Anda di halaman 1dari 21

SISTEM RUJUKAN PADA KONDISI

KASUS KOMPLIKASI DAN BBL


DENGAN HIV POSITIF
KELOMPOK 4A
DIII KEBIDANAN
STIKes Muhammadiyah Gombong

Kelompok 4A
Dina Fransiska Putri (B1301038)
Eka Riyanti
(B1301045)
Eka Velly Handayani
(B1301046)
Esty Nurulhatam
(B1301051)
Ety Purnaningsih
(B1201052)
Fatimah Nur Rahma (B1301053)

Definisi Rujukan
Rujukan
adalah
suatu
pelimpahan
tanggung jawab timbal balik atas kasus
atau masalah kebidanan yang timbul baik
secara vertikal (dari satu unit ke unit
yang lebih lengkap /Rumah Sakit)
maupun horizontal (dari satu bagian ke
bagian lain dalam satu unit) (Muchtar,
1977).

Persiapan Rujukan untuk Ibu

KegiatanRujukan
Rujukan dan Pelayanan
Kebidanan
Pelimpahan
Pengetahuan dan
Keterampilan

Rujukan Informasi Medis

Sistem Rujukan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rujukan
Rujukan
Rujukan
Rujukan
Rujukan
Rujukan

secara konseptual (perorangan)


upaya kesehatan masyarakat
Terencana
Tepat Waktu / RTW
Internal dan rujukan Eksternal
Medik dan Rujukan Kesehatan

Preeklampsia

Definisi

Penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,


oedema, dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan.

Etiologi

1. Primigravida
2. Tuanya kehamilan
3. Kehamilan ganda

Preeklampsia

Tanda Gejala

Px Lab

1. Pertambahan BB yang berlebihan.


2. Oedema.
3. Hipertensi.
4. Proteinuria.
5. Sakit kepala di daerah frontal
6. Skotoma
7. Diploma.
8. Penglihatan kabur
9. Nyeri epigastrum
10.Mual dan muntah

Proteinuria (1+)

Tujuan Rujukan PEB


Tujuan dari manual rujukan khusus
penyakit PEB ini adalah sebagai kendali
mutu dan biaya terhadap pengobatan
yang diberikan pada pasien dengan
kondisi tersebut, sehingga mendapatkan
tatalaksana yang efektif dan efisien.

Kriteria Rujukan PEB


Kondisi dan
Gejala
Pre
Eklampsia
Berat
-TD >
mmHg

160/110

-Proteinuria
500
gr/24 jam atau
2+ dipstik
-Edema,
pandangan kabur,
nyeri epigastrium
atau nyeri pada
kuadran
kanan

Pengobatan

Kriteria Rujukan

Pemberian MgSO4 dosis awal


dgn cara ambil 4 mg
MgSO4(10 ml

RUJUKAN

MgSO4 40%) dan larutkan


dalam 10 ml aquades.
Berikan secara
perlahan IV selama 20
menit. Jika akses IV sulit
berikan masing-masing
5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan
MgSO4 40%) IM di bokong
kiri dan kanan.

Segera, dengan tujuan


rumah sakit yang
memiliki dokter
spesialis obstetri dan
ginekologi setelah
dilakukan tatalaksana
Pre-eklampsia berat

Tata Cara Pelaksanaan


Rujukan Kasus PEB
Rumah sakit tujuan untuk pasien PEB haruslah RS
PONEK yang memiliki dokter spesialis kandungan
dan anak serta memiliki layanan operasi caessar
darurat serta ruang NICU sehingga pasien yang
tiba-tiba membutuhkan pertolongan dapat segera
tertangani baik ibu maupun bayinya.
Apabila kasus PEB ini ditemukan pada saat jam
poliklinik dan stabil maka pasien dirujuk ke poliklinik
kebidanan, namun apabila ditemukan saat diluar
jam kerja atau dalam kondisi tidak stabil maka
pasien
segera
dirujuk
ke
UGD
RS
yang
bersangkutan.

Gawat Janin
1. Definisi
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima 02
cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini
dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama)
atau akut.
2. Penyebab
a. Persalinan berlangsung lama
b. Induksi persalinan dengan oksitosin
c. Ada perdarahan atau infeksi
d. Insufisiensi plasenta: postterm, preeklamsi.

Tanda Gawat Janin


Tanda-tanda gawat janin tersebut :
Denyut Jantung Janin (DJJ) kurang dari
100 per menit atau lebih dari 180 per
menit.
Air ketuban hijau kental.

Kriteria DJJ
DJJ ireguler dalam persalinan sangat bervariasi
dan dapat kembali setelah beberapa waktu. Bila
DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal
ini menunjukkan adanya hipoksida.
DJJ lambat (kurang dari 100 per menit) saat tidak
ada his, menunjukkan adanya gawat janin dan
DJJ cepat (lebih dari 180 per menit) yang disertai
takhikardi ibu bisa karena ibu demam, efek obat,
hipertensi, atau amnionitis. Jika denyut jantung
ibu normal, denyut jantung janin yang cepat
sebaliknya dianggap sebagai tanda gawat janin.

Alasan Merujuk
Terhadap Janin
Beresiko akan menimbulkan kematian
Janin Terhadap Ibu
Beresiko akan menimbulkan

Perawatan Selama Merujuk


Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal,
maka:
1. Pasien dibaringkan miring ke kiri dan anjurkan
untuk bernafas secara teratur.
2. Pemberian oksigen 8-12 l/menit. Perubahan
posisi dan pemberian 028-12 l/menit

3. Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan


infus oksitosin). Pasang infuse menggunakan
jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan
berikan Ringer Laktat atau garam fisiologis (NS)
dengan tetesan 125 cc/jam.

Perawatan Selama Merujuk


Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obatobatan) mulailah penanganan yang sesuai dengan
kondisi ibu:
1. Istirahat baring 2. Banyak minum
3. Kompres 4. Ibu dimiringkan kekiri
4. Pemantauan DJJ rutin 5. Mengantar atau
mendampingi pasien
untuk mendapatkan
pertolongan lebih lanjut
6. Intervensi lainnya tidak perlu dilakukan serta
berikan O2 8-12 l/menit

Perawatan Selama Merujuk


Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan djj tetap abnormal
sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, maka:
1. Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul
atau menetap, pikirkan kemungkinan solusio plasma.
2. Jika terdapat tanda-tanda infeksi berikan anti biotik untuk
amniomtis.
3. Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina
lakukan penanganan prolaps tali pusat.
4. Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika
terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental
pada cairan amnion, rencanakan persalinan dengan
kolaborasi atau merujuk).

Anda mungkin juga menyukai