Laporan Fartok April Baruu
Laporan Fartok April Baruu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf adalah satu dari dua sistem kontrol utama
tubuh, selain sistem endokrin, sistem saraf dibentuk oleh jaringan
interaktif kompleks dari tiga jenis dasar sel saraf neuron aferen,
neuron eferen dan antarneuron. Sistem saraf terbagi menjadi dua
yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (tepi), sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan korda spinalis, yang menerima masukan
mengenai lingkungan internal dan eksternal dari neuron aferen.
Analgetik atau penghilang rasa sakit adalah zat-zat
yang dapat berfungsi mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran seseorang,
Sedangkan yang dimaksud dengan antipiretik adalah zatzat atau senyawa yang dapat menurunkan suhu tubuh
kembali
ke
keadaan
peradangan
atau
normal.
Dan
yang
dapat
inflamasi
adalah
menyebabkan
pembengkakan.
Adapun yang melatar belakangi untuk melakukan percobaan
ini yaitu untuk mengetahui efek farmakologi dari obat yang
B. Maksud Percobaan
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dari
obat-obat yang bekerja pada system susunan saraf otonom dan
sistem saraf pusat yang meliputi golongan anastesi, hipnotik sedatif,
depresan, stimulant saraf pusat, analgetik, antipiretik, dan anti
inflamasi.
C. Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum ini adalah :
1. Menentukan efektifitas pemberian obat
antiinflamasi
yakni
diinduksi
dengan pepton
% berdasarkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
obat analgesic, antipiretik, serta obat inflamasi nonsteroid
(AINS) merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan
dan juga digunakan tanpa resep dokter (Gunawan, 2007).
Analgetik atau obat penghalang rasa nyeri adalah zat-zat
yang mengurangi atau menlenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran (Anonim, 2013).
Sistem saraf adalah serangkain organ yang kompleks dan
bersambung serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam
mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulasi eksternal
dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas
atau
perbedaan
afinitasnya
terhadap
zat
yang
tersebut.
Disamping
itu
antidepresiva
dapat
mempengaruhi
reseptor postsinaptis.adapun
efek samping
dari
mengurangi
atau
menghalau
rasa
nyeri
tanpa
pengatur suhu dan pusat nyeri tanpa pengaruh jelas terhadap pusat
lain. Sebaliknya anestesi umum dan hipnotik sedative merupakan
penghambat SSP yang bersifat umum sehingga takar lajak yang selalu
disertai koma (Ginaswarna. 1995).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM , 1979 ; 96)
Nama resmi
: Aqua destilata
Nama lain
: Aquadest, air suling
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pelarut
2. Dexamethasonum (Ditjen POM, 1979; 195)
Nama resmi
: Dexamethasonum
Nama lain
: Deksametason
Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur putih, tidak
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
bagian kloroform
: Adrenoglukokortikoidum
: Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya
Nama lain
Berat Molekul
: 90.000 700.000
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai kontrol.
Kegunaan
Penyimpanan
1. Pepton (FI III
Nama resmi
Nama lain
Pemberian
Kelarutan
cokelat
asam;
kekuningan
praktis
yang
tidak
larut
C. Uraian Obat
1. Dexamethason (gunawan,2007)
Zat aktif
: Dexamethason
Gol.obat
: kortikosteroid
Indikasi
: reaksi alergi yang memberi respon
terhadap
seperti
kortikosteroid
urtikaria,
rhinitis
alergi,
Meningkatkan
efek
Dosis
: Paracetamol
Indikasi
demam.
Kontra indikasi
Efek samping
Dosis
(termasuk
dan
gout
Interaksi obat
bedah.
:-
Kontaindikasi
: Pemakaian
juvenile
gangguan
akut,
selama
nyeri
skelet
pasca
kehamiolan
tidak dianjurkan.
Farmakokinetik
kurang
lebih
0,11
L/kg,
Farmakodinamik
Diklofenak
diakumulasikan
untuk
Efek samping
Dosis
dan
pada
sedasi
penggunaan
Mendapat
terapi
MAOI,
tramadol
mengalami
metabolisme
sekitar 6 jam.
: tramadol sama
efektif
dengan
nyeri
kronok
lebih
lemah.
Efek samping
berkeringat,kulit kemerahan.
Dosis
: 50-100mg/jam (IV,IM) maks : 600 mg
D. uraian Hewan Coba
1. Mencit (Mus musculus)
a.
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Cordata
Sub Phylum
: Vertebrata
Class
: Mamalia
Ordo
: Rodentia
Family
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus
b.
Karakteristik
Mencit (Mus musculus)
Berat badan dewasa - jantan
: 20-40 g
- betina : 25-40 g
Mulai dikawinkan
- jantan
: 50 hari
: 4-5 hari
Produksi anak
: 8/bulan
Lama kehamilan
: 19-21 hari
Jumlah pernapasan
: 94-163/menit
Tidal volume
: 0,09-0,23
Detak jantung
: 325-780/menit
Volume darah
: 76-80 mg/kg
Tekanan darah
: 113-147/81-106 mmHg
: 62-175 mg/dL
Cholesterol
: 26-82 mg/dL
: 3,2-9,2 mg/IL
: 2,3-9,2 mg/IL
Hemoglobin
: 10,2-16,6 mg/dL
: Animalia
Phylum
: Cordata
b.
Sub Phylum
: Vertebrata
Class
: Mamalia
Sub class
: Theria
Ordo
: Cogomorpha
Family
: Oryctolagidae
Genus
: Oryctolagus
Spesies
: Oryctolagus cuniculus
Karakteristik (Malole,1989)
Berat badan dewasa - jantan
: 2,0-5,0 kg
Temperatur tubuh
: 38,0-39,6C
: 6 -10 bulan
- betina
Lamanya siklus
: 5-9 hari
: tidak ada siklus
(ovulasi
kawin)
Jumlah anak/kelahiran
: 4-10
Produksi anak
: 4-6 /bulan
Jumlah pernafasan
: 32-60/menit
Volume tidal
: 4,6 ml/kg
sesudah
Volume darah
: 57-65 ml/kg
Tekanan darah
: 90-130/60-90 mmHg
Glukosa serum
: 75-150 mg/dL
Cholesterol
: 35-53 mg/dL
E. Patofisiologi
a. Epilepsi (sawan). Kehilangan kesadaran tiba-tiba dalam jangka
pendek atau panjang yang biasanya disertai konvulsi (kejang).
b. Encephalomalacia (Ensefalomalasi; perlunakan atau nekosa otak).
Disebabkan oleh gangguan pada vaskularisasi (emboli, trombosa),
perdarahan-perdarahan otak, radang bernanah, infeksi jamur, dan
defisiensi gizi (Ressang, 1984).
c. Satelitosis. Terjadi akumulasi oligondendroglia
d. Malacia. Pelunakan atau nekrosis pada otak
1. Polioenchephalomalacia : nekrosis pada substansi griseria otak.
2. Leucoenchephalomalacia : nekrosis pada substansi alba otak.
3. Poliomyelomalacia : nekrosis pada substansi alba medulla
spinalis.
4. Leucomyelomalacia : nekrosis pada substansi alba medulla
spinalis.
e. Paralysis. Gangguan atau hilangnya fungsi motorik pada suatu
daerah akibat luka pada sistem saraf dan otot pada daerah tertentu,
juga ada Paresis (paralysis yang tidak total).
1. Paralysis unilateral (hemiplagia) : luka pada cortex otak atau
saraf perifer.
2. Paralysis bilateral (paraplegia) : luka pada medulla spinalis.
f. Spasmus. Kontraksi kuat dan tidak terkoordinasi dari otot atau
sekumpulan otot (infeksi pada otak).
1. Spasmus clonic : kontraksi dan relaksasi terus menerus.
2. Spasmus tonic : kontraksi terus meneus tanpa relaksasi.
g. Neurons.
Nissl
(granula
pada
sitoplasma)
hilang.
Wallerian
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Alat-alat yang dipakai pada saat paktikum adalah spoit 1 ml,
spoit 5 ml, spoit 10 ml, spoit oral, batang pengaduk, sendok tanduk,
sudip, kertas timbang, vial, lumpang + alu, kateter No.12, labu takar,
kanula, stopwatch, setrika, dan timbangan hewan.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah
Aquadest, Dexamhetasone, Na CMC, Natrium diklofenat, Pepton,
Sanmol, dan Tromadol.
C. Hewan Coba
aduk
dengan
menggunakan
mixer
dengan
kecepatan tinggi.
d. Larutan Na CMC 1% di masukkan dalam wadah dan
di simpan dalam lemari es.
2. Pembuatan Pepton 1%
a. Ditimbang Pepton 1% sebanyak 1 gr
b. Dilarutkan dalam 100 ml air suling, dipanaskan
hingga 700C
c. Dimasukkan Pepton 1% sedikit demi sedikit sambil
di
aduk
dengan
menggunakan
mixer
dengan
kecepatan tinggi.
d. Larutan Pepton 1% di masukkan dalam wadah dan
di simpan dalam lemari es.
3. Pembuatan karagen 1%
a. Ditimbang Karagen 1% sebanyak 1 gr
b. Dilarutkan dalam 100 ml Na CMC
dipanaskan hingga 700C
fisiologis,
aduk
dengan
menggunakan
mixer
dengan
kecepatan tinggi.
d. Larutan Karagen 1% di masukkan dalam wadah dan
di simpan dalam lemari es.
2. Pembuatan bahan obat
Pembuatan sediaan Dexamhetasone
diklofenat
kemudian
kemudian digerus.
c) Diambil 88,610 mg sanmol kemudian dimasukkan ke dalam
lumpang dan ditambahkan dengan Na CMC.
d) Dimasukkan ke dalam vial 5 ml.
3. Perlakuan Hewan Coba
i. Antipiretik
a. Diukur suhu rektal kelinci.
b. Kelinci diberikan pepton (penginduksi demam) per oral
sebagai penginduksi demam.
c. Diukur suhu kelinci.
d. Kelinci diberikan Sanmol per oral kemudian di amati suhunya
melalui rektal.
e. Di ukur suhu kelinci selama 15, 30, 45 dan 60 menit.
ii. Anti inflamasi
a. Diukur volume kaki mencit normal
b. Diinduksi menggunakan karagen 1% (sehari sebelum
praktikum)
c. Diukur volume kaki inflamasi
d. Diberikan obat Dexamhetasone dan Natrium diklofenat
secara per oral
e. Didiamkan selama 30 menit
f. Diukur lagi volume kaki inflamasi dalam waktu 15, 30, 45,
dan 60 menit.
iii. Analgetik
a. Disiapkan hewan coba mencit
b. Diletakkan di atas plat panas (setrika) selama 2 menit
c. Dihitung jumlah pengangkatan kaki mencit
d. Diberikan obat Sanmol dan Tromadol secara per oral
e. Didiamkan selama 30 menit
f. Diletakkan lagi di atas plat panas
BAB IV
DATA PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1.
Obat
Inflamasi
Bb.
Men
cit
kaki inflamasi
ka
45
ki
no
rm
al
b
e
n
0
,
0
Dexamhe
24
tasone
gr
0,5
,
c
m
0
,
0
22
Diklofena
0,4
,
gr
0,
0,
51
43
3
c
cm
8
Na.
cm
7
c
m
2.
Antipiretik
Suhu Rektal
Bb.
Oba
Suhu Rektal
Bef
Afte
ore
V
Kelin
p
ci
Indu
indu
cet
cet
15
30
38
37
,1
,9
45
60
1
2
San
,
16 kg
mol
37,5
8
m
l
3.
Analgetik
38,1
37
38
,9
BAB V
PEMBAHASAN
Dimana obat
diperlihatkan oleh
hewan coba tersebut, selain itu jika isi perutnya banyak maka
dapat menambah berat badan sehingga terjadi kelebihan dosis
dalam perhitungan per kg berat badan.
Pada pengujian Antiinflamasi disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, dilakukan pembagian mencit sebanyak 2
ekor yaitu : Ukur masing-masing kaki awal mencit (sebelum
diinduksi),
Induksi
karagen
1%
untuk
setiap
mencit
(pra
diberikan
obat
Dexametason,
dan
Na.
diklofenat
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta
Ganiswarna, G. Sulistia, dkk, (1995), Farmakologi dan Terapi, UI-Press,
Jakarta
LAMPIRAN
1.Skema Kerja
a. Percobaan SSO
MENCIT
Na.CMC API Epinefrin Atropin Pilokarpin Propanolol Epinefrin+propanolol
(Kontrol) (i.p) (i.p)
(p.o)
(p.o)
(i.p)+(p.o)
pilokarpin+propanolol
(i.p)+(p.o)
Efek Farmakologi
b. Percobaan Hipnotik Sedatif
MENCIT
Diazepam
Fenobarbital
Na.CMC (Kontrol)
Alkohol
Onset dan durasi
d. Percobaan Analgetik
MENCIT
Letakkan pada plat panas
Hitung jumlah pengangkatan kaki awal
Na.CMC PCT Tramadol Piroxicam As.Mefenamat
Parasetamol
f. Percobaan Antiinflamasi
MENCIT
Diukur diameter kaki awal
Induksi karagen 1%
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 0,117 mg = 1,17 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 1,17 X 202,26 mg
40
= 5,916 mg
b. DIAZEPAM
Dosis
: 10 mg
Berat etiket
: 5 mg
Berat Rata-rata : 198,06 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 10 mg X 0,0026
= 0,026 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 0,026 mg
20
= 0,039
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 0,039 mg = 0,39 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 0,39 X 198,06 mg
5
= 15,488 mg
c. Fenobarbital
Dosis
: 200 mg
Berat Etiket
: 30 mg
Berat Rata-rata : 126,56 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 200 mg X 0,0026
= 0,52 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 0,52 mg
20
= 0,78 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 0,78 mg = 7,8 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 7,8 X 126,56 mg
30
= 32,905 mg
d. AMITRIPILIN
Dosis
: 50 mg
Berat Etiiket
: 25 mg
Berat Rata-rata : 205,58 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 50 mg X 0,0026
= 0,13 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 0,13 mg
20
= 0,195 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 0,195 mg = 1,95 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etike
= 1,95 X 205,58
25
= 16,035 mg
e. PIROKSICAM
Dosis
: 20 mg
Berat Etiiket
: 20 mg
Berat Rata-rata : 621,68 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 20 mg X 0,0026
= 0,052 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 0,052 mg
20
= 0,078 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 0,078 mg = 0,78 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 0,78 X 621,68 mg
20
= 24,24 mg
f. EFLAGEN (KALIUM DIKLOFENAK)
Dosis
: 50 mg
Berat Etiket
: 50 mg
Berat Rata-rata : 297,7 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 50 mg X 0,0026
= 0,13 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 0,13 mg
20
= 0,195 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 0,195 mg = 1,95 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 1,95 X 297,7 mg
50
= 11,6103 mg
g. DEXAMETASON
Dosis
: 0,5 mg
Berat Etiket
: 0,5 mg
Berat Rata-rata : 179,6 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 0,5 mg X 0,0026
= 0,0013 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 1,95 mg = 19,5 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 19,5 X 226,5 mg
80
= 55,209 mg
i. ASAM MEFENAMAT
Dosis
: 500 mg
Berat Etiket
: 500 mg
Berat Rata-rata : 652,92 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 500 mg X 0,0026
= 1,3 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1,3 mg
20
= 1,95 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 1,95 mg = 19,5 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 19,5 X 652,92 mg
500
= 25,46388 mg
j. PARASETAMOL
Dosis
: 500 mg
Berat Etiket
: 500 mg
Berat Rata-rata : 602,8 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 500 mg X 0,0026
= 1,3 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1,3 mg
20
= 1,95 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 1,95 mg = 19,5 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 19,5 X 602,8 mg
500
= 23,5092 mg
k. KLOPROMAZIN
Dosis
: 25 mg
Berat Etiket
: 100 mg
Berat Rata-rata : 413,3 mg
Dosis Mencit
Untuk mencit 20 gr = 25 mg X 0,0026
= 0,065 mg
Untuk mencit 30 gr = 30 X 0,065 mg
20
= 0,0975 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 20 gr = 20 X 1 ml
30
= 0,666 ml
Untuk mencit 30 gr = 30 X 1 ml
30
= 1 ml
Larutan Stok 10 ml = 10 X 0,975 mg = 9,75 mg/10 ml
1
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 0,975 X 413,3 mg
100
= 4,03 mg
l. SANMOL
Dosis
: 500 mg
Berat Etiket
: 500 mg
Berat Rata-rata : 675,73 mg
Dosis Kelinci
Untuk kelinci 1,5 kg = 500 mg X 0,07
= 35 mg
Untuk kelinci 2,5 kg = 2,5 X 35 mg
1,5
= 58,33 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 1,5 kg= 1,5 X 50 ml
2,5
= 30 ml
Untuk mencit 2,5 kg= 2,5 X 50 ml
2,5
= 50 ml
Larutan Stok 50 ml
= 50 X 58,33 mg= 145,8 mg/10 ml
20
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 145,8 X 675,73mg
500
= 197,042 mg
m. PARASETAMOL
Dosis
: 500 mg
Berat Etiket
: 500 mg
Berat Rata-rata : 602,8 mg
Dosis Kelinci
Untuk kelinci 1,5 kg = 500 mg X 0,07
= 35 mg
Untuk kelinci 2,5 kg = 2,5 X 35 mg
1,5
= 58,33 mg
Volume Pemberian
Untuk mencit 1,5 kg= 1,5 X 50 ml
2,5
= 30 ml
Untuk mencit 2,5 kg= 2,5 X 50 ml
2,5
= 50 ml
Larutan Stok 50 ml
= 50 X 58,33 mg= 145,8 mg/10 ml
20
Berat yang Ditimbang= Berat dari larutan stok X Berat Rata-rata
Berat Etiket
= 145,8 X 602,8mg
500
= 175,776 mg