Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA SEBAGAI NILAI KEHIDUPAN MANUSIA

INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
Kelompok 3 Kelas G
Yosua Mael S.

270110140032

Dio Maghfi P.

270110140033

Muhammad Fikri 270110140034


Hafsanjani Arbi

270110140035

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2014

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan Manusia Indonesia
dengan tepat waktu. Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kelancaran dalam
penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi kritik dan saran
demi keberhasilan makalah ini. Dan yang terakhir terima kasih kepada kakak-kakak yang turut
berpartisipasi demi keberhasilan makalah ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk penyelesaian suatu pembelajaran. Selain itu
makala ini ditujukan untuk membantu pembaca dalam memahami Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan
Manusia Indonesia. Penulis juga berharap untuk kedepannya makalah ini dapat digunakan sebagai
salah satu referensi dalam menyelesaikan suatu proses pembelajaran lainnya.
Penyusun telah berusaha menyusun makalah ini sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan
pasti ada. Memang benar kata orang bijak bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Yang
sempurna adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, saran, dan kritik yang
bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima penyusun
dengan tangan terbuka.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan dan dapat memberikan
yang terbaik bagi para pembaca

Jatinagor, 01 Maret 2015

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai ..........................................................................................................................3
2.2 Penjabaran Nilai-nilai Pancasila...................................................................................................3
2.2.1 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.......................................................................................3
2.2.2 Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.......................................................................3
2.2.3 Sila Persatuan Indonesia..................................................................................................4
2.2.4 Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan ...........................................................................................5
2.2.5 Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.......................................................7
2.3 Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan Bangsa Indonesia ................................................................8
2.4 Upaya Menjaga Nilai-nilai Pancasila ........................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila sebagai Ideologi Negara bangsa Indonesia hingga sekarang adalah dasar
dari negara yang kita banggakan. Begitu banyak hal yang terjadi sehingga berdirilah
pancasila seperti sekarang ini di depan semua bangsa Indonesia. Mulai saat pertama
dimana pancasila dicetuskan sudah mendapat banyak masalah diinternal para pencetus
nya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi Pancasila dibicarakan oleh
berbagai pihak baik politikus maupun mahasiswa. Pancasila kita ini telah mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Dulu pancasila kita ini digunakan sebagai pengerat
antara orang-orang Indonesia dalam melawan penduduk asing yang ingin merebut
Indonesia dari kita. Banyak masalah yang timbul dalam pembuatan pancasila kita ini.
Mulai dari sila-sila yang terkandung di dalamnya sampai kegunaan pancasila sendiri
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Melalui pancasila ini, kita diajak kembali untuk
hidup layak nya seperti nilai yang terkandung di dalamnya. Kita diharapkan untuk saling
bekerja sama untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik lagi. Mamang
tantangan begitu banyak, baik dari Internal Indonesia maupun Eksternal Indonesia tetapi
kita diharapkan bersatu untuk mengalahkannya dan membawa Indonesia kita ini di
puncak kejayaannya
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan nilai?


Apa saja nilai-nilai yang ada dalam Pancasila?
Bagaimana fungsi Pancasila sebagai nilai kehidupan bangsa Indonesia?
Bagaimana upaya untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian nilai


Untuk mengetahui pengertian nilai-nilai yang ada dalam Pancasila
Untuk mengetahui fungsi Pancasila sebagai nilai kehidupan bangsa Indonesia
Untuk mengetahui upaya untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian nilai
2. Dapat mengetahui pengertian nilai-nilai yang ada dalam Pancasila
3. Dapat mengetahui fungsi Pancasila sebagai nilai kehidupan bangsa Indonesia
4

4. Dapat mengetahui upaya untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Nilai
5

Nilai merupakan istilah yang dapat ditemukan di salah satu cabang ilmu filsafat, yakni
aksiologi (filsafat nilai). Menurut Kluckhohn, nilai adalah konsepsi (tersurat atau tersirat,
yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang
memengaruhi tindakan pilihan terhadap cara, tujuan antar, dan tujuan akhir. Nilai dijadikan
landasan, alasan, ataupun motivasi dalam bersikapa dan bertingkah laku, baik disadari
maupun tidak. Nilai biasa digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak. Nilai bisa diartikan
sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir
maupun batin. Secara teoritis, mkna nilai sesungguhnya terpadu sebagai integritas kesadaran
dan pengamalan oleh manusia untuk sesama manusia dengan keyakinan dapat
dipertanggungjawabkan secara sosial budaya (horizontal) dan di hadapan Sang Pencipta
(vertikal).
Menurut Prof. Drs. Notonagoro, S.H., nilai dapat dibagi menjadi 3, yaitu sebagai
berikut:
a. Nilai materiil, yang berupa benda untuk memenuhi kebutuhan materiil.
b. Nilai vital, segala sesuatu yang berguna bagi hidup manusia untuk mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian itu sendiri ada 4 macam:
Nilai kenyataan (kebenaran) yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio, budi,
cipta).
Nilai keindahan (estetika), yang bersumber pada rasa manusia (estheetis, gevoel,
rasa).
Nilai kebaikan (moral), yang bersumber pada kehendak/kemauan manusia (will,
wollen, karsa).
Nilai religius (Ketuhanan), yang bersumber pada kepercayaan/keyakinan manusia,
merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak.

2.2. Penjabaran Nilai-nilai Pancasila


2.2.1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan adanya dasar Ketuhanan maka Indonesia mengakui dan percaya pada
adanya Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa, yang menjadi sebab adanya manusia dan alam
semesta serta segala hidup dan kehidupan di dalamnya.
Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk Indonesia untuk memeluk
agamanya/kepercayaanya, sebagaimana tercantum dalam pasal 29 UUD 1945. Hal ini
berarti bahwa, Negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau dengan lebih
kurang 200 lebih juta penduduk yang menganut beberapa agama, menghendaki semua
itu hidup tentram, rukun dan saling menghormati.Denga demikian semua agama
diakui di Negara Republik Indonesia, dapat bergerak dan berkembang secara leluasa.

Sila pertama pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa terdiri dari dua
pengertian pokok yaitu pengertian tentang Ketuhanan dan tentang Yang Maha Esa.

Ketuhanan
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan yakni Allah, zat Yang Maha Esa, pencipta
segala kejadian termasuk pencipta semua makhluk. Oleh karena itu Tuhan sering
disebut juga sebab yang pertama yang tidak disebabkan lagi. Alam beserta
kekayaanya seperti sumber-sumber minyak bumi, batubara, air dan lain-lainya
merupakan ciptaanya. Demikian dengan makhluk hidup merupakan cipataan
Tuhan juga.

Yang Maha Esa


Yang maha Esa berarti yang maha satu atau maha tunggal dan tidak ada yang
mempersekutukan-Nya. Dia esa dalam zat-Nya, esa dalam sifat-Nya, esa dalam
perbuatan-Nya. Oleh kaena adanya kekhususanya itu, maka tidak ada yang
menyamainya dan Dia maha sempurna.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa kita bangsa
Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam
semesta beserta isinya, baik benda mati maupun makhluk hidup.

2.2.2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Internasionalisme ataupun peri kemanusiaan adalah penting sekali bagi kehidupan
sesuatu bangsa dalam Negara yang merdeka dalam hubunganya dengan bangsabangsa lain. Manusia adalah makhluk Tuhan, dan Tuhan

tidak mengadakan

perbedaan antara sesama manusia. Pandangan demikian menimbulkan pandangan


yang luas, tidak terikat oleh batas-batas Negara atau bangsa sendiri, melainkan Negara
harus selalu membuka pintu bagi persahabatan dunia atas dasar persamaan derajat.
Manusia mempunyai hak-hak yang sama, oleh karena itu tidaklah dibenarkan
manusia yang satu menguasai manusia yang lain, atau bangsa yang satu menguasai
bangsa yang lain. Berhubung dengan hal itu maka

tidak membenarkan adanya

penjajahan di atas bumi, karena hal yang demikian bertentangan dengan peri
kemanusiaan serta hak setiap bangsa menentukan nasibnya sendiri. Sesungguhnhya
manusia itu dilahirkan mempunyai hak yang tidak dapat dirampas dan dihilangkan.
Hak-hak itu harus dihormati oleh siapapun. Golongan manusia yang berkuasa tidaklah
diperkenankan memaksakan kehendaknya yang bertentangan dengan hak seseorang.

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan beradab mengandung beberapa pengertian


pokok diantarnya:

Kemanusiaan
Kemanusiaan berasal dari kata amnesia, uang merupakan makhluk ciptaan
tuhan Yang Maha Esa. Oleh Tuhan manusia di karunia jasmani dan rohani, yang
keduanya merupakan satu kesatuan serasi, yang sering disebut pribadi manusia.

Adil
Adil mengandung arti obyektif atau sesuai dengan adanya, misalnya kita
memberikan sesuatu kepada orang lain, karena memang sesuatu itu merupakan
haknya. Jadi, kita tidak subyektif, tidak berat sebelah, tidak pilih kasih.

Beradab
Beradab berasal dari kata adab yang secara bebas berearti budaya. Dengan
demikian beradab berarti berbudaya. Manusia yang beradab berarti manusia yang
tingkah lakunya selalu dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan. Niali-niali budaya
tidak lain ialah hal-hal yang luhur, yang dijunjung tinggi oleh manusia, yang
karena luhurnya itu dijadikan pedoman, ukuran, atau tuntunan untuk diikuti.
Kalau sesuai berarti baik, kalau tidak sesuai berarti tidak baik.

2.2.3. Sila Persatuan Indonesia


Dengan dasar kebangsaan (nasionalisme) dimaksudkan bahwa bangsa Indonesia
seluruhnya harus memupuk persatuan yang erat antara sesama warga, tanpa
membeda-bedakan suku atau golongan serta berdasarkan satu tekad yang bulat dan
satu cita-cita bersama. Prinsip kebangsaan itu merupakan ikatan yang erat antara
golongan dan suku bangsa.
Paham kebangsaan kita adalah satu dasar kebangsaan yang menuju kepada
persaudaraan dunia, yang menghendaki bangsa-bangsa itu saling hormat-menghormati
dan harga-menghargai. Paham kebangsaan yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah:
Ke dalam, menggalang seluruh kepentingan rakyat dengan tidak membedakan suku
atau golongan.
Ke luar; tidak mengagungkan bangsa sendiri, namun dengan berdiri tegak atas
dasar kebangsaan sendiri juga menuju kea rah hidup berdampingan secara damai,
berdasar atas persamaan derajat antar bangsa serta berdaya upaya untuk
melaksanakan terciptanya perdamaian dunia yang kekal; dan abadi, serta membina
kerja sama untuk kesejahteraan umat manusia.
8

Sila Persatuan Indonesia mengandung beberapa pengertian di antaranya:


Persatuan
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh, tidak pecah belah,
persatuan mengandung pengertian disatukanya berbagai macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Dengan perkataan lain, hal-hal yang
beraneka ragam itu setelah disatukan menjadi sesuatu hal yang serasi, utuh dan
tidak saling bertentangan antar yang satu dengan yang lain.
Indonesia
Yang dimaksud dengan Indonesia ialah dalam pengertian geografis dan
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
2.2.4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukan bahwa Negara Indonesia
menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa kekuasaan tertinggi
(kedaulatan) untuk mengatur Negara dan rakyat terletak di tangan seluruh rakyat.
Dalam UUD 1945 menyatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Perwakilan. Demokrasi
Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah demokrasi
yang tercantum dalam pancasila sebagai sila ke empat dan dinamakan demokrasi
pancasila. Asas demokrasi di Indonesia ialah demokrasi berdasarkan pancasila yang
meliputi bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian
masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menmpuh jalan permusyawaratan
untuk mencapai mufakat.
Hakikat dari musyawarah untuk mufakat dalam kemurnianya adalah suatu tata
cara khas yang bersumber pada inti paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksaan dalam permusywaratan/ perwakilan untuk merumuskan dan atau
memutuskan sesuatu hal berdasrkan kehendak rakyat, dengan jalan mengemukakan
hikmat kebijaksanaan yang tiada lain dari pada pikiran (rasio) yang sehat yang
mengungkapkan

dan

mempertimbangkan

persatuan

dan

kesatuan

bangsa,

kepentingan rakyat sebagaimana yang menjadi tujuan pemebentukan pemerintah


Negara termaksud dalam alinea ke empat Pembukaan UUD 1945. Oleh semua
wakil/utusan yang mencerminkan penjelmaan seluruh rakyat, untuk mencapai
9

keputusan berdasarkan kebulatan pendapat yang diitikadkan untuk dilaksanakan


secara jujur dan bertanggung jawab. Keputusan berdasrakan mufakat adalah sah
apabila diambil dalam rapat yang dihadiri oleh lebih dari separuh anggota yang hadir.
Sila

Kerakyatan

Yang

Dipimpin

Oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

Dalam

Permusyawaratn/Perwakilan mengandung beberapa pengertian diantaranya:


Kerakyatan
Kerakyatan berasal dari kata rakyat yang berarti sekelompok manusia yang
mendiami suatu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti suatu prinsip yang
mengakui bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Kerakyatan
disebut juga kedaulatan rakyat, artinya rakyat yang berdaulat, berkuasa. Hal ini
disebut juga demokrasi yang berarti rakyat yang memerintah.
Hikmat Kebijaksanaan
Hikmat Kebijaksanaan berarti suatu sikap yang dilandasi dengan
penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan
kesataun bangsa. Kepentingan rakyat akan dijamin dengan sadar, jujur dan
bertanggung jawab serta didorong oleh iktikad baik sesuai dengan hati nurani
yang murni.
Permusyawaratan
Permusyawaratan berarti suatu tata cara yang khas Indonesia untuk
merumuskan dan atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat
sehingga tercapai keputusan berdasarkan mufakat. Pelaksanaan dari kebenaran
ini memerlukan semangat mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan daerah, golongan dan pribadi. Hal ini memerlukan pula iktikd
yang baik dan ikhlas, dilandasi oleh pikiran yang sehat serta ditopang oleh
kesadaran bahwa kepentingan bangsa dan Negara mengalahkan kepentingan
yang lain.
Perwakilan
Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat
mengambil bagian dalam urusan Negara. Bentuk keikutsertaan itu ialah badanbadan perwakilan, baik di pusat seperti MPR dan DPR maupun di daerah yang
berwujud DPRD. Keanggotaan badan-badan perwakilan itu ditentukan melalui
suatu pemilihan yang bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia.

10

2.2.5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dalam pidato 1 Juni 1945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah prinsip
tidak adanya kemiskinan di alam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial adalah sifat
masyarakat adil dan makmur, kebahagiaan buat semua orang, tidak ada penghisapan,
tidak ada penindasan, dan penghinaan, semuanya bahagia, cukup sandang dan pangan.
Sila ini secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan yang
adil dalam bidan hukum, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pengertian keadilan mencakup pula
pengertian adil dan makmur Sila
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung beberapa pengertian
diantaranya:
Keadilan Sosial
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala
bidang kehidupan baik materil maupun spiritual. Hal ini berarti keadilan itu
tidak hanya berlaku bagi orang yang kaya saja, tetapi berlaku pula bagi orang
miskin, bukan hanya untuk para pejabat, tetapi untuk rakyat biasa pula.
Seluruh Rakyat Indonesia
Seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang yang menjadi rakyat
Indonesia baik yang berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun
warga Negara Indonesia yang berada di Negara lain.

2.3. Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan Bangsa Indonesia


Kaelan mengatakan bahwa niai-nilai Pancasila bersifat objektif, yaitu:
1. Rumusan dari sila-sila pancasila menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum,
universal dan abstrak. Karena pada hakikatnya pancasila adalah nilai.
2. Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang. Artinya keberlakuannya
sejak jaman dahulu, masa kini dan juga untuk masa yang akan datang, untuk bangsa
Indonesia boleh jadi untuk Negara lain yang secara eksplisit tampak dalm adat
istiadat, kebudayaan, tata hidup kenegaraaan dan tata hidup beragama.
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental, sehingga merupakan suatu sumber hukum
positif di Indonesia. Oleh karena itu hierarki suatu tertib hukum di Indonesia
11

berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Maka secara objektif tidak dapat diubah
secara hokum, sehingga melekat pada kelangsungan hidup Negara. Sebagai
konsekwensinya jikalau nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 45 itu
diubah maka sama halnya dengan membubarkan Negara proklamasi 17 Agustus 1945.
Darmodiharjo, mengatakan bahwa Pancasila bersifat subjektif, yaitu:
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri.
Nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila merupakan hasil dari pemikiran, panilaian,
dan refleksi filosofis dari bangsa Indonesia sendiri. Deologi pancasila berbeda denagn
ideology-ideologi lain karena isi pancasila diambil dari nilai budaya bangsa dan religi
yang telah melekat erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia sendiri,
sedangkan ideology lain seperti liberalis, sosialis, komunis, dan lain sebagainya
merupakan hasil dari pemikiran filsafat orang.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk
mengatur aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri
bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan, dan
kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yangs sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia, karena bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya
akan selaras dengan nilai-nilai pancasila.

Secara materiil, Pancasila sebagai pandangan hidup berisi konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Isinya mengandung nilai pemikiran
yang dalam serta gagasan yang mendasar mengenai kehidupan yang dianggap baik, sesuai
dengan nilai yang dimiliki.
Nilai dasar atau vital merupakan sesuatu atau nilai-nilai kehidupan yang telah
dimurnikan dan dipadatkan dalam lima dasar atau lima sila. Jadi, Pancasila
12

sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan
bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sejak lama. Atau, Pancasila disebut
juga sebagai falsafah hidup.

Nilai dasar atau vital ini dapat dikembangkan dengan instrumen yang sesuai dengan
jaman atau tuntutan pertumbuhan dan perkembangan dunia modern tanpa mengubah nilai
dasar atau pokok pada sila-sila Pancasila. Pancasila memuat nilai nilai luhur untuk dapat
menjadi dasar negara. Ada 3 nilai pokok yang terdapat dalam pancasila:
1.

Nilai Dasar
Nilai Dasar adalah nilai-nilai yang berasal dari nilai budaya bangsa Indonesia yang

bersifat abstrak dan umum, relatif tidak berubah namun maknanya selalu dapat
disesuaikan dengan perkembangan jaman. Artinya nilai dasar itu bisa terus menerus
ditafsirkan ulang baik makna maupun implikasinya. Melalui penafsiran ulang itulah akan
didapat nilai baru yang lebih operasional sesuai dengan tantangan zaman. Adapun nilai
dasar yang terkandung dalam Pancasila adalah Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan (musyawarah-mufakat), dan Keadilan.
a.

Nilai Instrumental
Nilai Instrumental yaitu penjabaran dari nilai dasar yang berbentuk norma sosial dan

norma hukum. Seperti UUD 1945, Tap MPR, UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, UU No.
39 Tahun 1999 tentang HAM, dan lain-lain.
b.

Nilai Praksis
Nilai Praksis adalah nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan hidup sehari-hari yang

menandakan apakah nilai dasar atau instrumental masih hidup di tengah masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Contoh nilai praksis seperti saling menghormati, toleransi, kerja
sama, kerukunan, bergotong royong, menghargai, dan sebagainya.

2.4. Upaya Menjaga Nilai-nilai Pancasila


Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak
13

terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa
harus mampu menjaga nilai nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya
berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Upaya uapaya tersebut antara lain: Ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem
dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk
mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasangagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya, baik sebagai individu, social, maupun dalam kehidupan bernegara. Secara
etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein
yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil
perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan
atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah
ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika
bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat
disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu
yang terumus di dalam pikiran.
a. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu
yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami
Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan,
yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk
mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
b. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk
menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk
mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum
universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat
dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat
diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
c. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
14

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan
bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk
mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke.
d. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang
lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama
lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi
cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka
dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai
diri.
e. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan,
keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa.

1.4.2.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang didalamnya terkandung nilai-nilai
luhur sebagai cerminan bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai ini terkandung pada setiap sila yang
15

ada pada Pancasila dan nilai-nilai ini dapat menjadi nilai-nilai kehidupan yang dipegang teguh oleh
bangsa Indonesia karena nilai-nilai ini juga berasal dari bangsa Indonesia sendiri dan dirumuskan pula
oleh para pendiri bangsa Indonesia. Nilai-nilai kehidupan dalam Pancasila ini dapat mengantarkan
bangsa Indonesia menuju kesejahteraan dan kemakmuran.

3.2. Saran
Berhubung nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang sangat esensial bagi bangsa
Indonesia, maka tim penulis menyarankan agar hendaknya kita dapat mengamalkan nilai-nilai
kehidupan yang terkandung dalam Pancasila tersebut agar bangsa dan negara Indonesia ini dapat lebih
sejahtera, makmur, dan tentram sesuai dengan tujuan awal didirikannya negara Indonesia oleh para
pendiri terdahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Rukiyati, M. Hum dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
Kansil C.S.T. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Partia Usman. 1995. Materi Pokok Pendekatan Pancasila. Jakarta:
Universitas Terbuka Depdikbud.
Setiady, Elly M. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Srijanto Djarot, Waspodo Eling, dkk. 1994. Tata Negara Sekolah Menengah Umum. Surakarta: PT.
Pabelan.
Juswan.

Pancasila

Dan

Sistem

Nilai-nilainya,

(http://juswan44.multiply.com/journal/item/87/Pancasila_Dan_Sistem_Nilai-nilainya,

[online],
diakses

pada 21 April 2015)

16

Anonim. 2014. Pengertian Nilai Menurut Para Ahli, [online], (http://dilihatya.com/1434/pengertiannilai-menurut-para-ahli, diakses 21 April 2015).
Fauzi,

Rahmat.

2011.

Pancasila

Sebagai

Sumber

Nilai,

[online],

(http://uzey.blogspot.com/2009/09/pancasila-sebagai-sumber-nilai.html, diakses 21 April 2015).

17

Anda mungkin juga menyukai