Anda di halaman 1dari 4

otulensi kuliah Perekonomian Indonesia (Rabu, 18 Maret 2015)

eh Prof. Iwan Jaya Azis

dikator umum yang digunakan untuk menilai kerjasama ekonomi kawasan adalah
Perdagangan ; berkaitan dengan integrasi perdagangan
Finansial
; berkaitan dengan financial integration

kus pembahasan kuliah hari ini untuk AEC

SEAN dan AEC Challenges and Opportunity

I.

I.

Early ASEAN Cooperation


ASEAN dibentuk bukan untuk kerjasama ekonomi, melainkan untuk politik dan keamanan
kawasan. Dulu, kondisinya masih marak dengan perang dingin. Perang dingin memunculkan
ketidakstabilan (akibat dari koflik kepentingan politik). Ketidakstabilan menghambat

perkembangan ekonomi.

ASEAN mulai menjadi forum pembahasan kerjasama ekonomi pada tahun 1972 (pertama
kali didalam pertemuan ASEAN yang membicarakan persoalan ekonomi ). Dimulai dengan
pembahasan trade yang lebih mudah. Beberapa tahun selanjutnya, mulai membahas tentang

investasi.
Ketika perang dingin berakhir (tepatnya saat tembok berlin di runtuhkan), mulai intens

pembicaraan kerjasama perdagangan, maka muncullah AFTA (1992)


Ciri negara ASEAN yang sama adalah Keterbukaannya (tidak menutup mata dari
perekonomian global). Keterbukaan yang dimaksud adalah keterbukaan dalam hal ekonomi,

investasi, dan capital flow.


Seiring dengan globalisasi, ASEAN mengambil sisi positif dengan menarik investasi asing.

ASEAN juga semakin mudah melakukan penetrasi pasar dengan turunnya trade barriers.
Perkembangan ekonomi negara-negara ASEAN bukan bersumber dari kerjasama ekonomi
ASEAN. Melainkan dari perkembangan ekonomi global. Dengan kata lain, negara ASEAN

berkembang dari memanfaatkan perkembangan ekonomi global.


Intra ASEAN Trade & Production Network

Kalau kondisi global bagus, permintaan terhadap produksi ASEAN meningkat karena negara
ASEAN banyak memproduksi barang-barang komponen. ASEAN sangat terintegrasi dalam
global production network.

Global production network memberikan keuntungan atau opportunity yang besar , namun at
the same time it creates vulnerability.

Global economy condition is utterly important.

Maka dari itu, ASEAN bisa menghindari hantaman krisis global yang lebih parah dengan cara
meningkatkan kerjasama di dalam ASEAN. Terlihat dari data share ekspor intra ASEAN dan

ASIAyang terus meningkat, sedangkan share export ASEAN kepada G2 menurun.


Jumlah FTA yang melibatkan at least satu negara ASEAN , meningkat dengan rapid setelah

1990 (cold war ended) . kini hampir 100 FTA yang ada.
Despite of that, banyaknya FTA tidak menyebabkan perkembangan ekonomi. It is a wrong

conclusion . even the econometrics shows a good correlation, but it doesnt show the causality.
Evidence shows that exportir and importir in ASEAN that make use of the FTA trade
facilitation is only 20%. Why ??
1. Preferential margin (margin of preferrences). Contoh penurunan tarif yang lebih rendah,
namun dihadapkan dengan birokrasi yang berbelit-belit dan panjang.
2.
Masih rendahnya pengetahuan tentang FTA pada pelaku-pelaku

ekonomi

(pengusaha/perusahaan) di ASEAN.

I.

ASEAN Financial Sector and Integration


Di Asia, pembiayaan masih didominasi oleh perbankan swasta, berbeda dengan di US dan
EU,yang berasal dari capital market. Dari 10 negara ASEAN hanya 3 negara yang sektor
perbankannya kuat : Singapore (ADB&DBS,OCBC), Malaysia (CIMB& Maybank), Thailand

(Bangkok Bank). Sementara 7 negara asean yang lainnya tidak memiliki perbankan yang kuat.

Integrasi perbankan memang tidak bagus jika dilakukan dengan cepat dan dalam kondisi
tersebut, karena bank-bank kuat dapat merajalela di negara yang perbankannya tidak kuat.
Penetrasi paling dirasakan oleh negara dengan unbanked population ratio yang tinggi. Proses

integrasi perbankan yang lambat adalah hal yang bijak.


Sektor keuangan yang lain : Stock market vs Bonds market
Stock market perkembangannya cukup pesat di Singapura dan Malaysia.
Bonds market is highly diversified (diversity dibidang bonds market di negara Asean)
Infrastruktur merupakan sektor yang paling lemah di ASEAN.
Pembiayaan infrastruktur biasanya jangka panjang.
Perbankan kebanyakan cenderung jarang mau membiayai investasi jangka panjang

(infrastruktur).
Infrastruktur membutuhkan financing yang stabil (tidak seharusnya bergantung pada stock
market yang volatile). (stock market tidak bisa mempertahankan stabilitasnya untuk sumber

pendanaan infrastruktur)

Infrastruktur sebaiknya menggunakan sumber dana dari bonds market (karena jangka panjang

dan cenderung stabil)


Bonds market di Malaysia merupakan yang paling kuat dan besar di ASEAN.
Bagaimana infrastruktur ASEAN mampu ditingkatkan dengan financing yang stabil dengan
bonds market yang lemah ?
Di Indonesia , Bonds market nya kecil, namun pemain asingnya besar . dampaknya apa ?
*hal ini dapat menyebabkan perekonomian goyang saat pemain asing bonds marketnya out.

V.

Global Environment and ASEAN vulnerability


Dampak dari kebijakan yang diambil dari negara-negara yang sedang mengalami krisis

mempengaruhi ASEAN.
Saat krisis 2008, bagaimana policy respons dari adanya krisis ekonomi ini? Jawabannya

adalah ultra easy money policy


Ultra easy money policy. Ketika ekonomi yang resesi, kebijakan yang diambil adalah

menurunkan tingkat bunga.


Saat krisis ekonomi 2008, US menurunkan suku bunga dengan drastis hingga mendekati 0%
(hingga saat ini). Pemilik modal di AS pada keluar/out dari AS, dan pindah ke negara-negara
yang menawarkan tingkat bunga yang tinggi (hal yang sama terjadi di EU). Karena banyaknya
aliran modal yang masuk ke negara-negara ASEAN (termasuk Indonesia) , membuat para
pelaku/agen economy menunjukkan sikap risk taking (high risk-high return). Contohnya terjadi

pada bisnis property, hal ini bisa mengakibatkan real estate debt meningkat.

Household debt meningkat merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis di eropa yang

berawal dari krisis di Greece/Yunani.


Conclusion ; Global environment meningkatkan ASEAN vulnerability.
Perhatikan juga bahwa hutang/debt dihitung dalam mata uang asing. Ketika nilai tukar tidak
stabil, maka hal ini akan menambah tingkat vulnerability.

V.
1.

Quuestions and Answers


Q : Tahun 2011, banyak capital inflow tetapi sekarang nilai tukar rupiah sedang melemah.
Apakah hal ini akan menyebabkan terjadinya krisis ?
Lalu bagaimana menyikapi bonus demografi di Indonesia ?
A : Yes, bisa menimbulkan krisis. But financial crisis is unpredictable when or how much. It can
only measure the vulnerability to crisis. Crisis is explainable but not predictable. Negara perlu
menyediakan lapangan pekerjaan dengan value added yang tinggi.

2.

Q : Bonds market di ASEAN tumbuh kecil dan dominasi asingnya sangat tinggi. Mengapa
demikian ? Dan apa kebijakan pemerintah?
A : bonds market masih baru di ASEAN jadi masih kecil walaupun pertumbuhannya
sebenernya bagus. Pemain asing seharusnya jangan dibatasi. Pemerintah seharusnya
memperbesar domestic investment space. Pembeli bonds paling besar di Indonesia adalah
perbankan . tapi masih banyak potensi pembeli (investor) lain. Misalnya dana pensiun. Make
sense bagi beberapa negara buat peraturan dana pensiun hanya boleh di investasikan pada
obligasi (karena jangka panjang dan aman serta stabil).

3.

Q : Apakah relevan bagi Indonesia untuk melindungi lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Indonesia ketika AEC ?

A : AEC menargetkan skilled labor , makanya ada sistem sertifikasi. Indonesia seharusnya
menyiapkan skill labor dengan sebaik-baiknya dan membuat environment yang mendukung
labor bekerja di domestik supaya tidak ada brain drain.
4.

Q : Konsep obligasi pemerintah daerah mengapa tidak dikembangkan ?


A : latin Amerika sejak 1980an sudah ada goverment bonds dan obligasi daerah. Tetapi entah
bagaimana obligasi daerah tidak mampu bayar, kemudian dilimpahkan ke obligasi pusat.
Obligasi daerah tidak dipercaya lagi. Namun tetap saja boleh bagi obligasi daerah diterbitkan.
Pertanyaannya apakah pemerintah daerah mampu membayar obligasi tersebut? Pemerintah
daerah yang boleh menerbitkan obligasi adalah daerah yang teruji mampu membayar.

5.

Q : 2014-2015 banyak bank asing/ perusahaan finansial asing melakukan penetrasi ke


Indonesia dengan cara akuisisi. Apakah hal tersebut dapat bermanfaat bagi AEC ?
A : Ya, bank lain selain benk besar di 3 negara ASEAN yang tidak kuat, karena salah satunya
adalah ukurannya yang memang masih kecil. Jika ada akuisisi maka mampu memperbesar
ukuran dan bisa berkompetisi
Tidak, akuisisi baik ketika berhasil. Akuisisi tidak hanya akuisisi aset , tetapi juga budaya, dll.
Namun jika gagal, bisa saja double-blue : semakin tidak efisien dan didominasi pihak asing.
Lebih baik memikirkan merger atau akuisisi didalam negeri

6.

Q : Kalau krisis terjadi, 3 sektor apa yang paling resilient?


A : Tidak dijawab karena berpengaruh pada social benefit.

7.

Q : Seberapa jauh AEC akan liberalisasi ?


A : Regional policy menjadi secondary after the domestic policy, ditandatangin but at the end of
the day, tidak dijalani karena kepentingan negara itu sendiri. In spite of that, ASEAN tetap
berfaedah untuk menghindari terjadinya konflik.

Anda mungkin juga menyukai