PENDAHULUAN
Tahap 3 : Tinjauan pasar properti yang menilai kelayakan dari segi aspek
pasar. Pada tahapan ini akan diketahui besarnya occupancy rate
untuk semua jenis properti yang feasible berdasarkan hasil tahap
1.
Pemilihan alternatif terbaik berdasar hasil analisa secara kualitatif pada
tahap 1 dengan didukung hasil dari tahap 2 dan 3 selanjutnya akan dianalisa
secara finansial pada tahap 4.
Tahap 4 : Analisis finansial yang menilai kelayakan dari segi finansial.
Pada tahap ini alternatif investasi terbaik dinilai dari segi
finansial untuk memperoleh keuntungan paling maksimal dari
alternatif terbaik tersebut.
4.2
a. Letak Lokasi
Lahan yang akan dijadikan obyek penelitian berlokasi di Jalan MH.
Thamrin No. 6, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta
Pusat
b. Aksesbilitas
Kondisi lokasi yang multiakses sangat menguntungkan pengunjung
untuk menuju lokasi. Adapun beberapa jalan alternatif yang dapat
dilalui guna mencapai lokasi diantaranya adalah :
Dari arah Utara
Jembatan
Semanggi
Jalan
c. Batas Lokasi
Berdasarkan data primer yang diperoleh, batas-batas lokasi lahan
tersebut adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
Sebelah Barat
Sebelah Selatan
: Gedung BPPT
Sebelah Timur
dapat
menghubungkan
ke
berbagai
kawasan
pusat
KDB
= 40%
KLB
= 5
Disepanjang
koridor
Sudirman-Thamrin
akan
fasilitas
pejalan
kaki
yang
terpadu
dengan
sebagai
pusat
utama
perdagangan
dan
jasa
serta
Perkantoran
- Gedung perkantoran Bank Indonesia
- Gedung perkantoran Departemen Pertambangan
- Gedung perkantoran Bank Swadesi
Hotel
- Hotel Sari Pan Pasific
- Hotel Gran Hyatt
- Hotel Nikko
- Hotel Millenium
Apartemen
- The Ascott Apartments
Perkantoran (mall)
- Sarinah
- Plaza Ex
- Plaza Indonesia
- Pasar Tanah Abang
- Permata Plaza
4.4.2
Analisa Lahan
4.3
ANALISA KUALITATIF
4.3.1
Data Responden
No
Nama
Pakar A
Pakar B
Pakar C
Pakar D
Pakar E
Jabatan
Direktur
Research Services
Manager
Assoociate Director
Manajer Pemasaran
dan
Pengembangan Bisnis
Direktur
PT. ABC
Pengalaman
Di Bidang
Properti
(Tahun)
22
PT. DEF
14
PT. GHI
18
PT. JKL
13
PT. MNO
13
Perusahaan
4.3.2
Validasi Variabel
Faktor Yang
Variabel
Mempengaruhi
Perkantoran
Hotel
Apartemen
Pertokoan
(mall)
Skala
Pemilihan Proyek
1-10
1-10
1-10
1-10
Faktor Teknis
Kesesuaian tujuan
X1
pembangunan proyek
dengan penggunaan lahan
X2
X3
X4
X5
X6
Pengaruh ketersediaan
public transportation
(Sumber: Hasil Olahan)
X7
Pada tabel 4.3 dan 4.4 dibawah ini, akan diperlihatkan hasil
pembobotan masing-masing faktor dan hasil perangkingan untuk
setiap properti. Sedangkan proses dan penilaian lengkap dari
Analitycal Hierarcy Process (AHP) dapat dilihat dalam Lampiran C.
Tabel 4. 3 Hasil Pembobotan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Proyek
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pemilihan Proyek
Bobot
(Sumber: Hasil Olahan)
Faktor
Teknis
Faktor
Finansial
dan
Ekonomi
Faktor
Pasar
Faktor
Politik
0,403
0,919
1,000
0,772
BOBOT
RANKING
Perkantoran
103,3524
Hotel
86,4256
II
Apartemen
74,3188
IV
Pertokoan (mall)
77,2252
III
4.3.4
Ranking
Faktor Pasar
Faktor Finansial
dan Ekonomi
Faktor Politik
Pakar
A
Pakar
B
Pakar
C
Pakar
D
Pakar
E
TS
TS
TS
TS
TS
I
II
III
Faktor Teknis
(Sumber: Hasil Olahan)
IV
Ranking
Perkantoran
Hotel
II
Pakar
A
Pakar
B
Pakar
C
Pakar
D
Pakar
E
Pertokoan (mall)
III
Apartemen
IV
TS
TS
TS
TS
TS
4.4
Gedung Perkantoran
2400 m2
OK
LuasLantaiBangunanYangDiizinkan
FloorPlate
30000
2000
= 15lantai
=
NetActualBuildingArea
60
25500
60
= 425 parkirmobi l
=
4.4.2
Hotel
2400 m2
OK.
LuasLantaiBangunanYangDiizinkan
FloorPlate
30000
1200
= 25lantai
=
Facilities Area
Pada gedung perhotelan tidak semua tempat digunakan sebagai
kamar untuk disewakan, tetapi ada tempat yang khusus digunakan
sebagai fasilitas dari hotel tersebut, seperti tempat makan atau
restoran, ruang olahraga, kantor administrasi, dan lain-lain.
Besarnya facilities area dari gedung perhotelan ini diambil sebesar
30 % dari Net Actual Building Area.
bangunan
perhotelan
pendapatan
utama
adalah
dari
NetActualBuildingArea FacilitiesArea
40
25500 7650
40
NetActualBuildingArea
50
25500
=
50
4.4.3
Apartemen
2400 m2
OK
Efisiensi lantai = 90 %
Luas Lantai Berulang Bersih (Net Floor)
Net Floor = Floor Plate x Efisiensi lantai
= 1200 x 90 %
= 1.080 m2
Jumlah Lantai Terbangun
Jumlah Lantai Terbangun =
LuasLantaiBangunanYangDiizinkan
FloorPlate
30000
1200
= 25lantai
=
Facilities Area
Sama seperti pada gedung perhotelan tidak semua tempat di gedung
apartemen digunakan sebagai kamar untuk disewakan atau dijual,
tetapi ada tempat yang khusus digunakan sebagai fasilitas dari
apartemen tersebut, seperti tempat makan atau restoran, ruang
olahraga, kantor administrasi, dan lain-lain.
Untuk bangunan apartemen biasanya facilities area mempunyai satu
lantai sendiri, yaitu pada lantai dasar.
Facilities area =
1 lantai
bangunan
apartemen,
pendapatan
utama
adalah
dari
apartemen, luas rata-rata untuk satu unit apartemen adalah 150 m2,
sehingga jumlah unit yang tersedia adalah :
Jumlah Unit =
=
NetActualBuildingArea FacilitiesArea
150
27000 1200
150
= 172 unit
Jumlah unit apartemen per lantai = 172 25 lantai
= 6,88 6 unit
Kebutuhan Lahan Parkir
Untuk bangunan apartemen parking ratio adalah 1 : 75 (Shopping
Centre and Other Retail Properties : Investment, Development,
Financing, and Management, John R White and Kevin D Gray, John
Willey & Sons, Inc, 1996), dimana untuk setiap 75 m2 luas efektif
(Net Actual Building Area) harus disediakan ruang untuk parkir satu
kendaraan (mobil).
NetActualBuildingArea
75
27000
=
75
2. Gedung parkir
Karena floor plate yang terbangun hanya sebesar 1200 m2, maka
masih tersisa luas lahan yang boleh dibangun sebesar 1200 m2.
Pada gedung parkir ini akan dibangun floor plate sebesar 1000
m2 dengan ketinggian 5 lantai.
Luas = Floor plate parkir x 5
= 1200 x 5
= 6.000 m2
3. Ruang Terbuka
Luas ruang terbuka yang dibutuhkan untuk lahan parkir adalah
sisanya yaitu sebesar :
Luas = 9000 2400 6000
= 600 m2
4.4.4
Pertokoan (Mall)
2400 m2
tidak OK
Karena luas ini lebih besar dibandingkan dengan luas lahan yang
boleh dibangun, maka bangunan pertokoan (mall) tidak feasible
untuk dibangun pada lahan milik Departemen Agama di Jl. MH.
Thamrin No. 6 Jakarta Pusat.
4.4.5
Rekapitulasi
Kantor
2000 m2
2400 m2
85%
1700 m2
15
30000 m2
25500 m2
1 : 60
Hotel
1200 m2
2400 m2
85%
850 m2
25
30000 m2
25500 m2
1 : 50
4000 m2
6625 m2
10625 m2
-
8400 m2
4350 m2
12750 m2
7650 m2
40 m2
15 Kamar
6 Unit
440 Kamar
172 Unit
Possible and Possible and Possible and Tidak Possible
Permissible Permissible Permissible and Permissible
4.5
: 3.750.000 m2
: 87,19 %
dan
available supply
adalah
sebesar
3.750.000
m2.
Besaran
ini
Existing supply :
Proyeksi
687.500 m2
Future supply ini tanpa luasan gedung kantor yang akan kita
bangun, oleh karena itu
Projected supply
4.5.1.3 Proyeksi
Tingkat
Penggunaan
Rata-Rata
(Projected
penggunaan
rata-rata
(occupancy
rate)
projecteddemand
x100%
projected sup ply
3625000
x100%
4467500
= 81,14 %
: 57,86 %
untuk
memperkirakan
annual
growth
dari
: 6,1 %
demand
(1
Annual
growth)jumlah tahun
= 3955 (1 + 0,061)(2009-2007)
= 4452 kamar hotel
4.5.2.2 Ketersediaan Hotel di Daerah CBD Jakarta (Supply)
Ketersediaan kamar hotel bintang 5 di Jakarta pada
tahun 2003 (Existing Supply)
Ketersediaan akan kamar hotel bintang 5 di Jakarta
berdasarkan data dari Konsultan Jasa Properti pada tahun
Existing supply
Future supply
Future supply ini tanpa kamar hotel yang akan kita bangun,
oleh karena itu
= existing supply + future supply +
Projected supply
Tingkat
Penggunaan
Rata-Rata
(Projected
projecteddemand
x100%
projected sup ply
4452
x100%
8629
= 51,59 %
4.5.3
Apartemen
: 71,834 %
: 6,1 %
demand
(1
Annual
jumlah tahun
= 905 (1 + 0,061)(2009-2007)
= 1.018 unit apartemen
4.5.3.2 Ketersediaan Apartemen di Daerah CBD Jakarta (Supply)
Ketersediaan unit apartemen di Jakarta pada tahun 2007
(Existing Supply)
Ketersediaan akan unit apartemen di Jakarta berdasarkan data
dari Konsultan Jasa Properti pada tahun 2003 adalah sebesar
1.260 unit apartemen. Besaran ini merepresentasikan
banyaknya unit apartemen total dari semua gedung
perkantoran yang telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan
akan unit apartemen.
Existing supply
Future supply
Projected supply
Tingkat
Penggunaan
Rata-Rata
(Projected
penggunaan
merepresentasikan
rata-rata
besarnya
luasan
(occupancy
dari
semua
rate)
unit
projecteddemand
x100%
projected sup ply
1018
x100%
2755
= 36,95 %
Berdasarkan nilai occupancy rate tertinggi serta hasil dari pendapat
pakar dalam analisa kualitatif, ditetapkan bahwa jenis properti yang tepat
untuk dibangun diatas lahan milik Departemen Agama adalah gedung
perkantoran, sehingga untuk tahap selanjutnya, analisa finansial terhadap
gedung perkantoran akan dilakukan guna mengetahui kelayakan investasi
gedung perkantoran pada lahan tersebut secara finansial.
4.6
ANALISA FINANSIAL
dapat
disusun
cash
flow
untuk
mengetahui
tingkat
Cash Inflow
Komponen-komponen
efektif
bangunan
yang
digunakan
untuk
Cash Outflow
Komponen-komponen dari cash outflow atau pengeluaran dari cash
flow investasi pada gedung kantor ini antara lain sebagai berikut :
a.
Tanah
: -
Harga tanah
: -
b.
Perijinan
c.
Biaya Pemasaran
Fee Agency
During construction
Operational
Profesional Fee
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Biaya konstruksi
Rp / m2
50,000 Rp / m2
: 3,800,000 Rp / m2
gedung
Parkir
Parkir Basement
: 3,000,000 Rp / m2
Kenaikan biaya
konstruksi
Biaya renovasi
bangunan
250,000 Rp / m2
5.0% / tahun
j.
Eksternal / landscape
100,000 Rp / m2
k.
Pembersihan lahan
50,000 Rp / m2
4.6.3
Cash Flow
Cash flow proyek yang dimaksud merupakan aliran keluar
investor.
Dalam
melakukan
analisa
dibatasi
dengan
Parameter Kelayakan
Investasi
Keterangan
IRR
17,02 %
NPV
Rp 87.977.219.968,02
BEP
Tahun ke - 14
4.6.4
Analisa Sensitivitas
18,00%
17,00%
Equity 20%
Equity 25%
Equity 30%
Equity 40%
Equity 50%
IR R
16,00%
15,00%
14,00%
13,00%
12,00%
10,000% 11,000% 12,000% 13,000% 14,000% 15,000% 16,000%
Suku Bunga
Gambar 4. 2 Grafik Analisa Sensitivitas Suku Bunga dan Equity Terhadap Nilai
IRR
N P V (R p )
100.000.000.000,00
Equity 20%
Equity 25%
Equity 30%
Equity 40%
Equity 50%
75.000.000.000,00
50.000.000.000,00
25.000.000.000,00
-
Suku Bunga
(Sumber: Hasil Olahan)
Gambar 4. 3 Grafik Analisa Sensitivitas Suku Bunga dan Equity Terhadap Nilai
NPV
P r o fit (R p )
1.850.000.000.000,00
1.800.000.000.000,00
Equity 20%
Equity 25%
Equity 30%
Equity 40%
Equity 50%
1.750.000.000.000,00
1.700.000.000.000,00
1.650.000.000.000,00
1.600.000.000.000,00
10,000% 11,000% 12,000% 13,000% 14,000% 15,000% 16,000%
Suku Bunga
T ah u n k e-
17
Equity 20%
Equity 25%
Equity 30%
Equity 40%
Equity 50%
16
15
14
13
10,000%
11,000%
12,000%
13,000%
14,000%
15,000%
16,000%
Suku Bunga
4.6.5
Analisa Regresi
Adjusted
R Square
,988
Std. Error
of the
Estimate
,16669
Standardized
Coefficients
Sig.
Beta
-,995
T
86,545
-22,198
,000
,000
IR R (% )
17
16
Y
Y == 19,848
19,848 0,140
0,140 X
X
15
14
13
12
15
20
25
30
35
40
Equity (%)
(Sumber: Hasil Olahan)
45
50
55
profit yang
Pearson Correlation
Profit
Equity
Profit
Equity
Profit
Equity
Sig. (1-tailed)
N
Profit
1,00
0
-,589
.
,082
7
7
Equity
-,589
1,000
,082
.
7
7
P r o fit (R p )
1,875E+12
Y = 2.1012 109 X
1,85E+12
1,825E+12
1,8E+12
1,775E+12
20
25
30
35
40
45
50
Equity (%)
(Sumber: Hasil Olahan)
4.6.6
Optimalisasi
4.7
KESIMPULAN
bunga sebesar 12% dan equity sebesar 20%. Rekapitulasi gambaran hasil
analisa tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4. 13 Rekapitulasi Hasil Analisa Investasi Bangunan Gedung di
Lahan Departemen Agama
Faktor yang paling mempengaruhi
Faktor Pasar
Gedung Perkantoran
6000 m2
- KDB
40%
- KLB
- Luas Lantai
2000 m2
- Tinggi Lantai
15 lantai
3.625.000 m2
- Projected Supply
4.467.500 m2
- Occupancy Rate
81,14 %
Kondisi Finansial :
- IRR
17,02 %
- NPV
Rp 87.977.219.968,02
- Profit
Rp 1.828.798.850.766,51
- BEP
Tahun ke-14