Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kerja Praktek

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Wilayah Arso kabupaten keerom sangat berpotensi dalam agro
bisnis khususnya pengembangan industri.Baik industri kecil, menengah,
dan besar sehingga wilayah arso vii menjadi peluang sebagai salah satu
kawasan ekonomi khusus. Pengembangan

industri kelapa sawit yang

diikuti dengan pembangunan pabrik dapat menimbulkan dampak negatif


pada lingkungan, baik terhadap kualitas sumber daya alam (berupa
pencemaran), kuantitas sumber daya alam (berupa pengurasan) maupun
lingkungan hidup (aspek sosial) Irvan (2009).
Hal tersebut disebabkan oleh bobot limbah pabrik kelapa sawit
(PKS) yang harus dibuang semakin bertambah. Limbah pada dasarnya
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sistem yang
belum atau tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai
ekonomi yang negatif. Pertimbangan terhadap pencemaran yang
ditimbulkan dari industri kelapa sawit dan potensi bahan organik yang
terkandung dalam limbah kelapa sawit, menuntut suatu perkebunan kelapa
sawit untuk mengelola limbahnya. Langkah tersebut merupakan upaya
untuk mengurangi dampak negatif demi mewujudkan industri yang
berwawasan lingkungan.

1
Studi sistem pengelolaan limbah padat kelapa sawit hasil pengolahan
kelapa sawit PT.P Nusantara 2 Arso Kabupaten keerom provinsi papua

Laporan Kerja Praktek

Salah satu pemanfaatan limbah dari PKS adalah pemanfaatan


limbah sebagai pupuk, yang dikenal dengan istilah POME (Palm Oil Mill
Effluent). Sedangkan limbah padat dapat berupa janjangan kosong (JJK)
dan solid basah. By product (hasil sampingan) dari industri perkebunan
kelapa sawit seluruhnya dapat dimanfaatkan jika para pelaku industri ini
mampu mengelolanya dengan baik. Kelapa sawit merupakan salah satu
komoditas potensial di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin
banyaknya

jumlah

produksi kelapa sawit yang

diiringi

dengan

pertumbuhan industri pengolahan kelapa sawit yang semakin tinggi.


Industri pengolahan kelapa sawit seperti pabrik kelapa sawit yang
mengolah buah kelapa sawit yang berasal dari tandan buah sawit segar
menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Proses
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO atau PKO tersebut tidak terlepas
dari hasil samping yang biasa disebut limbah. Limbah pabrik kelapa sawit
yang berasal dari proses pengolahan tandan buah sawit segar yaitu bahan
yang merupakan limbah padat seperti tandan kosong dan limbah cair
buangan pabrik atau Palm Oil Mill Effluent (POME). Menurut Mahajoeno
(2010), limbah pabrik kelapa sawit sangat melimpah. Saat ini diperkirakan
jumlah limbah pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia mencapai 28.7 juta
ton limbah cair/tahun dan 15.2 juta ton limbah padat (TKKS)/tahun. (IPB,
2010).
Demikian pula dengan salah satu industri kelapa sawit yang
beroperasi di Kecamatan Arso VII Kabupaten Keerom saat itu yaitu,
2
Studi Pengelolaan Limbah Padat Hasil pengolahan Kelapa Sawit PT.P 2
Tanjung Morawa Nusantar II Arso Kabupaten Keerom Provinsi Papua

Laporan Kerja Praktek

PTP.Nusantara II yang juga bergerak dalam bidang pengolahan kelapa


sawit. Dengan berkembangnya industri pengolahan kelapa sawit ini
tentunya juga menghasilkan limbah dari hasil pengolahan kelapa sawit
baik limbah cair maupun limbah padat. Dari aktivitas industri ini akan ada
konsekuensi yang ditimbulkan dari limbah hasil pengolahan kelapa sawit
tersebut terhadap lingkungan. Dengan demikian kiranya dirasakan penting
jika dapat mengevaluasi daripada kegiatan pengelolaan limbah yang
dilakukan oleh pihak perusahan dalam hal ini limbah padat yang
dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit yang berasal dari tandan
buah sawit segar menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil
(PKO), kiranya sudah berjalan sesuai dengan standar operasi sistem (SOP)
perusahaan dan juga pemerintah atau tidak berjalan sesuai dengan SOP
tersebut. Melihat hal tersebut maka penulis mengambil judul dalam Kerja
Praktek saat ini yaitu Studi Pengelolaan Limbah Padat Hasil
Pengolahan Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2 Tanjung Morawa
Nusantara II Arso Kabupaten Keerom Provinsi Papua

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari Kerja Praktek ini adalah :
1.

Sebagai proses pelatihan dan aplikasi teori saat dibangku kuliah


untuk diterapkan di lapangan

3
Studi Pengelolaan Limbah Padat Hasil pengolahan Kelapa Sawit PT.P 2
Tanjung Morawa Nusantar II Arso Kabupaten Keerom Provinsi Papua

Laporan Kerja Praktek

2.

Sebagai sumber pengetahuan lapangan tentang bagaimana sistem


pengelolaan limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit yang
dilakukan oleh suatu industri.

3.

Sebagai bahan kajian awal guna menemukan konsep baru dalam


mengatasi permasalahan lingkungan terkait pengelolaan limbah
padat yang dihasilkan suatu industri kelapa sawit.

1.2.2 Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah
1.

Mengetahui sistem pengolahan kelapa sawit Yang Menghasilkan


Limbah Padat Pada PTP. Nusantara II Tanjung Morawa

2.

Mengetahui pemanfaatan limbah padat hasil pengolahan kelapa


sawit PTP. Nusantara II

1.3

Ruang Lingkup

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah


Wilayah pengelolaan dan identifikasi berada di Kawasan Jalan
Arso II Distrik serta sekitar daerah yang berpotensi terkena dampak
proyek perkebunan kelapa sawit
1.3.2 Ruang Lingkup Materi
Lingkup materi dari laporan kerja praktek ini adalah membahas
dampak-dampak yang ditimbulkan dari proyek perkebunan kelapa sawit
serta sejauh mana pelaksanaan Upaya Pengelolaan Limbah industri dan
4
Studi Pengelolaan Limbah Padat Hasil pengolahan Kelapa Sawit PT.P 2
Tanjung Morawa Nusantar II Arso Kabupaten Keerom Provinsi Papua

Laporan Kerja Praktek

Upaya Pemantauan Limbah di lokasi tapak proyek dan lokasi yang diduga
terkena dampak.
1.4

Batasan Masalah
Batasan masalah pada kerja praktek ini adalah
1. Membahas hanya pada sistem pengolahan kelapa sawit kelapa sawit
yang menghasilkan limbah padat kelapa sawit yang dilakukan oleh
pihak perusahaan sesuai dengan Standart Operation System (SOP)
perusahaan dan pemerintah dalam rangka mengatasi masalah dampak
lingkungan akibat kegiatan industri pengolahan kelapa sawit.
2.

Membahas hanya sebatas pada pemanfaatan limbah padat hasil


pengolahan kelapa sawit yang telah dilakukan oleh pihak perusahan
terkait Peraturan Pemerintah dalam rangka pengurangan limbah padat
yang dibuang ke lingkungan.

1.5

Metodologi kerja praktek

1.5.1 Data Primer


Metodologi dalam kuliah kerja praktek ini ditunjukkan dengan :
1. Pengumpulan Data Primer
Observasi
Obeservasi dilakukan dengan pengumpulan data langsung di
lapangan dan juga melakukan pengamatan dan juga mengambil

5
Studi Pengelolaan Limbah Padat Hasil pengolahan Kelapa Sawit PT.P 2
Tanjung Morawa Nusantar II Arso Kabupaten Keerom Provinsi Papua

Laporan Kerja Praktek

dokumentasi guna mendukung keabsahan pengamatan serta


penyusunan laporan kegiatan kerja praktek ini nantinya.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak perusahan dan juga
pemerintah daerah yang menangani permasalahan lingkungan guna
mendapatkan penambahan informasi dalam penyusunan laporan
nantinya.
Alat dan Bahan
Recorder, buku catatan, alat tulis, camera digital.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan
laporan atau data terkait yang dimiliki oleh perusahaan dan
juga pihak pemerintah dalam mendukung penyusunan laporan
kerja praktek ini nantinya.

6
Studi Pengelolaan Limbah Padat Hasil pengolahan Kelapa Sawit PT.P 2
Tanjung Morawa Nusantar II Arso Kabupaten Keerom Provinsi Papua

Laporan Kerja Praktek


BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Identitas Instansi


Berdasarkan Surat keputusan Nomor. 11, tanggal 22 Desember 2008
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan daerah Provinsi Papua. Berganti
nama menjadi Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Provinsi Papua.

Nama Instansi

: Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Hidup (BPSDALH) Provinsi Papua.

Alamat Instansi : Jln. Raya Abepura Gedung B Lantai 1 Kantor Dinas


Otonomi Daerah.
Nomor Telepon

: (0967) 582749

2.1.1 Visi dan Misi BPSDALH


Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Provisi Papua (BPSDALH), mempunyai peran besar dalam mencari,
menemukan , menilai, member

pertimbangan dan mempromosikan

kekayaan sumber Daya Alam dan Lingkungan sehingga bisa mendatangkan


manfaat ekonomi yang lebih besar bagi kehidupan rakyat papua sekaligus
memeperkuat kapasitas fiskal pembangunan papua secara berkelanjutan.
Dengan demikian Visi dan Misi Badan ini merupkan cerminan tentang

7
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


keadaan masa depan yang ingin dicapai, kemana dan bagaimana harus
berkarya agar tetap eksis , konsisten, produktif, antisipatif dan inovatif.

Visi
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup, serta Visi Pemerintah Provinsi Papua,
Yaitu membangun Papua Baru , maka ditetapkan Visi sebagai berikut:
Selamatkan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Untuk
Pembangunan Berkelanjutan menuju Papua Baru (Save Our
Environment And Natural Resources For sustainable Development Of
New Papua)
Berdasarkan Visi tersebut, Badan Pengelolaan Sumber Daya alam dan
Lingkungan Hidup Provinsi Papua menyelenggarakan pengurusan
sumber daya alam dan lingkungan untuk memperoleh manfaat yang
optimal

dan

berkelanjutan

untuk

sebesar-besarnya

membantu

kemakmuran rakyat papua yang keadilan.

Misi
Misi Badan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Provinsi papua disusun dengan tetap mengacu pada Misi pemerintah
Provinsi papua, sehingaga tujuan dan sasaran, kebijakan, program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua. Adapun Misi
BPSDALH Provinsi Papua adalah :

8
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


Mengelolah, Melestarikan, megenmbangkan,dan memeperbaiki
Sumber Daya Alam dan Lingkungan sehingga memebri manfaat bagi
kehidupan Rakyat Papua secra berkelanjutan.
Dalam pencapaian Visi pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup untuk membangun Papua Baru serta mengemban Visi
dan Misi BAPSDALH sebagaimana diuraikan diatas, maka secara rinci Visi
yang masih diemban adalah :
1.

Menjamin keberadaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalan


kuantitas dan kualitas yang baik dan proposional.

2.

Mewujudkan manfaat ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan


bagi kehidupan Masyarakat dan penguatan Kapasitas Viscal Papua
secara berkeadilan dan berkelanjutan.

3.

Meningkatkan pengendalian dan pengawasan Kapasitas ( Daya


Tampung dan Daya dukung ) dan kualitas Lingkungan Hidup.

4.

Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas kelembagaan dan mengelola


Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

5.

Mendorong Peran dan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam pengelolaan


Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

6.

Mengembangkan Sistem Manajemen dan Informasi Aset sumber Daya


Alam dan Lingkungan.

7.

Membangun Perencanaan dan Kordinasi pengelolaan Sumber Daya


Alan dan Lingkungan Hidup antar Pemangku Kepentingan.

9
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


8.

Melaksanakan penataan dan penegakkan Hukum dalam mengelola


Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

9.

Mewujudkan Kebijakan pengelolaan BPSDALH guna mendukung


tercapainya pembangunan berkelanjutan.

2.2

Struktur Organisasi BAPESDALH


Susunan organisasi Badan Pengelolaan Sumber Daya AlamProvinsi Papua,
terdiri atas:
a. Kepala Badan
b. Sekertariat terdiri atas:
1. Sub Bagian Umum
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Kepegawaian
4. Sub Bagian Program
c. Bagian Survey dan Eksplorasi Sumber Daya Alam,terdiri dari atas:
1. Sub Bagian Sevey dan Pemetaan
2. Sub Bagian Eksplorasi
3. Sub Bagian Pelayanan Informasi
d. Bidang Data dan Informasi Sumber Daya Alam,terdiri atas:
1. Sub Bidang Dokumentasi Data dan Informasi
2. Sub Bidang Pemutahiran Data
3. Sub Bidang Pengelolaan Data
e. Bidan Manajemen Aset,terdiri atas
1. Sub Bidang Valuasi
2. Sub Bidang Promosi Aset
3. Sub Bidang Hukum
f.
Bidan Pelestarian dan Keseimbangan dan Lingkungan Hidup,terdiri
atas:
1. Sub Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup
2. Sub Bidang Pendidikan Lapangan
3. Sub Bidang Konservasi dan Tata Lingkungan
g. Sub Bidang Amdal, Pegendalian dan Pengawasan, terdiri atas:
h. Sub Bidang Amdal, Pegendalian dan Pengawasan, terdiri atas:
1. Sub Bidang Amdal
2. Sub Bidang Pengedalian
3. Sub Bidang Pengawasan B3
4. Ruang Lingkup Seksi Kelembagaan.

10
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

11
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


2.3

Penempatan kerja praktek dalam Instansi


Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas
pokok merumuskan kebijakan teknis survei, Eksplorasi, manajemen asset
dan pelestarian dan keseimbangan,

pengendalian dan pengawasan

Lingkungan Hidup dan pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian


lingkungan hidup secara berkelanjutan dan tugas-tugas lainya yang di
berikan Gubernur.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud dalam peraturan
pemerintah No.23 Tahun 2001 pasal 35, Badan Pengelolaan Sumber Daya
Alam Dan Lingkungan Hidup (BPSDALH), mempunyai fungsi:
1)
Penyusunan petunjuk teknis pengumpulan data dan informasi
manajemen

aset

dan

sumber

daya

alam

dan

pelestarian,

2)

keseimbangan, pengendalian dan pengawasan Lingkungan


Perencanaan dan koordinasi pelaksanaan sumber daya alam dan

3)

lingkungan hidup
Pelaksanaan survey dan inventarisasi sumber daya alam dan
perumusan, pengaturan,pengawasan pemanfaatan sumber daya alam

4)

dan pelestarian lingkungan hidup


Penyusunan petunjuk teknis

5)

pengelolaan sumber daya alam dan Lingkungan Hidup


Pengaturan tentang pengamanan dan pelestarian sumber daya alam

6)

dan lintas kabupaten/kota


Pelaksanaan penilaian analisa mengenai analisis dampak lingkungan

peraturan

perundang-undangan

(AMDAL) bagi kegiatan kegiatan yang berdampak negatif pada


7)
8)

masyarakat luas yang lokasinya melebihi dari I ( satu) Kabupaten/kota


Pengawasan pelaksanaan konservasi lintas kabupaten/kota
Penempatan baku mutu lingkungan hidup berdasarkan baku mutu

9)

lingkungan hidup nasional


Pengelolaan ketata usahaan

12
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

2.4

Penetapan Kerja Praktek Pada Sub Bidang


Dalam Pelaksanaan kerja praktek ( KP) pada Badan pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup ( BPSDALH) Provinsi Papua.
Selama tiga bulan, penulis di tempatkan pada Sub Bidang Survey dan
Eksplorasi SDA.

2.4.1 Susunan Perangkat Bidang Survey dan Eksplorasi SDA

KEPALA BIDANG SURVEY DAN EKSPLORASI


SDA
HENDRIK YANSEN P. KAMAWA, S.Si, MMT
KASUBBID
NIP .19720304
EKSPLORASI
200212 1001

KASUBBID PELAYANAN INFORMASI

RIWAN TRIWONO, S.Hut,M.Si

Ir. KADO ARJUNA,MMT

MARIA FAUTNGILYANAN, SE,M.Si

NIP.19730627 200003 1005

NIP.19620701 198908
Staf
1001

NIP.19631111 198503 2010

KASUBBID SURVEY DAN


PEMETAAN

13
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1

HASIL

3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Letak pabrik Buah sawit secara Admistrasi berada di Distrik skamto
Kabupaten Keerom 70 Km. Adapun daerah-daerah yang berbatasan
dengan Distrik Skamto berdasarkan empat arah mata angin, yaitu;
Sebelah Barat berbatasan dengan

: Kabupaten Jayapura

Sebelah Timur berbatasan dengan

: Distrik Muara Tami

Sebelah Utara berbatasan dengan

: Kota Jayapura

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Distrik Arso

Kondisi Fisik
Kondisi fisik dasar wilayah perencanaan mencakup Topografi, Geologi
dan jenis Tanah.

14
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

3.1.2 Iklim
Berdasarkan data yang di terima dari BMKG. Menunjukan iklim dan
wilayah Arso, ditujuhkan di tabel ini
Tabel 3.1. Iklim Daerah Arso
No

Bulan

1.
2.

Januari
Februari

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septemb
er
10. Oktober
11. Novemb
er
12. Desembe
r

Suhu Udara ( o C )
Min
Mix
22,4
23

32,6
32,8

Kelembaba
n Udara
(%)
82
82

Kecepatan
Angin Rata
(knot)
9

Curah
Hujan
(mm)
175
121

Hari
Hujan
(Hari)
14
12

23,2
1,6
21,8
22,4
21,6
21,4
20,8

33
33
33,6
33,0
32,6
32,9
32,8

81
79
80
80
83
-

5
5
6
6
6
6
6

150
128
115
99
83
90
65

11
12
11
10
9
10
8

21,4
20,2

32,8
32,8

8
5

129
200

11
13

21,8

33,3

212

11

20.133
5,16666666 130.5833
5,5
47,25
11
33
7
33
( Sumber:Badan Meteorologi & Geofisika Balai Besar Wilayah V Jayapura)

Rata-rata

Curah hujan Tinggi pada bulan Oktober-Mei, sedangkan rendah terdapat pada
bulan Mei-September.
Curah hujan bulanan diatas 300 mm terjadi pada bulan Oktober sampai mei,
sedangkan terendah di bawah 60 mm terjadi pada bulan mei sampai
september.
Keadaan Morpohologi Afdeling pabrik Buah Sawit Arso

15
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


Secara umum keadaan topografi di distrik arso terbentuk landas kemiringan
berkisar 0-2% dan ketinggian < 200 m mendapat dari rawa hingga hutan belukar.
Berdasarkan pembagian satuan morfologi dari Thonrnbury ( 1969)2 daerah dari
kerja praktek meliputi daerah perbukitan karts ( gamping) dan pendataran Fluvial
skamto daerah kerja praktek dibagi keadaan morfologi sebagai berikut.
3.1.3 Luas Wilayah dan Beda Tinggi
Luas Wilayah Kerja Praktek _+ 300 Km2 yang memiliki beda tinggi 175
meter yang merupakan titik tertinggi dan 25 meter dengan titik terendah.

3.1.5 Litologi
Berdasarkan hasil pengamatan interperestasi peta topografi dan dan
pengamatan lapangan daerah kerja praktek serta kondisi sungai, vegetasi,
maka daerah kerja praktek tersusun atas litologi gamping pada daerah
perbukitan yang penyebarannya dibagian barat daya dan litologi lempung
pada pedataran aluvial skamto yang menunjukan ciri-ciri seperti Lumpur
dan rawa.
3.1.6 Vegetasi
Daerah Afdeling Pabrik Buah Sawit berada di aderah perbukitan yang
memiliki vegetasi hutan yang lebat pada umumnya. Namun, pada beberap
titik pada daerah perbukitan lain juga terdapat vegetasi hutan yang
berkurang di karenakan pemanfaatan lahan oleh masyarakat lokal maupun
karyawan-karyawan pabrik dalam kegiatan bercocok tanam.
3.1.7 Jenis Dan Kondisi Tanah

16
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


Lokasi kebun Arso terletak di daerah yang cukup baik yang bertopografi
bergelombang 8 % - 15 % berbukit hingga bergunung 15 % - 30 % dan jenis
tanah ALLUVIAL dengan PH berkisar 5,2 5,3. Sedangkan tekstur tanah di
wilayah distrik arso terdiri dari tekstur sedang sampai kasar.
3.1.8 Tata Guna Lahan
Keadaan Topografi yang pada daerah kerja praktek berupa perbukitan
dan dataran rendah yang berawa. Daerah perbukitan dan dataran rendah
mamiliki fungsi dan kegunaan berbeda bagi setiap masyarakat maupun oleh
pihak PT. Perkebunan Nusantara 2 Arso.

17
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

3.2. PEMBAHASAN
3.2.1. Umum
PTP Perkebunan (PERSERO), disinkat PTPN dibentuk berdasarkan PP
No. 7 Tahun 1996 pada tanggal 14 Februari pada Tahun 1996. PTPN II Tanjung
Morawa memiliki fungsi yaitu; 1) Turut melaksanakan serta menopang
kebijaksanaan serta program pemerintah di bidang Ekonomi dan pembangunan
nasional umumnya. 2) Pengelolaan perusahaan di bidang perkebunan,
mengusahakan kelapa sawit ekonomis sehingga dapat mencapai produk yang
memenuhi standart kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen. 3) Pengelolaan
produksi disesuiaikan dengan perkembangan teknologi yang berwawasan
lingkungan memiliki daya saimh kuat, serta meningkatkan kemitraan dengan
petani untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri guna kelangsungan usaha
dalam mendukung pertanian perkebunan.
Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit
SUBDIT

PENGELOLAAN

HASIL

PERTANIAN

DITJEN

PPHP,

DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2006, memberikan rujukan bahwa


aplikasi Zero Emission pada industri kelapa sawit, karena konsep ini mempunyai
falsapah dasar yang menyatakan bahwa proses industry seharusnya tidak
menghasilkan limbah dalam bentuk apapun karena limbah tersebut merupakan
bahan baku bagi industry lain. Melalui penerapan konsep ini, proses-proses
industri akan menghemat sumber daya alam, memperbanyak ragam produksi,

18
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan baru serta mencegah pencemaran
lingkungan.
Dari sudut pandang lingkungan, konsep eliminasi limbah zero emission
merupakan solusi akhir dari permasalahan pencemaran yang mengancam
ekosistem baik dalam skala lokal maupun dalam skala global. Selain itu
penggunaan maksimal bahan mentah yang dipakai dan sumber-sumber yang
terbaharui (renewable) menghasilkan keberlanjutan (sustainable) penggunaan
sumber daya alam dan penghematan (efisiensi) terutama bagi limbah yang masih
mempunyai nilai ekonomi.

SUMBER DITJEN PPHP, DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2006,

Gambar 3.3
Diagram Model Zero Emission

Strategi produksi bersih mempunyai arti yang sangat luas karena di dalam
nya termasuk upaya pencegahan pencemaran melalui pilihan jenis proses yang
akrab lingkungan, minimalisasi limbah, analisis daur hidup dan teknologi bersih.
Dengan adanya perkembangan dan perubahan cara pandang dalam pengelolaan

19
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


limbah, konsep produksi bersih menjadi pilihan kebijaksanaan pemerintah untuk
mewujudkan

pembangunan

yang

berwawasan

lingkungan.

Untuk

mengaplikasikan konsep produksi bersih, strategi pencegahan pencemaran perlu


diprioritaskan dalam upaya mewujudkan industry berwawasan lingkungan, tetapi
bukanlah merupakan satu-satunya strategi yang harus ditetapkan. Strategi lain
seperti program daur ulang, pengolahan dan pembuangan limbah tetap diperlukan
sehingga dapat saling melengkapi satu dengan lainnya.

3.2.2. Sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit


3.2.2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Penghasil Limbah Padat
Tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen di kebun diangkut ke lokasi
pabrik minyak sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukan ke dalam
Loading Ramp, tandan buah segar tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada
jembatan penimbangan (Weighing Brigae). Hal ini dikarenakan kualitas hasil
minyak kelapa sawit yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah TBS
yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya
berfungsi menekan kehilangan didalam pengolahannya, sehingga kualitas hasil
tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke pabrik. Secara garis besar
proses pengolahan kelapa sawit berupa diagram alir proses pengolahan kelapa
sawit dan juga pembahasan masing-masing proses penghasil limbah padat
pengolahan kelapa sawit dibahas berikut di bawah ini.

20
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

Sistem Pengolahan Kelapa Sawit


Tandan Buah Segar
Perebusan
(Sterilizer)

Tandan Kosong

Perontokan
(Threser)
Perngadukan
(Digester)
Pengepresan
(Screw Presser)

Ampas

Pemisahan
Ampas
Pengeringan

Hydro
Cyclone

Pemecahan

Cangkang
Pemisahan

Pengeringan

Penyimpanan
Kernel

21
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


.Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit

A. Perebusan
Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukan ke dalam lori
rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung
dimasukan kedalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air
yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 kg/cm2. Proses perebusan ini dimasudkan
untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak.
Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan
memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses
ini bisasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang
berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Berikut adalah gambar dari
proses perebusan TBS terlapir pada gambar 3. 5 di bawah ini.

Sumber Emilia 2012

22
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


Gambar 3.5 Sterilizer Tandan Buah Segar

Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5%


minyak ikutan pada temperature tinggi. Kondensat ini kemudia dimasukan ke
dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke dalam Threser
dengan menggunakan Hoisting Crane. Proses perebusan TBS kelapa sawit ini
belum menghasilkan limbah padat karena masih berupa proses awal dari
pengolahan kelapa sawit.

B. Perontokan Buah dari Tandan


Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan
dengan menggunakan prinsip banting, sehingga buah tersebut terlepas kemudian
diatmpung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester. Tujuannya untuk
memisahkan brondolan (Fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut
dengan Thresher dengan drum berputar (rotary drum thresher), hasil stripping
tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai
tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch).
Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem Double Thresering. Sistem
ini bekerja dengan cara jajang kosong atau EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB
yang keluar dari Thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke
threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incinerator)
dan dimanfaatkan sebagai produk samping. Berikut adalah gambar dari proses
perontokan dari tandan buah terlapir pada gambar 3.6 di bawah ini.

23
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

Sumber Emilia 2012

Gambar 3.6. Digester Pemisahan Tandan Buah


Pada proses perontokan dan pemisahan buah dari tandan mulai ada
pembentukan atau penghasilan limbah padat, yakni limbah padat generasi pertama
yaitu limbah padat yang terdiri dari tandan kosong. Limbah padat berupa tandan
kosong ini merupakan limbah padat yang jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar 6
juta ton yang tercatat dari tahun 2004 hingga saat ini, namun belum ada
pemanfaatan terhadap limbah padat tandan kosong ini oleh pihak PKS Nusantara
II Arso. Limbah tersebut selama ini dibakar atau ditebarkan di lapangan sebagai
mulsa.
C. Tahap Pengepresan
Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh fruit covenyor dimasukan
kedalam digester atau peralatan pengaduk. Dalam alat ini dimaksudkan supaya
buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (Digester) ini digunakan uap air

24
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


yang temperaturenya selalu dijaga agar stabil antara 800 900C. setelah massa
buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukan kedalam alat
pengepresan (Scew Press) agar minyak keluar dari biji. Untuk proses pengepresan
ini perlu tambahan panas sekitar 10% sampai dengan 15 % terhadap kapasitas
pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar, ampas dan
serta biji.
Tujuan utama pengepresan adalah untuk mengutip atau mengambil minyak
pada buah yang masih tersisa dengan menggunakan tekanan, tekanan yang
digunakan adalah 45 bar, dimana dengan tekanan tersebut meminimalkan jumlah
minyak terbuang hingga 4,5%. Pada tahap ini limbah padat yang dihasilkan
adalah berupa ampas serabut dan biji yang telah dipisahkan dari minyak. Berikut
adalah gambar dari proses pengepresan buah dan minyak serta biji terlapir pada
gambar 3.7 di bawah ini

Sumber Emilia 2012

25
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


Gambar 3.7 Alat Pengepresan Sisa Minyak Pada Buah dan Biji Sawit

D. Proses Pengolahan Inti Sawit


Ampas dari proses pengepresan yang terdiri dari biji dan serabut
dimasukan ke dalam Depericaper melalui cake brake conveyor yang dipanaskan
dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga press cake
terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pemisahan terjadi akibat perbedaan
berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada nute silo yang dialiri dengan
udara panas antara 60 80oC selama 18-24 jam agar kadar air menurun dari
sekitar 21 % menjadi 4%.
Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di
dalam Nut Grading drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang
disesuaikan dengan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan
ke nut craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukan dalam dry
separator(proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan
cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti
dialirkan masuk kedalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan
cangkang. Inti dialirkan masuk dalam kernel drier untuk proses pengeringan
sampai kadar airnya 7% dengan tingkat pengeringan 50 0C, 600C dan 70oC dalam
waktu 14 16 jam. Selanjutnya guna pemisahan kotoran, dialirkan melalui
Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik
pemrosesan berikutnya. .

26
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


Pada proses pemisahan cangkang biji menjadi kernel menghasilakn limbah
padat berupa cangkang biji dan ampas serabut dan debu halus. Berikut adalah
gambar dari hasil pemecahan cangkang biji terlapir pada gambar 3.8 di bawah
ini.

Sumber Emilia 2012

Gambar 3.8 Kernel Hasil Pemecahan Cangkang Biji Sawit

27
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

3.2.2.2. Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit PTP


A. Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit Berdasarkan DITJEN
PPHP DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2006
Berdasarkan pedoman pengelolaan limbah padat kelapa sawit dari Ditjen
PPHP Departemen Pertanian Republik Indonesia Tahun 2006, yakni bahwa
limbah padat yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit dapat dimanfaatkan
menjadi barang yang berguna demi mengurangi dampak pencemaran terhadap
lingkungan oleh kegiatan industri. Limbah padat yang dihasilkan oleh PKS berupa
jejang kosong, cangkang, serabut, serat, abu dari boler, lumpur dari decanter dapat
dimanfaatkan demi pelestarian lingkungan. Berikut adalah tabel pengelolaan
limbah padat disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini

No

Jenis Limbah

Cara Pengelolaan

Jenjang Kosong

Sebagai Mulsa

Serabut Serat

Sebagai Mulsa

Cangkang

Sebagai Mulsa dan Penimbunan Jalan

Lumpur

Land Application yang berfungsi sebagai pupuk

Abu dari Boiler

Land Application yang berfungsi sebagai pupuk

Sumber DITJEN PPHP DEPARTEMEN PERTANIAN TAHUN 2006

Jejang kosong dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang diberikan dalam


bentuk mulsa di kebun sawit. Pengelolaan tandan kosong dengan sistem
composting yang dipadukan dengan limbah cair sebagai bio starter. Jejang atau

28
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek


tandan kosong ini dapat diolah menjadi mulsa yang dapat ditebarkan di areal
perkebunan sawit, juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dapat pula
dimanfaatkan sebagai pupuk kalium dengan memanfaatkan abu hasil pembakaran
jejang kosong di incinerator.
Serabut ampas hasil pengepresan dapat dimanfaatkan kembali sebagai
bahan bakar boiler atau dapat dimanfaatkan menjadi pupuk pada tanaman kelapa
sawit dapat pula dimanfaatkan menjadi pakan ternak seperti kambing dan sapi.
Cangkang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler, kemudian abunya
bisa dimanfaatkan menjadi pupuk mineral. Limbah cangkang juga dapat
dimanfaatkan menjadi perkerasan jalan lapisan atas, untuk halaman pabrik,
perkantoran dan perumahan karyawan. Abu dari ketel yang berasal dari proses
pembakaran cangkang dan serabut halus dapat pergunakan untuk memupuk
tanaman kelapa sawit, sehingga masalah lingkungan dapat teratasi.
Dengan sludge conveyor, sludge dari IPAL dapat dikirim ke rotary sludge
untuk dikeringkan dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, mengingat
sludge kering telah bebas dari polutan sehingga tidak membahayakan lingkungan.
Pengeringan sludge dilakukan dengan menggunakan uap panas buangan ketel uap
dengan suhu 300oC. sludge yang telah dikeringkan ditampung dalam karung dan
dapat dipergunakan sebagai pupuk.

29
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

B. Pemanfaatan Limbah Padat PKS PTP Nusantara II Arso


Limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit pada PTP Nusantara II Arso
yakni berupa berupa jejang kosong, cangkang, serabut, serat, abu dari boler,
lumpur dari decanter dan lainnya, belum dimanfaatkan menjadi barang berguna
untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan mengurangi dampak
pencemaran akibat limbah padat pabrik kelapa sawit tersebut.
Limbah padat berupa jajang kosong atau tandan kosong setelah melalui
proses pemisahan tandan buah, langsung ditampung pada sisi kanan pabrik,
adapula yang diangkut dengan truk ke tempat pembuangan akhir limbah padat
kelapa sawit yang bersifat open dumping yang berjarak 1 kilo meter dari pabrik
untuk dilakukan pembakaran hal ini tentunya menambah beban pencemar
terhadap lingkungan khususnya lingkungan pabrik dan juga lingkungan
masyarakat yang ada di sekitar wilayah pabrik, yakni beban polutan berasal dari
asap hasil pembakaran. Berikut adalah gambar pengelolaan limbah padat kelapa
sawit berupa tandan kosong yang ditampung di areal pabrik dan juga yang di
buang pada pembuangan akhir areal pabrik kelapa sawit pada gambar 3.9 dan 3.10
dibawah ini.

30
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

Sumber Emilia 2012


Gambar 3.9 Penampungan Limbah Tandan Kosong

Sumber Emilia 2012


Gambar 3.10 Proses lokasi TPA pabrik kelapa sawit

31
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

Sumber Emilia 2012


Gambar 3.11 Pembuangan Limbah tandan kosong pada sisi kanan pabrik

32
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kerja praktek yang dilakukan maka kesimpulan dan saran
dapat diberikan
Kesimpulan
1. Pengolahan Kelapa Sawit Yang dilakukan oleh PT.P Nuisantara 2
Tanjung Morawa menghasilkan Limbah Padat dari proses pengolahan
Kelapa Sawit antara lain :
Pada proses perontokan buah (Tresher) menghasilkan limbah
padat berupa tandan kosong
Proses Penge presan (Screw Presser) menghasilkan limbah
padat berupa ampas serabut dan biji kernel.
Proses pemisahan minyak kasar menghasikan limbah padat
berupa sludge (lumpur yang terkandung bahan organic)
Pemecahan inti sawit menhasilkan limbah padat berupa
cangkang, ampas serabut dan debu hasil pemecahan biji sawit.

2. Pemanfaatan Limbah padat yang dilakukan oleh PT.P nusantara 2


Tanjung Morawa menunjukan bahwa tidak ada pengolahan lanjutan
terhdap limbah padat yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa
sawit.
Saran
1. Perluh adanya pegelolahan limbah padat di PT.P nusantara 2 tanjung
morawa.Distrik arso kebupaten keerom provinsi papua, Sehingga
dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan di wilayah tersebut.
2

Perluh adanya pemanfaatan limbah padat berupa tandan kosong untuk


di jadikan media tanaman untuk tumbuhan jamur yang bernilai
ekonomis.

Tempat kerja praktek kirannya dapat memberikan dorongan penuh


terhadap mahasiswa yang melakukan kerja praktek, dalam
memberikan data pada mahasiswa yang melakukan kerja praktek.
DAFTAR PUSTAKA

33
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

PTP II Kebun Arso, Laporan Singkat Pada Kunjungan Bapak


Direksi PTP II Tanjung Morawa-Medan. Arso: PTP II Kebun
Arso, 1994.
Anonimous. 2010. Laporan studi kelayakan pembangunan kebun
dan PKS PT. Agrinusa persada Mulia. KJPP sukardi, Israr &
rekan. Jakarta
Perkembangan kebun Arso papua. PT perkebunan nusantara II
Hartono, slamet, 1994. Data studi kelayakan proyek PIR-BUN
kelapa sawit pada PT. Henrison Inti persada propinsi papua ( Irian
Jaya). Ps. Ekonomi Pertanian, pps-UGM, Yogyakarta.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2006. Statistik kelapa sawit 2005.
Departement Pertanian.

34
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Laporan Kerja Praktek

Gamabr 3.1 profil pengelolaan PT. P 2 Nusantara


Peta lokasi pabrikn kelapa sawit

35
Studi sistem Pengelolaan Limbah Padat Kelapa Sawit PT.P Nusantara 2
Arso VII Kabupaten Keerom

Anda mungkin juga menyukai