Anda di halaman 1dari 39

SEDIAAN ORAL DENGAN

KETERSEDIAANHAYATI
TERKENDALI

KELOMPOK 2

FAKTOR YANG MEMPERPENDEK


WAKTU LATEN, MEMPERCEPAT AKSI
OBAT

1.
2.
3.
4.

Memilih bentuk sediaan


Mempercepat pelepasan
Mempercepat pelarutan
Meningkatkan penyerapan

(1) Memilih Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan cair memungkinkan terjadinya


penyerapan yang lebih cepat dibandingkan bentuk
padat dengan bahan aktif yang sama.
Laju pre-disposisi zat aktif dalam tubuh mengikuti
urutan:
Larutan > suspensi > bentuk padat

(2) Mempercepat Pelepasan

Pelepasan terjadi setelah ada kontak antara sediaan


dan cairan cerna.
Sediaan harus terbahasi sempurna.
Bentuk sediaan bersalut akan menghambat proses
pelepasan zat aktif kecuali bila penyalutnya larut
sempurna dalam air pada semua pH.

(3) Mempercepat Pelarutan

Perbaikan pembasahan dapat mempercepat proses


pelarutan
Memperhatikan sifat fisiko-kimia seperti pemilihan
bentuk garam, bentuk amorf, bentuk kristal
metastabil dan pengecilan ukuran partikel

(4) Meningkatkan Penyerapan

Perubahan bentuk kimia zat aktif


Perbaikan formulasi
Perubahan transit usus halus

Memperpanjang Waktu Aksi Obat

Tujuan : Untuk menghindari pemakaian obat yang


berulang
Hambatan laju penyerapan:
1. Pengurangan laju pelarutan
2. Pengurangan laju pelepasan zat aktif dari sediaan

Sediaan Oral-Pelepasan Terkendali

Sediaan dengan pelepasan atau aksi


dipertahankan.
Sediaan dengan aksi diperpanjang.
Sediaan dengan aksi berulang.

Keuntungan
Sediaan Oral-Pelepasan Terkendali

Kesederhanaan pengaturan dosis

Pengurangan frekuensi pemakaian obat


Mengurangi resiko kesalahan atau kelupaan
Pengobatan berkesinambungan
Pemasukan obat ke dalam tubuh terjadi secara tetap dan
perlahan
Pengurangan atau penekanan efek samping
Efektivitas tinggi.
Obat yang diserap dengan proses penjenuhan akan diserap
lebih efektif.

Kerugian
Sediaan Oral-Pelepasan Terkendali

Resiko terjadinya penumpukan


Kesulitan pengeluaran obat dengan cepat bila
terjadi toksisitas gawat atau alergi
Dapatnya pengulangan dan keteraturan efek
farmakologik tergantung pada laju pengosongan
lambung
Sering terjadi perubahan skema pelepasan zat
aktif

Evaluasi
Sediaan Oral-Pelepasan Terkendali

Mengetahui apakah sediaan


dengan pelepasan zat aktif
terkendali telah terbukti
Mendapatkan parameter
farmakokinetik yang
diperlukan untuk
menghitung jumlah obat
yang diberikan pada tahap
awal dan pada tahap
pelepasan terkendali

Pemilihan bentuk sediaan


yang sesuai dengan
pelepasan terkendali yang
optimum
Menetapkan laju pelepasan
zat aktif dari sediaan
Melakukan uji klinik untuk
membuktikan kesahihan
bentuk sediaan

Batasan Kesahihan Sediaan


Pelepasan Terkendali

Memiliki t1/2 lebih besar atau sama dengan 8 jam

Sediaan dengan aksi diperpanjang dibuktikan bila t1/2 antara


4-6 jam.
Zat aktif dengan t1/2 yang singkat dengan dosis yang tinggi,
sulit dibuat sediaan pelepasan terkendali
Zat aktif harus terurai dalam saluran cerna dan diserap dalam
daerah yang cukup luas
Efektivitas sediaan sangat rendah bahkan nol bila obat tidak
diserap baik oleh mukosa usus
Senyawa yang sangat toksik memiliki rentang terapetik yang
sangat sempit

Studi Mekanisme Pelepasan Terkendali,


Bentuk Sediaan yang Sesuai, dan Evaluasi
Tetapan Laju Pelepasan

Terdiri dari:
1. Pelepasan bertahap atau tidak berkesinambungan
2. Pelepasan berkesinambungan
3. Evaluasi tetapan laju pelepasan dengan cepat

(1) Pelepasan Bertahap

Zat aktif dilepaskan dari sediaan atau terlarut


sebagian dalam rentang waktu tertentu.
Penghancuran terkendali menyebabkan pelepasan
zat aktif secara bertahap
Pelepasan zat aktif disesuaikan dengan sifat
fisiologik saluran cerna dan sifat fisiko-kimia
penyalut.

(2) Pelepasan Berkesinambungan

Diperoleh dari sediaan dengan pelarutan atau pelepasan zat


aktif yang terjadi secara teratur, tidak terputus sejak awal
hingga dosis berakhir.
Merupakan sediaan dengan pelepasan ideal.

Pelepasan Berkesinambungan (2)

Difusi secara dialisis melintasi membran permeabel


Pencucian dan penembusan dari matriks inert yang
tidak larut
Difusi pada matriks hidrofil
Pengikisan dan difusi matriks hidrofob
Martiks jenis lain
Elusi dari kompleks yang sukar larut
Pembuatan sediaan cair dengan pelepasan terkendali

Difusi secara dialisis melintasi


membran permeabel

Pelepasan zat aktif tergantung pada


permeabilitas membran
Permeabilitas tergantung pada:
1. Komposisi lapisan penyalut
2. Parositas salutan
3. Ketebalan membran
4. Keadaan permukaan

Pencucian dan penembusan dari


matriks inert yang tidak larut

Pelepasan zat aktif dari suatu matriks inert yang


tidak larut tergantung pada:
1. Sifat bahan penyusun yang tidak larut
2. Perbandingan komponen penyusun
3. Sifat dan jumlah pelarut untuk granulasi
4. Konsentrasi zat aktif
5. Granulometri dan kelarutan zat aktif
6. Sifat bahan tambahan
7. Ukuran granul dan parameter teknologi
8. Luas permukaan dan bentuk matriks

Difusi pada matriks hidrofil

Pelepasan zat aktif dapat terjadi dalam 4 tahap:


1. Perembesan cairan pelarutan kedalam tablet
bersamaan dengan pelepasan sejumlah kecil
dosis zat aktif.
2. Pengembangan gom hidrofil karena penyerapan
air dan pembentukan lapisan berlendir yang
menghambat laju pelepasan.
3. Perembesan cairan lebih dalam dengan
melintasi lapisan berlendir dan pelarutan zat aktif.
4. Difusi keluar zat aktif melintasi lapisan berlendir

Pengikisan dan difusi matriks


hidrofob

Pelepasan zat aktif ditentukan oleh sifat dan


persentase bahan pembawa berlemak, ukuran
granula, jumlah, granulometri, kelarutan zat
aktif dan gaya-kempa.
Zat aktif akan dilepaskan melalui mekanisme
rangkap yaitu:
1. Pengikisan terus menerus permukaan
tablet
bersamaan dengan pelarutan zat aktif
2. Penembusan perlahan zat aktif menuju
cairan luar

Martiks jenis lain

Menurut Speiser dkk, melarutkan zat aktif


dalam suatu monomer.
Menurut Goodman & Banker, metode
penjeratan dengan flokulasi zat aktif dalam
kopolimer anionik.
Menurut Widman dkk, teknik pembuatan
sediaan lepas lambat dari kapsul lunak yaitu
dengan melarutkan atau mensuspensikan zat
aktif dalam musilago lak/polivinil asetat, atau
dalam PEG dan dengan penambahan berbagai
bahan.

Elusi dari kompleks yang sukar larut

Resin pengganti ion


memperlama efek
obat
Kompleks lain yang sukar larut
adanya
elektrolit menyebabkan zat aktif dapat
dilepaskan. Kelarutan dipengaruhi oleh pH
lingkungan sehingga digunakan dapar atau
gom hidrofil untuk menghambat pelarutan
yang terlalu cepat

Pembuatan sediaan cair dengan


pelepasan terkendali

Sediaan lepas lambat dalam bentuk cair dapat


dimasukkan dalam kapsul atau dibuat tablet.
Zat aktif juga dapat dimasukkan dalam
leburan lipida atau penyemprotan dingin
Sediaan cair dapat berupa suspensi dalam
resin pengganti ion atau kompleks yang tidak
larut
Memasukkan suspensi zat aktif dalam
mikrokapsul salut yang tidak larut dan
permeabel

(3) Evaluasi Tetapan Laju Pelepasan


Dengan Cepat

Untuk menentukan dosis sediaan pelepasan


terkendali diperlukan sejumlah parameter
Studi pelepasan dan pelarutan in vitro yang
benar, dapat diperoleh kurva perubahan
jumlah obat yang dilepaskan sebagai fungsi
dari waktu, sehingga didapatkan tetapan laju
pelepasan
Pelepasan zat aktif dapat mengikuti orde 1
atau 0, tergantung bentuk sediaan

Perhitungan Dosis-awal & Dosis


Rawat Sediaan Pelepasan Terkendali

Laju pemasukan obat dalam darah harus


sama dengan laju pengeluaran obat tersebut
dari darah
Pelepasan zat aktif menurut kinetik orde 0.
Pelepasan dosis penjagaan pada waktu 0,
bersamaan dengan dosis awal.
Kr0 = Ke.Bd

Di = Db - (Kr0.Tp)

Dosis awal

Perhitungan Dosis-awal & Dosis Rawat


Sediaan Pelepasan Terkendali (2)

Dosis total zat aktif dalam sediaan yang


dilepaskan dari bagian depo dan dimulai dari
waktu 0 menurut kinetik orde 0 adalah
Dtotal = Di + Dm
Dtotal = Db (Kr0.Tp) +
Kr0.h

Perhitungan Dosis-awal & Dosis Rawat


Sediaan Pelepasan Terkendali (3)

Pelepasan zat aktif menurut kinetik orde 0.


Pelepasan dosis jaga saat tercapainya
konsentrasi maksimum dalam darah:
Dm = Kr0. (h Tp)

Dosis total untuk bentuk sediaan yang


memulai pelepasan dosis jaga:
Dtotal = Db + Kr0 . (h .
Tp)

Perhitungan Dosis-awal & Dosis Rawat


Sediaan Pelepasan Terkendali (4)

Pelepasan zat aktif menurut kinetik orde 1.


Pelepasan dosis jaga pada waktu 0 bersamaan
dengan dosis awal
Di = Db Dm . Kr1 .
Tp

Jumlah total zat aktif dalam sediaan:


Dtotal = Db Dm . Kr1 . Tp + Ke .
Bd
Kr1

Perhitungan Dosis-awal & Dosis Rawat


Sediaan Pelepasan Terkendali (5)

Pelepasan zat aktif dari dosis jaga menurut


kinetik orde 1, awal pelepasan setelah waktu
+ Kr1 .
laten T
(Tp* - )
Dm = Ke . (Bd Br) . e
Kr1

Jumlah total obat dalam sediaan:


. (Tp* - )
Dtotal = Db + Ke . (Bd Br) . e
Kr1

+ Kr1

STUDI IN VITRO OBAT YANG DIBERIKAN


PER-ORAL

Uji Penghancuran Tablet

1. Alat dan pengadukan


2. Cairan penghancuran
3. Suhu
4. Jumlah tablet
5. Waktu hancur

Uji Penghancuran Tablet-Salut

Menurut Farmakope Jerman & Skandinavia, waktu


hancur tablet salut antara 45-120 menit
Menurut USP XIX, laju penghancuran tablet salut
lebih dari 30 menit

Uji Penghancuran Tablet Sub-lingual


& Tablet Bukal

Menurut Farmakope Swiss, waktu penghancuran


30 menit
Menurut Farmakope Amerika, batas waktu hancur
untuk tablet bukal 240 menit

Uji Penghancuran Tablet


Tahan-Asam

Menurut Farmakope Jerman


1. Pada cairan asam, tablet harus tetap
utuh selama 60-180 menit
2. Pada cairan basa, penghancuran terjadi
selama 45-120 menit

Uji Penghancuran Kapsul

Kesulitan: bobot jenis kapsul yang rendah,


sehingga kapsul mengambang di permukaan
cairan uji.
Cairan uji dapat berupa air atau larutan asam
yang mengandung pepsin
Waktu peluruhannya 10-120 menit tergantung
farmakope yang digunakan

Uji Pelarutan Zat Aktif

Peralatan, terdiri atas:


1. Pengadukan eksternal
2. Pengadukan internal
3. Peralatan dengan cairan yang mengalir
4. Pengadukan gabungan

Uji Pelarutan Zat Aktif (2)

Cairan pelarutan, terdiri atas:


1. Air suling
2. Larutan ionik
3. Cairan lambung buatan
4. Cairan pelarutan yang mengandung
pelarut bukan air

Uji Pelarutan Zat Aktif (3)

Protokol uji pelarutan, terdiri atas:


1. Keadaan pH
2. Alat peniadaan zat aktif yang tidak larut
(alat berfase 1 & alat berfase 2)

Uji Pelarutan Zat Aktif (4)

Teknik penetapan
metode fisiko-kimia
1. Spektrofotometri UV-VIS
2. Fluorometri
meningkatkan
kepekaan
3. Konduktometri
Prosedur penetapan
1. Cara mekanis
2. Cara otomatis

Anda mungkin juga menyukai