Bentuk Sampel
Silinder
Balok
Prisma Segitiga
Pengeringan
Wsilinder (g)
Wbalok (g)
1
2
3
4
5
6
(menit)
0
15
30
45
60
75
11,6
11,4
11,4
11,4
-
44,2
43,8
43,8
43,7
43,7
43,7
11,9
11,8
11,7
11,7
11,7
-
Xt (kg H2O/kg
(jam)
0
(kg)
0,0116
dry solid)
0,01754386
0,25
0,0114
No.
X (kg H2O/kg
0,00253084
dry solid)
0,001
(kg H2O/m2.h)
0,003604
0,00253084
A (m2)
IV-1
0,5
0,0114
0,00253084
0,75
0,0114
0,00253084
0,0114
0,00253084
1,25
0,0114
0,00253084
Waktu
Xt (kg H2O/kg
(jam)
(kg)
0,0442
dry solid)
0,0114416
0,0438
0
0,25
0,5
0,75
1
1,25
X (kg H2O/kg
0,00786
dry solid)
0,0055
(kg H2O/m2.h)
0,0089
0,0022883
0,00786
0,0438
0,0022883
0,00786
0,003
0,0022
0,0437
0,00786
0,0437
0,00786
0,0437
0,00786
A (m2)
Waktu
Xt (kg H2O/kg
.
1
(jam)
(kg)
0,0119
dry solid)
0,017094
0,0118
2
3
4
5
6
0
0,25
0,5
0,75
1
1,25
X (kg H2O/kg
0,00308
dry solid)
0,0012
(kg H2O/m2.h)
0,0015
0,008547
0,00308
0,0012
0,0015
0,0117
0,00308
0,0117
0,00308
0,0117
0,00308
0,0117
0,00308
A (m2)
IV.3 Pembahasan
Tujuan dari percobaan batch dryer ini adalah mempelajari cara menghitung
kecepatan pengeringan batch dryer berdasarkan free moisture padatan dan waktu.
Pada percobaan ini menggunakan alat pengering, yaitu oven dan cara pemberian
panasnya adalah secara tidak langsung. Operasi pengeringan terputusputus (batch).
Percobaan ini menggunakan sampel sabun mandi batang yang berbentuk silinder, balok,
dan berbentuk prisma segitiga. Hal pertama yang dilakukan adalah menimbang bahan
padat basah sebagai berat mulamula, kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu
100C. Pada selang waktu 15 menit, bahan diambil untuk di timbang sebagai berat setelah
pengeringan. Cara ini dilakukan berulangulang sampai diperoleh berat konstan.
0.02
0.01
0
Silinder
Balok
Bola
t (jam)
Grafik IV.1 Hubungan Total Moisture Content dengan Waktu Pengeringan Sampel Bentuk
Silinder, Prisma Segitiga, dan Balok
Berdasarkan Grafik IV.1 dapat dilihat bahwa hubungan antara kadar air total
dengan lama waktu pengeringan sampel. Nilai kadar air total pada sampel silinder, balok
maupun prisma segitiga berkurang seiring waktu pengeringan yang semakin lama, Hal ini
sesuai dengan literatur yang menjelaskan bahwa dengan berjalannya waktu, kandungan
kebasahan Xt berkurang. Selama beberapa saat, sampel itu dipanaskan sampai suhu
penguapan dan kemudian grafik yang dihasilkan menunjukkan garis linier, yang kemudian
melengkung ke arah horizontal dan akhirnya mendatar (McCabe, 1993).
Pada Grafik IV.1 dapat dilihat bahwa penurunan nilai Total Moisture Content yang
paling cepat terjadi pada sampel silinder, hal ini dapat terjadi karena Total Moisture
Content yang terkandung dalam sampel silinder lebih sedikit daripada Total Moisture
Content yang terkandung dalam sampel lainnya sehingga pengeringanya lebih cepat.
Balok
Bola
t (jam)
Grafik IV.2 Hubungan Free Moisture Content dengan Waktu Pengeringan Sampel Bentuk
Silinder, Prisma Segitiga, dan Balok
Berdasarkan Grafik IV.2 dapat dilihat hubungan antara free moisture content
dengan waktu pengeringan. Free moisture content sampel, silinder balok dan prisma
segitiga berkurang seiring waktu pengeringan yang semakin lama. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa saat t=0 padatan biasanya pada temperatur yang lebih
dingin daripada suhu tertinggi, dan laju penguapan akan meningkat. Namun, pada sampel
yang berbentuk balok tidak sesuai dengan literatur karena mengalami kenaikan pada t= 0,5
jam.. Hal ini disebabkan oleh selisih antara penurunan berat sampel yang tidak konstan,
sehingga grafik hubungan free moisture content dengan waktu pengeringan sampel bentuk
silinder mengalami kenaikan dan penurunan.
Pada Grafik IV.2 dapat dilihat bahwa laju pengurangan nilai Free Moisture Content
yang paling cepat ditunjukkan pada sampel silinder, hal ini dapat dipengaruhi oleh kadar
air bebas yang dikandung oleh sampel silinder lebih konstan daripada kandungan air bebas
pada sampel yang lain. Semakin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan semakin
cepat (Purba, 2012).
Balok
Bola
Silinder
0
0
0
0
0
0.01
Silinder
Balok
Bola
0
0
0
0
0 0.010.010.010.010.010.01
Grafik IV.4
Berdasarkan Grafik IV.4 hubungan antara rate dryer dengan total moisture content
sampel bentuk balok mengalami kenaikan dan penurunan meskipun pada akhirnya nilai
total moisture content nol. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
free moisture content dan total moisture content berbanding lurus sehingga rate dryer juga
berbanding lurus dengan total moisture content, dimana apabila total moisture content
besar rate dryer juga besar (Geankoplis, 1993).
Dari Grafik IV.3 dapat dilihat penurunan nilai rate dryer yang paling tinggi adalah
sampel balok. Hal ini dapat disebabkan karena total kandungan air yang terdapat pada
sampel balok lebih besar daripada sampel silinder maupun sampel bola.
R (kg H2O/jam.m2)
Balok
Bola
t (jam)
Grafik IV.5 Hubungan Rate Dryer dengan Waktu Pengeringan Sampel Bentuk Silinder,
Balok, dan Bola
Pada Grafik IV.4 dapat dilihat hubungan antara rate dryer dan waktu. Nilai rate
dryer semakin berkurang seiring lamanya waktu pengeringan. Namun pada sampel balok
mengalami kenaikan dan penurunan. Pada sampel bentuk balok, mengalami kenaikan pada
t= 0,5 jam. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menjelaskan bahwa apabila diplot
antara rate dryer dan waktu maka sebagian besar panjang dari grafik tersebut menunjukkan
laju pengeringan konstan. Kemudian melengkung ke bawah dan akhirnya bila bahan telah
mencapai kandungan kebasahan keseimbangan akan menjadi nol (McCabe, 1993).
Dapat dilihat pada grafik IV.5, penurunan nilai rate dryer yang paling cepat dialami
oleh sampel silinder, hal ini dikarenakan luas permukaan balok lebih kecil daripada luas
permukaan sampel yang lain. Semakin kecil luas permukaan maka bisa menambah luas
permukaan bahan yang kontak dengan panas, sehingga panas cepat meresap dan laju
pengeringan bertambah. Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat (Purba,
2012).