Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepala sekolah memiliki peran penting dalam upaya membentuk
insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif melalui kesungguhan dan
kreativitasnya dalam mengelola sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sebagai konsekuensinya, kepala sekolah harus merupakan orang-orang yang
terpilih dari sisi kualifikasi maupun kompetensinya sebagaimana yang
dimaksud oleh Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah.
Kepala sekolah diharuskan memiliki 5 kompetensi yaitu: kepribadian,
kewirausahaan, manajerial, sosial dan supervisi. Kelima kompetensi tersebut
tidak akan ada dengan sendirinya, oleh karenanya diperlukan adanya
pelatihan yang merupakan kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran
teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Pelatihan
kepala sekolah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka (In Service
Learning), dan On The Job Learning. Praktik pengalaman lapangan atau
dikenal dengan nama On The Job Learning (OJL) dilaksanakan selama 3
(tiga) bulan dengan materi pengelolaan kurikulum. Kegiatan On The Job

Learning ini dilaksanakan di SD Giripurwo, Giripurwo, Purwosari,


Gunungkidul.
Kurikulum dikembangkan dari pengelolaan kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Keberadaan KTSP dapat dikatakan sebagai salah satu
indikator upaya pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) dalam proses
pembangunan pendidikan yang memperhatikan aspek human resource
development. Perubahan orientasi pembangunan Nasional dari economic
resource development ke human resource development, khususnya dibidang
pendidikan nampak dalam rumusan Undang Undang No. 20 tahun 2003
tentang SISPENAS, yang kemudian dijabarkan dalam PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, yang didalamnya memuat tentang:
standar Isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan (BSNP, 2006). Dari
UU No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2005 tersebut, kemudian disusun
Permendiknas No. 24 tahun 2006, yang di dalamnya mengatur tentang
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Paradigma pembelajaran yang diusung dalam KTSP sejatinya adalah
pembelajaran yang berorientasi pada perpaduan teori atau prinsip
pembelajaran konstruktivisme dan penerapan prinsip Resource Based
Learning. Prinsip pendekatan konstruktivis, model pembelajaran di kelas
harus didesain dengan pola: (a) siswa diharapkan tidak hanya menerima
pengetahuan, tetapi didorong untuk mampu menyerap beragam ilmu

pengetahuan yang ada di sekelilingnya, untuk kemudian mampu membangun


dan mengembangkan sendiri tentang pengetahuan yang mereka dapatkan; (b)
proses pembelajaran di kelas harus mendorong siswa secara mandiri untuk
mentransformasi

pengetahuan

dan

ketrampilan

baru

sesuai

dengan

kemampuan dirinya; (c) proses pembelajaran di kelas harus menggunakan


beberapa strategi dan inovasi pembelajaran tentang bagaimana caranya agar
siswa yang mempunyai keberagaman intelektual, sosial-kultural tersebut
mampu membangun pengetahuan baru dengan bantuan pengalaman,
pengetahuan dan keyakinan yang dimilikinya; (d) proses pembelajaran di
kelas harus di desain dengan pola pembelajaran yang merangsang anak untuk
senang kepada tantangan baru, gemar melakukan analisis dan penemuan baru,
siswa harus dipandang sebagai ilmuwan kecil dengan segala kelebihan dan
keterbatasan masing-masing; dan (e) proses pembelajaran berdasarkan KTSP
hakikatnya adalah, adanya pengakuan akan eksistensi siswa di kelas sebagai
insan yang serba beragam dalam segala kemajemukan: pengetahuan,
ketrampilan, emosi, keyakinan, cita-cita, yang akan dikomandani oleh guru
yang bertindak sebagai teladan, pembimbing dan motivator bagi anak untuk
berkembang sesuai dengan kemampuan dirinya. Untuk bisa menerapkan
prinsip pembelajaran tersebut setiap guru harus mampu menerapkan prinsip
Resour Cebased Learning (memberdayakan semua sumber-sumber belajar)
dalam proses pembelajaran.
Pada Sekolah SD Giripurwo Giripurwo KTSP yang ada saat ini belum

berorientasi pada perpaduan teori atau prinsip pembelajaran konstruktivisme

dan penerapan prinsip Resource Based Learning. (a) siswa belum mampu
menyerap beragam ilmu pengetahuan yang ada di sekelilingnya, karena
kegiatan masih monoton tertumpu pada guru, (b) proses pembelajaran di
kelas belum mendorong siswa secara mandiri sehingga ketrampilan individu
pada siswa belum nampak secara optimal, (c) masih kurangnya inovasi
pembelajaran, (d) desain pembelajaran di kelas belum mampu merangsang
anak untuk senang kepada tantangan baru, gemar melakukan analisis dan
penemuan baru, selama ini siswa masih sebagai pendengar setia yang
kemudian mengerjakan apa perintah dari guru, dan (e) akhirnya pada proses
pembelajaran berdasarkan KTSP belum mampu menjadikan eksistensi siswa
di kelas sebagai insan yang serba beragam dalam segala kemajemukan:
pengetahuan, ketrampilan, emosi, keyakinan, cita-cita.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu
adanya kegiatan On The Job Lierning pada pengelolaan kurikulum dengan
harapan akan meningkatkan kualitas kepala sekolah dan guru serta
menjadikan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan.

B. Tujuan
Dalam pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan kepala
sekolah dengan kegiatan on the job learning pada pengelolaan kurikulum
bertujuan untuk:
1. Memperoleh berbagai pengalaman cara cara kepala sekolah
menyelenggarakan pendidikan secara umum yang berhasil, benar,
efektif dan efisien.

2. Menumbuhkembangkan lima dimensi kompetensi yaitu kompetensi


kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.
3. Memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk pengalaman
dan

pembelajaran

melalui

praktik

dengan

paradikma, pendekatan dan teknik teknik yang telah diperoleh


selama kegiatan pelatihan In The Job Learning.
4. Membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
memahami kegiatan akademik, kehidupan kelas, mengembangkan
ketrampilan

mengajarnya

dan

menggunakan

kemampuannya.

Membantu guru dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan


kurikulum, mengkaji dan merevisi KTSP serta mengkaji dan merevisi
RPP.

C. Manfaat
1. Untuk Peserta Didik
Pengelolaan kurikulum pada pelaksanaan kegiatan In The Job Lierning
sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi anak
didik. Anak didik diharapkan mendapatkan sejumlah pengalaman baru
yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan
anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.

2. Bagi Guru
a. Kurikulum

sebagai

pedoman

bagi

guru

malaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran.

dalam

merancang,

b. Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.


c. Membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik.
d. Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar
mengajar.
e. Memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi guru untuk
menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas
f. Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program
pendidikan.

3. Bagi Kepala Sekolah


Bagi kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang
memupunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan kurikulum. Manfaat
pengelolaan kurikulum bagi kepala sekolah sebagai berikut.
a. Sebagai

pedoman

dalam

mengadakan

fungsi

supervisi,

yaitu

memperbaiki situasi belajar.


b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang
lebih baik.
c. Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam memberikan
bantuan kepada guru atau pendidik agar dapat memperbaiki situasi
belajar.
d. Sebagai seorang administrator, menjadikan kurikulum sebagai pedoman
untuk pengembangan kurikulum pada masa mendatang.

e. Sebagai pedoman unruk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar


mengajar.

4. Bagi Sekolah
a.

Kurikulum dijadikan sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan


yang diinginkan.

b.

Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari hari di sekolah.

c.

Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan


pendidikan (KTSP).

d.

Memberi

kesempatan

luas

untuk

SD

Giripurwo

untuk

mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan (KTSP).

5. Bagi Dinas Pendidikan

D. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan On The Job Learning


Kegiatan On the Job Learning pengelolaan kurikulum dilaksanakan
sejak tanggal... oktober sd.... november 2014 bertempat di SD Giripurwo
Desa Giripurwo Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunungkidul.

Anda mungkin juga menyukai