Squamocolumnar junction
Selama embriogenesis, migrasi menuju ke atas dari
epitel skuamosa bertingkat dari sinus urogenital dan
lempeng vagina diduga menggantikan epitel mllerian.
Peningkatan estrogen saat pubertas menyebabkan
glikogenasi pada epitel skuamosa non keratinisasi.
Glikogen menjadi sumber karbohidrat untuk laktobasilus,
yang mendominasi flora normal vagina pada wanita usia
produktif
FAKTOR RESIKO
Infeksi Virus Human Papilloma (HPV)
Infeksi laten
Infeksi laten maksudnya adalah suatu keadaan dimana
sel terinfeksi tetapi HPV tetap quiescent. Tidak ada efek
pada jaringan, karena virus tidak bereproduksi.
Infeksi produktif terekspresi
Infeksi produktif sedikit atau tidak memiliki potensi
malignansi karena pada akhirnya kematian sel host
dibutuhkan untuk memenuhi siklus hidup virus
FAKTOR RESIKO
USIA
PERILAK
U
MEROKO
K
DEFISIE
NSI DIET
Kontrasepsi
Oral
Kombinasi
(KOK)
Immunosupr
esi
PATOFISIOLOGI
TUMORIGENESIS
Karsinoma sel skuamosa serviks biasanya berawal dari
SCJ dari lesi displastik yang mendahului, yang pada
kebanyakan kasus terjadi setelah infeksi HPV.
Bukti-bukti yang menunjukkan onkoprotein HPV sebagai
komponen penting dalam proliferasi sel kanker yang
terus-menerus juga semakin bertambah. Tidak seperti
serotiper risiko rendah, serotype HPV onkogenik dapat
berintegrasi ke dalam genom manusia.
perubahan sitologik terdeteksi sebagai temuan sitologi
low-grade squamous intraepithelial (LSIL) pada Pap
smear.
PENYEBARAN
Pertumbuhan dapat bersifat infiltratif, dan dalam kasus
ini lesi ulseratif sering didapatkan jika nekrosis menyertai
pertumbuhan ini.
Penyebaran limfatik
a.Kelompok Nodus Limfatikus
Serviks kaya akan pembuluh limfatik, yang berjalan
mengikuti arteri uterina. Saluran ini bermuara pada
nodus limfatikus parasevikal dan paarametrikal.
DIAGNOSIS
Asimtomatik.
Secret encer yang disertai bercak darah.
Perdarahan vaginal intermitten yang terjadi setelah koitus atau
douching.
Tumor dapat menekan organ di dekatnya yang menimbulkan gejala.
edema ekstremitas bawah dan nyeri punggung bawah yang menjalar
ke posterior kaki di bawahnya, yang menunjukkan penekanan pada
akar saraf skiatika, pembuluh limfatik, vena, atau ureter.
Akibat obstruksi ureter, hidronefrosis dan uremia dapat terjadi dan
kadang-kadang manjadi awal gejala.
Selain itu, dengan adanya invasi ke buli-buli atau rektum, pasien
dapat mengalami hematuria dan/atau gejala fistula vesikovaginal
atau rektovaginal.
PEMERIKSAAN FISIK
Pembesaran kelenjar inguinal atau supraklavikular, edema
ekstremitas bawah, ascites, atau penurunan suara napas
mengindikasikan metastasis.
Pemeriksaan menyeluruh vagina dan genitala eksternal harus
dilakukan, untuk mencari lesi penyerta.
Serviks dapat terlihat normal secara kasar jika kanker masih bersifat
mikroinvasif.
Lesi dapat terlihat sebagai suatu pertumbuhan eksofitik atau
endofitik; sebagai massa polipoid, jaringan papiler, barrel-shaped
serviks; sebagai ulkus serviks atau massa granular; atau sebagai
jaringan nekrotik.
Sekret dengan darah, yang purulen atau encer juga dapat terlihat.
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara
akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Setiap wanita yang telah
aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya
menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali
berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1
kali/2-3tahun. Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari
a. Normal.
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas).
c. Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas).
d. Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
e. Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam
atau ke organ tubuh lainnya)
Kolposkopi
Prosedur pemeriksaan vagina dan leher.
Kolposkop adalah suatu alat mikroskop binocular yang
mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran
yang tinggi.
Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, ambil
sampel pada jaringan tersebut.
Tes Schiller.
Serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya akan
menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya putih atau kuning.
Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa
pemeriksan berikut:
a. Sistoskopi
b. Rontgen dada
c. Urografi intravena
d. Sigmoidoskopi
e. Skening tulang dan hati
f. Barium enema
Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak
suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap
smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.