Anda di halaman 1dari 19

Bagian I

Apakah Ekonomi Internasional itu ?


Ekonomi Internasional menggunakan metode-metode analisis dasar yang
sama seperti yang digunakan oleh cabang-cabang ilmu ekonomi lain, karena
motif dan perilaku individu-individu dan perusahaan-perusahaan dalam
perdagagan internasional persis sama dengan yang kita temui dalam
transaksi-transaksi perdagangan domestic (local).
Ekonomi internasional mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan
hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lain. Perkataan
hubungan ekonomi di sini mencakup paling tidak tiga bentuk hubungan
yang berbeda, meskipun antara satu dengan yang lain saling berkaitan.
Pertama, hubungan ekonomi bisa berupa pertukaran hasil atau output
negara satu dengan negara lain. Sebagai contoh, Indonesia mengekspor
minyak, kayu, karet, dll. Hubungan semacam dikenal sebagai hubungan
perdagangan. Perhatikan bahwa yang dimaksud dengan output termasuk
di dalamnya output barang dan output jasa.
Kedua, hubungan ekonomi bisa berbentuk pertukaran atau aliran sarana
produksi (atau faktor produksi). Termasuk dalam kelompok sarana produksi
adalah tenaga kerja, modal, teknologi dan kewiraswastaan. Sarana produksi
bisa mengalir dari satu negara ke negara lain karena berbagai sebab,
misalnya karena imbalan yang lebih tinggi, karena lewat program bantuan
luar negeri, dan karena adanya faktor ketakutan (misalnya: ancaman
perang, takut dinasionalisasi, takut adanya devaluasi atau karena
menghindari inflasi yang terlalu tinggi di suatu negara). Sarana produksi
tanah merupakan satu-satunya sarana produksi yang tidak bisa mengalir
ke negara lain, karena sifatnya yang terikat pada lokasinya. Tetapi bahkan
tanah pun tidak mutlak terikat pada lokasinya, bila kita ingat bahwa
definisi dari sarana produksi tanah mencakup kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Sebaliknya, tenaga kerja atau manusia yang
pada hakekatnya lebih bersifat mobil dan tak terikat lokasi, seringkali justru
menjadi suatu faktor produksi yang tidak bisa (atau tidak selalu bisa)
mengalir dari satu negara ke negara lain.
Peraturan-peraturan pembatasan imigrasi antar negara seringkali begitu
ketatnya sehingga tidak memungkinkan bagi manusia untuk secara bebas
pindah ke negara lain. Namun masih ada contoh-contoh yang
menggambarkan aliran faktor produksi ini, misalnya pengiriman tenaga kerja
Indonesia ke Saudi Arabia
Saat ini, yang paling mobil atau mudah berpindah melampaui perbatasan
negara adalah faktor produksi modal (beserta teknologi dan kewiraswastaan
yang mengikutinya). Modal, berupa penanaman modal asing atau
bantuan/pinjaman luar negeri, mengalir dalam jumlah yang besar dari satu

negara ke negara lain, baik antara negara maju sendiri atau antara negara
maju dengan negara sedang berkembang.
Yang tidak kalah pentingnya adalah aliran dana antar negara yang tidak
bermotif atau bertujuan untuk investasi dalam bentuk pendirian pabrikpabrik, tetapi yang bertujuan spekulatif dan bersifat jangka pendek. Jadi,
misalnya pada awal tahun 1970-an dana dalam jumlah yang cukup besar
telah mengalir dari Singapura dan tempat-tempat lain di luar negeri ke
Indonesia untuk kemudian disimpan pada bank-bank dalam bentuk deposito
berjangka yang pada waktu itu memberikan bunga yang sangat tinggi.
Karena sifatnya yang spekulatif dan jangka pendek, kita bisa
memperdebatkan apakah aliran dana semacam ini adalah aliran faktor
produksi atau bukan.
Secara garis besar masih penting dan berguna bagi kita untuk membedakan
antara aliran faktor produksi dan aliran-aliran lain, misalnya aliran output,
karena masing-masing aliran mempunyai konsekuensi yang berbeda bagi
suatu negara.
Ketiga, seperti halnya dengan hubungan ekonomi antara perorangan,
hubungan ekonomi antara negara bisa dilihat dari segi konsekuensinya
terhadap posisi hutang-piutangnya, atau singkat-nya dari segi hubungan
kreditnya. Seperti halnya dengan hubungan antar perorangan, suatu negara
bisa mempunyai hutang atau piutang dengan negara lain. Biasanya
hubungan hutang-piutang ini timbul sebagai konsekuensi dari adanya dua
bentuk hubungan ekonomi yang lain, yaitu hubungan perdagangan dan
hubungan faktor produksi yang diuraikan di atas. Sebagai misal, Indonesia
mengimpor kapal dari Jepang dengan kredit dari penjualnya. Di sini
hubungan perdagangan (impor kapal) adalah penyebab timbulnya hutang
Indonesia kepada pengusaha kapal di Jepang.
Pada asasnya, semua pinjaman luar negeri (baik yang berupa bantuan luar
negeri maupun pinjaman komersial) mempunyai konsekuensi terhadap
posisi kredit suatu negara). Namun Ada satu bentuk bantuan luar negeri
yang tidak mempunyai konsekuensi terhadap posisi kredit suatu negara,
yaitu bantuan berupa grants atau hibah. Hibah adalah pemberian dari
negara lain yang tidak perlu dikembalikan. Tetapi jumlah hibah biasanya
kecil. Sebagian besar dari bantuan luar negeri yang diterima Indonesia
adalah pinjaman yang harus dikembalikan. Makna kata bantuan terletak
pada syarat-syarat pinjaman yang lunak (misalnya, bunga yang rendah dan
jangka pengembalian yang panjang).
Ketiga bentuk hubungan ekonomi tersebut perlu dibedakan secara jelas,
karena meskipun ketiganya erat hubungannya satu sama lain, namun
mereka tidaklah selalu berkembang sejalan. Misalnya ada kemungkinan
suatu negara mengalami hubungan perdagangan yang menguntungkan
(misalnya mengalami surplus ekspor di atas impor), tetapi pada saat yang

sama mengalami hubungan faktor produksi atau hubungan kredit yang


kurang menguntungkan. (Di sini terlihat bahwa hubungan ekonomi
internasional suatu negara harus dinilai dalam totalitasnya, yaitu harus
dilihat dari ketiga segi tersebut, dan tidak bisa hanya mengutamakan yang
satu, misalnya hubungan perdagangan, dan mengabaikan yang lain). Di
samping itu, masing-masing bentuk hubungan ekonomi mempunyai
konsekuensi yang berbeda terhadap perekonomian dalam negeri, sehingga
pembedaan ketiga aliran tersebut perlu kita lakukan.

Bagian II
1. Masalah-Masalah Dalam Ekonomi Internasional
Banyak aspek dan permasalahan yang dikaji oleh bidang ilmu ini, tetapi
berikut ini kita sebutkan beberapa contoh aspek dan permasalahan utama
yang dipelajari oleh bidang ilmu ini:
a) Pola perdagangan. Mengapa suatu negara mempunyai pola ekspor dan
pola impor tertentu? Faktor apa yang mempengaruhinya? Misalnya,
mengapa justru Indonesia mengekspor minyak bumi, kayu, tekstil,
barang kerajinan, dan mengimpor beras, mesin, bijih besi dan
sebagainya? Apa yang menentukan pola perdagangan seperti ini?
b) Harga ekspor dan impor. Bagaimanakah harga barang ekspor dan
harga barang impor ditentukan? Faktor-faktor apa yang
menentukannya? Misalnya, mengapa harga minyak bumi dan barangbarang hasil industri meningkat lebih cepat dari pada harga hasil-hasil
pertanian seperti karet, teh, lada?
c) Manfaat perdagangan. Apakah manfaat dari adanya hubungan
ekonomi luar negeri bagi suatu negara? Apakah pengaruh hubungan
ekonomi tersebut terhadap kesejahteraan nasional? Apakah untung
dan rugi dari adanya hubungan ekonomi luar negeri dari segi
konsumsi, produksi, distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi
pada umumnya?
d) Pengaruh makro. Apakah pengaruh hubungan perdagangan terhadap
keadaan makro dan moneter di dalam negeri? Misalnya, apabila ekspor
meningkat, apakah akibat dari itu terhadap tingkat harga dalam
negeri, GDP, jumlah uang yang beredar dan sebagainya?
e) Mekanisme neraca pembayaran. Bagaimanakah proses penyesuaian
neraca pembayaran suatu negara apabila terjadi perubahan situasi
ekonomi (misalnya, kenaikan harga ekspor) atau apabila dilaksanakan
suatu kebijaksanaan tertentu (misalnya, devaluasi)?

f) Politik perdagangan luar negeri. Apakah untung-rugi dari


kebijaksanaan pengenaan tarif bea masuk, pelarangan impor, kuota,
subsidi, pajak ekspor dan sebagainya bagi perekonomian nasional dan
bagi perekonomian dunia?
g) Persekutuan perdagangan. Apakah akibat dari diadakannya
persekutuan perdagangan, seperti Pasaran Bersama Eropah dan
(secara lebih terbatas) ASEAN? Apakah keuntungan dan kerugiannya
bagi masing-masing negara anggota?
h) Modal luar negeri. Apakah untung-rugi dari penanaman modal asing
dan bantuan luar negeri? Bentuk penanaman modal dan bantuan yang
bagaimana yang menguntungkan dan yang bagaimana merugikan
negara penerima? Adakah tindakan-tindakan yang bisa diambil
pemerintah untuk menghindari atau mengurangi akibat-akibat
negatifnya?
i) Pengalihan teknologi. Bagaimanakah proses pengalihan teknologi dari
suatu negara ke negara lain? Adakah kerugian-kerugian yang perlu
dihindari dalam proses ini? Kebijaksanaan apakah yang bisa
memperlancar proses pengalihan teknologi tersebut?
Daftar permasalahan ini tidak tuntas. Tetapi setidak-tidaknya ia memberikan
gambaran kepada pembaca betapa luasnya dan betapa pentingnya masalahmasalah yang dicakup oleh bidang ilmu ekonomi internasional.
Ekonomi internasional mencakup kepentingan-kepentingan yang lain dan
berbeda, karena perdagangan dan investasi internasional terjadi di antara
negara-negara bebas. Pengiriman Televisi buatan Amerika bisa terganggu
jika pemerintah Indonesia menetapkan kuota yang membatasi impor; Televisi
buatan Amerika bisa mendadak murah di mata orang Indonesia jika nilai
tukar mata uang Amerika US $ jatuh terhadap mata uang Rupiah Indonesia.
Peristiwa ini tak mungkin terjadi di dalam wilayah Indonesia sendiri, karena
undang-undang dan peraturan Negara RI tidak sama dengan Negara-negara
lain. Dan setiap Negara memiliki ciri khas tersendiri dalam menerapkan
kebijakan perdagangan masyarakatnya.
2. Keuntungan Perdangangan
Keuntungan perdagangan (gains from trade) yaitu, jika suatu negara menjual
barang dan jasa kepada negara lain maka manfaatnya hampir pasti
diperoleh kedua belah pihak. Kemungkinan-kemungkinan di mana perdagang
internasional menguntungkan kedua belah pihak lebih luas dari yang
bayangkan kebanyakan orang. Misalnya, banyak pengusaha Amerika
khawatir bahwa kalau produktivitas masyarakat Jepang mengungguli
masyarakat Amerika, maka berdagang dengan Jepang akan merugikan
perekonomian Amerika Serikat karena tidak ada industri Amerika yang akan
mampu bersaing. Pemimpin-pemimpin serikat pekerja Amerika mendakwa
bahwa Amerika dirugikan dalam perdagangan dengan negara-negara yang
belum maju, yang industri-industrinya kurang efisien dibandingkan Amerika

tetapi mereka kadang kala biasa menjual lebih murah karena mereka
menggaji pekerja lebih rendah.
3. Pola Perdagangan
Para Ekonom tak dapat membahas dampak perdagangan internasional atau
menyarankan perubahan kebijakan pemerintah mengenai perdagangan
dengan meyakinkan kecuali kalau mereka mengetahui bahwa teori mereka
cukup memadai untuk menjelaskan perdagangan internasional yang diamati
dari kondisi nyata. Karenanya, upaya-upaya dalam menjelaskan pola
perdagangan internasional-siapa menjual apa kepada siapa-telah merupakan
sesuatu yang menarik perhatian di kalangan ahli ekonomi internasional.
Dalam perdagangan internasional mempunyai banyak aturan yang
diterapkan sebelum mengunyah di perdagngan internasional, maka kita
harus tahu apa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Motif dari perdagangan internasional.


Fungsi perdagangan internasional.
Timbulnya perdagangan internasional.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional.
Manfaat perdagangan internasional.
Macam-macam perdagangan internasional.
Teori perdagangan internasional.

PEMECAHAN MASALAH
A. Pola perdagangan.
Pola perdagangan ekspor dan impor dijalankan. Di dalam menjalankan
kegiatan ekonomi internasional ini akan terdapat beberapa faktor yang
memberikan pengaruh. Inilah yang menjadi penentu pola perdagangan
yang ada. Misalnya adalah Indonesia kaya akan sumber daya alam
maka hal inilah yang akan menyebabkan Indonesia memiliki pola
ekspor bahan yang berasal dari sumber daya alam tersebut. Dalam
jangka panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh
prinsip-prinsip keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa suatu Negara
mengekspor barang tertentu karena Negara tersebut bisa
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secar mutlak lebih
murah daripada Negara lain. Suatu Negara hanya akan mengekspor
barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor

barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. Jadi, jelas


bahwa adanya keunggulan komparatif bisa menimbulkan manfaat
perdagangan bagi kedua belah pihak, dan selanjutnya akan
mendorong timbulnya perdagangan antarnegara.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi keunggulan komparatif
suatu Negara, di antaranya sebagai berikut:
a. Tersedianya faktor produksi dalam macam atau jumlah yang
berbeda antara Negara satu dengan yang lain.
b. Adanya kenyataan bahwa dalam cabang-cabang produksi tertentu
orang bisa memproduksi secara lebih efisien (lebih murah) apabila
skala produksi semakin besar.
c. Adanya perbedaan dalam corak dan laju kemajuan teknologi.
B. Harga ekspor dan impor.
Dalam hal penetapan harga komoditi ekspor dan konsep
pemasarannya, eksportir perlu mengetahui apakah dapat bersaing
dalam penjualannya di luar negri, dengan mengetahui informasi
mengenai :
a) Ongkos atau biaya barang
b) Sifat dan tingkat persaingan
c) Luas dan sifat permintaan
Sedangkan penentuan jenis-jenis barang didasarkan pada informasi
mengenai :
a)
b)
c)
d)

Peraturan perdagangan negara setempat


Pembatasan mutu dan volume barang-barang tertentu
Kontinuitas produksi barang
Negara tujuan barang-barang ekspor

Keikutsertaan suatu negara dalam organisasi internasional


dimaksudkan untuk mengatur stabilitas harga barang ekspor di pasar
internasional. Selain itu, kekuatan permintaan dan penawaran dan
berbagai negara dapat memengaruhi harga di pasar dunia.
Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari
pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik.
Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk meningkatkan
ekspornya
C. Manfaat perdagangan.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah
sebagai berikut.

Menjalin Persahabatan Antar Negara


Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi
di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya :

Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain.


Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu
memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk
memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi.
Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang
sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada
kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang
tersebut dari luar negeri.
Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya
(alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan
terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan
turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya
secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar
negeri.
Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara
manajemen yang lebih modern.

Pengaruh secara Ekonomis


Pada kegiatan konsumsi : Pengaruh ekonomis perdagangan luar negeri
pada kegiatan konsumsi, antara lain berupa semakin banyaknya
jumlah serta pilihan barang yang dapat dikonsumsi. Dengan adanya
perdagangan luar negeri, barang yang tersedia di pasar bukan hanya
berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Kita jadi memiliki
lebih banyak pilihan barang yang akan kita konsumsi. Meskipun, uang
yang kita miliki sama, namun pilihan barang yang dapat kita beli
dengan uang tersebut akan tersedia lebih banyak. Akibat lainnya dari
perdagangan luar negeri terhadap kegiatan konsumsi ialah timbulnya
demonstration eect (pengaruh mencontoh). Misalnya, produk
makanan fastfood (cepat saji) yang merupakan kebiasaan makan di
Negara lain. Manjamurnya restoran fastfood di Indonesia merupakan
pengaruh dari meniru kebiasaan makan orang luar negeri.
Demonstaration eect dapat menimbulkan efek yang positif maupun
negative. Efek positif dari demonstration eect ialah mendorong
produksi menjadi lebih banyak. Semakin banyak orang yang tertarik
untuk mencoba jenis makanan tersebut maka akan mendorong
dibukanya lebih banyak restoran. Sebuah restoran tentu saja
membutuhkan banyak hal, misalnya tenaga kerja, sewa tempat, bahan
baku, beras dan bumbu-bumbu masak. Berarti bagi Indonesia kegiatan

mencontoh mengkonsumsi makanan cepat saji itu membuka


kesempatan usaha atau produksi yang baru. Akan tetapi,
demonstration eect juga dapat berpengaruh negative jika kemudian
masyarakat terbiasa untuk melakukan kegiatan konsumsiyang
berlebihan (konsumtif).
Pada kegiatan produksi : Perdagangan luar negeri memberikan
pengaruh yang besar pada kegiatan produksi. Perdagangan luar negeri
akan mendorong setiap Negara melakukan spesialisasi sesuai dengan
keungulan yang dimilikinya. Spesialisasi yang didasarkan pada
keunggulan, akan membuat suatu Negara berusaha memproduksi
dalam kualitas yang lebih baik serta jumlah lebih banyak. Spesialisasi
juga akan mendorong peningkatan produktivitas atau keahlian pekerja.
Semakin spesialis produksi suatu Negara maka semakin tinggi kualitas
dan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas berarti pekerjaannya
lebih baik dan cepat sehingga produksi lebih banyak dan berkualitas.
Pengaruh-pengaruh pada distribusi pendapatan masyarakat
(distribution eects): Ada dua sudut pandang mengenai pengaruh
hubungan ekonomi internasional terhadap distribusi pendapatan,
yaitu :
1. Pendapat kaum neoklasik
Kaum neoklasik mengatakan hubungan luar negri mempengaruhi
distribusi pendapatan lewat dua saluran utama, yaitu slauran
perdagangan dan saluran aliran modal. Satu kesimpulan penting
dalam model ini adalah bahwa suatau negara cenderung
bersepesialisasi dalam barang-barang yang mengundangkan faktor
produksi yang tersedia relatif lebih banyak didalam negeri
2. Pendapat kaum anti Neoklasik
Mengatakan bahwa perdagangan bebas dan penanaman modal
asing justru meningkatkan ketimpangan distribusi pendapatan
didalam suatu Negara maupun antarnegara.

Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.


Kesuksesan dalam perdagangan internasional akan memberikan
pengaruh terhadap Pendapatan Nasional baik itu buruk maupun baik.
Peningkatan Pendapatan Nasional akan membantu pembangunan dan
kemajuan Negara dan taraf hidup masyarakat. Pendapatan per kapita
pun meningkat dan kesejahteraan bukan lagi hal yang sulit dirasakan.
sebaliknya, penurunan tingkat Pendapatan Nasional akan membawa
negara menjadi ketergantungan terhadap negara lain dan akan
melemahkan perekonomian suatu negara.

1. Dampak Positif Perdagangan Internasional

Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional.


a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antarnegara
Terjalinnya hubungan di antara negara-negara yang melakukan
perdagangan dapat memudahkan suatu negara memenuhi barangbarang kebutuhan yang belum mampu diproduksi sendiri. Mereka
dapat saling membantu mengisi kekurangan dari setiap negara,
sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b. Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan teknologi
yang digunakan dalam proses produksi akan meningkat.
Meningkatnya teknologi yang lebih modern dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan dalam menghasilkan barang-barang.
c. Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru,
sehingga hal ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk
memasuki dunia kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang
digunakan oleh perusahaan, maka pengangguran dapat berkurang.
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara akan
memperoleh devisa. Semakin banyak barang yang dijual di negara
lain, perolehan devisa bagi negara akan semakin banyak.
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Adanya perdagangan antar negara memungkinkan suatu Negara
untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien. Perdagangan
luar negeri memungkinkan Negara tersebut mengimpor mesinmesin atau alat-alat modern untuk melaksanakan teknik produksi
dan cara produksi yang lebih baik.
2. Dampak Negatif Perdagangan Internasional
Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan
dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa
dampak negatif dari perdagangan internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak diproduksi
dalam negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara lain.
Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan ketergantungan
dengan negara pengimpor.
b. Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri
menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari
jumlah, jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang
untuk lebih konsumtif, karena semakin banyak barang-barang
pilihan yang dapat dikonsumsi.
c. Mematikan usaha-usaha kecil

Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan industri


dengan negara-negara lain. Industri yang tidak mampu bersaing
tentu akan mengalami kerugian, sehingga akan mematikan usaha
produksinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan
pengangguran.
d. Kualitas sumber Daya yang rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat mengahambat perdagangan
internasional. Karena jika sumber daya manusia rendah, maka
kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu Negara yang
memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan
barang-barang yang dihasilkan oleh Negara lain yang kualitasnya
lebih baik.
e. Pembayaran Antar Negara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, Negara
pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran.
Apabila pembayaran dilakukan secara langsung akan mengalai
kesulitan. Selain itu juga mempunyai resiko yang sangat besar.
D. Pengaruh makro.
Keterbukaan ekonomi suatu negara akan membawa konsekuensi pada
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro, termasuk
kebijakan moneternya. Hal ini mengingat semakin besar transaksi
perdagangan dan keuangan internasional yang dilakukan oleh suatu
negara, maka semakin besar pula aliran dana luar negeri yang masuk
dan keluar dari negara yang bersangkutan. Aliran dana luar negeri
tersebut selanjutnya akan mempengaruhi jumlah uang beredar, suku
bunga, dan nilai tukar dalam perekonomian, yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Mekanisme dan
besarnya pengaruh aliran dana luar negeri tersebut akan dipengaruhi
oleh sistem nilai tukar dan sistem devisa yang dianut negara yang
bersangkutan.
Pada dasarnya, pemilihan sistem nilai tukar dan sistem devisa, serta
independensi kebijakan moneter dari pengaruh perkembangan luar
negeri merupakan tiga isu strategis dalam perumusan dan
pelaksanaan kebijakan moneter dalam perekonomian terbuka.
Umumnya, dalam hal diterapkan sistem devisa terkontrol, maka
mobilitas aliran dana dari dan ke luar negeri cenderung terkendali
sehingga dampaknya terhadap perkembangan jumlah uang beredar di
dalam negeri juga relatif tidak besar. Sementara itu, dalam hal
diterapkan sistem devisa bebas, maka mobilitas aliran dana dari dan
ke luar negeri akan semakin meningkat baik dalam jumlah maupun
fluktuasinya. Sebagai akibatnya, perkembangan jumlah uang beredar
di dalam negeri akan banyak dipengaruhi oleh aliran dana luar negeri
tersebut.
Kemampuan kebijakan moneter dalam mengatasi pengaruh aliran
dana luar negeri tersebut akan dipengaruhi oleh sistem nilai tukar
yang dianut. Apabila suatu negara menerapkan sistem nilai tukar

tetap, maka kebijakan moneter harus diarahkan untuk


mempertahankan nilai tukar pada tingkat yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, kebijakan moneter sulit dilaksanakan secara
independen karena aliran dana luar negeri yang akan terjadi akan
berpengaruh langsung terhadap perkembangan jumlah uang beredar,
pertumbuhan ekonomi, dan inflasi di dalam negeri. Sebaliknya, apabila
suatu negara menerapkan sistem nilai tukar mengambang, maka
aliran dana luar negeri akan berpengaruh langsung terhadap
perkembangan nilai tukar di pasar. Oleh karena itu kebijakan moneter
dapat lebih independen untuk difokuskan pada pengendalian jumlah
uang beredar dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan
inflasi di dalam negeri.
Di dalam perekonomian terbuka stabilitas nilai tukar, kebebasan
mobilitas dana luar negeri, dan independensi pelaksanaan moneter
tidak dapat dicapai secara bersamaan. Kondisi tersebut dalam istilah
ekonomi dikenal dengan istilah imposible trinity. Yang dapat dicapai
oleh bank sentral hanyalah dua dari tiga kondisi di atas. Jadi, apabila
diinginkan stabilitas nilai tukar dengan penerapan sistem nilai tukar
tetap, maka independensi kebijakan moneter mengharuskan
pembatasan mobilitas dana luar negeri melalui penerapan sistem
devisa terkontrol. Sebaliknya, apabila dikehendaki kebebasan mobilitas
dana luar negeri dengan penerapan sistem devisa bebas, maka
indepedensi kebijakan moneter mengharuskan dianutnya sistem nilai
tukar mengambang agar pengaruh mobilitas dana luar negeri tersebut
dapat diserap oleh perubahan nilai tukar (dengan konsekuensi nilai
tukar tukar tidak selalu stabil) dan jumlah uang beredar di dalam
negeri tetap terkendali (Perry Warjiyo, 2004:73).
E. Mekanisme neraca pembayaran.
Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh
perekonomian dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium)
neraca pembayaran. Neraca pembayaran yang defisit akan
merisaukan keadaan perekonomian suatu negara, namun bukan
berarti surplus neraca pembayaran yang cukup besar tidak
menimbulkan masalah. Keadaan neraca pembayaran yang dapat
dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan
neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang. Faktor-faktor
yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
b. Struktur produksi suatu negara.
c. Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.

d. Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam


negeri.
e. Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan
menurunnya kegiatan ekspor dan meningkatnya impor.
f. Bencana alam.
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit
neraca pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara
dilakukan melalui proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran
dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut bekerja melalui perubahan
komponen-komponen berikut ini :

a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu
semua tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi
jalannya perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan
moneter, yaitu segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan
devaluasi, yaitu kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang
dlaam negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan untuk
meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah devisa suatu
negara.
d. Tingkat Bunga

Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui


perubahan tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui
perubahan neraca investasi atau neraca modal. Oleh karena itu,
proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah uang yang
beredar dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga
yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi akan
menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi
akan meningkat.
e. Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan
pemerintah yang dinamakanExchange Control (EC), artinya
suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam lapangan
ekonomi internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing
dimonopoli oleh pemerintah, artinya semua alatalat pembayaran
luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh seluruh penduduk
suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk
selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan
valuta asing.
F. Politik perdagangan luar negeri.
Pemerintah Indonesia sedang berusaha agar pertumbuhan ekonomi
nasional dapat tumbuh lebih baik, salah satu caranya yaitu dengan
melakukan integrasi ekonomi (pencabutan (penghapusan) hambatanhambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian (negara)).
Namun penerapan strategi tersebut mempunyai dampak tersendiri.
Dampak integrasi ekonomi yang dilakukan pemerintah Indonesia
menimbulkan dua hal yaitu sisi positif dan sisi negatif terhadap iklim
investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di satu sisi,
pemerintah mendorong sebanyak mungkin investor untuk masuk,
disisi lain pemerintah membatasi investor dengan berbagai
pembatasan agar efek negatif dengan masuknya investor dapat
dikurangi seperti contohnya meminggirkan pengusaha lokal.
Setelah penulis membaca mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
integrasi ekonomi, penulis dapat menyimpulkan bahwa derasnya
investasi asing ke Indonesia tersebut karena dipicu tiga pilar. Pertama,
roda perekonomian Indonesia ditopang konsumsi domestik yang tinggi.
Pilar kedua, adalah sektor komoditas. Sedangkan pilar ketiga, adalah
komitmen pemerintah dalam membangun sektor infrastruktur. Untuk
itulah, investor asing atau sejumlah negara terus melirik Indonesia
sebagai ladang investasi. Tak terkecuali, negara-negara Eropa yang
saat ini sedang dihantui krisis ekonomi.

Selain itu perdagangan bebas dapat juga menimbulkan dampak


negatif, diantaranya adalah eksploitasi terhadap negara berkembang,
rusaknya industri lokal, keamanan barang menjadi lebih rendah dan
sebagainya. Dampak negatif dirasakan oleh produsen dalam negeri
yang produknya sejenis dengan produk impor China, yang dipasarkan
di dalam negeri dan memiliki tingkat daya saing yang relatif kurang
kompetitif.
Kebijakan pemerintah untuk memperhatikan ekonomi dalam negeri,
terutama dengan mengintegrasikan perekonomian dalam negeri,
merupakan upaya yang bagus untuk menjaga agar Indonesia tidak
terlalu bergantung pada luar negeri. Indonesia tidak perlu menolak
perdagangan internasional, aliran modal asing, dan arus tenaga kerja.
Tapi, jangan menjadi amat tergantung pada mereka. Dengan demikian,
dukungan dalam negeri pada perekonomian Indonesia akan makin kuat
dan perekonomian Indonesia tidak akan mudah digoyah olah krisis
ekonomi global.
Akhirnya penulis pun mengambil kesimpulan bahwa integrasi ekonomi
harus mampu meningkatkan kualitas hidup manusia (seperti
kesehatan, kepandaian, kemampuan untuk berpindah, dan bebas dari
rasa takut), mampu memperbaiki kualitas lingkungan di Indonesia, dan
mampu melaksanakan asas good governance dalam tiap kegiatan
ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin
meningkat.
G. Modal luar negeri.
Keuntungan dari penanaman modal asing adalah sebagai sumber
penghasilan pendapatan, berupa pajak yang dikenakan atas
keuntungan yang diperoleh dan royalti yang dibayar perusahaanperusahaan asing untuk memperoleh konsesi pengusahaan kekayaan
alam yang dimiliki Negara. Keuntungan paling penting diterima oleh
perusahaan-perusahaan nasional yang menerima ekonomi ekstern dari
perusahaan-perusahaan asing yang dikembangkan, yaitu berupa
kemungkinan untuk menggunakan teknologi yang lebih baik, lebih
mudah memperoleh bahan baku, dan dapat menjual hasil-hasil
usahanya kepada perusahaan asing.
Kelemahannya adalah Perusahaan-perusahaan asing dapat
menghambat perkembangan perusahaan nasional yang sejenis dengan
mereka. Pengetahuan teknologi, keahlian-keahlian manajemen dan
pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan asing akan
melemahkan persaingan dan menghambat perkembangan dari
perusahaan-perusahaan nasional.
Adapun bentuk bentuk bantuan luar negeri dapat dibedakan atas
(Bank Indonesia, 2010):

a) Pinjaman dengan syarat pengembalian. Pinjaman ini terdiri dari


(i) Pinjaman lunak : adalah pinjaman yang masuk dalam kategori
Official Development Assistance (ODA)Loan atau Concessional
Loan, yang berasal dari suatu negara atau lembaga multilateral,
dengan syarat yang sangat ringan; (ii) Pinjaman/kredit ekspor :
yaitu kredit yang diberikan oleh negara pengekspor dengan
jaminan tertentu untuk meningkatkan ekspor; dan (iii) kredit
komersial : yaitu kredit yang dipinjamkan oleh bank dengan
tingkat bunga dan lain lain sesuai perkembangan pasar
internasional.
b) Pinjaman/kredit bilateral/multilateral. Pinjaman ini berbentuk (i)
Pinjaman bilateral: pinjaman luar negeri yang berasal dari
pemerintah suatu negara melalui suatu lembaga keuangan
dan/atau lembaga non keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah
negara yang bersangkutan untuk melaksanakan pemberian
pinjaman; dan (ii) Pinjaman multilateral : adalah pinjaman luar
negeri yang berasal dari lembaga multilateral.
c) Pinjaman/bantuan menurut kategori barang atau jasa. Kategori
pinjaman ini adalah : (i) bantuan program ( program Loan )
adalah pinjaman luar negeri dalam valuta asing yang dapat
dirupiahkan dan digunakan untuk pembiayaan APBN; (ii) Bantuan
proyek ( project Loan ) yaitu bantuan diperoleh untuk
pembiayaan dan pengadaan barang dan jasa pada proyek
proyek pembangunan; dan (iii) Bantuan teknik: yaitu berupa
pengiriman tenaga ahli dari luar negeri atau tenaga kerja
Indonesia yang dilatih di luar negeri.
Selama ini sebenarnya investasi Asing lebih banyak merugikan dan
menyengsarakan rakyat apalagi investasi yang ditanamkan oleh
perusahaan-perusahaan AS. Ada 3 faktor yang bisa kita jadikan bukti
bahwa Investasi AS telah banyak merugikan perekonomian indonesia
dan menyengsarakan rakyat. Pertama, Investasi yang dilakukan
perusahan AS seperti Exxon Mobil Oil, Caltex, Freeport dan Newmont
adalah investasi di bidang ekploitasi barang tambang. Salah satu
alasan pemerintah mengundang investasi asing adalah untuk
mengatasi pengangguran padahal Investasi dibidang tambang tidak
banyak menyerap tenaga kerja sehingga tidak akan mampu
mengurangi pengangguran yang terjadi saat ini.
Kedua, Para Investor dengan prinsip kapitalis yaitu meraih keuntungan
yang sebanyak-banyaknya telah mengakibatkan Kerusakan ekosisitem
dan lingkungan alam serta lingkungan sosial. Penambangan yang
dilakukan oleh Freeport, New Mont dan beberapa perusahan tambang

lainnya telah menghasilkan galian berupa potential acid drainase (air


asam tambang) dan limbah tailing. PT Newmont telah merusak pantai
Buyat dan Sumbawa bagian barat dengan diikuti oleh aktifitas
pembuangan limbah tailing ke laut dalam jumlah yang lebih besar
yaitu mencapai 120.000 ton per hari, 60 kali lebih besar dibandingkan
dengan jumlah yang dibuang Newmont di pantai buyat Minahasa
Sulawesi Utara. Apalagi saat ini pemrintah telah mengijinkan
penambangan di daerah hutan lindung maka terjadilah kerusakan
hutan akan semakin bertambah, saat ini laju kerusakan hutan
mencapai 1,6-2 juta hektare per tahun. Luas hutan Indonesia 50 tahun
terakhir diperkirakan terus menyusut, dari 162 juta hektare menjadi 98
juta hektare. Walhi mencatat 96,5 juta hektare atau 72 persen dari 134
juta hektare hutan tropis Indonesia telah hilang. Salah satu akibatnya
adalah kekeringan dan bencana banjir seperti banjir bandang yang
menimpa bohorok-sumatera telah merusak ratusan rumah, beberapa
cottage beserta fasilitas publik, dan juga telah menewaskan 90 orang,
beberapa orang luka-luka dan masih puluhan orang yang hilang.
Ketiga, Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau kontrak karya selalu berpihak
dan menguntungkan investor akan tetapi merugikan pemerintah dan
rakyat dalam kasus Freport di Papua Pemrintah Indonesia hanya
mendapatkan 18,72 % itupun 9,36 % miliki swasta sedangkan sisanya
dimiliki Freepoort padahal PT Freeport saat ini telah berhasil mengeruk
sekitar 30 juta ton tembaga dan 2,744 milyar gram emas Indonesia
mengeksploitasi pertambangan di Papua bekerja atas dasar kontrak
karya yang ditandatangani dengan pemerintah Indonesia. Sementara
dalam kasus blok Cepu Exxon mobile mendapat konsesi 50 % padahal
berdasarkan hasil survei dan kajian (technical evaluation study, TEA)
Humpuss Patragas tahun 1992-1995, cadangan minyak Cepu
mencapai 10,9 miliar barel, lebih besar dari Cadangan minyak yang
sebelumnya ditemukan di Indonesia secara hanya sekitar 9,7 miliar
barel. Sementara dalam kontar karya gas di Pulau Natuna lebih
fantasisi lagi semua hasil gas 100 % milik Exxon mobile sementara
pemerintah hanya mendapat pajak penjualan, maka saat ini exxon
berusaha untuk memperpanjang kontrak tersebut yang sebenarnya
sudah berakhir tahun 2005 kemudian diperpanjang sampai tahun 2007
dan sekarang sedang negoisasi untk diperpanjang lagi, dan perlu
diketahui Ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di sebelah utara
Pulau Natuna (di ZEEI) total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan

gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT merupakan salah


satu sumber terbesar di Asia.
H. Pengalihan teknologi.
Alih teknologi dari suatu negara kenegara lain, umumnya dari negara
maju berkembang dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung
pada macamnya bantuan teknologi yang dibutuhkan. Teknologi dapat
dipindahkan melalui cara sebagai berikut:
Memperkerjakan tenaga-tenaga ahli perorangan.
Dengan cara ini negara berkembang bisa dengan mudah
mendapatkan teknologi,yang berupa teknik dan proses
manufacturing yang tidak dipatenkan. Cara ini hanya cocok
untuk industri kecil dan menenqah.
Menyelenggarakan suplai dari mesin-mesin dan alat equipment
lainnya. Suplai ini dapat dilakukan dengan kontrak tersendiri.
Perjanjian lisensi dalam teknologi si pemilik teknologi dapat
memudahkan teknologi dengan memberikan hak kepada setiap
orang/badan untuk melaksanakan teknologi dengan suatu
lisensi.
Kebijaksanaan pemerintah menerbitkan ketentuan perundangundangan tentang penanaman modal asing merupakan langkah awal
bagi Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan pihak asing yang
termasuk didalamnya pengalihan teknologi.
Alih teknologi pada kenyataannya harus dibeli dengan harga tinggi.
Teknologi pada hakekatnya telah menjadi komoditi yang mahal dan
langka karena banyak diminta, keadaan tersebut makin tertampilkan
karena alih teknologi Penanaman Modal Asing selalu dikaitkan dengan
bidang yang menjadi otoritas IPR (Intelektual Property Right). IPR telah
larut dalam tahap pemilihan teknologi yang digunakan, pada tahap
produksi dan begitu pula pada saat produk dipasarkan. Bahkan
disinyalir IPR telah menjadi komoditi dagang itu sendiri.
Kita dapat melihat bahwa alih teknologi bukan merupakan hal yang
mudah dan murah tapi sesuatu yang mahal. Membutuhkan
perhitungan yang matang dalam kerangka memajukan teknologi
dalam era globalisasi. Indonesia dalam menghadapi era globalisasi
mau tidak mau harus berani menerapkan perjanjian alih teknologi
dalam kerangka menghindarkan ketertinggalan dengan negara lain
pada era globalisasi.
Globalisasi akan merupakan peluang bila mana kita siap dan dapat
memanfaatkannya dengan baik serta berusaha mengatasi bahayabahayanya bagi kehidupan nasional. Sebaiknya akan menimbulkan
musabab apabila kita tidak siap dengan global vision dan hanyut
bersama sisi-sisi berbahaya bagi kehidupan nasional tersebut antara

lain adalah saling ketergantungan antara bangsa semakin meningkat


berlakunya standar-standar baku antara nasional di berbagai
kehidupan kecenderungan melemahnya ikatan-ikatan etponosentrik
dan ikatan-ikatan nasional, dominasi modal asing dan peran serta yang
paling kuat, berkembangnya konsep kesejahteraan regional dan global
serta perobahan sosial yang sangat cepat.Untuk itu perlu diperhatikan
pengembangan peraturan akhir teknologi dengan memperhatikan
peringkat hukum nasional, regional dan internasional.
Penerapan peraturan,tersebut sangat penting artinya dalam usaha
memajukan produksi negara berkembang yang akan di pasarkan
kepasar regional dan global untuk itu maka Indonesia harus segera
menerapkan ahli teknologi dalam bidang penerimaan modal asing,
paten dan merek. Lisensi merupakan cara untuk ahli teknologi
perjanjian lisensi merupakan perjanjian antara pemilik teknologi
dengan negara berkembang dalam memproduksi suatu produk.

TUGAS
EKONOMI INTERNASIONAL

Nama : Erika Phinarto


No. Stambuk : 1311018
Kelas : Manajemen C

UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai