PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada mulanya rem yang banyak digunakan adalah rem drum untuk berbagai
jenis kendaraan. Rem ini adalah yang paling baik dalam mengendalikan laju
kendaraan pada tahun 60-an. Demi keselamatan dan kenyamanan pengendara
akhirnya pada tahun 80-an diperkenalkan rem jenis cakram atau yang biasa
dikenal dengan sebutan disk brake. Karena pada masa itu kendaraan telah
memiliki efisiensi yang dapat dikatakan cukup baik sehingga dengan mesin yang
kecil telah memperoleh tenaga yang dapat dikatakan cukup besar, tenaga itu harus
diimbangi dengan sistem rem yang baik pula. Rem cakram sangat efektif dalam
melakukan perlambatan, hal ini telah dibuktikan pada arena balap. Selain itu rem
cakram juga memiliki bentuk yang kompak sehingga memberikan nilai estetika
tersendiri pada kendaraan tersebut.
Oleh karena daya perlambatan rem cakram yang sangat besar sehingga
dalam keadaan panik banyak pengendara yang menekan tuas rem dengan sekuat
tenaga yang menyebabkan terkuncinya roda, sehingga kendaraan sulit
dikendalikan, tentunya akan berakibat fatal bila kendaraan itu melaju dalam
kecepatan tinggi. Pada tahun 1988 BMW adalah pabrik sepeda motor pertama di
dunia yang memasarkan sistem rem anti-lock elektronik hidrolis atau yang lebih
dikenal dengan sebutan ABS (Anti-Lock Breaking System). Selain ABS pada rem
1.2
Tujuan Perancangan
Tujuan dari tugas perancangan elemen mesin ini adalah :
1. Memahami sistem kerja rem dan jenis-jenis rem.
2. Merancang rem cakram Satria FU 150 cc sesuai dengan
karakteristiknya.
3. Mengetahui ukuran-ukuran utama rem cakram pada Satria FU 150 cc
4. Mengetahui perbedaan antara rem cakram asli dengan yang dirancang.
1.3
Permasalahan
Untuk memperoleh efisiensi kerja rem cakram dan biaya produksi yang
optimal maka dalam kesempatan ini penulis akan mencoba merancang sistem rem
cakram pada sepeda motor Satria FU 150 cc dengan massa kosong kendaraan P1
= 106 kg dan beban angkut maksimal P2 + P3 = 226 kg
1.4
Batasan Permasalahan
Karena luasnya permasalahan yang ada didalam merancang sistem rem
cakram, maka penulis hanya menguraikan tentang teori dasar dan cara kerja
cakram, memperkirakan letak titik berat kendaraan, daya angkut kendaraan, dan
memulai perhitungan dimensi cakram.
1.6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Rem
Rem adalah suatu alat yang berguna untuk menghentikan atau
memperlambat putaran dari suatu poros yang berputar dengan perantara gesekan
Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan secara listrik dengan
serbuk magnet, arus putar, fasa yang dibalik, arus searah yang dibalik atau
penukaran katup dan lain-lain.
Karena itu dalam banyak hal rem tidak bertindak sebagai rem penyetop,
dalam hal instalasi dihentikan oleh gaya rem, melainkan mempunyai tugas untuk
mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan tertentu (rem penahan). Momen
rem terkecil terjadi pada poros yang berputar paling cepat. Karena itulah maka
rem sedapat mungkin kebanyakan dipasang pada poros yang digerakkan oleh
motor. Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh rem ialah kelembutan
artinya tidak ada tumbukan ketika menghubungkan dan melepaskan rem,
pelepasan kalor yang cukup ketika terjadi kemungkinan penyetelan ulang setelah
aus. Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk mengatur kecepatan penurunan
muatan atau untuk menahan muatan agar diam dan untuk menyerap inersia massa
yang bergerak seperti truk, crane, muatan dan sebagainya.
Berdasarkan fungsinya, rem dapat diklasifkasikan sebagai berikut :
1. Jenis penahan.
2. Jenis penurunan.
3. Jenis penahan dan penurunan, rem ini melayani kedua fungsi penghentian
muatan dan mengatur kecepatan penurunan.
2.2.
Macam-macam Rem
Menurut efek pengereman secara mekanis rem terbagi beberapa golongan.
Masing-masing golongan terdiri dari beberapa jenis rem, Rem berguna untuk
menghentikan poros, mengatur putaran poros, mencegah putaran yang tidak
dikehendaki agar tidak terjadinya slip, dimana poros tersebut terletak pada suatu
garis lurus atau sedikit berbeda.
Macam-macam rem :
1. Rem Blok
a. Rem Blok Tunggal
Rem ini merupakan rem yang paling sederhana yang terdiri dari
satu blok rem, pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau
bahan gesek yang dapat diganti bila aus. Suatu hal yang kurang
menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang bekerja
dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen
lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki.
Demikian pula dengan pelayanan manual jika diperlukan gaya
pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang ringkas. Pada dasarnya rem blok tunggal beroperasi karena aksi
satu arah blok tunggal sehingga menimbulkan lenturan pada poros rem.
Rem blok tunggal hanya dapat dipakai untuk menahan momen gaya
yang kecil pada penggerak tangan bila diameter poros tidak melebihi
lima puluh milimeter. Tekanan yang diberikan oleh blok besi cor pada
rem haruslah sedemikian rupa sehingga gaya gesek yang dihasilkan
pada permukaan roda mengimbangi gaya sekelilingnya.
2. Rem Drum
Rem yang biasa digunakan untuk otomobil berbentuk rem drum
(macam ekspansi) dan rem cakera (disc). Rem drum mempunyai ciri
lapisan rem yang terlindungi, dapat menghasilkan gaya yang besar untuk
ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem yang cukup panjang. Suatu
kelemahan rem ini ialah pemancar panasnya buruk. Blok rem dari rem ini
disebut sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Biasanya rem ini banyak dipakai dengan sepatu depan dan sepatu
belakang. Pada rem sjenis ini, meskipun roda berputar pada arah yang
berlawanan, besar gaya rem tetap karena memakai dua sepatu depan,
dimana gaya rem dalam arah putaran jauh lebih besar daripada dalam arah
yang berlawanan. Ada juga rem yang disebut dengan duo servo. Pada
umumnya perencanaan rem drum menggunakan perhitungan yang
sederhana dan akan diperoleh ukuran bagian-bagian yang bersangkutan
serta gaya untuk menekan sepatu.
3.
Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah
dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Gaya rem akan
timbul bila pita dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung
pita tersebut. Salah satu atau kedua pita dikaitkan pada tuas. Rem pita
mempunyai beberapa keuntungan seperti luas lapisan permukaan dapar
dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak sukar, gaya rem besar
dalam keadaan berhenti. Tetapi karena sukar dikendalikan rem ini tidak
cocok untuk putaran tinggi, karena pita dapat mengalami putus. Rem
semacam ini dipandang tidak cocok untuk alat-alat pengangkut manusia,
rem pita banyak dipakai untuk derek. Rem sebuah derek dimaksudkan
untuk menghentikan putaran drum penggulung kabel dan mencegah beban
turun sendiri.
Rem cakera terdiri atas sebuah cakera dari baja yang dijepit lapisan rem
kedua sisinya pada waktu pengereman. Rem ini mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti mudah dikendaikan, pengereman yang stabil, radiasi
panas yang baik sehingga banyak dipakai untuk rem depan. Adapun
kelemahannya yaitu umur lapisan yang pendek serta ukuran silinder rem
yang besar pada roda. Dibandingkan dengan macam rem yang lain, rem
cakeram mempunyai harga FER terendah karena pemancaran panas yang
baik.
2.5.
b.
c.
5. Cakram (disk)
Berfungsi sebagai bidang penggesek dengan kampas rem (brake pad).
BAB III
PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
3.1
Data Spesifikasi
Yang akan di rancang disini adalah rem cakram pada SUZUKI Satria FU
150cc, dengan data spesifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Panjang
: 1945 mm
2. Lebar
: 650 mm
3. Tinggi
: 980 mm
4. Tinggi sadel
: 764 mm
: 270 mm
: 140 mm
: 1.060 N
3.2
Wtotal
Selanjutnya dilakukan kalkulasi berat total kendaraan (
) yang
= 1.060 N
Berat penumpang @ 60 kg x 2
= 1.200 N
Wtotal
= 2.260 N
= 942 N
3.3
cara menghitug berat yang dibutuhkan untuk menarik tuas sehingga terjadi gaya
pengereman. Dari hasi pelaksanaan penghitungan diperoleh :
Gaya pada tuas rem adalah :
F=m.g
Dimana
F =m.g
= 3 .9,8 kg.m/s
= 29,4 N
3.4
melakukan pengereman
sampai motor itu berhenti. Dirancang motor itu berhenti setelah menempuh jarak
60 m. Diasumsikan bahwa motor tersebut melakukan perlambatan secara konstan,
maka gaya gesek yang dibutuhkan agar motor itu berhenti adalah :
a=
772,84
60.2
a = 6,440 m/s2
Sehingga gaya gesek yang dibutuhkan menjadi :
F=m.a
F = 226 kg . 6,440 m/s2
F = 1455,4 kg.m/s2 14554 N
Karena rem cakram memiliki dua sisi maka :
Fkaliper =
14554N
7277 N
Ftan gan
Amaster
Fcaliper
Acaliper
Dimana, A =
D 2
2
(Dmaster =
12mm)
A master =
122
= 226,08 mm2
2
A master x F kaliper
Ftangan
A caliper =
A caliper =
D2
xFkaliper
2
Ftangan
A caliper
226,08mm x 7277N
=
30N
D2 = 27419,7 mm2
D = 27419,7 mm
D = 165,5 mm
165,5mm
2
Dkaliper =
= 82,75 mm
3.5
kW
PS
Daya maksimal yang ditransmisikan mesin sebesar 6,6 PS pada 7500 rpm
Pmax = 11 PS x 0,735
= 8,5 kW
9500
x2
60
= 994 rad/s
Pmax
Tmesin
8500Nm/s
994rad/s
= 8,5 N.m
Jika diketahui Dcakram = 27,6 cm ; rcakram = 13,8 cm = 0,138 m
T = F.r
T
r
N.m
8,5
=
0,138 m
Fcakram =
= 61,59 N
A master x F kaliper
A kaliper
Ftangan =
2
226,08mm x 7277 N
=
= 30 N
54839,4mm 2
3.6
dv m(v 1 v 2 )
dt
(t 2 t1 )
Dimana :
Diasumsikan :
m = 106 kg + [@ 60 kg x 2 = 120 kg] = 226 kg
= 2.270 N
V2 = 0 ( Diam ) dan t1 = 0 (titik acuan)
Fkaliper
m(v 1 v 2 )
t
m(v 1 v 2 )
Fkaliper
(2260 N ) x (27,77m / s )
7277 N
t=
t = 8,62 m/s
3.7
yang telah ditetapkan pada referensi, ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :
Untuk Q < 21,3 ( kg ) Pw = 2,37 Q 4,49 dan 4,49
Untuk Q > 21,3 ( kg ) Pw = 0,92 Q + 26,4
Dengan Q adalah Gaya yang berasal dari tuas rem.
Karena Q = 30 N atau < 2130 ( N )
Maka Pw = 2,37 Q 4,49
= 2,37 ( 30 ) 4,49
kg
= 2,62
cm 2
= 0,262
3.8
mm 2
Momen Rem ( T )
T = .F. K1. Rm
Dimana
T = Momen rem
= Koefisien gesek cakram
F = Hasil perkalian luas piston dan tekanan minyak
K1 =
Rm =
R 1R 2
2
[1
]
2
(R
R
)
1
2
3sin(
)
2
R1 R 2
2
= 130,8 mm
R1
= 65,4 mm
= 46
Sehingga :
K1
R 1R 2
2
[1
]
(R 1 R ) 2
3sin( )
2
2.46
65,4 x130,8
[1
]
3 sin 23
(65,4 130,8) 2
92
[1 0,222]
1.17
= 4,158
R1 R 2
2
65,4 130,8
98,1 mm
2
Rm
= 0,0981 N/m
F = Apiston x Pw
2 ( d 2 ) x Pw
4
2 ( 82,75 2 ) x 0,262
4
= 10750,6 x 0,262
= 2816,6 N
Sehingga
T=
. F . k1 . R m
3.9
Beban Dinamis
Beban depan, dan beban belakang.
Jika titik singgung roda depan dengan jalanan diambil sebagai engsel, maka
pengurangan gaya raksi pada roda belakang adalah WB = W . e . h/L
WB = W . e . h/L
Sehngga :
h
xW
L
WdD
= WD +
WdB
= Wb
4.0
Fr
(FER) =
= 0,3
4.1
Energi Kinetis
Ek
1
m.v
2
1
226 x 27,8
2
=
=87330.9
4.2
Perlambatan
=e.g
= 0,6 . 9,8
= 5,88 m/s
4.3
4.4
Jarak pengereman
s=
v
2
27,8
2 5,88
772,84
65,7
11,76
=
4.5
te
=
4.6
v
a
27,8
4,72
5,88
Luas Lapisan
detik
Ek x BD D
0,12
2 x ALD x 4,72
8771,1 x 0,733
0,12
2 x ALD x 4,72
=
6437,22
0,12
9,26 ALD
=
6437,22
5682
1,1328
ALD
mm
Satu sisi =
4.7
5682
2841
2
mm
=
8771,1x0,733
2 x 2841x 4,72
=
6429,6
27,33
=
4.8
Kapasitas Rem
pv
= 0,3 . 0,262
mm 2
. 27,8 m/s
= 2,18 Nm/ms
BAB IV
KESIMPULAN
= 29.4 N
= 12 mm
= 14554 N
= 7277 N
= 82,75 mm
6. Waktu pengereman
= 8,62 m/s
= 30 N/m
N
mm 2
= 0,262
9. Momen rem
= 344,6 Nm
= 0,3
= 6,5 Nm/ms
= 2,18 Nm/ms
= 3,5 mm
= 2 buah
= 138 mm
= 69 mm
Dimensi dari perhitungan diatas ada sedikit perbedaan dengan ukuran asli, hal
yang membedakan diantaranya adalah : kurangnya ketelitian dalam hal
perhitungan, terbatasnya literatur, dan juga ukuran hasil perancangan
masih
berupa teori, ukuran asli adalah ukuran yang diperoleh setelah melakukan
berbagai pengujian sesuai dengan standar internasional.
LAMPIRAN
SPESIFIKASI MOTOR SUPRA DD 125 CC
:
:
:
:
:
Rangka
Rangka
Suspensi depan
Suspensi belakang
:
:
:
Ban Depan
Ban Belakang
Rem depan
Rem belakang
:
:
:
:
Tulang punggung
Teleskopik
Lengan ayun dengan shockbreaker
ganda
70/90 17 38P
70/90 17 38P
Cakram hidrolik dengan piston ganda
Cakram hidrolik dengan piston ganda
Mesin
Tipe mesin
4 Langkah SOHC
Sistem pendinginan
Diameter x langkah
Volume langkah
Perbandingan kompresi
Daya maksimum
Torsi maksimum
Kopling
basah
Sistem Starter
Busi
Sistem bahan bakar
:
:
:
:
:
:
:
Pendinginan udara
52.4 x 57.9 mm
124,8 cc
9,0 : 1
6,6 Km / 7.500 rpm (STD)
9,0 Nm/ 4000 rpm (STD)
Ganda, otomatis. Sentrifugal, tipe
:
:
:
Kapasitas
Kapasitas tangki bahan bakar
Kapasitas Minyak Pelumas Mesin
Transmisi
Pola pengoperan gigi
:
:
:
:
3,7 liter
0,7 liter pada penggantian periodik
4 kecepatan/bertautan tetap
N-1-2-3-4-N
Kelistrikan
Aki
Sistem pengapian
:
:
12 V 3,5 Ah
DC CDI