Krisis identitas
1.
Pengertian identitas
Definisi identitas menurut para ahli :
a.
Usia
12-14
Karakteristik
Remaja menyadari bahwa ia berbeda secara
sikologis dari orang tuanya. Kesadaran ini sering
membuatnya mempertanyakan dan menolak
nilai-nilai dan nasihat-nasihat orang tuanya,
sekalipun nilai-nilai dan nasihat tersebut masuk
akal.
Practice
14-15
Remaja percaya bahwa ia mengetahui segalagalanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa
salah. Ia menyangkal kebutuhan akan peringatan
atau nasihat dan menantang orang tuanya pada
setiap
kesempatan.
Komitmennya
terhadap
15-18
Karena kesedihan
dan kekhawatiran
yang
membatasi
gerak-gerik
dan
kesadaran
akan
18-21
mengembangkan
mempertahankan
perasaan
otonomi,
Perkiraan usia
Lahir- 1 tahun (masa bayi)
(trust vs mistrust)
Otonomi vs rasa malu dan ragu
(Intiative vs guilt)
Ketekunan vs rasa rendah diri
(industry vs inferiority)
keintiman vs isolasi
(intimacy vs isolation)
generatifitas vs stagnasi
(generativity vs stagnation)
integritas ego vs keputuasan
(ego integrity vs despair)
Dalam teori psikososial terdapat salah satu tahapan yang akan
dialami oleh semua individu yaitu identitas vs kebingungan peran (ego
identity vs role-confution) dan berlangsung sekitar 12-20 tahun dimana
pada masa itu sedang berlangsung masa remaja yang berarti mereka
sedang mencari identitas dirinya, yang kelak akan menjadi identitas
dirinya dimasa itu dan masa yang akan datang.
Berdasarkan paparan di atas, dapat dikemukakan bahwa remaja
dapat dipandang telah memiliki identitas yang matang (sehat), apabila
sudah memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, peran-perannya dalam kehidupan sosial (di lingkungan
keluarga, sekolah, atau masyarakat), dunia kerja, dan nilai-nilai agama.
Perkembangan identitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Iklim keluarga
Keluarga merupakan awal pembentukan identitas seorang individu,
terutama orangtua. Artinya gaya pengasuhan dari orangtua merupakan
dasar pembentukan identitas individu. Beberapa dibawah ini contoh gaya
pengasuhan orangtua, seperti :
a. Pengasuhan demokratis
Gaya pengasuhan ini mendorong remaja untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan keluarga akan mempercepat pencapaian
identitas.
b. Pengasuhan otokratis
Mengendalikan perilaku remaja tanpa memberi remaja suatu peluang
unutk mengemukakan pendapat akan menghambat pencapaian
identitas.
c. Pengasuhan permisif
Memberi bimbingan terbatas kepada remaja dan mengizinkan mereka
mengambil
keputusan-keputusan
sendiri
akan
meningkatkan
kebingungan identitas.
2. tokoh idola
3. peluang pengembangan diri
Dalam upaya membantu remaja atau siswa (SLTP/SLTA)
menemukan identitas dirinya, WOOLFOLK (1995 : 73) menyarankan
sebagai berikut :
1. berilah para siswa informasi tentang pilihan-pilihan karier dan peran-peran
orang dewasa.
2. membantu siswa untuk menemukan sumber-sumber untuk memecahkan
masalah pribadinya.
3. bersikap toleran terhadap tingkah laku remaja yang dipandang aneh,
seperti dalam berpakaian.
4. memberi umpan balik yang realistik terhadap siswa tentang dirinya.
4. Ciri-ciri Kepribadian Remaja
Ketika remaja tersebut sudah memperoleh identitas dirinya maka ia
akan menyadari ciri-ciri kepribadian dirinya, diantaranya :
a. Kesukaan atau ketidaksukaan
b. Aspirasi
Juvenile Deliquency
Tetapi akibat yang ditimbulkan dari usaha-usaha tersebut juga tidak hanya
hal-hal yang positifnya saja bahaya dari usaha tersebut juga bisa terjadi
jika tanpa pengetahuan yang luas mengenai usaha mempercantik diri
tersebut.
Dibawah ini contoh bahaya yang akan ditimbulkan, yaitu :
c.1. Anoreksia Nervosa
Gangguan makan yang meliputi upaya yang keras untuk kurus
melalui cara melaparkan diri. Anoreksia banyak diidap oleh perempuan
dan hanya lima persen saja penederita anoreksia laki-laki. Penderita
anoreksia memenag menghindari makan namun mereka sangat menyukai
jika memasak untuk orang lain, membicarakan soal makanan, dan mereka
berkeras untuk hanya melihat orang lain makan.
Penyebabnya terjadinya anoreksia (Brooks-Gunn, 1993;Hepworth,
1994; Striegel-Moore,dkk,1993), yaitu:
a. Sosial
ASPEK
1.
The
KETERANGAN
Pendekatan
ini
Antropological
membandingkan
ciri
Approach
bukan
penjahat.Hasil penelitian
menunjukan
bahwa
memang
telah
The
Approach
Medical Pendekatan
ini
antara
penyakit
dengan kejahatan.
3.
menghubungkan
kesarisan
kejahatan.
dengan
4.
The
Physiological App
Pendekatan
ini
berpendapat
bahwa
ketidakberfungsian
hormon
atau
dapat
kelenjar
menimbulkan
kejahatan.
5.
The
Ketegangan
Pshysicological
(seperti
App
terpenuhinya
atau
Psikologis
tidak
kebutuhan
keinginan
mendorong
dapat
seseorang
berbuat jahat).
6.
The
Psychiatric App
mendorong
Psychoanalytical
karena
App
dengan
bertentangan
norma
akan
mencari penyelesaiannya
B.Objective Approach
1.
The
Geographical App
ini
atau
iklim
cuaca)dengan kejahatan
2.
ini
antara
kepadatan
penduduk,
The
Pendekatan ini
Economical App
4.
ini
keadaan
lingkungan,mobilitas
sosial atau perkembangan
masyarakat
dan
kebudayaan
dengan
kejahatan
Selain hal-hal diatas, beberapa hal dibawah ini juga memfaktori munculnya
juvenile Deliquency :
Perilaku yang mendahului
Kaitan dengan
kenakalan
Deskripsi
Identitas
Identitas negatif
Pengendalian diri
Rendahnya
pengendalian diri
gagalmemperoleh
pengendalian yang esensial
yang umumnya dicapai
orang lain selama proses
pertumbuhan.
Usia
Awal mula
Jenis kelamin
Laki-laki
Harapan-harapan
dalam Rendahnya
pendidikan dan nilai rapor harapan dan nilai rapor nakal seringkali memiliki
sekolah.
sekolah.
harapan-harapan pendidikan
yang rendah dan nilai rapor
yang rendah. Kemampuan-
dukungan
kuat,
penolakan lemah.
Satus sosioekonomi
Rendah
Pelangaran-pelanggaran yang
serius lebih sering dilakukan
oleh kaum laki-laki kelas
rendah.
Kualitas lingkungan
Perkotaan,
Penyimpangan
perilaku
remaja
ini
contohnya,seperti
memainkan
peran
penting.
Sekolah
yang
memiliki
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. 1995. Life-Span Development perkembangan Masa Hidup :
Erllangga
B. Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan : Erlangga