LANDASAN TEORI
serta
diselenggarakan
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
tindakan
bagian
integral
(tak
terpisahkan)
dari
keluarga,
komunitas,
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik Manager
4. Manager
Dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang
cakap
memimpin
klinik,
sehat,
sejahtera,
dan
bijaksana
Community
practice). Dari dua bentuk klinik dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan
adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya
merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajemen
yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga
tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang
sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang
dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta
manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek kelompok ini
yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :
a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang
dikelola secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling
tukar-menukar pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan. Di samping itu,
karena waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula
untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan. Kesemuanya ini, ditambah
dengan adanya kerjasama tim (team work) di satu pihak, serta lancarnya
hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga
yang diselenggarakan akan lebih bermutu.
b. Palayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang
dikelola secara berkelompok, pembelian serta pemakaian berbagai peralatan
medis dan non medis dapat dilakukan bersama-sama (9cost sharing). Lebih dari
pada
itu,
karena
pendapatan
dikelola
secara
bersama,
menyababkan
penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan yang seperti ini akan
mengurangi
Kesemuanya
kecenderungan
ini
apabila
penyelenggara
berhasil
pelayanan
dilaksanakan,
pada
yang
berlebihan.
gilirannya
akan
keluarga. Di sini para dokter yang menyelenggarakan praktek, menerapkan prinsipprinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakan.
Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula atas dua macam. Pertama,
praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek
keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok (group practice) (Prasetyawati A.
2007).
2.1.7 Tugas Dokter Keluarga
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara sempurna menyeluruh, dan
bermutu
2. Mendiagnosis secara tepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.
6. Menangani penyakit akut dan kronik
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit
8. Tetap bertanggungjawab atas pasien yang dirijikan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi bagi pasiennya
11. Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
12. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
13. Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
2.1.8 Kompetensi Dokter Keluarga
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi
Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun
2006 adalah:
1. Kompetensi Dasar
a. Ketrampilan Komunikasi Efektif
b. Ketrampilan Klinik Dasar
c. Ketrampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
d. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik ataupun masyarakat
2.
3.
4.
5.
6.
Terbatas
Dokter Keluarga
Lebih Luas
Cara Pelayanan
Sifat Pelayanan
Jenis Pelayanan
Peran keluarga
Hubungan dokterpasien
Promotif dan
pencegahan
dengan
berkesinambungan
pengamatan sesaat
sepanjang hayat
Menyeluruh, Paripurna,
Sesuai Keluhan
dikeluhkan
Lebih kearah pencegahan,
untuk penyakit
tanpa mengabaikan
tertentu
Kurang
dipertimbangkan
dilibatkan
Dokter pasien
Tidak jadi perhatian
Awal pelayanan
Secara individual
untuk
menyelenggarakan
sebagai
pelayanan
suatu
pencegahan
dimana
pelayanan
tersebut
diselenggarakan,
dan
perhatian
kepada
penderita
secara
lengkap
dan
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam
waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuh kuman.
Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan
dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin
menular
pasien tersebut.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut
2.2.3Risiko Tuberkulosis
Risiko penularan
Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru
dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien
TB paru dengan BTA negatif.
Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis
Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun.
ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap
tahun.
ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%.
Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.
Risiko menjadi sakit TB
Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.
Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000
terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun.
Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah
daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi
buruk).
2.3 Penemuan Pasien Tuberkulosis
Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan
klasifikasi penyakit dan tipe pasien.Penemuan pasien merupakan langkah pertama
dalam kegiatan program penanggulanganTB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB
menular, secara bermakna akan dapatmenurunkan kesakitan dan kematian akibat TB,
penularan TB di masyarakat dansekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan
TB yang paling efektif dimasyarakat.
2.3.1Strategi Penemuan
Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan
tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan; didukung dengan
penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk
meningkatkan cakupan penemuan tersangka pasien TB.
Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama mereka yang BTA positif dan
pada keluarga anak yang menderita TB yang menunjukkan gejala sama, harus
diperiksa dahaknya.
Penemuan secara aktif dari rumah ke rumah, dianggap tidak cost efektif.
2.3.2 Gejala Klinis pasien Tuberkulosis
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Batukdapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah,
sesaknafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringatmalam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Gejala-gejalatersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti
dahak
berfungsi
untuk
menegakkan
diagnosis,
menilai
biakan
dan
identifikasi
Mycobacterium
tuberculosis
(Mt)
pada