sistem aliran
air dari atas ke bawah, sehingga arang (karbon) dapat menyerap deterjen lebih
banyak.
Selain itu, data hasil analisis fisika dan kimia air hasil penyaringan
menggunakan MGT menunjukkan bahwa MGT memiliki potensi sebagai strategi
pengelolaan sumberdaya air minum. Namun, diperlukan pengembangan lebih
lanjut dari MGT yang sudah di uji ini, misalnya dengan menambahkan batu zeolit.
Batu zeolit jika dipasang dalam MGT dapat berfungsi untuk menyaring kotoran
kasar dan mengikat kandungan logam dalam air.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia terdapat perbedaan antara air
hasil penyaringan menggunakan MGT dan spons. Air hasil penyaringan
menggunakan MGT memenuhi parameter wajib yang ditetapkan dalam
Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010, sedangkan air hasil penyaringan
menggunakan spons tidak memenuhi parameter wajib tersebut. MGT berpotensi
sebagai strategi pengelolaan sumberdaya air bersih dan air minum, perlu
dilakukan uji mikrobiologis dan radioaktivitas. Oleh karena itu, diperlukan
pengembangan lebih lanjut MGT.
Saran untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan uji mikrobiologis
dan radioaktivitas untuk memenuhi parameter wajib, serta uji yang lain untuk
memenuhi
parameter
tambahan
yang
diatur
dalam
Permenkes
No.
Terima kasih pula kepada pihak lain yang telah membantu terlaksananya
penelitian dan penulisan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2005. The Benefits of Charcoal. Waymarks 1277 TN 37305 USA.
(online), (http://www.google.co.id/url?www.sdadefend.comCharcoalHIV-M.pdf) , diakses 28 Maret 2015
Casiday, Rachel et.al. 1999. Treating the Public Water Supply: What Is In Your
Water, and How Is It Made Safe to Drink?. Washington: Department of
Chemistry, Washington University.
Cheremisinoff, N. P. 2002. Handbook of Water and Wastewater Treatment
Technologies. USA: Reed Elsevier Group. Hal 139-142 (Online),
(https://books.google.co.id/books?id=sP5Bj3pByTsC&pg=PA142&lpg
=PA142&dq=wastewater+treatment+by+gravel+technology&source=bl
&ots=attua1PDj&sig=lIeJ79ObmnNuzmGLCLDcehvQGdg&hl=id&sa=X&ei=aC
8XVejOFcKruQTypoLQDg&ved=0CDwQ6AEwAjgK#v=onepage&q
=wastewater%20treatment%20by%20gravel%20technology&f=false),
diakses 29 Maret 2015
EPA. Tanpa tahun. Onsite Wastewater Treatment Systems Technology Fact Sheet
11 Recirculating Sand/Media Filters. (Online),
(https://www.norweco.com/pdf/EPA/625R00008tfs11.pdf), diakses 29
Maret 2015
Gleick, W. 2000. MetodePenelitian. Jakarta: PT Grasindo
Hastuti, Utami Sri; Nisa, Ana Syarifatun; Witjoro, Agung. 2012. Analisis
Mikrobiologi Minuman Teh Seduhan Berbeda Merk Berdasarkan Nilai
Mpn Coliform Di Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional IX
Pendidikan Biologi .FKIP UNS. Surakarta: FKIP UNS
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. 2000.
Kementerian Pekerjaan Umum Sekretaris Jenderal - Pusat Kajian Strategis. 2010.
Kajian Keterpaduan Pengembangan Air Baku, Air Bersih Dan Sanitasi.
Jakarta:
Kim Ree-Ho, Ssangho Lee, JinwooJeong, Jung-Hun Lee danYeong-Kwan Kim.
2007. Reuse greywater and Rainwater Using Fiber Filter Media and
Metal Membrane. Desalination. No.202:326-332
Linsley, Ray K. 1995. Teknik Sumber Daya Air, Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Maksum Radji, Heria Oktavia dan Herman Suryadi 2008 Laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok
(Online)
http://www.google.com/url?q=http://journal.ui.ac.id/index.php/mik/arti
cle/download/Diakses 29 Agustus 2013
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka
Pertama. Kharisma Putra Utama, Jakarta.