PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang dasar 1945 (UUD 45) Indonesia
merupakan negara hukum. Oleh karena itu seluruh aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara diatur oleh seluruh sistem dan tata peraturan yang
bertumpu pada UUD 45. Aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut
perlu dipahami secara benar agar dalam pelaksanaan dan implementasinya
dapat selaras dengan peraturan hukum yang berlaku.
Pada aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tentu saja hal tersebut
sangat terkait dengan hak dan kewajiban warga negara. Oleh karena itu
seluruh hal yang berkaitan hak serta kewajiban warga negara telah diatur
dengan pada UUD 45 pasal 27, 28, 30, dam 31. Pasal-pasal tersebut
menjelaskan tentang hak-hak warga negara serta kewajiban yang melekat
pada dirinya. Selain itu, pasal-pasal tersebut menjadi tumpuan dalam
pembuatan dan pelaksanaan pertaturan terkait hak dan kewajiban yang
tingkatannya berada di bawah UUD 45.
Melalui makalah ini diharapkan terbentuk pemahaman yang benar
terkait dengan hak dan kewajiban berwarga negara. Selain itu makalah ini
fokus pada pelaksanaan hak dan kewajiban Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK),
sehingga
diharapkan
akan
diperoleh
pemahaman
bahwa
sesungguhnya hak dan kewajiban ABK sama dengan orang pada umumnya.
Hanya saja harus dipahami keterbatasan ABK tersebut agar disesuaikan
terhadap implementasi hak dan kewajiban yang ada di lapangan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penyusunan makalah ini,
antara lain :
1. Apa pengertian pengertian warga negara?
2. Apa pengertian hak dan kewajiban sebagai warga negara?
3. Apa sajakah hak dan kewajiban sebagi warga negara?
4. Apakah hak dan kewajiban warga negara khususnya Anak Berkebutuhan
Khusus sudah terealisasi seperti yang tercantum pada UUD 1945?
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2)
kewarganegaraan
suatu
negara
berdasarkan
asas
10) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya
tidak
memiliki
kewarganegaraan
atau
tidak
diketahui
keberadaannya.
11) Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan
ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan
memberikan
kewarganegaraan
kepada
anak
yang
bersangkutan.
12) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:
1)
Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia
18 tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing.
2)
Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara
sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan.
3)
Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia.
4)
Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak
secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang
termasuk dalam situasi sebagai berikut:
1) Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya
memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
2) Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat
anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga
negara Indonesia.
Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI. Sebagaimana
telah diterangkan di atas yang menentukan status anak ialah ayahnya. Apabila
buku
Kaelani
dan
Achmad
Zubaidi
dalam
buku
Kaelani
dan
Achmad
Zubaidi
dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang
harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab atau pembatasan atau
beban yang timbul karena hubungan dengan sesama atau dengan negara.
Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika
merupakan kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan
apapun itu.
Menurut Kaelan (2002:234) Kewajiban adalah beban untuk
memberikan atau membiarkan barang yang sesuatu yang semestinya
diberikan atau dibiarkan, yang hanya di lakukan oleh pihak tertentu dan
tidak dapat dilakukan oleh siapa pun, dan yang pada prinsipnya dapat
dituntut dengan paksaan dari padanya.
Kewajiban mengarah pada suatu keharusan/ kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
3. Keterkaitan Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk
mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak
warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat
tinggi lebih banyak mendahulukan hak dari pada kewajiban. Padahal
menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan
tetapi mereka berkewajiban untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri
tetapi juga memikirkan kehidupan rakyatnya khususnya rakyat yang
belum merasakan kesejahteraan. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak
ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak
ada maka tidak akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Agar terhindarnya dari ketimpangan akan hak dan kewajiban tersebut
18) Pasal 28 H Ayat (1-5) : mengatur beberapa hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun, termasuk didalamnya hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.
19) Pasal 28 I (1 dan 2) : memberikan pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dan untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
20) Pasal 30 : tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
21) Pasal 31 (ayat 1) : setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
Adapun kewajiban sebagai warga negara yang tercantum dalam UndangUndang Dasar 1945, antara lain :
1) Wajib menaati hukum dan pemerintahan
Pasal 27 Ayat (1) UUD 1945: Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
Pasal 27 Ayat (3) UUD 1945: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
Memperteguh konsep yang dianut bangsa dan negara Indonesia di bidang
pembelaan negara, yakni upaya pembelaan negara bukan monopoli TNI,
tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.
3) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
Pasal 28 J Ayat (1) UUD 1945: Setiap orang wajib menghormati hak
asai manusia orang lain.
4) Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undangundang
Pasal 28J Ayat (2) UUD 1945 : Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
10
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Masalah
Anak dengan Disabilitas Masih Menghadapi Diskriminasi
Pendidikan
JAKARTA, KOMPAS.com (Rabu, 10 Desember 2014 | 13:00 WIB
-Anak-anak penyandang disabilitas seharusnya memiliki hak yang sama
dengan anak-anak lain dalam pendidikan. Tapi, diskriminasi dalam
bidang pendidikan masih mereka hadapi. Selain kesulitan mengakses
pendidikan, masih sedikit pula jumlah guru yang memiliki kapasitas
menangani anak-anak tersebut.
11
12
13
14
15
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan sebagai
berikut :
Warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Penduduk, sebagaimana diatur dalam pasal 26 ayat 2, ialah warga negara
indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Status
kewarganegaraan dalam suatu negara biasanya dikaitkan dengan asas ius
sanguinis dan ius soli. Hak merupakan sesuatu yang dimiliki oleh seorang
indvidu dan kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang
individu. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia telah diatur dalam
UUD 1945, khususnya ada dalam pasal 27, 28, 30 dan 31. Pemenuhan hak
dan kewajiban anak berkebutuhan khusus belum terealisasikan seperti yang
16
ada dalam UUD 1945. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang harus
dikaji lebih mendalam.
B. Saran
Meninjau dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
saran. Antara lain :
1. Untuk pemerintah
Lebih mensosialisasikan tentang peraturan-peraturan yang ada
Memberikan pelayananan yang lebih optimal dalam pemperolehan
hak dan pelaksanaan kewajiban terhadap warga negara, khususnya
anak berkebutuhan khusus yang sekarang masih banyak terjadi
diskriminasi
Memberikan rasa aman dan damai dalam hidup bernegara
2. Untuk warga negara Indonesia
Membantu kelancaran terlaksananya pelaksanaan hak dan kewajiban
bernegara
Memperjuangkan hak yang harusnya diperoleh dan kewajiban yang
bangsa
dan
17
Daftar Pustaka
Budiyanto, dkk. 2014. Modul Pelatihan Pendiidkan Inklusif. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Dorektorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Pendidikan Dasar.
Eva Erviana. 2014. Anak dengan Disabilitas Masih Menghadapi Diskriminasi
Pendidikan. Diakses melalui http://health.kompas.com/read/2014/12/10/
130000423/Anak.dengan.Disabilitas.Masih.Menghadapi.Diskriminasi.Pendi
dikan. Pada 6 Maret 2015, pukul 20.09.
Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila. Yogyakarta : PARADIGMA
Kaelani dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
MPR Republik Indonesia. 2011. Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dan Ketettapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Jakarta : Sekretariat Jendral
MPR RI.
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : UNY PRESS
18
19