oleh:
Nama
NIM
: 13712046
Kelompok
:4
Anggota (NIM)
: Angga Hermawan
(13711052)
(13712023)
(13712024)
Tanggal Praktikum
: 8 April 2015
: 14 April 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi memiliki kekayaan alam yang beragam dimana material yang
mentah diproses oleh seorang metallurgist menjadi barang setengah jadi yang
ditugaskan kepada materials engineer untuk mengolahnya menjadi sebuah barang
jadi. Berbagai jenis barang setengah jadi dispesifikkan menurut seorang materials
engineer
manusia sudah menggabungkan fungsi dari ketiganya menjadi satu atau dua dari
tiga material tersebut menjadi satu, penggabungan menjadi material baru ini
dinamakan material komposit.
Kebutuhan akan penggabungan dari material lainnya bisa karena berbagai
faktor. Kebutuhan akan faktor energi merupakan faktor utama yang mendongkrak
adanya penggabungan jenis material ini. Misalkan logam digunakan untuk badan
pesawat makan kebutuhan akan bahan bakar yang digunakan akan meningkat
karena logam terlalu berat, namun jika digunakan sebuah polimer yang dikuatkan
oleh serat keramik misalnya akan memiliki kekuatan yang tidak beda jauh namun
sangat ringan dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.
1.2 Tujuan
1. Menentukan kekuatan tarik komposit poliester berpenguat serat gelas yang
dibuat dengan wet hand lay up dan compression molding.
2. Menentukan fraksi volume komposit poliester berpenguat serat gelas yang
dibuat dengan wet hand lay up dan compression molding.
BAB II
TEORI DASAR
Particle-reinforced composites
Dispersed-strenghtened
composites
(alumina
in
aluminium,
Structural-reinforced composites
bending
yang
tinggi
(Honeycomb-carbon
epoxy
Zirconia in alumina
Carbon fibre reinforced carbon
c = f v f + m vm
Dari model diatas, dapat dilihat bahwa densitas komposit salah satunya
dipengaruhi oleh besarnya volume fiber dan volume matriks masingmasing.
3. Orientasi serat pada komposit
menggunakan
roller
untuk
mengimpregnasi
Gambar
2.1
Wet
Hand Lay-up
b) Compression Molding
Pada compression molding, preform serat diletakkan
pada cetakan. Ketika panas dan tekanan diberikan oleh
cetakan, preform mengalir sesuai bentuk komponen yang
diinginkan. Kemudian terjadi curing dan setelah terjadi
pengerasan yang cukup, didapat komposit yang diinginkan.
Compression molding memerlukan pemanasan dan tekanan
yang tinggi. Metode ini digunakan untuk pembuatan pintu
mobil.
atau
dry
reinforcement
dimasukkan
dan
meng-impregnasi
preform
dan
d) Pultrusion
Dry roving or fabrics ditarik melalui bak berisi
campuran resin dan katalis . campuran yang basah ditarik
melalui cetakan. Sisa resin keluar cetakan, pemanasan
dilakukan untuk membantu proses curing. Pendinginan
kemudian dilakukan untuk mempercepat proses produksi.
BAB III
DATA PERCOBAAN
3. 1
Uji Tarik
u=
F
A
Tebal : 3 mm
Lebar : 20 mm
Beban : 7650 N
Kekuatan tarik: 7650 N/(3 mm x 20 mm) = 127.5 MPa
Tebal : 3 mm
Lebar : 20 mm
Beban : 11000 N
Kekuatan tarik : 11000 N/(3 mm x 20 mm) = 183.34 MPa
c. Spesimen polimer
3. 2
Tebal : 3 mm
Lebar : 20 mm
Beban : 1700 N
Kekuatan tarik: 1700 N/(3 mm x 20 mm) = 28.34 MPa
Uji Bakar
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada proses pembuatan komposit menggunakan metode wet hand lay-up
dengan fraksi berat 1:1 dilakukan uji tarik komposit yang menghasilkan nilai
kekuatan tarik longitudinal sebesar 127.5 Mpa. Menurut literatur nilai kekuatan
matriks polimer sebesar 50 Mpa, sedangkan serat gelas sebesar 3450 Mpa. Nilai
kekuatan komposit secara teoritis dengan asumsi tidak ada void, nilai kekuatan
interface baik, preform serat gelas dan dengan fraksi volume 1:1 didapatkan nilai
kekuatan komposit sebagai berikut :
komposit = penguat Vpenguat + matriks Vmatriks
komposit = 3450 MPa x 0.5 + 50 MPa x 0.5
komposit = 1750 MPa (longitudinal)
pada
proses
pembentukan
komposit
dengan
metode
yang digunakan ketika praktikum mengeras terlebih dahulu akibat terlalu banyak
memberi hardener mengakibatkan impregnasi yang tidak baik. Hal ini
mengakibatkan hasil patahan yang tidak di tengah-tengah namun tetap berada
pada gauge lengthnya.
Uji tarik spesimen matriks poliester menghasilkan kekuatan 28.34 MPa.
Sedangkan pada literatur 63 MPa. Hal ini disebabkan oleh void yang ada pada
spesimen poliester diakibatkan oleh proses penuangan yang salah dan proses
pemcampuran yang kurang benar sehingga banyak terbentuk gelembung
didalamnya.
Pada uji bakar, didapatkan fraksi volume serat dan matriks pada spesimen
wet hand lay up hampir sama, yaitu 0.47 dan 0.53. Sedangkan asumsi awal kita
mengenai fraksi volume yakni 1:1. Pada spesimen compression molding, fraksi
volume serat dan matriks adalah 0.436 dan 0.564. Kekuatan tarik dapat diuji
dengan fraksi volume yang berbeda-beda supaya bisa mengetahui nilai kekuatan
yang paling besar ketika fraksi mol berapa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1.
Kesimpulan
1.
2.
5. 2.
Vserat
= 0.47
Vmatriks
= 0.53
Vserat
= 0.436
Vmatriks
= 0.564
Saran
1. Alat potong yang digunakan jangan manual, baiknya yang otomatis supaya
pemotongan komposit lebih presisi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tugas Setelah Praktikum