Anda di halaman 1dari 12

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH HEPATOPROTEKTIF PERASAN BAWANG PUTIH (Allium


sativum L) TERHADAP AKTIVITAS ALT (Alanin aminotransferase)
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI
PARASETAMOL

Disusun Oleh:
Dyah Ayu Kumalasari
Bambang Supriyanta, S.Si, M.Sc
Siti Nuryani, S.Si, M.Sc.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Hepatoprotektif Perasan Bawang Putih (Allium Sativum L.)


Terhadap Aktivitas ALT (Alanin aminotransferase) Pada Tikus Putih
(Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Parasetamol
Disusun oleh :

DYAH AYU KUMALASARI


NIM : P07134111044
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 8 Juli 2014

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Bambang Supriyanta, S. Si, M. Sc.


NIP. 19620410 198403 1 003

Siti Nuryani, S.Si, M.Sc.


NIP. 19650325 198603 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta,

Ir. Roosmarinto, M.Kes.


NIP. 19570724 199303 1 001

PENGARUH HEPATOPROTEKTIF PERASAN BAWANG PUTIH (Allium


sativum L) TERHADAP AKTIVITAS ALT (Alanin aminotransferase) PADA
TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

Dyah Ayu Kumalasari1, Bambang Supriyanta2, Siti Nuryani3


1,2,3
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
INTISARI
Parasetamol dosis toksik dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang dapat
menyebabkan kerusakan pada organ hati. Bawang putih mengandung sulfhidril
sebagai antioksidan yang dapat mencegah terjadinya kerusakan hati. Terapi
parasetamol dapat dilakukan dengan pemberian gugus sulfhidril yang dapat
menstimulasi glutation. Salah satu indikator terjadinya kerusakan hati adalah
peningkatan aktivitas enzim ALT (Alanin aminotransferase).
Tujuan penelititan ini untuk mengetahui pengaruh pemberian perasan bawang putih
terhadap aktivitas ALT pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi
parasetamol.
Penelitian ini merupakan Pre Post Test with Control Group Design. Subyek penelitian
yaitu 24 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok
tersebut yaitu kelompok kontrol positif yang hanya diinduksi parasetamol,
kelompok perlakuan 1 yang diberi perasan bawang putih dosis 5 g/kg BB dan
parasetamol, kelompok perlakuan 2 yang diberi perasan bawang putih dosis 10
g/kg BB dan parasetamol, kelompok perlakuan 3 yang diberi perasan bawang
putih dosis 15 g/kg BB dan parasetamol. Data dianalisis secara deskriptif dan
statistik menggunakan uji Anova One Way pada SPSS 16.0 for Windows.
Rerata aktivitas ALT pada kelompok kontrol positif adalah 33,10 U/L, sedangkan pada
kelompok perlakuan berturut turut sebesar 31,07; 25,25 dan 24,44 U/L.
Terdapat perbedaan pengaruh hepatoprotektif perasan bawang putih dosis 5, 10,
dan 15 g/kg BB terhadap aktivitas ALT tikus putih yang diinduksi parasetamol p
(< 0,05).
Terdapat pengaruh hepatoprotektif perasan bawang putih terhadap aktivitas ALT pada
tikus putih yang diinduksi parasetamol. Aktivitas ALT pada kelompok kontrol
positif sebesar 33,10 U/L, sedangkan pada kelompok perlakuan berturut turut
sebesar 31,07; 25,25 dan 24,44 U/L.
Kata Kunci: Perasan bawang putih, parasetamol, aktivitas ALT.

THE EFFECT OF GARLIC (Allium sativum L.) HEPATOPROTECTIVE JUICE


ON ACTIVITY OF ALT (Alanin aminotransferase) IN INDUCED
PARACETAMOL WHITE MICE
Dyah Ayu Kumalasari1, Bambang Supriyanta2, Siti Nuryani3
1,2,3
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
ABSTRACT

Paracetamol toxic doses forms free radicals which damage the liver. Garlic
contains sulfhydryl as an antioxidant to avert liver damage. As paracetamol
therapy, administering paracetamol sulfhydryl group can be performed to
stimulate glutathione. One gauge of liver damage is an increase in the activity of
the enzyme ALT (Alanine aminotransferase).
The purpose of the study is to identify the effect of garlic juice on ALT activity in
induced paracetamol white mice (Rattus norvegicus).
This research is a Pre - Post Test with Control Group Design. The subjects of the
study were 24 male white mice which were divided into 4 groups. They were the
positive control groups which were only induced by paracetamol, treatment group
1 were given 5 g/kg body weight of garlic juice and paracetamol, treatment group
2 were 10 g/kg body weight of garlic juice and paracetamol, treatment groups 3
were given 15 g/kg body weight of garlic juice and paracetamol. Data were
examined using descriptive statistics and test Anova One Way in SPSS 16.0 for
Windows.
The mean ALT activity in the positive control group was 33.10 U/L, whereas the
treatment group respectively-helped by 31.07; 25.25 and 24.44 U/L. There are
variances in the effect of garlic juice hepatoprotective doses of 5, 10, and 15 g/kg
body weight of the white mice on ALT activity of paracetamol-induced p ( <0.05).
There is a hepatoprotective effect of garlic juice on the activity of ALT in
paracetamol-induced white mice. ALT activity in the positive control group was
33.10 U / L, whereas the treatment group respectively-helped by 31.07; 25.25
and 24.44 U/L.
Keywords: Garlic juice, paracetamol, ALT activites.

PENDAHULUAN

enzim yang spesifik pada organ


hati4.

Parasetamol

Hati
(asetaminofen)

adalah

merupakan

organ

obat
yang sangat penting bagi tubuh. Hati

analgesik dan antipiretik

tanpa
memiliki banyak fungsi bagi tubuh,

resep yang populer dipakai oleh


antara lain membersihkan darah
semua usia untuk meredakan nyeri,
untuk melawan infeksi, menjaga
rasa

tidak

enak,

dan

demam1.
keseimbangan

Overdosis

parasetamol

berbahaya

karena

glukosa

darah,

sangat
menetralisir zat zat beracun di

menyebabkan
dalam

tubuh

dan

membantu

kerusakan hati yang permanen dan


metabolisme lemak, protein, vitamin
ireversibel2.
Parasetamol

dapat

dan mineral5.
Menurut Pusat Informasi

menyebabkan kerusakan pada hati


Bawang

Putih,

bawang

putih

karena parasetamol di hati oleh


merupakan antioksidan yang luar
enzim

P-450

akan

dioksidasi
biasa

yang

dapat

mengurangi

menjadi suatu metabolit reaktif yang


radikal bebas yang berbahaya yang
bersifat toksik yaitu NAPQI (N-asetilberada

dalam

tubuh

manusia6.

p-benzokuinonimina). Kelainan yang


Bawang putih mengandung banyak
terjadi pada hati dapat dilihat dari
senyawa yang mengandung gugus
meningkatnya

aktivitas
sulfhidril7. Terapi parasetamol dapat

transaminase serum yaitu Alanin


dilakukan dengan pemberian gugus
aminotransaminase (ALT)3. Aktivitas
sulfhidril yang dapat menstimulasi
ALT

serum

menggambarkan
pembentukan

glutation8.

Pada

nekrosis sel hati dan merupakan


penelitian
indeks

kerusakan

terdahulu,

efek

hepatoseluler
hepatoprotektor

yang sangat sensitif. ALT merupakan

terlihat

pada

pemberian perasan bawang putih


sebesar 10 g/kg BB tikus.
Berdasarkan

Variabel
penelitian

ini

bebas

adalah

pada

pemberian

latar
perasan bawang putih sebanyak 5,

belakang tersebut, perlu dilakukan


10 dan 15 g/kg BB. Variabel terikat
penelitian Pengaruh Hepatoprotektif
merupakan aktivitas enzim ALT tikus
Perasan

Bawang

sativum

L.)

Putih

(Allium
putih.

Terhadap

Perasan

bawang

putih

Aktivitas
diperoleh dari 100 g bawang putih

Alanin aminotransferase (ALT) pada


dilumatkan dan diblender dengan
Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang
halus.

Kemudian,

hasil

lumatan

disaring

dan

diperas

Diinduksi Parasetamol.
tersebut
METODE PENELITIAN
dengan kain katun. Perasan bawang
Jenis

penelitian

ini
putih yang dihasilkan adalah 50 ml.

merupakan

eksperimen

murni

dengan hewan uji tikus putih dan


menggunakan desain penelitian prepost test control group. Subyek
penelitian

merupakan

24

ekor

hewan uji tikus putih galur Wistar


(Rattus norvegicus), berumur 2 3
bulan dan berat badan 140 210
gram. Hewan uji ini dibagi menjadi
empat kelompok yaitu kelompok
kontrol positif (induksi parasetamol)
dan

tiga

kelompok

perlakuan

dengan dosis perasan bawang putih


sebesar 5, 10 dan 15 g/kg BB.

Penelitian

ini

dilakukan

parasetamol dosis 500 mg/kg BB

dalam waktu 15 hari. Tikus putih

secara oral. Hewan uji pada hari

diadaptasi

selama

berikutnya diperiksa aktivitas ALT

kemudian

dilakukan

satu

minggu

randomisasi

untuk

post

test.

Pengambilan

dan dibagi menjadi empat kelompok

sampel darah melalui sinus orbitalis

(enam ekor pada tiap kelompok).

menggunakan tabung hematokrit.

Selama

HASIL DAN PEMBAHASAN

adaptasi,

hewan

uji

diberikan pakan Broiler II (BR II) dan

Analisis

deskriptif

dari

akuades secara ad libitum. Hewan

hasil penelitian akan disajikan pada

uji pada masing masing kelompok

tabel aktivitas ALT pre dan post test

kemudian

tikus putih pada kelompok kontrol

akitivitas

dilakuan
ALT

Selanjutnya,

pengukuran

untuk

diberikan

pre

test.

positif dan perlakuan. Tabel 1 :

perlakuan

Aktivitas Pre dan Post Test Tikus

pada tiap kelompok.

Putih

Kelompok kontrol positif


diberi pakan standar BR II dan
akuades

selama

satu

minggu.

Kontrol

Positif

dan

Perlakuan (U/L)
Kontrol Positif
No
X
Y

Kelompok perlakuan diberi pakan

1
2
3
4
5
6

BR II, akuades dan perasan bawang


putih dengan dosis masing masing
kelompok yaitu 5, 10 dan 15 g/kg

Pada

Dosis 5 g/kg BB
X

22.82
23.79
23.30
23.79
22.82
23.79

35.44
33.50
31.56
32.53
33.01
32.53

23.30
23.79
22.82
24.28
23.30
23.30

23.39

33.10

23.47

BB. Perasan bawang putih diberikan


sehari sekali selama satu minggu
secara per oral. Hewan uji masing
masing kelompok kemudian diberi

Dosis 10 g/kg BB Dosis 15 g/kg BB


No
X
Y
X
Y
1
2
3

24.28
23.79
22.82

25.73
24.28
23.30

4
5
6

Grafik rerata aktivitas ALT

24.28
23.30
23.30

24.28
23.79
25.25

pre

23.63

24.44

menunjukkan bahwa semakin besar

Keterangan :
X = Aktivitas ALT pre test
Y = Aktivitas ALT post test

dan

post

test

diatas

dosis perasan bawang putih maka


aktivitas ALT post test semakin

= Rerata

menurun.
Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa aktivitas ALT
post test pada kelompok kontrol
positif
dengan

lebih

tinggi

aktivitas

dibandingkan

ALT

post

test

kelompok perlakuan dosis bawang

Pengaruh hepatoprotektif
perasan

bawang

putih

dapat

diketahui dari hasil rerata selisih


antara pre dan post test serta
persentase aktivitas ALT pada tabel
berikut ini.

putih. Rerata aktivitas ALT ditunjukka


Tabel

pada grafik berikut ini.

2:

Aktivitas ALT Pada

Rerata Aktivitas ALT Pre dan Post test


35
30
Aktivitas ALT Pre Test
25
20
Aktivitas ALT

Aktivitas ALT
5 Post Test
0
Kontrol Positif
Kelompok Perlakuan

Tikus

Putih

setelah Pemberian Perasan Bawang


Putih

Kelompok

15
10

Presentase

5 g/kg BB
10 g/kg
BB
15 g/kg
BB
Berdasarkan

Rerata
Selisih
(IU/L)
7.61
1.70
0.81
tabel

Persenta
se ALT
(%)
32.42
7.21
3.42
tersebut

menunjukkan bahwa semakin besar


Gambar 1 : Grafik Rerata Aktivitas
ALT Pre dan Post test.

dosis perasan bawang putih maka

hati9.

prsentase aktivitas ALT semakin

nekrosis

rendah.

aminotransferase merupakan enzim


Penelitian

yang

pengaruh

tinggi pada sel hati (hepatosit).

bawang

Ketika terjadi kerusakan hepatosit

putih dalam memperbaiki sel sel

akibat paparan parasetamol maka

hati akibat paparan parasetamol.

enzim ALT akan keluar dari hepatosit

Parasetamol

sehingga

mengetahui

hepatoprotektif

perasan

digunakan

sebagai

hepatotoksin yang dapat merusak

bawang

putih

konsentrasi

aktivitas

enzim

yang

akan

meningkat di dalam serum10.

sel sel hati tikus putih. Pengaruh


hepatoprotektif

memiliki

Alanin

bertujuan

untuk

ini

sel

Parasetamol
mg/kg

BB

dapat

dosis

500

meningkatkan

didasarkan pada pemeriksaan ALT

aktivitas ALT pada serum tikus putih.

pada masing masing kelompok

Hal ini ditunjukkan pada tabel 1,

perlakuan.

aktivitas ALT kelompok kontrol positif

Bawang

putih

memiliki

pre test sebesar 23,39 U/L dan post

daya hepatoprotektif karena bawang

test sebesar 33,10 U/L. Aktivitas ALT

putih memiliki kandungan sulfhidril

pada

sebesar 9,122 g/ml dengan efek

peningkatan

hepatoprotektor sebesar 99,71 %7.

Dibandingkan

Parasetamol

akan

kelompok

mengalami

sebesar

9,71

dengan

U/L.

kelompok

kontrol positif pada penelitian oleh

dikonversi di hati menjadi N-acetyl-

Sari

p-benzoquinoneimine

peningkatan

(NAPQI).

ini

(2013)

yang

mengalami

sebesar

U/L

aktivitas

ALT

NAPQI berperan sebagai radikal

maka

bebas

tersebut lebih rendah. Hal tersebut

kerusakan

yang

menyebabkan

intraseluler

diikuti

diduga

peningkatan

14,08

dikarenakan

metabolisme

10

tikus yang berbeda beda pada

putih

setiap tikus dan stres akibat induksi

berkurangnya

parasetamol

Berkurangnya aktivitas ALT terlihat

dan

pengambilan

darah.

maka

semakin

besar

kerusakan

hati.

pada rerata selisih antara pre dan


Berdasarkan

data

pada

post test yang menunjukkan bahwa

tabel 1, kelompok perlakuan yang

semakin

diberi perasan bawang putih dengan

dosis bawang putih maka selisihya

dosis 5, 10, dan 15 g/kg BB

semakin rendah.

kemudian

diberi

parasetamol
bawang

31,07

sebagai

25,25

Dibandingkan

dan

24,4

dengan

U/L.

dosis

pemberian

Pemberian

memiliki data aktivitas ALT sebesar


;

besar

putih

dapat

perasan
berperan

hepatoprotektor.

kelompok

Kandungan sulfhidril dalam bawang

kontrol positif, maka aktivitas ALT

putih merupakan antioksidan yang

pada

kelompok

secara

perlakuan

dosis

dapat

(p<0,05)

lebih

glutation di dalam hati, sehingga

bermakna

menstimulasi pembentukan

rendah. Kelompok perlakuan dosis

kelebihan

yang memiliki aktivitas ALT yang

parasetamol (NAPQI) dapat diikat

lebih rendah dibandingkan kelompok

dan diekskresikan oleh glutation

kontrol positif menunjukkan bahwa

melalui urin9.

perasan

bawang

mencegah

terjadinya

putih

dapat

cedera

sel

akibat paparan parasetamol.


Tabel

metabolit

reaktif

Hasil uji ANOVA dengan


tingkat kepercayaan 95% p (<0,05)
menunjukkan aktivitas ALT pada

menunjukkan

masing-masing kelompok perlakuan

bahwa seiring dengan peningkatan

berbeda secara signifikan. Hasil uji

dosis pemberian perasan bawang

pada LSD

menunjukkan

adanya

11

perbedaan bermakna pada masing-

perasan

bawang

masing dosis kelompok perlakuan.

secara

signifikan

Hal

bahwa

pengaruh hepatoprotektif terhadap

perbedaan dosis pemberian perasan

hati tikus putih yang dipapar dengan

bawang putih memberikan pengaruh

parasetamol.

hepatoprotektif yang berbeda secara

ditunjukkan dengan berkurangnya

bermakna terhadap aktivitas ALT.

kenaikan aktivitas ALT.

ini

dapat

diartikan

Hasil

penelitian

ini

menunjukkan

bahwa

perasan

bawang

dapat

mencegah

putih

putih

terbukti

mempunyai

Hal

tersebut

KESIMPULAN
Perasan

bawang

mempunyai

putih

pengaruh

peningkatan aktivitas ALT akibat

hepatoprotektif

paparan parasetamol dosis toksik.

ALT pada tikus putih yang diinduksi

Hasil tersebut sesuai dengan hasil

parasetamol.

penelitian

dkk.,

putih yang diinduksi parasetamol

(2004) yang membuktikan bahwa

dan tidak diberi perasan bawang

bawang

daya

putih sebesar 33,10 U/L. Aktivitas

hepatoprotektor yang baik dengan

ALT tikus putih yang diberi perasan

efek hepatoprotektor sebesar 99,71

bawang putih sebesar 5, 10 dan 15

% terhadap kerusakan hati akibat

g/kg

CCl4.

parasetamol berturut-turut sebesar

oleh

putih

Semakin
perasan

Harahap,

memiliki

tinggi

dosis

putih

yang

bawang

diberikan,

semakin

tinggi

hepatoprotektor maka aktivitas ALT


tetap

atau

normal.

Pemberian

BB

terhadap

Aktivitas

aktivitas

ALT

kemudian

tikus

diinduksi

31,07; 25,25 dan 24,44 U/L.


SARAN
1. Masyarakat

diharapkan

menggunakan

bawang

sebagai

satu

salah

dapat
putih

alternatif

12

dalam mengatasi kerusakan hati


akibat paparan obat..
2. Penelitian lebih lanjut dengan
pemberian dosis sari bawang
putih dalam jangka waktu yang
lebih

lama,

kelembaban
dan

mengukur

lokasi

melakukan

penelitian

pemeriksaan

histopatologis pada organ hati


untuk melihat tingkat perbaikan
pada sel sel hati.
KEPUSTAKAAN
1. Kee, J. L. & Hayes, E. R.
1996.
Farmakologi
:
Pendekatan
Proses
Keperawatan. Jakarta : EGC.
2. Bull, E. & Archard, G. 2007.
Simple
Guide
Nyeri
Punggung.
Jakarta
:
Erlangga.
3. Akhirunnisa, D. V. 2010. Efek
Hepatoprotektif
Ekstrak
Etanol 50% Jamur Lingzhi
(Ganoderma lucidum) pada
Tikus Jantan yang Diinduksi
Parasetamol.
Skripsi
Fakultas Farmasi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
4. Behrman, R. E., Kliegman,
R. M., & Arvin, A. M. 1999.
Ilmu
Kesehatan
Anak
Nelson. Jakarta : EGC.
5. Wijayakusuma, H. M. H.
2008.
Tumpas
Hepatitis

dengan Ramuan Herbal.


Jakarta : Pustaka Bunda.
6. Evennett, K. 2006. Khasiat
Bawang Putih. Jakarta :
Arcan.
7. Harahap, I. P., Sadikin, M.,
Zulfiani, K. & Azizawati.
2004. Perbandingan Daya
Hepatoprotektif
Bawang
Putih, Bawang Merah dan
Bawang Prey Berdasarkan
Pembakuan
Kandungan
Senyawa Sulfhidril. Jurnal
Bahan Alam Indonesia, 171
174.
8. Mutschler, E. 1991. Dinamika
Obat. Edisi ke-5. Bandung :
ITB.
9. Ikawati, Z. 2010. Cerdas
Mengenali
Obat.
Yogyakarta : Kanisius.
10. Sacher, R. A. & McPherson
R. A. 2004. Tinjauan Klinis
Hasil
Pemeriksaan
Laboratorium. Jakarta : EGC.
11. Sari, F. I. P. 2013. Efek
Hepatoprotektif
Perasan
Temulawak
(Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) terhadap
Aktivitas
Alanin
aminotransferase (ALT) pada
Tikus
Putih
(Rattus
norvegicus) yang Diinduksi
Parasetamol. Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta : Jurusan
Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai