Anda di halaman 1dari 11

Makalah

PERUBAHAN ORGANISASI
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA : RIZKI FARHAN
RIFAL MAULISMA
RISKY MULIYA
DOSEN PEMBIMBING
CUT NYAK DIEN

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


TAHUN AJARAN
2014/2015

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur atas kehadiran Allah SWT dengan izin-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Teori Dan Prilaku
Organisasi Pendidikan Islam yang berjudul Perubahan Organisasi.
Demikian juga shalawat bernadakan salam kita limpahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW. Dan kepada para sahabat beserta keluarga beliau yang telah rela berkorban
demi menegakkan kalimat LAILAHAILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH.
Dalam makalah ini kami menganalisis masalah perubahan organisasi pada kesempatan
ini kami mengucapkan beribu-ribu terimah kasih terutama kepada ibu selaku pembimbing kami,
dan juga kepada teman-teman yang sudah terlibat dan ikut membantu untuk menunjang
penyelesaian makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini belum cukup praktis untuk dijadikan
sebagai sumber rujukan utama dalam perkuliahan. Untuk itu kami mengharapkan saran dari para
pembaca yang terutama mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam.

Banda Aceh 03 April 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Manajer senantiasa harus mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang

akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian desain organisasi di waktu mendatang. Perubahanperubahan dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi, perubahan kondisi
ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, semakin pentingnya tanggung
jawab sosial organisasi, dan sebagainya. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya
diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi tetapi juga sebagai tantangan pengembangan.

1.2 Rumusan Masalah


Kekuatan apa saja yang dapat menyebabkan perubahan?
Bagaimana cara untuk menangani perubahan?
Metode-metode apa saja untuk menangani penolakan terhadap perubahan?
Apa kebaikan dari masing-masing metode penanganan terhadap perubahan?
Apa kelemahan dari masing-masing metode penanganan terhadap perubahan?
Bagaiman proses pengelolaan perubahan?
Bagaimana teknik-teknik pengembangan organisasi?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah, sebagai berikut:

Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan penyebab perubahan.


Untuk mengetahui cara-cara penanganan perubahan.
Untuk mengetahui metode-metode penanganan penolakan terhadap perubahan.
Untuk menngetahui kebaikan dari masing-masing metode penanganan terhadap

perubahan.
Untuk mengetahui kelemahan dari masing-masing metode penanganan terhadap

perubahan.
Untuk mengetahui proses pengelolaan perubahan.
Untuk mengetahui teknik-teknik pengembangan organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Kekuatan-Kekuatan Penyebab Perubahan


Banyak faktor mempengaruhi suatu organisasi dan sebagian faktor-faktor tersebut berubah

secara kontinu. Faktor-faktor ini yang menimbulkan atau menyebabkan perubahan, berasal baik
dari dalam maupun dari luar organisasi.

A.

Kekuatan-Kekuatan Eksternal
Perubahan organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai variabel

eksternal, seperti sistem politik, ekonomi, teknologi, pasar, dan nilai-nilai. Berbagai kekuatan
eksternal dari kemajuan teknologi sampai kegiatan-kegiatan persaingan dan perubahan pola
kehidupan, dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur, dan metode operasinya.
B.

Kekuatan-Kekuatan Internal
Kekuatan-kekuatan perubah internal ini merupakan hasil dari faktor-faktor seperti tujuan,

strategi, kebijaksanaan manajer dan teknologi baru, serta sikap dan perilaku para karyawan.
Sebagai contoh, keputusan manajer puncak untuk mengganti tujuan dari pertumbuhan jangka
panjang menjadi pencapaian laba jangka pendek akan mempengaruhi berbagai tujuan banyak
departemen dan bahkan mungkin memerlukan reorganisasi.
Kekuatan-kekuatan eksternal dan internal penyebab perubahan adalah sering saling
berhubungan. Hubungan ini terutama merupakan hasil perubahan-perubahan dalam nilai-nilai
dan sikap-sikap yang mempengaruhi orang dalam sistem.

2.2 Cara-Cara Penanganan Perubahan

Ada dua pendekatan utama penanganan perubahan organisasi yang dapat digunakan para
manajer. Pertama adalah proses perubahan reaktif, dimana manajemen bereaksi atas tanda-tanda
bahwa perubahan dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani
masalah-masalah tertentu yang timbul. Kedua, manajemen pengembangan suatu program
perubahan yang direncanakan (planned change), yang sering disebut sebagai proses proaktif,
melalui pelaksanaan berbagai investasi waktu dan sumber daya lainnya yang berarti untuk
mengubah cara-cara operasi organisasi.
2.3 Penolakan Terhadap Perubahan
Bila perubahan terjadi, para manajer dan karyawan akan bereaksi baik secara positif
ataupun negatif. Berbagai reaksi khas terhadap perubahan adalah, sebagai berikut:
A. Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi. Bila ini terjadi organisasi
kemungkinan akan terus kehilangan efektifitasnya.
B. Orang mungkin mengabaikan perubahan. Manajer mungkin menangguhkan keputusankeputusan dengan harapan bahwa masalah yang terjadi akan hilang dengan sendirinya.
C. Orang mungkin menolak perubahan karena berbagai alasan manajer dan karyawan
mungin menentang perubahan.
D. Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut.
E. Orang juga mungkin mengantisipasi perubahan dan merencanakannya, seperti yang
banyak dilakukan perusahaan-perusahaan progresif.

2.4 Penanggulangan Penolakan Terhadap Perubahan


Penolakan terhadap usulan perubahan merupakan suatu petunjuk bagi manajer bahwa ada
sesuatu yang salah dengan usulan atau kesalahan yang telah dibuat dalam penyajiannya. Oleh

karena itu, manajer harus menentukan sebab-sebab nyata penolakan dan kemudian mengatasinya
dengan cara-cara yang tepat atau sesuai.
Metode-metode penanganan penolakan terhadap perubahan menurut Kotter dan
Schlesinger adalah, sebagai berikut:
A. Pendidikan dan komunikasi
Biasa digunakan apabila ada kekurangan informasi atau ketidaktepatan informasi dan
analisis. Kebaikannya adalah setelah diyakinkan orang-orang sering akan membantu untuk
mengimplementasikan perubahan, sedangkan kelemahannya adalah dapat sangat memakan
waktu bila orang-orang dilibatkan.
B. Partisipasi dan keterlibatan
Biasa digunakan apabila pengambil inisiatif tidak mempunyai semua informasi yang
dibutuhkan untuk merancang perubahan dan orang-orang lainnya mempunyai kekuasaan untuk
menolak. Kebaikannya adalah orang-orang yang berpartisipasi akan terikat dalam
mengimplementasikan perubahan, dan setiap informasi yang relevan dari mereka akan
terintegrasi dalam rencana perubahan, sedangkan kelemahannya adalah dapat sangat memakan
waktu bila para partisipan merancang perubahan yang tidak tepat.
C. Kemudahan dan Dukungan
Biasa digunakan apabila orang-orang melakukan penolakan karena masalah-masalah
penyelesaian. Kebaikannya adalah tidak ada pendekatan lain yang dapat digunakan sebaik
pendekatan ini dalam menangani masalah-masalah penyesuaian, sedangkan kelemahannya
adalah dapat sangat memakan waktu, mahal, dan masih gagal.
D. Negosiasi dan persetujuan

Biasa digunakan apabila banyak orang atau kelompok dengan kekuasaan cukup besar
untuk menolak akan kalah dalam suatu perubahan. Kebaikannya adalah cara ini yang relatif
mudah untuk menghindari penolakan, sedangkan kelemahannya adalah dapat sangat mahal bila
hal ini menyadarkan hal lain untuk berorganisasi bagi kerelaannya.
E. Manipulasi dan bekerja sama
Biasa digunakan apabila taktik-taktik lain tidak akan bekerja. Kebaikannya adalah
penyelesaiannya relatif cepat dan tidak mahal untuk penolakan masalah-masalah, sedangkan
kelemahannya adalah dapat menimbulkan masalah-masalah di waktu mendatang bila orangorang merasa dimanupulasi.
F. Paksaan Eksplisit dan Implisit
Biasa digunakan apabila kecepatan adalah esensial dan para pengusul perubahan
mempunyai kekuasaan cukup besar. Kelemahannya adalah pendekatan ini tepat dan cepat
mengatasi segala jenis penolakan, sedangkan kelemahannya adalah dapat mengandung risiko
cukup besar bila orang-orang dibiarkan marah terhadap para pengambil inisiatif.
2.5 Proses Pengelolaan Perubahan
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar bila perubahan adalah
mengarah pada efektifitas organisasi.
Pertama, ada redistribusi kekuasaan dalam struktur organisasi. Kedua, redistribusi ini
dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Proses perubahan meliputi enam tahap sebagai berikut:

Tekanan dan desakan


Intervensi dan reorientasi
Diagnosis dan pengenalan masalah
Penemuan dan komitmen pada penyelesaian
Percobaan dan pencarian hasil-hasil

Penguatan dan penerimaan

2.6 Berbagai Pendekatan Perubahan Organisasi


Bila manajemen merencanakan suatu perubahan, maka harus memutuskan unsur-unsur
apa dalam organisasi yang akan diubah. Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat
diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan/atau orang-orangnya.
A. Pendekatan Struktural
Menurut Leavitt, usaha-usaha untuk melakukan perubahan organisasi melalui pengubahan
struktur dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah perubahan-perubahan
struktural yang diciptakan melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisasi klasik. Kedua
adalah pengubahan organisasi melalui desentralisasi. Pendekatan perubahan struktural ketiga
bermaksud melakukan perbaikan prestasi organisasi melalui modifikasi aliran kerja dalam
organisasi.
B. Pendekatan teknologi
Aplikasi sistematik pendekatan perubahan teknologi mulai dengan hasil karya Frederick
Taylor dan manajemen ilmiahnya. Taylor dan para pengikutnya menganalisa dan memperbaiki
interaksi-interaksi antara para karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi.

C. Pendekatan Orang
Pendekatan-pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku
karyawan melalui pemusatan pada ketrampilan, sikap, persepsi dan pengharapan mereka
sehingga mereka akan melaksanakan tugas dengan lebih efektif. Ketrampilan dan sikap baru ini
juga dapat mendorong para karyawan untuk memprakarsai perubahan dalam struktur dan
teknologi organisasi, yang mengarah pada perbaikan prestasi organisasi.

2.7 Konsep Pengembangan Organisasi


Pengembangan organisasi adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki prosesproses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya
organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim kerja
formal dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator, dan penggunaan teori dan teknologi
ilmiah keperilakuan terapan, mencakup riset kegiatan. Dalam definisi ini proses-proses
pemecahan masalah berkenaan dengan metode-metode organisasi dalam penanganan berbagai
ancaman dan kesempatan dari lingkungannya.
Teknik-teknik pengembangan organisasi (PO) dapat digunakan untuk memperbaiki
efektifitas perseorangan, hubungan pekerjaan antara dua atau tiga individu, pengfungsian
kelompok-kelompok, hubungan antar kelompok atau efektifitas organisasi keseluruhan. Teknikteknik yang digunakan untuk setiap kelompok sasaran adalah, sebagai berikut:

PO untuk perseorangan
PO untuk dua atau tiga orang
PO untuk tim atau kelompok
PO untuk hubungan-hubungan antar kelompok
PO untuk organisasi keseluruhan
BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Pada hakikatnya perubahan terkadang perlu terjadi dalam kehidupan berorganisasi.

Perubahan perlu dilakukan dengan tujuan agar organisasi tersebut dapat berkembang lebih baik.
Dengan pengalaman yang dimiliki oleh suatu organisasi, mereka dapat menentukan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai ketika perubahan pada organisasi tersebut dilakukan. Pengembangan
organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam

kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang
optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan
perkembangan organisasi untuk mempertahankan kehidupan organisasi dalam menghadapi
persaingan dan organisasi masa depan yang tidak terlalu mementingkan eksistensi sebuah
organisasi.
3.2

Saran
Dengan makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami tentang arti penting

perubahan dan perkembangan organisasi di dalam kehidupan berorganisasi. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca. Penulis juga mengharapkan kritik yang membangun agar penulis
bisa lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai