Anda di halaman 1dari 13

MELITAB ( MELOKSIKAM LIQUISOLID TABLET ), INOVASI

TERBARU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS


ANALGESIK DAN ANTIINFLAMASI DENGAN MEMPERCEPAT LAJU
DISOLUSI OBAT

Nadia Rahmah Mauliddiyah


122210101002
FAKULTAS
FARMASI

UNIVERSITAS

JEMBER
2015

Makalah Melitab

Page 1

JUDUL PROGRAM
MELITAB ( MELOKSIKAM LIQUISOLID TABLET ), INOVASI TERBARU
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS ANALGESIK DAN
ANTIINFLAMASI DENGAN MEMPERCEPAT LAJU DISOLUSI OBAT

Diusulkan oleh:
Nadia Rahmah Mauliddiyah ( 122210101002 )

UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015

Makalah Melitab

Page 2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul Melitab ( Meloksikam Liquisolid Tablet ), Inovasi Terbaru
Sebagai Upaya Meningkatkan Efektifitas Analgesik

dan Antiinflamasi dengan

Mempercepat Laju Disolusi Obat.


Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kami. Amin.

Jember, 4 April 2015

Penulis

Makalah Melitab

Page 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................5
3.1

Latar Belakang.............................................................................................................5

3.2

Perumusan Masalah.....................................................................................................6

3.3

Tujuan..........................................................................................................................6

3.4

Luaran yang Diharapkan.............................................................................................6

3.5

Kegunaan.....................................................................................................................6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7


2.1. Meloksikam..................................................................................................................7
2.2. Teknik Liquisolid.........................................................................................................8
2.2.1

Keuntungan dan Kerugian dari Teknik Likuisolid :........................................8

2.2.2

Pembuatan Tablet Dengan Teknik Likuisolid...................................................8

2.2.3

Komponen Bahan dalam Pembuatan Tablet Liquisolid...................................9

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................................................11


3.1

Alat dan Bahan..........................................................................................................11

3.2

Tempat Penelitian......................................................................................................11

3.3

Prosedur Penelitian....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

Makalah Melitab

Page 4

BAB I.

1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bahan aktif yang digunakan untuk pembuatan sediaan obat sebagian besar

bersifat hidrofobik. Babu et al. (2007) menyatakan bahwa 60% dari bahan obat sintetis
yang baru ditemukan umumnya memiliki kelarutan di dalam air yang rendah. Contoh dari
bahan obat tersebut adalah meloksikam yang memiliki kelarutan dalam air sebesar 0,1779
mg/ml (Babu, 2007). Kelarutan meloksikam di dalam air yang sangat rendah tersebut
akan berpengaruh pada bioavaibilitasnya dalam tubuh.
Meloksikam merupakan derivat enolat yang memiliki efek terapi analgesik dan
antiinflamasi. Obat yang termasuk dalam golongan Non Steroid Anti Inflammation Drugs
(NSAID) ini bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX).
Berdasarkan Biopharmaceutical Classification System (BCS), bioavaibilitas obat
dipengaruhi oleh kelarutan dan permeabilitasnya. Meloksikam merupakan obat dengan
BCS kelas 2 dengan karakteristik kelarutan rendah namun permeabilitasnya terhadap
membran tinggi, rate limiting step-nya terletak pada laju disolusi obat tersebut (Oliveira
et al., 2009). Laju disolusi lambat yang disebabkan oleh kelarutan obat yang rendah akan
mengurangi jumlah obat yang akan diabsorbsi. Hal ini akan berdampak pada
bioavaibilitas obat itu sendiri. Keterbatasan kelarutan obat dalam cairan fisiologis
menjadi faktor penghambat absorbsi obat, kelarutan obat harus ditingkatkan agar
bioavaibilitas obat meningkat.
Melitab ( Meloksikam Liquisolid Tablet) adalah inovasi terbaru yang bertujuan
untuk meningkatkan kelarutan obat Meloksikam sehingga absorbsinya dalam tubuh lebih
optimal, dengan metode terbaru yang dikembangkan di Indonesia yaitu metode
Likuisolid. Teknik likuisolid bertujuan untuk meningkatkan disolusi obat yang memiliki
kelarutan rendah dalam air (Yadav, 2009). Teknik likuisolid dibuat dengan melarutkan
bahan aktif yang lipofil atau sukar larut dalam air dalam pelarut yang non volatile seperti
propilen glikol, polietilan glikol (PEG) 200 dan 400, gliserin, dan polisorbat 80 menjadi
suspensi atau bentuk cair kemudian diubah menjadi serbuk yang mudah mengalir, non
adherent dan siap dikompresi setelah penambahan bahan pembawa dan bahan penyalut
(Fahmi RH, 2008).

Makalah Melitab

Page 5

Teknik liquisolid telah dibuktikan mampu meningkatkan laju disolusi obat


lipofil atau sukar larut dalam dosis yang kecil. Pada bahan aktif dengan dosis yang besar,
maka perlu ditambahkan polimer hidrofilik selain pelarut non volatile. Dengan
penambahan polimer seperti polivinil pirolidon (PVP K-30) dalam liquid medication,
akan memungkinkan untuk meningkatkan laju disolusi obat tersebut (Javadzadeh et al.,
2007). Oleh karena itu penelitian ini perlu di lakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
efektifitas pengobatan menggunakan Meloksikam.

1.2.
Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah formulasi optimum dari Melitab (Meloksikam Liquisolid Tablet) ?
2. Apakah Metode Liquisolid dapat meningkatkan disolusi Meloksikam?
3. Bagaimana Pengaruh Perbedaan konsentrasi Polimer dan Lubrikan pada tablet
Likuisolid?
1.3.
Tujuan
1. Menentukan formulasi terbaik untuk Melitab
2. Meningkatkan laju disolusi meloksikam
3. Mengetahui pengaruh Polimer dan lubrikan pada sediaan Melitab

1.4.

Luaran yang Diharapkan


Dari penelitian ini akan menghasilkan produk baru berupa Melitab (Meloksikam

Likuisolid Tablet) sebagai produk sediaan baru yang mampu meningkatkan laju disolusi
obat meloksikam dalam tubuh, serta dapat meningkatkan absorbsi obat dan efektifitas
pengobatan dengan Meloksikam. Selain itu karena proses pembuatannya yang mudah,
diharapkan produk ini dapat di gunakan untuk pembuatan tablet Meloksikam secara skala
Industri. Selain itu juga luaran dari program ini artikel ilmiah tentang metode Likuisolid.

1.5.
Kegunaan
1. Melitab ( Meloksikam Likuisolid Tablet ) sebagai alternatif baru modifikasi
sediaan tablet yang dapat meningkatkan laju disolusi meloksikam
2. Melitab ( Meloksikam Likuisolid Tablet ) sebagai sarana untuk mengembangkan
teori yang di pelajari oleh mahasiswa.

BAB II.

Makalah Melitab

TINJAUAN PUSTAKA

Page 6

2.1. Meloksikam
Meloksikam merupakan derivat enolat yang memiliki efek terapi analgesik dan
antiinflamasi. Obat yang termasuk dalam golongan Non Steroid Anti Inflammation Drugs
(NSAID) ini bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX). Nama kimia
dari obat ini yaitu (4-hidroksi-2-metil-N-(5-metil-1,3-tiazol-2-il)-2H-1,2-benzotiazin-3karboksamin-1,1-dioksida). Rumus molekul obat ini adalah (C14H13N3O4S2). Molekul obat
ini memiliki berat molekul (BM) sebesar 351,4 (British Pharmacopoeia Commission,
2009). Adapun struktur meloksikam telah digambarkan dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Rumus bangun meloksikam 1


(Sumber: British Pharmacopoeia Commission, 2009)
Meloksikam memiliki karakteristeristik yang khas. Obat ini berupa serbuk
kuning yang praktis tidak larut dalam air. Serbuk meloksikam larut dalam
dimetilformamid, sedikit larut dalam aseton dan sangat sedikit larut dalam etanol (96%)
dan metanol (British Pharmacopoeia Commission, 2009). Meloksikam memiliki titik leleh
263C (Umesh et al., 2012). Obat ini memiliki koefisien partisi 0,1 dalam larutan oktanol/
buffer pH 7,4 serta pKa 1,1 dan 4,2 (Oliveira et al., 2009).
Dalam penggolongan BCS (Biopharmaceutical Classification System),
meloksikam tergolong dalam BCS tipe 2 (Oliveira et al., 2009). Ini menandakan bahwa
rate limiting step untuk absorbsi obat terletak pada kelarutannya sedangkan
permeabilitasnya tinggi. Bioavaibilitas per oral untuk meloksikam adalah 89% meskipun
kelarutan meloksikam buruk pada cairan biologis (Jafar et al., 2010). Hal ini membuktikan
bahwa permeabilitas meloksikam terhadap membran biologis tinggi. Meloksikam telah
dilaporkan dapat larut dalam air sebanyak 0,1779 mg/ml pada suhu 25C (Babu et al.,
2007). Pada literatur lain, Awasthi et al. (2011) menyatakan bahwa meloksikam dapat larut
dalam air sebesar 8g/ml. Perbandingan kelarutan dalam air yang lebih dari 1:10.000
dapat dinyatakan praktis tidak larut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995).
Makalah Melitab

Page 7

2.2. Teknik Liquisolid


Teknik likuisolid merupakan suatu teknik pembuatan tablet yang relatif baru,
diperkenalkan pada tahun 2002 oleh Spireas,yaitu teknik untuk mengubah suatu bentuk
cairan ke keadaan serbuk kering yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas baik,melalui
pencampuran fisik sederhana dengan bahan pembawa dan penyalut tertentu.(Spireas,
1998)
2.2.1

Keuntungan dan Kerugian dari Teknik Likuisolid :


Keuntungan dari metode ini adalah :
a) Metode pembuatannya sederhana mirip dengan pembuatan tablet
secara konvensional
b) Biaya pembuatan relatif murah jika dibandingkan dengan pembuatan
kapsul gelatin lunak
c) Pelepasan obat dapat dimodifikasi menggunakan bahan tambahan yang
sesuai
d) Bahan obat dapat berada dalam dispersi molekuler
e) Dapat diaplikasikan untuk produksi skala industri
f)Bioavaibilitas lebih baik jika dibandingkan tablet konvensional
Kerugian dari metode ini adalah :
a) Metode ini hanya untuk bahan bahan yang memiliki kelarutan tinggi
pada pelarut non volatile
b) Untuk meningkatkan sifat alir dan kompaktibilitas serbuk liquisolid
dibutuhkan bahan pembawa dan penyalut dalam jumlah yang besar,
sehingga menambah besar ukuran tablet dan susah untuk di telan.

2.2.2

Pembuatan Tablet Dengan Teknik Likuisolid


Pembuatan tablet dengan teknik likuisolid akan melibatkan beberapa bahan

tambahan selain bahan obat,seperti bahan pembawa, bahan penyalut dan bahan lain seperti
bahan penghancur dan pelicin.

2.2.3

Komponen Bahan dalam Pembuatan Tablet Liquisolid


a) Bahan Obat
Teknik likuisolid memiliki tujuan antara lain untuk meningkatkan pelepasan

obat dari bahan aktif yang sukar larut atau memiliki kelarutan buruk dalam air. Beberapa
contoh bahan obat yang telah dicoba dengan teknik likuisolid antara lain ibuprofen,
karbamazepine, hidrokortison, prednisolon, piroksikam, dan lainnya.

Makalah Melitab

Page 8

b) Pelarut non volatile


Pelarut non volatile yang digunakan sebaiknya bersifat inert, dapat campur
dengan pelarut organik,viskositas tidak terlalu tinggi, dan memiliki titik didih tinggi.
Beberapa pelarut non volatile yang digunakan dalam formulasi tablet likuisolid antara
lain polietilen glikol 200 dan 400, gliserin, polisorbat 80 dan propilenglikol.
c) Bahan pembawa
Untuk meningkatkan pelepasan obat, digunakan bahan pembawa yang bersifat
hidrofilik, misalnya Avicel PH 102 dan laktosa monohidrat.
d) Bahan penyalut
Bahan penyalut yang umum digunakan adalah silika (Cab-O-Sil M5, Aerosil
20013, Siloid).
Bentuk cair (liquid medication) yang dimaksud dapat berupa bahan obat cair
atau campuran antara bahan obat dengan pelarut non volatile yang ditambahkan, baik
dalam bentuk larutan obat atau suspensi obat, yang akan tergabung ke dalam bahan
pembawa yang digunakan. Adapun cara pem- buatan tablet dengan teknik likuisolid,
secara umum adalah sebagai berikut:
a) Bahan obat, pertama-tama didispersikan dalam pelarut non volatile dengan
perbandingan tertentu antara bahan obat dan pelarut non volatile.
b) Campuran antara bahan pembawa dan bahan penyalut ditambahkan pada liquid
medication dengan pengadukan berkelanjutan di dalam mortir. Jumlah bahan
pembawa yang digunakan harus cukup untuk menghasilkan campuran dengan
sifat alir dan kompresibilitas yang baik.
c) Terhadap campuran tersebut, ditambahkan bahan penghancur dan bahan
tambahan lain yang diperlukan, campur di dalam mortir.
d) Campuran (serbuk likuisolid) diuji sifat alirnya (waktu alir, sudut diam, Carrs
Index, Hausner Ratio), dan jika sudah memenuhi persyaratan, dicetak menjadi
tablet.
e) Tablet yang dihasilkan diuji mutu tablet, meliputi keseragaman sediaan (bobot
dan

kandungan)

kekerasan

tablet,

kerapuhan

tablet,

waktu

hancur

tablet,kandungan bahan aktif di dalam tablet,dan selanjutnya dilakukan uji


disolusi.(Yadav,2009).

Makalah Melitab

Page 9

BAB III.

3.1.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, Mesin

cetak tablet, Alat Uji Kekerasan Tablet, Alat Uji kerapuhan Tablet, Alat Uji Waktu
Hancur Tablet, Alat Uji Disolusi Tablet, Alat Uji waktu Hancur Tablet, Spektrofotometer
UV Vis, Stopwatch dan peralatan Gelas. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Meloksikam (PT. Dexa Medika),PVP-K30, Aerosil, Avicel, SSG, Mg Stearat.

Makalah Melitab

Page 10

3.2.

Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi dan Laboratorium

Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Jember.


3.3.

Prosedur Penelitian
a. Pembuatan Melitab ( Meloksikam Liquisolid Tablet )
Desain Penelitian Formula Melitab
Table 1
PVP K-30
5%
10%
15%
Mg Stearat
1%
3%
5%
Prosentase ini diperoleh dari jumlah maksimum PVP K 30 dan Mg Stearat
yang berfungsi sebagai polimer dan lubrikan pada tablet likuisolid.

Formula Melitab ( Meloksikam Liquisolid Tablet )


Table 2

Bahan

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4

Meloksikam
PVP K-30
Aerosil
Avicel
SSG
Mg Stearat
Gliserin
Propilen Glikol

(mg)
200
20
540
40
30
30

(mg)
200
13
20
518
40
8
30
30

(mg)
200
26
20
490
40
24
30
30

(mg)
200
39
20
461
40
40
30
30

Berikut adalah diagram alir pembuatan Melitab

b. Pengamatan Sifat Fisik Granul dan Tablet


Uji sifat fisik granul yang dilakukan adalah pengukuran sudut diam, Carrs
Index dan Hausner Ratio. Uji sifat Fisik Tablet meliputi uji keseragaman bobot,
Diagram Pembuatan Melitab 1

Makalah Melitab

Page 11

Uji keseragaman kandungan, Uji kekerasan tablet, Ujia Kerapuhan Tablet, dan
Uji waktu Hancur Tablet.
c. Penetapan Kadar Meloksikam dalam Tablet
Diambil 20 tablet secara acak , lalu di gerus halus dan di aduk dengan seksama
800 mg sampel yang setara dengan 200 mg meloksikam, dilarutkan dalam
larutan dapar fosfat 0,2 M pH 7,2 dalam labu takar 100,0 ml dan dikocok hingga
homogen, kemudian disaring dengan kertas Whatman. Filtrat hasil pengaringan
pertama di buang , kemudian di pipet sebanyak 1,5 ml, lalu tambahkan larutan
dapar fosfat 0,2 M pH 7,2 hingga volume tepat 10 ml. Absorbansinya diamati
pada panjang gelombang serapan maksimum dengan menggunakan alat
spektrofotometer UV VIS dengan panjang gelombang serapan maksimum 264
nm.
d. Uji Disolusi
Uji disolusi dari matriks tablet dapat dilakukan dengan alat disolusi model
apparatus II USP. Tablet dimasukan dalam labu yang berisi larutan dapar fosfat
0,2 M, pH 7,2 yang berfungsi sebagai medium. Jarak pengaduk dayung diputar
pada kecepatan 50 rpm. Suhu Medium dijaga konstan 37 0,5 o C dengan
volume medium dispersi yang digunakan 900 ml. Masing-masing formula
dimasukkan dalam tiap-tiap chamber disolusi. Uji disolusi ini dilakukan selama
60 menit. Waktu pengambilan dimulai dari menit ke 10, 20, 30, 40, 50 dan 60.
Sampel diambil sebanyak 5ml pada setiap interval waktu yang telah ditentukan.
Setiap sampel yang sudah diambil akan dianalisis dengan spektrofotometer UV
- Vis. Analisis sampel ini menggunakan panjang gelombang pengamatan 364
nm. Hasil absorbansi yang dihasilkan akan dianalisis untuk menemukan %
kumulatif meloksikam pada interval waktu tertentu.
e. Analisis Data
Pengujian statistika yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang
bermakna pada hasil uji disolusi adalah uji ANOVA (Analysis of Varian) satu
arah, dengan syarat uji homogenitas dan uji normalitas memenuhi persyaratan
uji ANOVA. Ini dikatakan berbeda bermakna jika nilai p > 0,05 dan tidak
berbeda bermakna bila p < 0,05. Apabila terdapat perbedaan bermakna maka
dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significantly Different) dengan menggunakan
program SPSS. Jika kedua uji di atas tidak memiliki sebaran normal dan
distribusi yang homogen, maka dilanjutkan dengan uji Kruskall-Wallis. Ini
dikatakan berbeda bermakna apabila nilai p < 0,05 dan tidak berbeda bermakna

Makalah Melitab

Page 12

bila p > 0,05, bila terdapat perbedaan bermakna dilanjutkan dengan uji MannWhitney (Dahlan, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
Awasthi, K. M. (2011). Development Of Meloxicam Formulations Utilizing Ternary
Complexation For Solubility Enhancement. .
Babu, S. T. (2007). Solubility of Meloxicam in Mixed Solvent Systems. Ethiop: J.
Pharm., 25: 23-28.
Commission, B. P. (2009). British Pharmacopoeia 2009. London: British
Pharmacopoeia Commission.
Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat dan Multivariat : Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta:
Salemba Medika.
Indonesia, D. K. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Makalah Melitab

Page 13

Anda mungkin juga menyukai