Anda di halaman 1dari 19

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT

Definisi Sosiologi
Sosiologi adalah sebuah studi sistematis tentang :

Perilaku sosial dari individu-individu

Cara kerja kelompok-kelompok sosial, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat

Pengaruh dari masyarakat, organisasi, kebudayaan, dan masyarakat terhadap


perilaku individu dan kelompok

Sosiologi Menurut Para Ahli


Charles Ellwood

Pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan


golongannya, asal dan kemajuannya, bentuk dan kewajibannya

Herbert Spencer

Mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat

Emile Durkheim

Ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta yang


berisikan cara bertindak, berpikir, dan perasaan yang ada di luar
individu

Max Weber

Mempelajari tindakan-tindakan sosial

Objek Sosiologi
Istilah Sosiologi berasal dari kata Socius dan Logos
Socius ( Bahasa latin) berarti kawan dan logos ( bahasa Yunani) berarti kata
atau bicara
Jadi Ilmu Sosiologi berarti : ilmu yang berbicara mengenai masyarakat.
Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek sosiologi adalah masyarakat
Fokus kajian sosiologi adalah hubungan-hubungan antarmanusia dan
proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di masyarakat.

Masyarakat
SYARAT-SYARAT TERBENTUKNYA MASYARAKAT :
Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama
Merupakan satu kesatuan
Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang
menimbulkankebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya
masing-masing terikat dengan kelompoknya

Definisi Masyarakat
Emile Durkheim
masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu yang merupakan anggotanya
Karl Marx
masyarakat adalah struktur yang menderita ketegangan kelompok yang terpecah
secara ekonomi
Max Weber
masyarakat adalah struktur yang ditentukan oleh harapan dan nilai dominan dalam
masyarakat
Mac Iver dan Charles Page
masyarakat adalah sistem yang mengatur hidup masyarakat
Selo Sumardjan
Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 1

masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

Paul B Hurton dan C Hunt


masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama, memiliki kebudayaan
dan melakukan aktifitas di dalamnya.

Unsur-unsur Masyarakat
1) Kepercayaan dan Pengetahuan
keyakinan akan mempengaruhi perilaku masyarakat
2) Perasaan
perasaan akan terbentuk melalui hubungan sosial dalam masyarakat
3) Tujuan
masyarakat memiliki tujuan, dan tujuan tersebut dapat berupa persatuan dari
tujuan-tujuan yang dimiliki anggota masyarakat.
4) Kedudukan dan Peran
setiap anggota masyarakat akan memiliki kedudukan dan perannya
5) Norma
patokan tingkah laku individu dalam masyarakat
6) Pangkat
kedudukan seseorang dalam masyarakat
7) Kekuasaan
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
8) Sanksi
sesuatu bentuk imbalan (punish and reward) atas tindakan seseorang.
9) Fasilitas
alat untuk mencapai tujuan

Pokok Bahasan Sosiologi


Emile Durkheim
Fakta Sosial
Yaitu cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang berada di luar individu
dan memiliki kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Example : tata peraturan sekolah
Max Weber
Tindakan Sosial
Yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang
lain.
Example :
seseorang bernyanyi di kamar mandi bukanlah tindakan sosial tapi bila orang
tersebut bernyanyi di atas panggung dengan mengharapkan pujian dari
orang lain, maka tindakan tersebut disebut tindakan sosial.
C. Wright Mills
Khayalan sosiologis, yang diperlukan untuk dapat memahami apa yang
terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia

Peter L. Berger
Pengungkapan realitas sosial, dimana seorang sosiolog harus mampu
menyingkap tabir dan mengungkap berbagai tabir dan mengungkap tiap
helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga
Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 2

Metode-metode Sosiologi
Metode Kualitatif
Mengutamakan cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian
berdasarkan penilaian-penilaian terhadap data yang diperoleh. Data hasil
penelitian tidak dapat diukur dengan angka
Metode Kuantitatif
Mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang
diukur dengan skal, indeks, tabel, atau uji statistik

Sejarah Perkembangan Sosiologi


Sosiologi pada awalnya merupakan bagian dari filsafat yang juga membahas
masyarakat. Hanya saja, pada saat itu sosiologi belum memiliki satu metode
ilmiah yang berdiri sendiri.

Pada abad ke-19, Auguste Comte mempelopori lahirnya sosiologi sebagai ilmu
yang berdiri sendiri. Ia adalah orang pertama kali yang memakai
kataSosiologi.
Disebut sebagai Bapak Sosiologi

Peletak dasar sosiologi sebagai sebuah ilmu adalah Emile Durkheim.

Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan


MEMENUHI SYARAT-SYARAT :
1) Bersifat empiris, berdasar pada hasil observasi
2) Bersifat teoritis, yaitu menyusun abstraksi (kerangka dari unsur-unsur yang
didapat di dalam observasi)
3) Bersifat kumulatif, yaitu teori yang ada dibentuk dari teori-teori sebelumnya
4) Bersifat non-etis, yaitu menjelaskan fakta-fakta secara analitis dan bukan
mencari baik buruknya suatu fakta

Kedudukan Sosiologi diantara Ilmu-ilmu lain


Gambar yang diarsir menunjukkan adanya materi bahasan dari setiap ilmu yang
saling berkaitan dan saling menunjang

Peran Sosiologi Bagi Masyarakat


Untuk Pembangunan
Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 3

Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada


tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan.

Untuk Penelitian

Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu


perencanaan atau pemecahan masalah sosial yang baik.

INTERAKSI SOSIAL
DEFINISI INTERAKSI SOSIAL

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), interaksi didefinisikan sebagai

hal saling aksi, berhubungan, atau saling mempengaruhi


Menurut Gillin: hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut

hubungan antar individu, individu dan kelompok atau antar kelompok


KESIMPULAN :

Hubungan sosial yang dinamis antara Individu dengan Individu, Individu


dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok

CIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL


Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
Adanya reaksi dari pihak lain atas komunikasi tersebut.
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
Berpedoman pada norma atau kaidah sebagai acuan dalam berinteraksi.
SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
1. Adanya Kontak Sosial, dibagi dua yaitu :
a. Kontak langsung/primer
Kontak yang terjadi secara langsung, saling bertatap muka, jabat tangan, memeluk
dan sebagainya.
b. Kontak Tidak langsung/sekunder.
Kontak yang terjadi melalui perantara misalnya telepon, surat, handphone dan
sebagainya.
2. Adanya Komunikasi, ada dua bentuk :
a. Komunikasi verbal
Menyampaikan pesan bahasa lisan kepada orang lain.
b. Komunikasi Non verbal
Menyampaikan pesan dengan bahasa tubuh kepada orang lain.
FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
IMITASI

Tindakan meniru perbuatan atau perilaku orang lain. Tindakan meniru ini apabila
seorang individu pernah melihat, mendengar orang yang ada disekelilingnya.
SUGESTI
Rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain
sedemikian rupa sehingga
orang yang
diberikan Sugesti menuruti atau
melaksanakan apa disampaikan pada dirinya tanpa sadar
IDENTIFIKASI
Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang
untuk menjadi sama (identik) dengan orang-orang yang ditirunya

SIMPATI

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 5

Tindakan seseorang yang dilakukan karena perasaan tertarik kepada orang lain yang
didasari oleh perasaan kasih sayang
EMPATI
Merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi psikis atau kejiwaan atau
fisik seseorang
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
PROSES ASOSIATIF ( PROSES YANG MENUJU KESATUAN)
Ada beberapa bentuk antara lain :
A. COOPERATION ( KERJASAMA)
Usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Berdasar pelaksanaannya dibagi 5 bentuk :


a) Kerukunan atau gorong royong
b) Bargaining, yaitu perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa
c) Kooptasi, yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai cara untuk hindari
konflik
d) Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama
e) Joint-Venture, yaitu kerjasama dalam mengusahakan proyek tertentu
B. ACCOMODATION ( AKOMODASI)
Memiliki dua makna :
a) Sebagai Keadaaan yaitu keseimbangan interaksi antarindividu atau antar

kelompok yang berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku
b) Sebagai proses, yaitu usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu

pertentangan agar tercipta keseimbangan


Akomodasi sebagai Proses memiliki beberapa bentuk :
1) Koersi: akomodasi yang prosesnya melalui paksaan
2) Kompromi : akomodasi dimana pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya
3) Arbitrasi : mencapai suatu kompromis melalui pihak ketiga
4) Mediasi : hampir mirip dengan arbitrasi tapi pihak ketiganya NETRAL
5) Konsiliasi : mempertemukan keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai
suatu kesepakatan
6) Toleransi : akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan yang bersifat formal
7) Stalemate : pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang
sehingga pada akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu
8) Ajudikasi : cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan
9) Segregasi : masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar
dalam rangka mengurangi ketegangan

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 6

10) Eliminasi : pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat konflik
11) Subjugation : pihak yang mempunyai kekuatan besar meminta pihak lain
mentaatinya
12) Keputusan Mayoritas : keputusan yang diambil berdasarkan suara
terbanyak ( Voting)
13) Minority Consent : Golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi
dapat melakukan kegiatan bersama
14) Konversi : penyelesaian konflik di mana salah satu pihak bersedia mengalah
dan mau menerima pendirian pihak lain
15) Gencatan Senjata : penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu
C. ASIMILASI
Usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok
guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan
bersama
D. AKULTURASI
Berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan
baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian masing-masing
PROSES DISOSIATIF ( PROSES YANG MENUJU PERPECAHAN)
Ada beberapa bentuk antara lain :
PERSAINGAN
Perjuangan berbagai pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu
KONTRAVERSI
Suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan.
Ditandai adanya ketidakpuasan dan ketidakpastian mengenai diri seseorang,
rencana, dan perasaan tidak suka yang disembunyikan
KONFLIK
Perjuangan Individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan
jalan menantang pihak lawan. Biasanya disertai dengan ancaman atau
kekerasan.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 7

SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN


KOMPETENSI DASAR :
Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian
INDIKATOR :
1. Mendeskripsikan pengertian sosialisasi
2. Menjelaskan jenis-jenis sosialisasi
3. Mendeskripsikan pemikiran G.H. Mead dan C.H.Cooley tentang perkembangan
kepribadian
4. Mendeskripsikan pengertian kepribadian dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian

Materi

Pengertian Sosialisasi
Tahukah anda, bagaimana kepribadian seseorang terbentuk? Apakah pembentukan kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau bawaan sejak lahir ? Adakah hubungan
pembentukan kepribadian seseorang dengan sosialisasi? Ternyata, kepribadian terbentuk selain
karena faktor bawaan sejak lahir juga dipengaruhi interaksi dengan individu di lingkungan
sosial.
Dalam interaksi tersebut individu mengalami pengenalan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat dimana individu hidup. Masyarakat mengharapkan perilaku individu sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku. Proses penanaman nilai dan norma pada warga masyarakat
disebut sosialisasi. Sosialisasi dialami individu sejak lahir sampai dewasa. Mari kita perhatikan
lebih lanjut apa pendapat ahli mengenai pengertian sosialisasi ini.
Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi
anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Hal yang dipelajari dalam sosialisasi adalah
peranan, nilai dan norma sosial.
Sedangkan Koentjaraningrat mengatakan sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang
individu sejak kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal dan
menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya.
Bruce J. Cohen mengatakan sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara
kehidupan dalam masyrakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya
agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Nilai dan
norma yang ada di masyarakat serta pemahaman akan peran sosial sesuai dengan status sosial
yang dimiliki individu akan mempengaruhi pembentukan kepribadian. Sosialisasi dapat
dilakukan tanpa sengaja atau dengan sengaja.
Hassan Shadily mengemukakan bahwa sosialisasi merupakan suatu proses seseorang yang
mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan adat-istiadat suatu masyarakat
dan lambat laun dia merasa menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 8

Jenis-Jenis Sosialisasi
Siapakah yang melakukan proses sosial atau sosialisasi? Pihak-pihak yang melakukan
sosialisasi disebut agen sosialisasi. Untuk mengetahui siapa yang melakukan sosialisasi, kita
harus melihat jenis sosialisasinya. Sosialisasi yang ada di masyarakat terbagi atas beberapa
jenis:
1. Sosialisasi berdasar tipenya terbagi atas :
Sosialisasi formal, yaitu sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga-lembaga
berwenang menurut ketentuan negara atau melalui lembaga-lembaga yang dibentuk
menurut undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

Sosialisasi informal, yaitu sosialisasi yang bersifat kekeluargaan, pertemanan atau


sifatnya tidak resmi.

2. Sosialisasi berdasar bentuknya terbagi atas :

Sosialisasi primer, yaitu sosialisasi paling awal yang diterima individu dari lingkungan
sosial terdekatnya. Umumnya agen sosialisasi adalah anggota keluarga , misalnya dari
ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, paman atau pun paman dan bibi.
Sosialisasi sekunder, merupakan sosialisasi lanjutan untuk memperkenalkan individu
ke lingkungan di luar keluarga. Misalnya lingkungan sekolah dan warga masyarakat
lingkungan sekitar tempat tinggal. Agen sosialisasi bisa teman sekolah, guru, teman
bermain, bapak-bapak dan ibu-ibu tetangga tempat tinggal.

3. Sosialisasi berdasarkan polanya terbagi atas :

Sosialisasi represif, yaitu sosialisasi yang menekankan penggunaan hukuman terhadap


kesalahan yang dilakukan individu dalam rangka menjalani kehidupan di
masyarakatnya.
Ciri :
1. Menghukum perilaku yang keliru
2. Hukuman dan imbalan meteriil
3. Kepatuhan anak kepada orang tua
4. Komunikasi sebagai perintah
5. Komunikasi nonverbal
6. Sosialisasi berpsat pada ortu
7. Anak memerhatikan harapan ortu
8. Didominasi oleh orang tua ( ayah )

Sosialisasi partisipasif, yaitu sosialisasi di mana anak diberi hadiah ketika berperilaku
baik, menekankan pada keikutsertaan individu dalam proses sosial.
Ciri :
1. Memberi imbalan bagi perilaku baik
2. Hukuman dan imbalan simbolik
3. Otonomi pada anak
4. Komunikasi sebaai interaksi
5. Komunikasi verbal
6. Sosialisasi berpusat pada anak
7. Orang tua memerhatikan keinginan anak
8. Memiliki tujuan yang sama

AGEN / SARANA SOSIALISASI


Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 9

1. Keluarga ( Sarana sosialisasi Primer )


Keluarga. merupakan media sosialisasi anak yang pertama sebelum anak melakukan
sosialisasi di lingkungan lain. Di keluarga seorang anak ditanamkan nilai-nilai atau norma
yang berguna bagi kelangsungan kehidupan anak selanjutnya.
2. Kelompok Sepermainan
Proses sosialisasi yang berlangsung dengan teman sepermainan berbeda dengan yang terjadi
dalam lingkungan keluarga yang melibatkan hubungan yang tidak sejajar. Dalam
lingkungan sepermainan, seorang anak belajar berinteraksi dengan orang-orang yang
sederajar karena mereka sebaya
3. Sekolah
Di sekolah pada umumnya anak-anak mempelajari hal-hal yang belum dipelajari di
lingkungan keluarga maupun di lingkungan teman sepermainan. Sekolah menyiapkan anak
untuk menguasai peranan-peranan bagi masa depannya agar anak dapat hdup mandiri dan
tidak menggantungkan diri kepada orang lain
4. Media Massa
Media massa dapat berbentuk media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik
( TV, radio, Film, dsb). Media tersebut merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau
masyarakat luas. Media massa berfungsi sebagai media sosialisasi yang berpengaruh
terhadap perilaku masyarakat

Proses-proses sosialisasi
Internalisasi
proses panjang dan berlangsung seumur hidup sejak manusia lahir sampai
meninggal dunia
o Sosialisasi
Proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku
sesuai dengan perilaku kelompoknya
o Enkulturasi
Proses pembudayaan seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikirannya serta sikapnya dengan adat istiadat, norma dan peraturanperaturan yang hidup di dalam kebudayaannya

TAHAP-TAHAP SOSIALISASI
Dua ahli yang membicarakan perkembangan kepribadian adalah G.H.Mead dan C.H.Cooley.
Mead mengatakan pembentukan diri dan kepribadian seseorang terjadi melalui proses
pengambilan peran (role taking) dengan empat tahap perkembangan. Tahap perkembangannya
yaitu: preparetory stage, play stage, game stage dan generalized others.
1. Preparetory Stage
Tahap persiapan, suatu tahapan yang dialami oleh seseorang sejak dia dilahirkan. Ia
dipersiapkan untuk mengenal kehidupan sosial untuk memperoleh pemahaman diri.
Merupakan kegiatan meniru tidak sempurna. Orang-orang di lingkungan keluarga berperan
besar dalam kegiatan ini. Misalnya ketika ibu menyuapi anak ia mengatakan makan dan
anak meniru dengan kata mam, atau ibu mengajarkan anak berjalan dengan memegang
kedua tangannya dan berkata taa-tah untuk menggantikan kata jalan.

2. Play Stage
Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 10

Tahap anak belajar mengambil peran (meniru) orang-orang yang berada di sekitarnya
(significant other) namun anak belum memahami peranan tersebut. Pada tahap ini kegiatan
meniru peran-perang orang dewasa yang ada disekitarnya semakin sempurna. Walaupun
anak telah menjalankan peran-peran tersebut akan tetapi mereka belum sepenuhnya
memahami makna-makna peran yang ditirunya.
3. Game Stage
Tahap seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, akan tetapi
anak telah pula mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain. Contoh ketika
seorang remaja bertanding basket, ia bukan hanya tahu peran dirinya dan teman satu
timnya akan tetapi ia pun mengetahui peran dari tim lawan termasuk peran hakim,
penjaga garis dan penonton. Pada tahap ini individu sudah memahami makna dari peranperan yang ada.
4. Generalized Other
Tahap ini menunjukkan seorang anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain
yang lebih luas tidak sekedar orang terdekat. Termasuk peran orang yang tidak
berinteraksi dengannya. Sebagai contoh walaupun banyak orang belum pernah bertemu
langsung dengan presiden SBY, akan tetapi mereka mengetahui peran SBY sebagai
Presiden Republik Indonesia.
Jika Mead mengatakan perkembangan kepribadian terjadi melalui pengambilan peran,
Cooley menyatakan terbentuknya kepribadian seseorang melalui pembentukan konsep diri
yang disebut looking-glass self. Pembentukan looking-glass self terdiri dari tiga tahap
yaitu :
1. Seseorang membayangkan mengenai perilaku dan tindakannya yang dapat dilihat oleh
orang lain
2. Seseorang membayangkan mengenai perbuatan orang lain yang menilai perilaku atau
tindakannya itu
3. Seseorang membayangkan konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang
lain terhadap dirinya.
Contohnya, sewaktu kecil seorang anak beberapa kali bertindak tidak sesuai norma, orang di
sekitarnya menganggap anak itu nakal. Karena dianggap nakal maka si anak
membentuk konsepsi dirinya sebagai anak nakal dan bertindak seperti anak nakal.
Bagaimana pandangan anda mengenai teori ini?

Pengertian Kepribadian dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian
Setelah pembahasan mengenai tahap pembentukan kepribadian, tentu kita ingin mengetahui
apakah yang dimaksud dengan kepribadian? Kita perhatikan pendapat ahli berikut.
M.A.W. Brower berpendapat, bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang
meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan
sistem kecendrungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi telah dilaluinya.
Sedangkan Cuber mengatakan bahwa kepribadian adalah gabungan keseluruhan sifat-sifat
yang tampak dan dapat dilihat dari seseorang.
Jadi kepribadian merupakan integrasi dari keseluruhan kecendrungan seseorang untuk
berperasaan, berkehendak, berpikir, bersikap, dan berbuat sesuai dengan pola perilaku tertentu.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 11

Kalau kita perhatikan, kepribadian individu sangat beragam. Hal ini terjadi karena selain
pengaruh sosialisasi ada hal lain yang mempengaruhi pembentukan tersebut yaitu :
1. Keadaan Fisik
Setiap manusia mempunyai keadaan fisik yang berbeda dari orang lain. Perbedaan fisik anak
menimbulkan perbedaan perlakuan dari orang sekitarnya. Anak yang fisiknya lemah
cenderung dilindungi secara berlebihan sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani
mencoba hal-hal baru. Bandingkan jika anak secara fisik kuat dan jarang sakit, bagaimana
perlakuan yang diterimanya dari orang lain? Hal tersebut mempengaruhi anak dalam
membentuk konsep diri dan akhirnya mempengaruhi model kepribadiannya. Keadaan fisik
seseorang diwarisi dari ayah dan ibunya. Ketika berada dalam kandungan, perkembangan
individu sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi dari ibu dan keadaan kejiwaan ibu. Jika
asupan nutrisi dan keadaan kejiwaan ibu baik, anak akan tumbuh baik begitupun sebaliknya.
Beberapa penyakit juga diturunkan dari orangtua, seperti diabetes, darah tinggi dan kelainan
darah. Menurut penelitian, kemampuan IQ anak pun dipengaruhi oleh IQ orangtua
kandungnya.
2. Lingkungan fisik (geografis)
Lingkungan fisik seperti perbedaan kesuburan tanah dan kekayaan alam akan mempengaruhi
kepribadian penduduknya. Menurut penelitian mengenai mereka yang tinggal didaerah
tandus, panas dan miskin cenderung lebih keras menghadapi hidup dan tega menghadapi
orang lain. Sedangkan lingkungan fisik yang subur menghasilkan kepribadian yang ramah,
lebih santai dan terbuka pada orang lain.
3. Kebudayaan
Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial budaya yang berbeda dari
masyarakat lain. Norma sosial budaya ini mempengaruhi pembentukan kepribadian
seseorang. Perbedaan nilai dan norma kebudayaan signifikan terhadap perbedaan
kepribadian. Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan melihat orang Jawa
sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun gerakannya. Perempuan Jawa pantang
berbicara dan tertawa keras. Sedangkan orang dari sukubangsa Batak seolah-olah selalu
berbicara dengan suara lantang
4. Pengalaman Kelompok
Melalui pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya sesuai dengan nilai
kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi nilai kelompok masyarakatnya.
Contohnya individu mendapatkan pengalaman dari teman-teman sebaya atau teman
sepermainan.
5. Pengalaman Unik
Perbedaan kepribadian terjadi karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak
ada yang menyamai. Misalnya seorang anak di waktu kecil belajar naik sepeda dan jatuh.
Sejak itu ibu selalu melarang jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi karena takut anak
jatuh. Larangan tersebut mempengaruhi pembentukan kepribadian, menyebabkan anak
tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru karena takut gagal.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 12

Peta Konsep
keluarga

Agen
s

o
si
al

Kelompok sepermainan
Sekolah

is
a

Media Massa

si

Sosialisasi primer
Bentuk
Sosialisasi

Sosialisa

Sosialisasi

sekund

er
Sosialisasi formal
Tipe
Sosialisasi

Sosialisasi
informa
l
Sosialisasi represif

Pola
Sosialisasi

Sosialisasi
parsitipatio
ns

PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL


A. PERILAKU MENYIMPANG
ialah Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat .
Penyimpangan terjadi karena proses Labeling (pemberian julukan, cap, atau merek yang
dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial ) yang diterima seseorang yang membuatnya
melakukan penyimpangan
KONFORMITAS, ialah Perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat dimana ia tinggal.
Perilaku menyimpang dibedakan menurut sifat dan pelakunya :
A. Perilaku menyimpang menurut Sifatnya :
a. Primer ( primary deviation ), yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang tetapi si pelaku
masih dapat diterima secara social
b. Sekunder ( secondary deviation ), yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara
umum dikenal sebagai perbuatan atau perilaku menyimpang
B. Perilaku menyimpang menurut Pelakunya :
a. Penyimpangan Individual, adalah apabila seseorang secara perorangan melakukan
penyimpangan dari norma-norma di dalam masyarakat
Contoh : Mencuri
b. Penyimpangan Kelompok, adalah kegiatan yang dilakukan oleh kelompok secara kolektif
dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku.
Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 13

Contoh : Perkelahian pelajar


C

FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PERILAKU MENYIMPANG


Faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang dapat kita kaji berdasarkan beberapa
teori yang popular diantaranya adalah : Teori sosialisasi, Teori reaksi sosial, Teori Anomie, Teori
Pengembangan

1.

Teori Sosialisasi
Perilaku menyimpang pada teori sosialisasi terjadi karena ketidak mampuan warga masyarakat
dalam menghayati norma dan nilai yang telah mendapat kesepakatan masyarakat setempat.
Munculnya perilaku menyimpang berawal dari kegagalan proses transformasi norma sosial yang
disebabkan oleh adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai dalam
kehidupan bermasyarakat.

2.

Teori Reaksi Sosial atau Teori Labelling


Pemberian cap atau stigma yang sering mengubah anggapan masyarakat terhadap seseorang
yang telah melakukan perbuatan menyimpang menyebabkan sipelaku yang semula hanya
melakukan penyimpangan primer, lambat laun dengan anggapan masyarakat itu akan melakukan
penyimpangan sekunder.
Dalam masyarakat cap sebagai penjahat atau residivis sulit untuk dihilangkan bahkan cenderung
abadi walau sipelaku sudah menebusnya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dibalik jeruji
penjara. Hal itu tidak efektif untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat atas dirinya.
Pengucilan serta penolakan masyarakat terhadap mantan residivis sering kali mendorong mereka
untuk mengulangi perilaku menyimpang yang pernah dilakukannya.

3.

Teori Anomie
Munculnya perilaku menyimpang merupakan konsekwensi
dari perkembangan norma
masyarakat yang makin lama makin kompleks, akibatnya tidak ada pedoman jelas yang dapat
dipelajari dan dipatuhi masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
Misalnya : akibat kedua orang tua bekerja dan tidak berada di rumah, anak cenderung menjadi
anak nakal

4.

Teori Pengendalian
Perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengendalian dari dalam, berupa
norma-norma yang dihayati dan pengendalian dari Luar, berupa imbalan sosial terhadap
konformitas dan sanksi atau hukuman bagi warga masyarakat yang melanggar norma sosial yang
berlaku.
Untuk mencegah maraknya perilaku menyimpang, masyarakat perlu meningkatkan rasa
keterikatan dan kepercayaan kepada lembaga-lembaga dasar masyarakat seperti ; Sekolah,
Keluarga, dan lembaga keagamaan.
Perilaku Menyimpang atau Kejahatan menurut Light, Keller, dan Calhoun dibagi dalam 4 tipe
yaitu :
1. Kejahatan tanpa korban ( crime without victim ). Kejahatan ini tidak mengakibatkan
penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh perbuatan berjudi,
mabuk-mabukan dll.
2. Kejahatan terorganisasi ( organized crime ) Perilaku kejahatan merupakan komplotan
yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara uantuk mendapatkan uang atau
kekuasaan dengan jalan menghindari hukum.
3. Kejahatan Kerah Putih ( white collar crime ). Kejahatan ini merupakan tipe
kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau
orang yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya
4. Kejahatan Korporat ( corporate crime ). Merupakan jenis kejahatan yang
dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan
kerugian

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 14

A.

Pengendalian Sosial

Setelah mempelajari kegiatan belajar siswa diharapkan dapat:


1. Menjelaskan pengertian pengendalian sosial
2. Menyebutkan cara-cara pengendalian sosial
3. Mengidentifikasikan peran lembaga formal dan informal dalam pengendalian
sosial
4. Jenis-jenis pengendalian sosial
B. Pengertian Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak
bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan
norma-norma sosial agar kehidupan masyarakat tertib dan teratur.
Menurut para ahli :
1. Berger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai cara yang digunakan
masyarakat berupaya untuk mencegah, mengurangi, maupun menghilangkan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga terwujud kembali
keseimbangan sosial (sucial equilibrium).
2. Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah
kolektif yang mengacu pada proses terencana yang di dalamnya individu
dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada
kebiasaan dan nilai hidup kelompok.
Para sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial untuk menggambarkan
segenap cara proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat yang
bersangkutan.
Pengendalian sosial ini mempunyai tujuan yaitu mencapai keserasian antara
stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 15

Cara Pengendalian Sosial ada 6 macam.


1) Pengendalian sosial melalui institusi dan non institusi.
Cara pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian sosial
melalui lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat, seperti
lembaga pendidikan, hukum, agama, politik, ekonomi, dan keluarga.
Cara pengendalian melalui non-institusi adalah cara pengendalian di luar
institusi sosial yang ada, seperti oleh individu atau kelompok massa yang
tidak saling mengenal, Cara pengendalian ini sering kali menggunakan
kekerasan dan sifatnya tidak resmi.
2) Pengendalian sosial melalui lisan, simbolik dan kekerasan.
Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik sering juga disebut cara
pengendalian sosial persuasif. Cara ini menekankan pada usaha untuk
mengajak

atau

membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak

sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.


Pengendalian sosial secara lisan dilakukan dengan mengajak orang menaati
aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan (verbal)
Cara pengendalian secara kekerasan sering disebut dengan pengendalian
sosial koersif. Tujuan tindakan ini agar si pelaku jera dan tidak melakukan
perbuatannya lagi. Sebaiknya cara koersif dilakukan sebagai upaya terakhir
sesudah cara pengendalian persuasif dilakukan.
3) Pengendalian sosial melalui imbalan dan hukuman.
Cara pengendalian sosial melalui imbalan cenderung bersifat preventif
(bersifat mengalihkan). Seseorang diberi imbalan atas tindakannya agar ia
berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sebagai
contoh, di sekolah, siswa dapat mendapatkan beasiswa jika berperilaku
sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan sekolah, seperti mendapatkan
nilai bagus, tidak bolos sekolah, atau tidak menyontek dalam ujian.
Cara pengendalian sosial melalui hukuman cenderung bersifat represif.
Cara ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran
terjadi.
4) Pengendalian sosial normal dan informal.
Cara pengendalian formal, menurut Horton dan Hunt, adalah cara
pengendalian sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang juga
Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 16

memiliki peraturan resmi, seperti perusahaan, perkumpulan serikat kerja atau


lembaga peradilan. Umumnya peraturan yang dihasilkan lembaga-lembaga
ini tertulis dan sudah standarisasi.
Cara pengendalian informal adalah cara pengendalian sosial yang
dilakukan oleh kelompok yang kecil. Akrab bersifat tidak resmi, dan tidak
mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis.Contoh, aturan-aturan dan
kebiasaan yang ada dalam sebuah keluarga atau kelompok bermain. Cara
pengendalian dalam kelompok-kelompok ini cenderung spontan atau tidak
direncanakan.
5) Cara pengendalian sosial melalui sosialisasi.
Menurut fromm, jika suatu masyarakat ingin berfungsi efektif, para anggota
masyarakat harus berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
mengatur pola hidup dalam masyarakat tersebut. Agar anggota masyarakat
berperilaku sesuai dengan nilai dan norma (konform), diperlukan proses
penanaman nilai dan norma yang disebut sosialisasi
6) Cara pengendalian sosial melalui tekanan sosial.
Lapiere melihat pengendalian sosial sebagai suatu proses yang lahir dari
kebutuhan individu agar diterima ke dalam suatu kelompok. Untuk dapat
diterima dalam suatu kelompok, kita akan selalu berusaha mengikuti nilai dan
norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut.
Cara pengendalian sosial lain untuk mencegah perilaku menyimpang adalah
desas-desus (gosip).
Sifat pengendalian sosial ada dua macam.
i.

Preventif, yaitu pengendalian sosial dilakukan sebelum


terjadinya pelanggaran.

ii.

Represif, yaitu pengendalian sosial yang ditujukan untuk


memulihkan keadaan seperti sebelum pelanggaran itu terjadi.
C.

Peran lembaga resmi dan tidak resmi dalam masyarakat, seperti polisi,
pengadilan, adat, dan tokoh masyarakat sangat penting untuk
mengendalikan perilaku menyimpang.
1. Polisi
Polisi sebagai aparat negara bertugas memelihara keamanan dan ketertiban, serta
mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang anggota masyarakat sehingga
tercipta ketertiban. Peran polisi bukan hanya menangkap, menyidik, dan
menyerahkan pelaku tindak pidana ke instansi hukum. Polisi juga berperan
dalam membina dan memberikan penyuluhan kepada orang yang berperilaku
menyimpang dari hukum serta kepada seluruh masyarakat.

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 17

2. Pengadilan
Pengadilan merupakan alat pengendalian sosial agar seseorang berhati-hati
dalam bertingkah laku sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyeretnya
ke pengadilan. Pengadilan akan memberi sanksi tegas kepada siapa pun yang
terbukti bersalah. Ia dapat dihukum berupa denda, kurungan, atau penjara.
Berat-ringannya hukuman tergantung dari kesalahan yang diperbuat oleh si
pelaku.
3. Adat
Adat merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat pada masyarakat
tradisional. Di dalam adat, terdpat aturan untuk mengatur tingkah laku anggota
masyarakatnya. Adat yang sudah melembag dan turun temurun disebut tradisi.
Orang yang melanggar hukum adat dan tradisi akan dihukum oleh masyarakat di
lingkungannya, seperti dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya.
Sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Indonesia merupakan negara
yang masih tetap mematuhi dan memberlakukan hukum adat.
Peta Konsep
Cara pengendalian sosial
Persuasi

Koersi
Teknik pengendalian

Cumplikasi

Pervasion
Sifat pengendalian sosial

Represif

Upaya pengendalian

Preventy

sosial
Gabungan

D. Jenis-jenis Pengendalian sosial


Untuk mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang ada beberapa jenis
pengendalian social, antara lain :
1. Cemoohan
2. Teguran
3. Pendidikan
4. Agama
5. Gosip dan desas desus
6. Ostratisme (pengucilan)
7. Fraundulens (bantuan orang lain)
8. Intimidasi
9. Kekerasan fisik/penganiayaan
Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 18

10. Hukuman

Rusdi Mustapa, S.Pd

Sosiologi Kelas X
Page 19

Anda mungkin juga menyukai