Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil Percobaan
Dari percobaan batch dryer yang telah dilaksanakan pada laboraturium Proses
Pemisahan dengan Perpindahan Massa, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel IV.1.1 Berat Awal Sampel
No
1
2
3

Bentuk Sampel
Silinder
Balok
Prisma Segitiga

Berat Awal (g)


11,5
43,7
11,5

Tabel IV.1.2 Hasil Percobaan Batch Dryer


Waktu
No.

Pengeringan

Wsilinder (g)

Wbalok (g)

Wprisma segitiga (g)

1
2
3
4
5
6

(menit)
0
15
30
45
60
75

11,6
11,4
11,4
11,4
-

44,2
43,8
43,8
43,7
43,7
43,7

11,9
11,8
11,7
11,7
11,7
-

IV.2 Hasil Perhitungan


Setelah melakukan percobaan dan mencatat data yang telah didapat, dilakukan
perhitungan data yang telah didapat dari hasil praktikum, hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel IV.2.1; Tabel IV.2.2; dan Tabel IV.2.3.

Tabel IV.2.1 Hasil Perhitungan Sampel Berbentuk Silinder


Waktu

Xt (kg H2O/kg

(jam)
0

(kg)
0,0116

dry solid)
0,01754386

0,25

0,0114

No.

X (kg H2O/kg

0,00253084

dry solid)
0,001

(kg H2O/m2.h)
0,003604

0,00253084

A (m2)

IV-1

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV-2 \
3

0,5

0,0114

0,00253084

0,75

0,0114

0,00253084

0,0114

0,00253084

1,25

0,0114

0,00253084

Tabel IV.2.2 Hasil Perhitungan Sampel Berbentuk Balok


No.
1
2
3
4
5
6

Waktu

Xt (kg H2O/kg

(jam)

(kg)
0,0442

dry solid)
0,0114416

0,0438

0
0,25
0,5
0,75
1
1,25

X (kg H2O/kg

0,00786

dry solid)
0,0055

(kg H2O/m2.h)
0,0089

0,0022883

0,00786

0,0438

0,0022883

0,00786

0,003

0,0022

0,0437

0,00786

0,0437

0,00786

0,0437

0,00786

A (m2)

Tabel IV.2.3 Hasil Perhitungan Sampel Berbentuk Prisma Segitiga


No

Waktu

Xt (kg H2O/kg

.
1

(jam)

(kg)
0,0119

dry solid)
0,017094

0,0118

2
3
4
5
6

0
0,25
0,5
0,75
1
1,25

X (kg H2O/kg

0,00308

dry solid)
0,0012

(kg H2O/m2.h)
0,0015

0,008547

0,00308

0,0012

0,0015

0,0117

0,00308

0,0117

0,00308

0,0117

0,00308

0,0117

0,00308

A (m2)

Laboratorium Proses Pemisahan dengan


II
Perpindahan Massas
Program Studi D3 Teknik Kimia

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV-3 \

IV.3 Pembahasan
Tujuan dari percobaan batch dryer ini adalah mempelajari cara menghitung
kecepatan pengeringan batch dryer berdasarkan free moisture padatan dan waktu.
Pada percobaan ini menggunakan alat pengering, yaitu oven dan cara pemberian
panasnya adalah secara tidak langsung. Operasi pengeringan terputusputus (batch).
Percobaan ini menggunakan sampel sabun mandi batang yang berbentuk silinder, balok,
dan berbentuk prisma segitiga. Hal pertama yang dilakukan adalah menimbang bahan
padat basah sebagai berat mulamula, kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu
100C. Pada selang waktu 15 menit, bahan diambil untuk di timbang sebagai berat setelah
pengeringan. Cara ini dilakukan berulangulang sampai diperoleh berat konstan.
0.02
0.01
0
Silinder

Xt (kg H2O/kg dry solid)

Balok
Bola

t (jam)

Grafik IV.1 Hubungan Total Moisture Content dengan Waktu Pengeringan Sampel Bentuk
Silinder, Prisma Segitiga, dan Balok
Berdasarkan Grafik IV.1 dapat dilihat bahwa hubungan antara kadar air total
dengan lama waktu pengeringan sampel. Nilai kadar air total pada sampel silinder, balok
maupun prisma segitiga berkurang seiring waktu pengeringan yang semakin lama, Hal ini
sesuai dengan literatur yang menjelaskan bahwa dengan berjalannya waktu, kandungan
kebasahan Xt berkurang. Selama beberapa saat, sampel itu dipanaskan sampai suhu
penguapan dan kemudian grafik yang dihasilkan menunjukkan garis linier, yang kemudian
melengkung ke arah horizontal dan akhirnya mendatar (McCabe, 1993).
Pada Grafik IV.1 dapat dilihat bahwa penurunan nilai Total Moisture Content yang
paling cepat terjadi pada sampel silinder, hal ini dapat terjadi karena Total Moisture
Content yang terkandung dalam sampel silinder lebih sedikit daripada Total Moisture
Content yang terkandung dalam sampel lainnya sehingga pengeringanya lebih cepat.

Laboratorium Proses Pemisahan dengan


II
Perpindahan Massas
Program Studi D3 Teknik Kimia

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV-4 \
Semakin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan semakin cepa, selain itu semakin
luas penampang, maka permukaan transfer panas pengeringan yang diterima bahan
semakin besar (Purba, 2012).
0.01
0.01
0
0
0
0
0
Silinder

X (kg H2O/kg dry solid)

Balok
Bola

t (jam)

Grafik IV.2 Hubungan Free Moisture Content dengan Waktu Pengeringan Sampel Bentuk
Silinder, Prisma Segitiga, dan Balok
Berdasarkan Grafik IV.2 dapat dilihat hubungan antara free moisture content
dengan waktu pengeringan. Free moisture content sampel, silinder balok dan prisma
segitiga berkurang seiring waktu pengeringan yang semakin lama. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa saat t=0 padatan biasanya pada temperatur yang lebih
dingin daripada suhu tertinggi, dan laju penguapan akan meningkat. Namun, pada sampel
yang berbentuk balok tidak sesuai dengan literatur karena mengalami kenaikan pada t= 0,5
jam.. Hal ini disebabkan oleh selisih antara penurunan berat sampel yang tidak konstan,
sehingga grafik hubungan free moisture content dengan waktu pengeringan sampel bentuk
silinder mengalami kenaikan dan penurunan.
Pada Grafik IV.2 dapat dilihat bahwa laju pengurangan nilai Free Moisture Content
yang paling cepat ditunjukkan pada sampel silinder, hal ini dapat dipengaruhi oleh kadar
air bebas yang dikandung oleh sampel silinder lebih konstan daripada kandungan air bebas
pada sampel yang lain. Semakin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan semakin
cepat (Purba, 2012).

Laboratorium Proses Pemisahan dengan


II
Perpindahan Massas
Program Studi D3 Teknik Kimia

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV-5 \
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01

R (kg H2O/jam.m2) 0.01

Balok
Bola
Silinder

0
0
0
0
0

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

X (kg H2O/kg dry solid)


Grafik IV.3 Hubungan Rate Dryer dengan Free Moisture Content Sampel Bentuk Silinder,
Balok, dan Bola
Pada Grafik IV.3 dapat dilihat hubungan antara rate dryer dan free moisture content.
Semakin besar nilai free moisture content, maka nilai rate dryer juga semakin tinggi. Pada
sampel peisma segitiga dan silinder sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
semakin tinggi rate dryer semakin tinggi pula free moisture content. Namun pada sampel
balok grafik menunjukkan kenaikan dan penurunan, sehingga hal ini tidak sesuai dengan
literatur dimana hubungan antara free moisture content dengan laju pengeringan
berbanding lurus. Semakin besar free moisture content maka rate dryer juga akan semakin
besar akan tetapi pada free moisture content tertentu rate dryer akan konstan.
Dari Grafik IV.3 dapat dilihat penurunan nilai rate dryer yang paling tinggi adalah
sampel balok. Hal ini dapat disebabkan karena kandungan air bebas yang terdapat pada
sampel balok lebih besar daripada sampel silinder maupun sampel prisma seggitiga. Hal ini
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa laju pengeringan akan menurun seiring
dengan penurunan kadar air selama pengeringan. Jumlah air terikat makin lama semakin
berkurang, perubahan laju pengeringan menurun untuk bahan yang berbeda akan terjadi
pada kadar air yang berbeda pula (Taufiq, 2004).

Laboratorium Proses Pemisahan dengan


II
Perpindahan Massas
Program Studi D3 Teknik Kimia

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV-6 \
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
R (kg H2O/jam.m2)

0.01

Silinder

Balok

Bola

0
0
0
0

0 0.010.010.010.010.010.01

X (kg H2O/kg dry solid)

Grafik IV.4

Hubungan Rate Dryer dengan Total Moisture Content Sampel Bentuk


Silinder, Balok, dan Prisma Segitiga

Berdasarkan Grafik IV.4 hubungan antara rate dryer dengan total moisture content
sampel bentuk balok mengalami kenaikan dan penurunan meskipun pada akhirnya nilai
total moisture content nol. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa
free moisture content dan total moisture content berbanding lurus sehingga rate dryer juga
berbanding lurus dengan total moisture content, dimana apabila total moisture content
besar rate dryer juga besar (Geankoplis, 1993).
Dari Grafik IV.3 dapat dilihat penurunan nilai rate dryer yang paling tinggi adalah
sampel balok. Hal ini dapat disebabkan karena total kandungan air yang terdapat pada
sampel balok lebih besar daripada sampel silinder maupun sampel bola.

Laboratorium Proses Pemisahan dengan


II
Perpindahan Massas
Program Studi D3 Teknik Kimia

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV-7 \
0.01
0.01
0.01
0
0
0
Silinder

R (kg H2O/jam.m2)

Balok
Bola

t (jam)

Grafik IV.5 Hubungan Rate Dryer dengan Waktu Pengeringan Sampel Bentuk Silinder,
Balok, dan Bola
Pada Grafik IV.4 dapat dilihat hubungan antara rate dryer dan waktu. Nilai rate
dryer semakin berkurang seiring lamanya waktu pengeringan. Namun pada sampel balok
mengalami kenaikan dan penurunan. Pada sampel bentuk balok, mengalami kenaikan pada
t= 0,5 jam. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menjelaskan bahwa apabila diplot
antara rate dryer dan waktu maka sebagian besar panjang dari grafik tersebut menunjukkan
laju pengeringan konstan. Kemudian melengkung ke bawah dan akhirnya bila bahan telah
mencapai kandungan kebasahan keseimbangan akan menjadi nol (McCabe, 1993).
Dapat dilihat pada grafik IV.5, penurunan nilai rate dryer yang paling cepat dialami
oleh sampel silinder, hal ini dikarenakan luas permukaan balok lebih kecil daripada luas
permukaan sampel yang lain. Semakin kecil luas permukaan maka bisa menambah luas
permukaan bahan yang kontak dengan panas, sehingga panas cepat meresap dan laju
pengeringan bertambah. Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat (Purba,
2012).

Laboratorium Proses Pemisahan dengan


II
Perpindahan Massas
Program Studi D3 Teknik Kimia

Anda mungkin juga menyukai