UNIVERSITAS
JEMBER
2015
Makalah Melitab
Page 1
JUDUL PROGRAM
MELITAB ( MELOKSIKAM LIQUISOLID TABLET ), INOVASI TERBARU
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS ANALGESIK DAN
ANTIINFLAMASI DENGAN MEMPERCEPAT LAJU DISOLUSI OBAT
Diusulkan oleh:
Nadia Rahmah Mauliddiyah ( 122210101002 )
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
Makalah Melitab
Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul Melitab ( Meloksikam Liquisolid Tablet ), Inovasi Terbaru
Sebagai Upaya Meningkatkan Efektifitas Analgesik
Penulis
Makalah Melitab
Page 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................5
3.1
Latar Belakang.............................................................................................................5
3.2
Perumusan Masalah.....................................................................................................6
3.3
Tujuan..........................................................................................................................6
3.4
3.5
Kegunaan.....................................................................................................................6
2.2.2
2.2.3
3.2
Tempat Penelitian......................................................................................................11
3.3
Prosedur Penelitian....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
Makalah Melitab
Page 4
BAB I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan aktif yang digunakan untuk pembuatan sediaan obat sebagian besar
bersifat hidrofobik. Babu et al. (2007) menyatakan bahwa 60% dari bahan obat sintetis
yang baru ditemukan umumnya memiliki kelarutan di dalam air yang rendah. Contoh dari
bahan obat tersebut adalah meloksikam yang memiliki kelarutan dalam air sebesar 0,1779
mg/ml (Babu, 2007). Kelarutan meloksikam di dalam air yang sangat rendah tersebut
akan berpengaruh pada bioavaibilitasnya dalam tubuh.
Meloksikam merupakan derivat enolat yang memiliki efek terapi analgesik dan
antiinflamasi. Obat yang termasuk dalam golongan Non Steroid Anti Inflammation Drugs
(NSAID) ini bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX).
Berdasarkan Biopharmaceutical Classification System (BCS), bioavaibilitas obat
dipengaruhi oleh kelarutan dan permeabilitasnya. Meloksikam merupakan obat dengan
BCS kelas 2 dengan karakteristik kelarutan rendah namun permeabilitasnya terhadap
membran tinggi, rate limiting step-nya terletak pada laju disolusi obat tersebut (Oliveira
et al., 2009). Laju disolusi lambat yang disebabkan oleh kelarutan obat yang rendah akan
mengurangi jumlah obat yang akan diabsorbsi. Hal ini akan berdampak pada
bioavaibilitas obat itu sendiri. Keterbatasan kelarutan obat dalam cairan fisiologis
menjadi faktor penghambat absorbsi obat, kelarutan obat harus ditingkatkan agar
bioavaibilitas obat meningkat.
Melitab ( Meloksikam Liquisolid Tablet) adalah inovasi terbaru yang bertujuan
untuk meningkatkan kelarutan obat Meloksikam sehingga absorbsinya dalam tubuh lebih
optimal, dengan metode terbaru yang dikembangkan di Indonesia yaitu metode
Likuisolid. Teknik likuisolid bertujuan untuk meningkatkan disolusi obat yang memiliki
kelarutan rendah dalam air (Yadav, 2009). Teknik likuisolid dibuat dengan melarutkan
bahan aktif yang lipofil atau sukar larut dalam air dalam pelarut yang non volatile seperti
propilen glikol, polietilan glikol (PEG) 200 dan 400, gliserin, dan polisorbat 80 menjadi
suspensi atau bentuk cair kemudian diubah menjadi serbuk yang mudah mengalir, non
adherent dan siap dikompresi setelah penambahan bahan pembawa dan bahan penyalut
(Fahmi RH, 2008).
Makalah Melitab
Page 5
1.2.
Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah formulasi optimum dari Melitab (Meloksikam Liquisolid Tablet) ?
2. Apakah Metode Liquisolid dapat meningkatkan disolusi Meloksikam?
3. Bagaimana Pengaruh Perbedaan konsentrasi Polimer dan Lubrikan pada tablet
Likuisolid?
1.3.
Tujuan
1. Menentukan formulasi terbaik untuk Melitab
2. Meningkatkan laju disolusi meloksikam
3. Mengetahui pengaruh Polimer dan lubrikan pada sediaan Melitab
1.4.
Likuisolid Tablet) sebagai produk sediaan baru yang mampu meningkatkan laju disolusi
obat meloksikam dalam tubuh, serta dapat meningkatkan absorbsi obat dan efektifitas
pengobatan dengan Meloksikam. Selain itu karena proses pembuatannya yang mudah,
diharapkan produk ini dapat di gunakan untuk pembuatan tablet Meloksikam secara skala
Industri. Selain itu juga luaran dari program ini artikel ilmiah tentang metode Likuisolid.
1.5.
Kegunaan
1. Melitab ( Meloksikam Likuisolid Tablet ) sebagai alternatif baru modifikasi
sediaan tablet yang dapat meningkatkan laju disolusi meloksikam
2. Melitab ( Meloksikam Likuisolid Tablet ) sebagai sarana untuk mengembangkan
teori yang di pelajari oleh mahasiswa.
BAB II.
Makalah Melitab
TINJAUAN PUSTAKA
Page 6
2.1. Meloksikam
Meloksikam merupakan derivat enolat yang memiliki efek terapi analgesik dan
antiinflamasi. Obat yang termasuk dalam golongan Non Steroid Anti Inflammation Drugs
(NSAID) ini bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX). Nama kimia
dari obat ini yaitu (4-hidroksi-2-metil-N-(5-metil-1,3-tiazol-2-il)-2H-1,2-benzotiazin-3karboksamin-1,1-dioksida). Rumus molekul obat ini adalah (C14H13N3O4S2). Molekul obat
ini memiliki berat molekul (BM) sebesar 351,4 (British Pharmacopoeia Commission,
2009). Adapun struktur meloksikam telah digambarkan dalam Gambar 2.1.
Page 7
2.2.2
tambahan selain bahan obat,seperti bahan pembawa, bahan penyalut dan bahan lain seperti
bahan penghancur dan pelicin.
2.2.3
obat dari bahan aktif yang sukar larut atau memiliki kelarutan buruk dalam air. Beberapa
contoh bahan obat yang telah dicoba dengan teknik likuisolid antara lain ibuprofen,
karbamazepine, hidrokortison, prednisolon, piroksikam, dan lainnya.
Makalah Melitab
Page 8
kandungan)
kekerasan
tablet,
kerapuhan
tablet,
waktu
hancur
Makalah Melitab
Page 9
BAB III.
3.1.
METODOLOGI PENELITIAN
cetak tablet, Alat Uji Kekerasan Tablet, Alat Uji kerapuhan Tablet, Alat Uji Waktu
Hancur Tablet, Alat Uji Disolusi Tablet, Alat Uji waktu Hancur Tablet, Spektrofotometer
UV Vis, Stopwatch dan peralatan Gelas. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Meloksikam (PT. Dexa Medika),PVP-K30, Aerosil, Avicel, SSG, Mg Stearat.
Makalah Melitab
Page 10
3.2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi dan Laboratorium
Prosedur Penelitian
a. Pembuatan Melitab ( Meloksikam Liquisolid Tablet )
Desain Penelitian Formula Melitab
Table 1
PVP K-30
5%
10%
15%
Mg Stearat
1%
3%
5%
Prosentase ini diperoleh dari jumlah maksimum PVP K 30 dan Mg Stearat
yang berfungsi sebagai polimer dan lubrikan pada tablet likuisolid.
Bahan
Meloksikam
PVP K-30
Aerosil
Avicel
SSG
Mg Stearat
Gliserin
Propilen Glikol
(mg)
200
20
540
40
30
30
(mg)
200
13
20
518
40
8
30
30
(mg)
200
26
20
490
40
24
30
30
(mg)
200
39
20
461
40
40
30
30
Makalah Melitab
Page 11
Uji keseragaman kandungan, Uji kekerasan tablet, Ujia Kerapuhan Tablet, dan
Uji waktu Hancur Tablet.
c. Penetapan Kadar Meloksikam dalam Tablet
Diambil 20 tablet secara acak , lalu di gerus halus dan di aduk dengan seksama
800 mg sampel yang setara dengan 200 mg meloksikam, dilarutkan dalam
larutan dapar fosfat 0,2 M pH 7,2 dalam labu takar 100,0 ml dan dikocok hingga
homogen, kemudian disaring dengan kertas Whatman. Filtrat hasil pengaringan
pertama di buang , kemudian di pipet sebanyak 1,5 ml, lalu tambahkan larutan
dapar fosfat 0,2 M pH 7,2 hingga volume tepat 10 ml. Absorbansinya diamati
pada panjang gelombang serapan maksimum dengan menggunakan alat
spektrofotometer UV VIS dengan panjang gelombang serapan maksimum 264
nm.
d. Uji Disolusi
Uji disolusi dari matriks tablet dapat dilakukan dengan alat disolusi model
apparatus II USP. Tablet dimasukan dalam labu yang berisi larutan dapar fosfat
0,2 M, pH 7,2 yang berfungsi sebagai medium. Jarak pengaduk dayung diputar
pada kecepatan 50 rpm. Suhu Medium dijaga konstan 37 0,5 o C dengan
volume medium dispersi yang digunakan 900 ml. Masing-masing formula
dimasukkan dalam tiap-tiap chamber disolusi. Uji disolusi ini dilakukan selama
60 menit. Waktu pengambilan dimulai dari menit ke 10, 20, 30, 40, 50 dan 60.
Sampel diambil sebanyak 5ml pada setiap interval waktu yang telah ditentukan.
Setiap sampel yang sudah diambil akan dianalisis dengan spektrofotometer UV
- Vis. Analisis sampel ini menggunakan panjang gelombang pengamatan 364
nm. Hasil absorbansi yang dihasilkan akan dianalisis untuk menemukan %
kumulatif meloksikam pada interval waktu tertentu.
e. Analisis Data
Pengujian statistika yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang
bermakna pada hasil uji disolusi adalah uji ANOVA (Analysis of Varian) satu
arah, dengan syarat uji homogenitas dan uji normalitas memenuhi persyaratan
uji ANOVA. Ini dikatakan berbeda bermakna jika nilai p > 0,05 dan tidak
berbeda bermakna bila p < 0,05. Apabila terdapat perbedaan bermakna maka
dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significantly Different) dengan menggunakan
program SPSS. Jika kedua uji di atas tidak memiliki sebaran normal dan
distribusi yang homogen, maka dilanjutkan dengan uji Kruskall-Wallis. Ini
dikatakan berbeda bermakna apabila nilai p < 0,05 dan tidak berbeda bermakna
Makalah Melitab
Page 12
bila p > 0,05, bila terdapat perbedaan bermakna dilanjutkan dengan uji MannWhitney (Dahlan, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Awasthi, K. M. (2011). Development Of Meloxicam Formulations Utilizing Ternary
Complexation For Solubility Enhancement. .
Babu, S. T. (2007). Solubility of Meloxicam in Mixed Solvent Systems. Ethiop: J.
Pharm., 25: 23-28.
Commission, B. P. (2009). British Pharmacopoeia 2009. London: British
Pharmacopoeia Commission.
Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat dan Multivariat : Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta:
Salemba Medika.
Indonesia, D. K. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Makalah Melitab
Page 13