Anda di halaman 1dari 6

60

BAB 4
PEMBAHASAN
Dengan pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
pada bayi dengan Asfiksia di Ruang NICU Rumkital Dr. Ramelan Surabaya yang
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.1

Pengkajian
Pada tahap pengumpulan data, kelompok tidak mengalami kesulitan

karena kelompok telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud


kelompok yaitu untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sehingga
pasien dan keluarga terbuka dan mengerti serta kooperatif.
1. Riwayat sakit dan kesehatan
a Riwayat kesehatan
1) Sirkulasi
Pada tinjauan pustaka bunyi jantung, mur-mur biasanya terjadi pada
selama beberapa jam pertama kehidupan, nadi apical dapat
berfluktuasi dari 110-180 kali per menit.
Pada tinjauan kasus ditemukan nadi pada bayi 130x/menit. Tidak
ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
2) Eliminasi
Pada tinjauan pustaka bayi dapat berkemih saat lahir, pada tinjauan
kasus di temukan bayi selama 3 hari BAB dan BAK 100 cc per 24
jam. Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus.
3) Makanan atau cairan (status nutrisi)
Pada tinjauan pustaka BB 2500-4000 gram, PB 44-45 cm, turgor kulit
elastis (bervariasi sesuai dengan gestasi).
Pada tinjauan kasus pasien dipuasakan karena perut distensi abdomen
dan bayi terpasang OGT. Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus
4) Neurosensori
Pada tinjauan pustaka sadar dan aktif, menangis kuat, nada menangis
sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas, genetic,
hipoglikemia, atau efek nekrotik), reflek menghisap aktif dan baik.
Pada tinjauan kasus Apabila dot di masukan ke mulut maka bayi akan
60

61

mencoba untuk menghisap dan menelan. Reflek sucking bayi kuat.


Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus.
5) Pernapasan
Pada tinjauan pustaka APGAR skor optimal 7-10, rentang RR normal
dari 30-60 kali per menit.
Pada tinjauan kasus APGAR skor 6-7, rentang RR 56 kali per menit.
Tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus.
6) Keamanan
Pada tinjauan pustaka suhu normal pada 36.5-37.5 o C. Pada tinjauan
kasus suhu yang terjadi 37.2 o C (dalam suhu incubator 34oC). Tidak
ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
7) Kulit
Pada tinjauan pustaka kulit lembut, fleksibel, pengelupasan kulit pada
tangan atau kakai dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan.
Pada tinjauan kasus turgor cukup, kelembapan cukup, kulit kemerahan
dengan bercak pucat merata, akral hangat dan kering. Tidak
ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

4.2

Analisa Data
Analisa data pada tinjauan pustaka hanya meguraikan teori saja,
sedangkan pada kasus nyata di sesuaikan dengan keluhan yang dialami
oleh pasien, karena penulis menghadapi pasien secara langsung.

4.3

Diagnosa Keperawatan
Kesenjangan lainnya yaitu tentang diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan pustaka ada Tujuh yaitu:
a. Gangguan pertukaran gas b.d. ventilasi-perfusi
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mukus
lendir.
c. Resiko keterlambatan perkembangan, faktor resiko berupa kekurangan oksigen
ke otak
d. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh, faktor resiko berupa pemajanan suhu
lingkungan yang ekstrem, umur dan berat badan ekstrem.
e. Resiko cidera, faktor resiko berupa hipoksia jaringan
f. Resiko infeksi, faktor resiko berupa pertahan tubuh primer tidak adekuat

62

g. Resiko sindrom kematian bayi mendadak, faktor resiko berupa prematuritas


organ. (Nurarif, 2013 dan NANDA, 2009)

Dari tujuh diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka tidak semua


ada tinjauan kasus. Diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus yaitu:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan penyerapan nutrisi tidak adekuat
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
mucus lendir.
3. Resiko tinggi Infeksi berhubung n dengan gagal napas akut
Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak muncul pada kasus
nyata tetap pada tinjauan pustaka.

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan gangguan penyerapan nutrisi tidak adekuat

Tidak semua diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka muncul pada


tinjauan kasus pada kasus nyata, karena diagnosa keperawatan ada pasien tinjauan
pustaka merupakan diagnosa keperawatan pada bayi dengan asfiksia neonatorum
secara umum. Sedangkan pada kasus nyata, diagnosa keperawatan disesuaikan
dengan kondisi pasien secara langsung.

4.4

Perencanaan
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat

sedikit kesenjangan. Pada tinjauan pustaka perencanaan menggunakan kriteria


hasil yang mengacu pada pencapaian tujuan. Sedangkan pada tinjauan kasus
perencanaan menggunakan sasaran, dalam intervensinya dengan alasan penulis

63

ingin berupaya memandirikan pasien dan keluarga dalam pemberian asuhan


keperawatan melalui peningkatan pengetahuan (kognitif), ketrampilan menangani
masalah (psikomotor), dan perubahan pola makan dan tingkah laku pasien
(afektif).
Pada pasien perencanaan berdasarkan pada 3 diagnosa yang ditemukan,
yaitu :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan penyerapan nutrisi tidak adekuat
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
mucus lendir.
3. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan gagal napas akut
Perencanaan yang dilakukan pada pasien sama dengan perencanaan sesuai
dengan diagnosa pada tinjauan pustaka yaitu : 1) Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan penyerapan nutrisi
tidak adekuat . 2) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan mucus lendir. 3) Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan gagal
napas akut.
4.5

Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah perwujudan atau realisasi dari perencanaan yang telah

disusun. Pelaksanaan pada tinjauan pustaka belum dapat di realisasikan karena


hanya membahas asuhan keperawatan tanpa ada kasus nyata. Sedangkan pada
kasus nyata pelaksanaan telah disusun dan direalisasikan pada pasien dan ada
dokumentasian dan intervensi keperawatan.
Pelaksanaan rencana keperawatan dilakukan secara terkoordinasi dan
terintegrasi. Untuk pelaksanaan diagnosa pada kasus tidak semua sama pada
tinjauan pustaka, hal itu karena disesuaikan dengan keadaan pasien yang
sebenarnya.
Pelaksanaan intervensi pada bayi dengan asfiksia sesuai dengan diagnosa
yang diangkat, yaitu :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan penyerapan nutrisi tidak adekuat
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
mucus lendir.
3. Resiko tinggi Infeksi berhubung n dengan gagal napas akut
Proses pelaksanaan pada pasien, pada diagnosa pertama intervensi yang
telah dibuat dilaksanakan sesuai dengan standart operasional. Pada diagnosa

64

kedua semua intervensi telah dilakukan sesuai standar operasional dan pasien
sangat kooperatif dalam pelaksanaannya. Pada diagnosa ketiga, intervensi telah
dilakukan, sesuai standart operaasional dan pasien sangat kooperatif dalam
pelaksanaannya.
Dalam melaksanakan pelaksanaan ini ada faktor penunjang dalam asuhan
keperawatan yaitu antara lain : adanya kerjasama yang baik dari perawat maupun
dokter ruangan dan tim kesehatan lainnyaa, tersedianya sarana dan prasarana di
ruangan yang menunjang dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan penerimaan
adanya penulis.
Dalam pelaksanaan keperawatan perawat tidak mengalami hambatan,
karena pasien mematuhi dan pasrah untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan keadaannya dan demi kesembuhannya.
4.6

Evaluasi
Pada tinjauan pustaka evaluasi belum dapat dilaksanakan karena

merupakan kasus semu. Sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan
karena dapat diketahui keadaan pasien dan masalahnya secara langsung.
Pada diagnosa pertama ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan gangguan penyerapan nutrisi tidak adekuat.
Dilaksanakan perencanaan, yaitu : 1.) Observasi dan catat asupan pasien ; 2.)
Pantau dan catat pola eliminasi; 3.) Timbang berat badan pasien pada jam yang
sama setiap hari; 4.) Berikan sejumlah makanan melalui selang sesuai jadwal yang
telah ditentukan; 5.) Edukasi kepada orangtua bayi agar mengkonsumsi makanan
tinggi protein, tinggi kalori ; 6.) Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian
suplemen atau terapi.
Pada diagnosa kedua bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan mucus lendir. Dilaksanakan perencanaan yaitu : 1.)
Mengauskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction ; 2.) Memberitahu
keluarga tentang suction; 3) Mengobservasi adanya tanda-tanda distress
pernafasan ; 4.) Memposisikan bayi miring kekanan setelah memberikan makan
Pada diagnosa ketiga resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan gagal
napas akut. Dilaksanakan perencanaan yaitu : 1.) Beri kesempatan orang tua klien
untuk mengungkapkan perasaannya ; 2.) Jelaskan pada orang tua tentang keadaan
anak-nya saat ini ; 3.) HE pada orang tua klien tentang penyakit asfiksia.

65

Pada waktu dilakukan evaluasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan penyerapan nutrisi tidak adekuat
dapat teratasi dalam waktu 3x24 jam, karena disesuaikan dengan kondisi pasien
saat ini. Pada diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan mucus lendir. dapat teratasi dalam waktu 3x24 jam. Pada diagnosa
Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan gagal napas akut dalam waktu 3x24
jam, sehingga hasil evaluasi gangguan pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai