Anda di halaman 1dari 2

Ruti Devi Permatasari

030.09.218
Tugas Ujian Akhir
Penguji: dr. Sanggam, spAn

Pertolongan Pada Cardiac Arrest


Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang
diberikan pada seseorang yang terserang penyakit mendadak. Tujuan yang penting dari
pertolongan pertama adalah memberikan perawatan yang akan menguntungkan pada orang
tersebut sebagai persiapan terhadap penanganan lanjut.
Untuk mengenal SCA (Sudden Cardiac Arrest), tidaklah mudah jika terjadi kekeliruan dan
keterlambatan untuk bertindak dan memulakan CPR, ini akan mengurangi survival rate pada
pasien tersebut. Chest compression merupakan tindakan yang paling penting pada CPR karena
perfusi tergantung dengan kompresi. Oleh karena itu, chest compression merupakan tindakan
yang palin penting jika terdapat pasien dengan SCA,
Prinsip utama resusitasi: memperkuat rantai harapan hidup, yang dimana keberhasilan resusitasi
membutuhkan integritas koordinasi jalur rantai harapan hidup. Jalur tersebut antara lain:
1. Pengenalan segera akan henti jantung dan aktivasis system respon darurat
Seorang korban henti jantung biasanya tidak bereaksi, tidak bernapas atau bernapas tapi
tidak normal. Deteksi nadi saja biasanya tidak dapat dihandalkan walaupun dilakukan
oleh penolong yang terlatih dan membutuhkan waktu tambahan. Karenanya, penolong
harus memulai RJP segera setalah mendapari bahwa korban tidak bereaksi dan tidak
bernapas atau bernapas secara tidak normal (terengah-engah). Petugas evakuasi harus
membantu dalam assessment dan memulai RJP.
2. RJP dini dengan penekanan pada kompresi dada.
Memulai dengan segera kompresi dada adalah aspek mendasar dalam resusitasi. RJP
memperbaiki kesempatan korban untuk hidup dengan menyediakan sirkulasi bagi otak
dan jantung. Penolong harus melakukan kompresi dada untuk semua korban henti jantung
tanpa memandang tingkat kemampuannya, karakteristik korban dan lingkungan sekitar.

Untuk satu siklus perbandingan kompresi dengan ventilasi adalah 30:2. Penolong harus
focus memberikan RJP yang berkualitas baik.
Melakukan kompresi dada dalam kecepatan yang cukup (setidaknya 100x/menit)
Melakukan kompresi dada pada kedalaman yang cukup:
- pada dewasa setidaknya 2 inci/5 cm
- pada anak-anak 2 inci/5 cm
- pada bayi 1.5 inci/4 cm
Menunggu dada mengembang sempurna setelah setiap kompresi
Meminimalisir interupsi selam kompresi
Menghindari ventrikel yang berlebihan
3. Defibrilasi cepat
Penggunaan sebaiknya dilakukan setelah alat tersedia datang ke tempat kejadian.
Pergunakan program/panduan yang telah ada, kenali apakah ritme tersebut dapat diterpai
kejut atau tidak. Jika, iya lakukan terapi kejut sebanyak 1 kali dan lanjutkan RJP selama 2
menit dan periksa kembali ritme.
Terapi dengan memberikan energy listrik dilakukan pada pasien yang penyebab henti
jantung adalah gangguan irama jantung. Penyebab utama adalah ventrikel takikardia atau
ventrikel fibrilasi. Pada penggunaan orang awam tersedia alat Automatic External
Defibrilation (AED). Lakukan langkah tersebut hingga petugas datang atau korban mulai
bergerak
4. Advance cardiac Life Support yang elektif
Cepat mendapat pertolongan alat bantu pernapasan dan terapi medikamentosa untuk
mengontrol sirkulasi
5. Post cardiac arrest care (perawatan pasca henti jantung yang terintegritas)
Perawatan atau pertolongan yang dapat dilakukan pasca henti jantung antara lain:
Awasi jalan napas sebaik-baiknya dan pengelolaan ventilasi
Berikan oksigen
Jika muntah, bersihkan jalan napas
Lanjut memantau tanda vital
Stabilisasi fisik dan transport.

Anda mungkin juga menyukai