TOLERANSI
METROLOGI
INDUSTRI
Rizka (2015). Ukuran dan Toleransi Metrodologi Industri. [Online]. Diakses dari
https://www.academia.edu/6301321/UKURAN_DAN_TOLERANSI_METROLO
GI_INDUSTRI?login=.
A. Konsep Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin melepaskan diri dari
masalah pengukuran. Walaupun anda sehari-hari hanya tinggal di rumah,
apalagi anda yang bekerja di bidang perindustrian, tentu akan menghadapi
masalah pengukuran. Ada kalanya kita harus memperhitungkan waktu bila
bepergian, kadang-kadang harus menentukan suhu badan dan tekanan darah
seseorang, kadang-kadang kita harus menimbang sesuatu, mengukur
panjang dan tinggi sesuatu, dan sebagainya. Ini semua merupakan sesuatu
rangkaian kecil dari proses pengukuran yang memiliki karakteristik yang
sangat luas. Dalam kehidupan sekarang ini semua berjalan dengan cepat.
Sudah selayaknya bila setiap orang dapat mengukur sesuatu yang
dikerjakannya agar tidak tertinggal dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Saat ini untuk mengukur sesuatu tidaklah terlalu sulit karena adanya
peralatan yang serba lengkap. Semua negara di dunia ini berlomba-lomba
untuk menghasilkan sesuatu yang lebih unggul dari yang lain. Keadaan ini
mereka ciptakan dari sektor perindustrian. Produk- produk yang presisilah
akhirnya yang menang. Untuk mendapatkan produk-produk yang presisi ini
tentunya tidak bisa lepas dari sistem dan proses pengukuran. Industri yang
maju juga memerlukan sistem dan proses pengukuran yang maju pula.
Sistem dan proses pengukuran tidaklah sesederhana seperti yang
dibayangkan. Sifat atau karakteristik dari pengukuran sebetulnya sangat luas
sekali. Sudah barang tentu, untuk memberikan informasi mengenai apa dan
bagaimana pengukuran itu, maka harus ada disiplin ilmu tersendiri yang
pengetahuan
dalam
mengatasi
adalah
ilmu
yang
mempelajari
masalah
pengukuran.
tegangan, gaya, puntiran, usaha, kecepatan aliran zat cair dan temperatur.
Modul ini tidak akan membicarakan secara menyeluruh mengenai jenis
pengukuran seperti yang telah disebutkan diatas. Akan tetapi lebih
dipersempit
lagi
pada
masalah-masalah:
geometris
suatu
produk,
Ukuran nominal
2.
Ukuran sebenarnya
3.
Ukuran batas
4.
Toleransi
5.
Penepatan/ Suaian
1.
Ukuran Nomina
Ukuran ini biasanya disebut pula dengan ukuran dasar atau ukuran tetapan.
Maksudnya adalah harga ukuran yang tertera diatas garis ukuran pada gambar
perencanaan. Atau biasanya untuk masing-masing komponen berupa job
pelaksanan kerja. Sebagai contoh apabila suatu gambar kerja tertera ukuran 15,
maka suatu benda yang harus dibuat dengan penampang berupa silindris dengan
diameter nominal 15 mm.
2.
Ukuran Sebenarnya
Ukuran sebenarnya adalah ukuran yang diambil dari benda kerja setelah
dinyatakan selesai dikerjakan oleh operator. Apabila kita perhatikan adanya
penyimpangan antara ukuran sebenarnya dengan ukuran nominal maka biasanya
dalam pelaksanaan pada batas-batas tertentu besarnya penyimpangan ini masih
dapat diterima dan digunakan dalam suatu rangkaian peralatan.
Mengenai penyimpangan dari ukuran sebenarnya terhadap ukuran nominal tadi
dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
a.
kerja sehingga harga pengukuran tidak dapat sama dengan ukuran nominal
setelah suhu benda kerja itu dingin kembali.
b. Tidak sempurnanya alat ukur yang digunakan oleh operator. c. Saat
mengukur, operator tidak teliti.
d. Kondisi mesin yang digunakan tidak sama antara operator satu dengan yang
lain.
3.
Ukuran Batas
Ukuran batas adalah batas penyimpangan terhadap ukuran nominal paling jauh
yang diperbolehkan (penyimpangan atas paling jauh atau penyimpangan bawah
paling jauh yang diperbolehkan). Harga penyimpangan ukuran pada komponen
dari suatu rangkaian pada kegunaan tertentu biasanya tidak selalu sama dan
dimungkinkan keduanya dapat terjadi dibawah (lebih
kecil)
dari
ukuran
Keterangan:
ukuran
Keterangan:
Toleransi
dari benda yang berbentuk lubang juga mempunyai toleransi yang besarnya
toleransi dari kedua benda tersebut tidak selalu sama.
5.
Penepatan/ Suaian
Penepatan/ suaian adalah keadaan atau hubungan yang terjadi pada dua
komponen yang disatukan (dirakit) yang disebabkan karena adanya perbedaan
ukuran antara kedua komponen sebelum kedua komponen tersebut disatukan.
Dalam pembahasan ini akan dianggap bahwa komponen yang dibuat
berbentuk silindris. Jadi, ada istilah lubang dan poros. Bila poros dan lubang ini
dipasangkan satu sama lain ada beberapa kemungkinan yang terjadi karena
adanya perbedaan ukuran antara keduanya. Kemungkinan-kemungkinan tersebut
yaitu: ada pasangan yang longgar, berarti masuk suaian longgar; ada pasangan
yang pas, berarti masuk suaian pas; dan ada pasangan yang harus dipaksa
masuknya, ini dinamakan suaian paksa. Jadi paling tidak ada tiga suaian yang
terjadi bila dua buah komponen disatukan yaitu: suaian longgar, suaian pas, dan
suaian paksa.
a.
b.
Cara pembuatannya adalah diameter sebenarnya dari poros dibuat sedikit lebih
besar dari pada diameter sebenarnya dari lubang.
Contoh penggunaan penepatan pas misalnya pemasangan pasak pada alurnya.
c.
Suaian paksa adalah suaian yang akan selalu menghasilkan kerapatan atau
kesesakan. Artinya, sebelum ataupun sesudah dua komponen dipasangkan akan
timbul kesesakan/kerapatan. Hal ini terjadi karena daerah toleransi lubang selalu
terletak di bawah daerah toleransi poros. Pada jenis ini, setelah dalam keadaan
terpasang komponennya akan menjadi kuat dan sukar untuk dilepaskan. Apabila
akan melepas komponen ini, biasanya harus merusak salah satu ataupun kedua
komponennya
Cara perakitannya yakni dengan cara diameter sebenarnya dari poros harus lebih
besar dari pada diameter sebenarnya dari lubang.
Contoh penggunaan penepatan ini misalnya pemasangan pena engkol pada pipi
engkol.
Terjadinya suaian-suaian tersebut bukan karena kesalahan pada proses
pembuatan, tetapi disebabkan hal ini memang direncanakan mengingat fungsi
dari komponen yang dibuat tersebut. Dari ketiga macam suaian yang disebutkan
di atas maka dapat kita simpulkan bahwa untuk satu macam suaian dapat dibuat
berbagi macam kombinasi. Misalnya, suaian paksa dapat dicapai asal daerah
toleransi lubang selalu terletak dibawah
daerah
toleransi
poros tanpa
b.
Untuk memberikan gambaran di mana letak atau posisi dari ketiga jenis suaian
(longgar, pas, paksa) pada kedua sistem suaian dapat dilihat pada Gambar 1.5
berikut ini:
Gambar 1.5 Diagram skematis tiga jenis suaian dalam sistem satuan poros dan
sistem satuan lubang.
`