Anda di halaman 1dari 3

66

BAB 5
PENUTUP
Setelah melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada
bayi dengan Asfiksia Neonatorumdi ruang NICU Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, maka penulis
dapat menarik kesimpulan sekaligus saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu
keperawatan pasien dengan post craniotomy.
5.1

Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan asuhan keperawatan pada pasien dengan post

craniotomy maka penulis mengambil kesimpulan:


1. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur segera atau
beberapa saat setelah lahir. Secara klinik ditandai dengan sianosis, bradikardi, hipotonia,
dan tidak ada respon terhadap rangsangan, yang secara objektif dapat dinilai dengan skor
APGAR. Keadaan ini disertai hipoksia, hiperkapnia, dan berakhir dengan asidosis.
Konsekuensi fisiologis yang terutama terjadi pada bayi dengan asfiksia adalah depresi
susunan saraf pusat dengan kriteria menurut WHO tahun 2008 didapatkan adanya
gangguan neurologis berupa Hypoxic Ischaemic Enchepalopaty (HIE), akan tetapi
kelainan ini tidak dapat diketahui dengan segera. (Kosim, 1998; Hasan, 1985; dan
Depkes RI, 2005)
2. Diagnosa yang mungkin muncul pada post craniotomy akibat cedera kepala diantaranya
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
penyerapan nutrisi tidak adekuat ; Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan mucus lender ; Resiko tinggi Infeksi berhubung n dengan gagal napas akut
3. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, penulis melibatkan pasien dan keluarga secara
aktif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan karena banyak tindakan keperawatan yang
memerlukan kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga

5.2

Saran
Bertolak pada kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut :

67

1.

Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan baik


antara pasien, keluarga, dan perawat sehingga timbul rasa saling percaya akan

2.

menimbulkan kerjasama dalam pemberian asuhan keperawatan.


Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang professional alangkah

3.

baiknya diadakan seminar dalam bidang keperawatan.


Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep manusia secara
komprehensif dengan harapan perawat mempunyai respon yang tinggi terhadap
keluhan pasien sehingga intervensi yang diberikan dapat membantu menyelesaikan
masalah.

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, E. Marilyn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi : 3. Jakarta : EGC
Alimul, Aziz (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Carpenito, Lyndajual. (2000). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi :
2. Jakarta : EGC
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ).
Philadelpia: F.A. Davis Company.

68

Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC, Jakarta.
Taylor, Chyntia M & Sheila Sparks Ralph. 2010. Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana
Asuhan Edisi 10. Jakarta: EGC
Walter W. Tunnessen. Jr. 2003. Ilmu Kesehatan Anak : Tanda dan Gejala. Edisi Kedua-Jilid
Satu. Jakarta : Binarupa Aksara

Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Price, SA. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai