Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi Sensor Dalam Bidang Ilmu Kelautan

A. Pengertian Sensor
Sensor sendiri merupakan salah satu jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah
besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Aplikasi
sensor sering digunakan untuk pendeteksian terhadap kondisi tertentu, untuk mengetahui besar
dan ukuran suatu benda agar bisa dibaca dalam sistem pengururan standar internasional. Selain
itu sensor juga digunakan untuk umpan terhadap pengendalian/kontrol dalam sistem tertentu.
Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor
cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan. Fungsinya adalah untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan
untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.

B. alat untuk mengukur parameter fisika


CTD (Conductivity Temperature Depth) adalah instrumen yang digunakan untuk
mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.. Secara
umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. Unit
masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi
untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan,
temperatur, dan konduktivitas. Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan
rosset berfungsi untuk mengatur penutupan botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang,
dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal. Telekomando akan memberikan sinyal kepada
rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah mengambil sampel air laut. Unit pengolah
terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat

lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta
pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan
sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan
mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis
kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam. Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah
fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan,
sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas).

Sensor Tekanan.
Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara
tekanan dan kedalaman. Sensor ini terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan
wheatsrone kemudian dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi
yang berubah ketika mendapat tekanan, Tahanan ini akanmemegang peranan ketika
mendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll. (Herunadi,

1998).
Sensor Temperatur.
Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam
bentuk termistor. Termistor (tahanan termal) merupakan alat semikonduktor yang
berperan sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan temperatur yang tinggi dan
biasanya bernilai negative. Alatini terbuat dari campuran Oksida-Oksida logam yang

diendapkan seperti mangan, nikel, kobalt dll.


Sensor Konduktifitas.
Sensor konduktofitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik
di suatu perairan. Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga
danempet buah terminal elektroda platina-rhodium di belakang sisinya. Sebagai sensor
yang melewati nilai konduktifitas maka rata-rata hasil proses dalam pengukuran akan
melewati nilai rendah (low pass fliter). Sensor ini akan mulai mengukur ketika alat telah

bergerak masuk kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan. Sebenarnya sensor ini
mengukur nilai konduktifitas untuk mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di sebuah
perairan sacara tidak langsung.
Conductivity meter celup

Gambar Alat

Spesifikasi
Fungsi

Alat Akustik
Untuk mengukur kadar ion dalam suatu perairan
Lebih mudah dipakai dibandingkan conductivity meter tetes, alat akan

Prinsip Kerja

membaca kadar ion dalam suatu perairan untuk mengetahui tingkat

Langkah Kerja

konduktivitas air tersebut


1 Kalibrasi alat
2 Celupkan bagian bawah conductivity meter tersebut, karena pada
3

bagian tersebut terdapat sensor


Hasil sensor dapat dibaca pada layar digital

C. Prinsip Pengukuran CTD.


Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan
mendapatkan sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari
metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder
untuk di transfer ke serial data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel.
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel
elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan.

CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk
mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD
menggunakan strain gauge pressure monitor atau quartz crystal. Tekanan akan dicatat dalam
desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang
terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel
induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat
dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer
setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama
perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.
D. alat untuk mengukur parameter kimia
Sensor kimia sudah banyak digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Ada
beberapa bidang di mana sensor kimia sering digunakan seperti di bidang medis, industri dan
monitor kualitas lingkungan. Dalam bidang medis misalnya banyak sensor sudah difabrikasi
untuk deteksi glukosa, urea, kolesterol, hepatitis B dan bahkan sejumlah bakteri penyebab
penyakit sudah dapat dideteksi dengan menggunakan sensor kimia. Di industri, aplikasi sensor
digunakan kebanyakan untuk mengontrol proses pada industri. Dan aplikasi yang digunakan juga
cukup luas, mulai dari mengukur suhu, pH, CO2 dan oksigen. Aplikasi yang lebih spesifik adalah
sensor juga digunakan untuk mendeteksi senyawa tertentu yang tidak diinginkan seperti alkohol
atau senyawa tertentu yang menghasilkan bau yang bisa merusak kualitas produk. Aplikasi
terakhir banyak digunakan pada industri makanan. Salah satu aplikasi paling populer pada sensor
kimia adalah untuk memonitor kualitas lingkungan. Baik itu kualitas air maupun kualitas udara.
Untuk memantau kualitas air telah banyak dikembangkan sensor untuk mendeteksi parameterparameter penting penentu kualitas air seperti BOD, DO, asam, garam-garaman bahkan sejumlah

sensor dibuat untuk mendeteksi kontaminasi logam berat pada air. Sementara itu, beragam sensor
juga sudah dikembangkan untuk mendeteksi gas baik untuk memonitor kualitas udara ataupun
untuk mendeteksi kebocoran gas pada kendaraan atau industri seperti sensor untuk mendeteksi
gas CO, CO2, H2, NOx, atau senyawa hidrokarbon. Penggunaan sensor gas untuk digunakan
dalam ruangan juga sudah cukup umum. Misalnya pada sensor pendeteksi gas kebakaran atau
sensor gas LPG untuk mendeteksi kebocoran gas LPG di rumah tangga atau perkantoran. alat
yang menggunakan sensor kimia adalah DO meter.

E. Prinsip Kerja DO meter


Kedua elektrode DO meter yang diselimuti larutan KCl tersebut, dibungkus oleh sebuah
wadah kedap yang pada bagian ujung adalah berupa komponen penting lainnya yaitu membran
teflon. Membran ini hanya bisa dilewati oleh gas terlarut yang ada di dalam cairan terukur. Ia
tidak akan bisa dilewati oleh material lain termasuk ion, senyawa lain, dan tentu saja padatan
pengotor. Prinsip kerja DO meter adalah berdasarkan fenomena polarografi yang terjadi di antara
dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif diberikan kepada elektrode katode.
Adanya tegangan negatif ini akan mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air
dengan oksigen terlarut pada permukaan katode. Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi pada
elektrode katode:
O2 + 2H2O + 2e- H2O2 + OHH2O2 + 2e- 2OHTegangan listrik akan terus naik sampai mencapai nilai jenuhnya, yang setara dengan sudah
bereaksinya seluruh oksigen terlarut pada permukaan elektrode katode. Tegangan listrik jenuh ini

ditandai dengan hampir naiknya pembacaan arus listrik, setelah beberapa saat diam di satu nilai
meskipun nilai tegangan dinaikkan. Setelah melewati nilai tegangan jenuh ini, arus listrik terus
naik jika tegangan terus ditambah. Naiknya nilai arus ini terjadi karena reaksi kimia lain telah
terjadi, terutama adalah reaksi pecahnya molekul air H2O menjadi ion H+ dan OH-.

F. Kurva Kalibrasi Pembacaan DO Meter


Pembacaan nilai oksigen terlarut didapatkan dari nilai arus listrik pada saat semua
oksigen terdifusi pada permukaan elektrode katode. Dengan kata lain, arus listrik yang terbaca
pada saat sistem mencapai tegangan jenuh, setara dengan besaran oksigen terlarut. Dengan
menggunakan metode kalibrasi linier seperti kurva di atas, didapatkan nilai oksigen terlarut yang
dicari. Arus listrik yang kita bahas di atas tidak secara langsung merepresentasikan besarnya
kandungan oksigen terlarut yang kita ukur. Sebab, oksigen yang bereaksi pada permukaan
elektrode katode adalah oksigen yang telah menembus membran teflon pada ujung sensor DO
meter. Masuknya oksigen terlarut menembus membran ini adalah karena adanya tekanan parsial
yang dimiliki oksigen terlarut, didukung dengan tegangan listrik negatif pada elektrode katode.
Sehingga DO meter sebenarnya adalah mengukur tekanan oksigen yang mengalir ke dalam
membran. Semakin banyak kandungan oksigen di dalam larutan, akan semakin besar tegangan
parsial oksigen, sehingga akan semakin banyak jumlah oksigen yang akan menembus membran
teflon sensor DO meter. Semakin banyaknya oksigen yang masuk ke dalam membran, maka
pembacaan arus listrik pada rangkaian sistem DO meter menjadi semakin tinggi.

G. sensor untuk mengukur parameter biologi

Sensor biologi sendiri didefinisikan sebagai suatu perangkat sensor yang menggabungkan
senyawa biologi dengan suatu tranduser. Dalam proses kerjanya senyawa aktif biologi akan
berinteraksi dengan molekul yang akan dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi
yang berupa besaran fisik seperti panas, arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor
oleh transduser. Besaran tersebut kemudian diproses sebagai sinyal sehingga diperoleh hasil yang
dapat dimengerti.

Prinsip Kerja sensor biologi


Pada dasarnya sensor biologi terdiri dari tiga unsur yaitu unsur biologi (reseptor biologi),
transduser, dan sistem elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya digunakan
dalam mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi, bakteri, jasad
renik, dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam bentuk terimmobilisasi pada suatu
transduser. Immobilisasi sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan (1) adsorpsi
fisik, (2) dengan menggunakan membran atau perangkap matriks atau (3) dengan membuat
ikatan kovalen antara biomolekul dengan transduser. Untuk transduser, yang banyak digunakan
dalam suatu biosensor adalah transduser elektrokimia, optoelektronik, kristal piezoelektronik,
field effect transistor dan temistor. Proses yang terjadi dalam transduser dapat berupa
calorimetric biosensor, potentiometric biosensor, amperometric biosensor, optical biosensor
maupun piezo-electric biosensor. Sinyal yang keluar dari transduser ini kemudian di proses
dalam suatu sistem elektronik misalnya recorder atau komputer.
Contoh Aplikasi

Mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi mikroba, menentukan kesegaran,

analisis lemak, protein dan karbohidrat dalam makanan.


Mendeteksi keberadaan pestisida.

contoh alat yang menggunakan sensor biologi adalah Refraktometer VUR4T

Anda mungkin juga menyukai