Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA

KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM

Disusun oleh:
Alifah Rachmatulloh / 145100101111007
Anggun Octavia Lestari / 145100101111017
Nur Afini Muliandari / 145100100111025
Radite Raharja / 145100100111011
Tia Aryana / 145100100111029

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

BAB I

PENDAHULUAN
Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka ajaran islam yang juga memiliki
kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses
menerapkan akidah dan syariah. Ibarat bangunan, akhlak merupakann kesempuranaan dari
bangunan tersebut setelah fondasi dan bangunannnya kuat. Jadi, tidak mungkin akhlak ini
akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik.
Akhir-akhir ini istilah akhlak lebih didominasi istilah karakter yang sebenarnya memiliki
esensi yang sama, yakni sikap dan perilaku seseorang.
Nabi Muhammad saw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa
kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak mulia
di tengah-tengah masyarakat. Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang
agung yang ternyata untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni
lebih dari 22 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab,
kurang lebih 13 tahun lalu Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah aqidahnya
mantap. Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat merealisasikan akhlak
yang mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu. Tujuan dari kajian tentang akhlak ini
adalah agar para mahasiswa memiliki pemahaman yang baik tentang akhlak Islam, ruang
lingkupnya, dan pada akhirnya memiliki komitmen untuk dapat menerapkan akhlak yang
mulia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kajian ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki
sikap, moral, etika, dan karakter keagamaan yang baik yang dapat dijadikan bekal untuk
mengamalkan ilmu yang ditekuninya di kehidupannya kelak di tengah masyarakat.

BAB II

PERMASALAHAN
Dalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa
seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab
keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.
Keadaan akhlak manusia pada saat ini semakin merosot. Sebagian besar dari mereka
memiliki akhlak tercela. Hal ini diakibatkan karena tuntutan hidup pada saat ini semakin
rumit, sedangkan manusianya tidak berpegangteguh pada agamanya. Kebutuhan hidup yang
semakin komplek dan terbatasnya sarana untuk memenuhi kebutuhan mendorong manusia
untuk menghalalkan segala cara.sehingga banyak terjadi tindakan kriminal dalam kehidupan
kita, seperti, pencurian, perampokan, dan lain-lain.
Anehnya perbuatan tercela tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang kurang
berkecukupan dalam aspek ekonomi sehingga terdorong untuk mencari uang dengan segala
cara. Namun pada kenyataanya, akhlak tercela juga dimiliki oleh orang-orang yang
berkecukupan dalam kehidupan ekonominya seperti, para pejabat yang melakukan KKN
yang merugikan banyak masyarakat. Tak jarang jika pada saat ini banyak orang yang tidak
mengerti dan tidak peduli dengan akhlak.
Akhlak tercela tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja namun juga terjadi pada
sebagian besar para remaja. Remaja identik pada gejolak, sehingga mereka mudah
terpengaruh dunia luar yang negatif. Apalagi pada zaman globalisasi seperti pada saat ini.
Dimana teknologi semakin canggih komunikasi antara satu dengan lainya sangat mudah dan
informasi dari berbagai penjuru dunia mudah masuk. Alat-alat teknologi tidak hanya memberi
dampak yang positif, tetapi juga banyak memberi dampak yang negatif dengan adanya Hp,
Tv, internet sangat mudah untuk mengakses berbagai hal.
Remaja sering kali melakukan perbuatan yang tidak senonoh. Kemungkinan di karenakan
layanan Tv dan internet, banyak remaja yang menjalani hubungan antar lawan Janis melebihi
batas kewajaran. Mereka melakukan seks bebas. Akibat hal itu, banyak wanita remaja yang
melakukan Aborsi akibat hamil sebelum menikah. Masalah-masalah yang sering terjadi di
kalangan remaja yaitu penggunaan Narkotika. Narkotika sebagai tempat pelarian para remaja
di saat mereka mengalami problema hidup. Mereka ingin mendapat ketenangan dengan cara
yang salah. Justru mereka akan terjerumus dalam kehancuran bahkan pada kematian

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa akhlak berasal dari kata Al-Khulq yang artinya tabiat, kelakuan,
perangai, tingkah laku, adat kebiasaan, dan malah akhlak juga bisa berarti agama itu sendiri.
Perkataan Al-Khulq ini di dalam Al-Quran hanya terdapat pada dua tempat saja, antaranya
ialah: Dan bahwa sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang amat
mulia. (Al-Qalam:4)
Menurut istilah akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan
sesuatu dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian, dan paksaan. Ibnu
Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan, akhlak itu sebagai keadaan jiwa
yang mendorong kearah untuk melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian. Imam
Ghazali radi Allahu anhu mengatakan akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam di dalam
jiwa yang menampilkan perbuatan perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran
dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji menurut syarat dan akal,
perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan yang buruk,
ia dinamakan akhlak yang buruk.
Dengan kata lain, akhlak ialah suatu sistem yang menilai perbuatan zahir dan batin
manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara
manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara
manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan haiwan, dengan malaikat,
dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
Akhlak menurut islam ada dua sumber yaitu Al Quran dan As Sunnah yang menjadi
pegangan dalam menentukan segala urusan dunia dan akhirat. Kedua sumber itulah juga
yang menjadi sumber akhlak Islamiyyah. Prinsip prinsip dan faedah ilmu akhlak Islam
semuanya didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbangannya.
B. Kedudukan Akhlak Dalam Islam
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama Islam. Antaranya:
1. Akhlak dihubungkan dengan tujuan risalah Islam atau antara perutusan utama
Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: Sesungguhnya aku
diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Pernyataan Rasulullah itu
menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam.

2. Akhlak menentukan kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang
baik dapat memberatkan timbangan amalan yang baik. Begitulah juga sebaliknya.
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun
timbangan melainkan akhlak yang baik.
3. Akhlak dapat menyempurnakan keimanan seseorang mukmin. Sabda Rasulullah saw
yang bermaksud: Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang
paling baik akhlaknya.
4. Akhlak yang baik dapat menghapuskan dosa sebagaimana akhlak yang buruk dapat
merusakkan pahala. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: Akhlak yang baik
mencairkan dosa seperti air mencairkan ais (salji) dan akhlak merusakkan amalan
seperti cuka merusakkan madu.
5. Akhlak merupakan sifat Rasulullah saw di mana Allah swt telah memuji Rasulullah
karena akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt
yang bermaksud: Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki peribadi yang agung
mulia). Pujian allah swt terhadap RasulNya dengan akhlak yang mulia menunjukkan
betapa besar dan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam. Banak lagi ayat-ayat dan
hadith-hadith Rasulullah saw yang menunjukkan ketinggian kedudukan akhlak dan
menggalakkan kita supaya berusaha menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang mulia.
6. Akhlak tidak dapat dipisahkan dari Islam, sebagaimana dalam sebuah hadith
diterangkan bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai
Rasulullah, apakah itu agama? Rasulullah menjawab: Akhlak yang baik.
7. Akhlak yang baik dapat menghindarkan seseorang itu daripada neraka sebaliknya
akhlak yang buruk menyebabkan seseorang itu jauh dari syurga. Sebuah hadith
menerangkan bahwa, Si fulan pada siang harinya berpuasa dan pada malamnya
bersembahyang sedangkan akhlaknya buruk, mengganggu tetangganya dengan
perkataannya. Baginda bersabda : tidak ada kebaikan dalam ibadahnya, dia adalah
ahli neraka.

8. Salah satu rukun agama Islam ialah Ihsan, yaitu merupakan asas akhlak seseorang
muslim. Ihsan yaitu beribadat kepada Allah seolah-olah kita melihatNya karena
walaupun kita tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kita.

C. Macam Macam Akhlak


1. Akhlak terpuji ( Mahmudah )
Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang terpuji adalah sebagai
berikut:

Husnuzan

Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka,
perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk
terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah
dan Rasul-Nya antara lain:
-

Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk

kebaikan manusia
-

Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada

sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang
lain.

Tawaduk

Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri
dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Rasulullah Saw bersabda :
Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat
derajatnya,

dan

barangsiapa

mengangkat

merendahkannya (HR. Ath-Thabrani).

diri

terhadapnya

maka

Allah

akan

Tasamu

Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia.
Allah berfirman, Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat
tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang
diyakini.

Taawun

Taawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
manusia. Allah berfirman, dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan(Q.S. Al
Maidah/5:2)
Selain sifat-sifat di atas masih banyak lagi sifat-sifat terpuji lainya yang menjadi patokan
akhlak kita antar sesama.
2. Akhlak Tercela ( Mazmumah )

Beberapa akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak antar sesama
diantaranya:

Hasad

Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain
beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, Janganlah kamu saling membenci dan
janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan hendaklah
kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan
saudaranya lebih dari tiga hari. (HR. Anas).

Dendam

Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan.
Allah berfirman:

Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi
orang yang sabar (Q.S. An Nahl/16:126)

Gibah dan Fitnah

Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya.
Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah.
Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu
disebut fitnah. Allah berfirman,
dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa
jijik (Q.S. Al Hujurat/49:12).

Namimah

Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang
belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya.
Allah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang
kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu. (Q.S. Al Hujurat/49:6)
D. Pengaplikasian Akhlak dalam Kehidupan
Akhlak Islam berbeda dengan etika pada umumnya yang dibedakan dari sopan santun
antar sesama manusia dan berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Akhlak Islam mencakup
berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah hingga kepada sesama makhluk.
1. Akhlak kepada Allah
Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk kepada kholiqNya, diantaranya:

Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya


sesuai denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan
terhadap perintah Allah.

Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.

Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan penerapan akhlak
dalam Kehidupan.

Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu idak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak mengotorinya
dengan perbuatan syirik kepada-Nya. Sahabat Ismail bin Umayah pernah meminta nasihat
kepada Rasulullah saw, lalu Rasulyllah memberinya nasihat singkat dengan mengingatkan,
Janganlah kamu menjadi manusia musyrik, menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun,
meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara dibakar hidup-hidup atau tubuh
kamu dibelah menjadi dua. (HR. Ibnu Majah).
2. Akhlak kepada Diri Sendiri
Adapun Kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak, di antaranya:

Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan Alhamdulillah, sedangkan
syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat
Allah sesuai dengan aturan-Nya.

Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua,
muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan
dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang
lain.

3. Akhlak kepada keluarga


Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota
keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah
berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak
dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak
sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati
perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi
berusaha.
Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh
anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak,
maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang
tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam
komunikasisemua pihak dalam keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan
keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara mereka.
Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi
tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui
komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilainilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima
pada masa-masa selanjutnya.

4. Akhlak kepada Sesama Manusia


Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa kasih sayang
dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, Mukmin yang
paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan yang paling baik diantara
kamu ialah mereka yang paling baik terhadap isterinya. (HR. Ahmad).
5. Akhlak dalam Kepemimpinan
Pada prinsipnya setiap pemimpin perlu menghiasi dengan akhlak karimah. Maka
pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti berikut: beriman dan bertakwa, berilmu
pengetahuan agar urusan ditangani secara profesional tidak salah urus (HR. al-Bukhari),
memiliki keberanian dan kejujuran, lapang dada, penyantun (QS. Ali Imran [3]: 159), serta
tekun dan sabar (QS. Ali Imran [3]: 17, QS. al-Baqarah [2]: 153, dan QS. al-Anfal [8]: 65).
Dari bekal sikap itulah pemimpin akan dapat melaksanakan tugas dengan cara yang baik
(mahmudah), yakni memelihara amanah, adil (QS. al-Nisa [4]: 58), melayani dan
melindungi rakyat, seperti sabda Nabi: Sebaik-baik pemimpin adalah yang kalian cintai dan
mereka mencintai kalian. (HR. Muslim), bertanggung jawab, membelajarkan rakyat, sabda
Nabi: Hubunganku dengan kalian seperti bapak dengan anak di mana aku mengajari (HR.
Ibnu Majah). Sedangkan kewajiban rakyat adalah patuh (QS. al-Nisa [4]: 59), memberi
nasihat jika ada tanda-tanda penyimpangan, sabda Nabi: Jihad yang paling mulia adalah
perkataan yang benar kepada penguasa yang zhalim (HR. Abu Daud).
6. Akhlak terhadap Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia
(binatang, tumbuhan, dan benda mati). Akhlak yang dikembangkan adalah cerminan dari
tugas kekhalifahan di bumi, yakni untuk menjaga agar setiap proses pertumbuhan alam terus
berjalan sesuai dengan fungsi ciptaan-Nya. Dalam al-Quran surat al-Anam (6): 38 dijelaskan
bahwa binatang melata dan burungburung adalah seperti manusia yang menurut al-Qurtubi
tidak boleh dianiaya (Shihab, 1998: 270). Baik di masa perang apalagi ketika damai akhlak
Islam menganjurkan agar tidak ada pengrusakan binatang dan tumbuhan kecuali terpaksa dan
sesuai dengan sunnatullah sehingga tidak keluar dari tujuan dan fungsi penciptaan (QS. alHasyr [59]: 5).

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2008
Ghoni Asykur, Abdul. Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhori Muslim. Bandung: Husaini
Bandung, 1992
http://mardiunj.blogspot.com/2010/03/hadits-tentang-akhlak.html
http://madinatulilmi.com/index.php?prm=posting&kat=1&var=detail&id=79

Anda mungkin juga menyukai