Makalah Toksikologi
Makalah Toksikologi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hati adalah organ terbesar dan secara metabolism paling kompleks
kompleks di dalam tubuh. Organ ini terlibat dalam metabolism zat makanan serta
sebagian besar obat dan toksikan. Jenis zat yang belakangan ini biasanya dapat
mengalami detoksifikasi, tetapi banyak toksikan dapat dibioaktifkan dan menjadi
lebih toksik.
Hepatosit (sel parenkim hati) merupakan sebagian besar organ itu.
Hepatosit bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Selsel ini terletak di antara sinusoid yang terisi darah dan saluran empedu. Sebagian
besar toksikan memasuki tubuh
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan adalah seperti berikut ini.
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologi Hati
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau
lebih 2,5% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolism tubuh
dengan fungsi sangat kompleks menempati sebagian besar kuadrab kanan atas
abdomen. Terletak di sebelah kanan atas rongga perut di bawah diafragma
Batas atas hati sejajar dengan ruangan interkostal V kanan dan batas
bawah menyerong keatas dari iga IX kanan ke VIII kiri. Permukaan posterior
berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang 5 cm dari system porta
hepatis.
Omentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung arteri
hepatica, vena porta dan duktus koledokus. Sistem porta terletak di depan vena
kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan anterior yang cembung dibagi
menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan
lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen
dengan fungsi yang berbeda.
Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampai
kandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan
adanya daerah dengan vaskularisasi relatif sedikit, kadang-kadang dijadikan batas
reseksi. Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli,
setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus
yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis.
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagi lobulus
yaitu susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral. Hati
memiliki bagian terkecil yang melakukan tugas diatas disebut sel hati (hepatosit),
sel-sel epithelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel
parenkimal yang termasuk di dalamnya endotolium, sel kupffer dan sel stellata
yang berbentuk seperti bintang.
Tugas aktifitas fagositik dilakukan oleh makrofag residen yang disebut sel
kupffer. Setiap hepatosit berkontak langsung dengan darah dari dua sumber. Darah
vena yang langsung datang dari saluran pecernaan dan darah arteri yang datang
dari aorta. Darah dari cabang-cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari
perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinusoid.
Darah vena memasuki hati melalui hubungan vaskuler yang khas dan
kompleks yang dikenal sebagai sistem porta hati. Vena yang mengalir dari saluran
cerna tidak secara langsung menyatu pada vena cava inferior akan tetapi vena
vena dari lambung dan usus terlebih dahulu memasuki sistem vena porta. Pada
sistem ini produk-produk yang diserap dari saluran cerna untuk diolah, disimpan,
dan didetoksifikasi sebelum produk produk tersebut kembali ke sirkulasi besar.
2.1.1
Struktur Hati
Lobulus merupakan penyusun lobus hati yang berbentuk heksagonal atau
segi enam di bagian luarnya dan dibentuk oleh hepatosit yang berbentuk kubus
disusun dalam pasangan kolom sel yang menyebar pada vena sentral. Sinasoid
( pembuluh darah dengan dinding yang tidak lengkap ) memiliki 2 pasang yang
berisi campuran darah dari cabang cabang kecil vena porta dan arteri hepatica.
Susunan ini memungkinkan darah arteri dan darah vena porta ( dengan
konsentrasi nutrien yang tinggi ) bercampur dan berdekatan dengan sel hati.
Diantara sel yang melapisi sinusoid, terdapat makrofag (sel Kupffer) yang
memiliki fungsi menelan dan menghancurkan sel darah yang rusak dan partikel
asing yang ada di aliran darah yang menuju hati.
Darah mengalir dari sinusoid ke vena sentral dan vena sentrylobular yang
bergabung dengan vena dari lobulus lain, membentuk vena besar hingga akhirnya
vena ini membentuk vena hepatica, yang meninggalkan hati menuju vena cava
inferior. Ini berarti bahwa tiap kolum hepatosit memiliki sinusoid darah pada
salah satu sisi dan kalikili di sisi lainnya. Duktus hepatica kiri dan kanan dibentuk
kanalikuli bilier yang bergabung untuk mengalirkan empedu dari hati. Di tiap
lobulus juga memiliki jaringan limfoid dan system pembuluh limfe.
2.1.2 Fungsi Hati
a. Metabolisme karbohidrat
Hati berperan dalam mempertahankan kadar glukosa plasma. Setelah
makan saat glukosa darah meningkat, glukosa di ubah menjadi glikogen sebagai
cadangan dan mempengaruhi hormone insulin. Saat kadar glikosa turun, hormone
glucagon merangsang perubahan glikogen kembali menjadi glukosa dan menjaga
kadar dalam kisaran normal.
b. Metabolism lemak
Cadangan lemak dapat diubah menjadi bentuk energy yang dapat
digunakan jaringan.
c. Metabolism protein
Deaminasi asam amino melibatkan beberapa proses : menyingkirkan
bagian nitrogren dari asam amino yang tdak diperlukan untuk
membentuk protein baru, pemecahan asam nukleat menjadi asam urat,
yang disebut asam nukleat.
Transaminasi merupakan penyingkiran bagian nitrogen asam amino
dan melekatkan asam amino pada molekul karohidrat untuk
membentuk sam amino non-esensial.
Sintesis protein plasma dan sebagian besar faktor pembekuan darah
dari asam amino.
d. Pemecahan eritrosit dan pertahanan tubuh terhadap mikroba. Hal ini
disebabkan sel kupffer yang berada di sinusoid.
e. Detoksifikasi obat dan zat berbahaya, meliputi etanol dan toksin yang
dihasilkan oleh mikroba.
f. Inaktivasi hormone, meliputi hormone insulin, glikagon, kortisol,
aldosteron, hormone seks, dan hormone tiroid.
g. Produksi panas
Hati menggunakan banyak energi, memiliki laju metabolic dan
menghasilkan panas. Hati merupakan organ penghasil panas utama.
h. Sekresi empedu
Hepatosit mensintesis empedu dari darah dan arteri yang bercampur di
sinusoid. Sekresi ini meliputi garam empedu, pigemen empedu, dan koleterol.
i. Cadangan
merupakan
keadaan
akibat
kegagalan
produksi
atau
10
kolin, protein, metionin, vitamin B12 dan asam folat. Karna jenis kekurangan zat
makanan ini sering dijumpai pada alkoholisme.
Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati
komplikasi yang terjadi seperti muntah, dan keluar darah pada feses, mata kuning
serta koma hepatikum.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya sirosis hati adalah
pemeriksaan enzim SGOT-SGPT, waktu protromin dan protein (AlbuminGlobulin) Elektroforesis ( rasio Albumin-Globulin terbalik).
e. Karsinogenesis
Karsinoma hepatoseluler dan kolangiokarsinoma adalah jenis neoplasma
ganas yang paling umum pada hati. Jenis karsinoma lainnya antara lain
angiosarkoma, karsinoma kelenjar, karsinoma trabekular, dan karsinoma sel hati
yang tidak berdiferensiasi. Pentingnya dengan adenoma, hyperplasia basofil fokal,
dan nodul hiperplastik belum dipastikan, sementara hyperplasia saluran empedu
mungkin merupakan suatu reaksi fisiologis terhadap pajanan toksikan.
Sejumlah besar toksikan diketahui menyebabkan kanker hati pada hewan.
Namun, karsinogenisitasnya pada hari manusia belum pasti. Sebaliknya, peran
vinil klorida sebagai penyebab angiosarkoma pada manusia tidak diragukan lagi.
Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC).
HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama
sirosis yang terjadi karna virus hepatitis B, C dan hemochromatosis. Pemeriksaan
yang dilakukan untuk mendeteksinya adalah dengan AFP dan PIVKA II.
2.3 Mekanisme Hepatotoksik
11
ke
membrane
plasma,
dimana
reseptor
ini
mengalami
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hati merupakan organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di
dalam tubuh. Organ ini terlibat dalam metabolism zat makanan serta sebagian
besar obat dan toksikan. Hepatosit (sel parenkim hati) merupakan sebagian besar
organ itu. Hepatosit bertanggungjawab terhadap peran sentral hati dalam
metabolism. Sel-sel ini terletak diantara sinusoid yang terisi darah dan saluran
empedu. Sel Kupffer melapisi sinusoid hati dan merupakan bagian penting dari
system retikuloendotelial tubuh.
Hepatotoksik merupakan penyakit dimana organ hati mengalami
peradangan akibat zat tertentu yang mengandung racun, seperti alcohol, obatobatan, bahan kimia, atau suplemen gizi. Peradangan ini dapat menyebabkan
kerusakan hati secara permanen dan mengarah pada terbentuknya jaringan parut
dalam organ hati (sirosis) dan mungkin dapat menyebabkan gagal hati.
13
DAFTAR PUSTAKA
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi 10. EGC:
Jakarta
Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar; Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko.
Edisi ke-2. UI Press: Jakarta
Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi V.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta
14