Kasus
Seorang anggota polisi membawa sebuah botol berukuran 2 liter yang disebutnya sebagai
botol dari sebuah alat suction curret milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya
adalah bahwa dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang
ilegal dan didalam botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction.
Polisi menerangkan dalam surat permintaannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol
tersebut berasal dari 3 perempuan yang saat ini sedang diperiksa ke bagian kebidanan
dirumah sakit anda. Penyidik membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang menjelaskan
apakah benar terjadi pengguguran kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan
yang sedang diperiksa di kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan
oleh dokter tersebut.
Aspek Hukum
Pasal 346 KUHP
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
seorang
wanita
tanpa
persetujuannya,
diancam
dewasa sebagaimana dimaksud dalam ayat yang lalu, jika isi tadi
telah diketahuinya.
(3)Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau
pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paaling
banyak
Sembilan
memberikan
untuk
ribu
rupiah,barang
terus
maupun
siapa
untuk
menawarkan,
sementara
waktu,
supaya
menimbulkan
diobati,
harapan
dengan
bahwa
memberitahukan
dengan
atau
pengobatan
itu
pekerjaannya,
maka
haknya
tersebut
untuk
dalam
melakukan
sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.
Dikenal 2 macam indikasi abortus terapeutikus, yaitu indikasi ibu (kepentingan medic si wanita
hamil) dan indikasi anak (kepentingan medic si janin), namun kedua macam indikasi tersebut
belum menerangkan secara tuntas tentang batasan derajat resiko ibu atau anak yang dapat
digolongkan ke dalam cakupan indikasi. Bahkan kemudian muncul pula indikasi etis yaitu
pada kehamilan akibat suatu tindakan perkosaan dan tindakan yang sejenis. Penggunaan
indikasi social sama sekali tidak dibenarkan.
Kasus abortus di Indonesia jarang diajukan ke pengadilan karena pihak si ibu yang merupakan
korban juga sebagai pelaku sehingga sukar diharapkan adanya laporan abortus. Umumnya
kasus abortus diajukan ke pengadilan hanya bila terjadi komplikasi (si ibu sakit berat/mati)
atau bila ada pengaduan dari si ibu atau suaminya (dalam hal izin). Abortus provokatus yang
dilakukan menggunakan pelbagai cara selalu mengandung resiko kesehatan baik bagi si ibu
atau janin. Seorang dokter perlu mengenali kelainan yang dapat timbul akibat pelbagai macam
cara yang digunakan untuk melakukan pengguguran criminal ini agar benar-benar dapat
membantu secara maksimal pihak penyidik.
Kekerasan mekanik lokal dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam. Kekerasan dari luar
dapat dilakukan sendiri oleh si ibu atau oleh orang lain, seperti melakukan gerakan fisik
berlebihan, jatuh, pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan langsung pada perut
atau uterus, pengaliran listrik pada serviks dan sebagainya. Kekerasan dapat pula dari dalam
dengan melakukan manipulasi vagina atau uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri,
misalnya dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio; aplikasi asam arsenic,
kalium permanganate pekat, atau jodium tinktur; pemasangan laminaria stift atau kateter ke
dalam serviks; atau manipulasi serviks dengan jari tangan. Manipulasi uterus, dengan
melakukan pemecahan selaput amnion atau dengan penyuntikan ke dalam uterus. Pemecahan
selaput amnion dapat dilakukan dengan memasukkan alat apa saja yang cukup panjang dan
kecil melalui serviks. Penyuntikan atau penyemprotan cairan biasanya dilakukan dengan
menggunakan Higginson type syringe, sedangkan cairannya adalah air sabun, desinfektan atau
air biasa/air panas. Penyemprotan ini dapat mengakibatkan emboli udara. Obat/zat tertentu,
racun umum digunakan dengan harapan agar janin mati tetapi si ibu cukup kuat untuk bisa
selamat. Pernah dilaporkan pengguanaan bahan tumbuhan yang mengandung minyak eter
tertentu yang merangsang saluran cerna hingga terjadi kolik abdomen, jamu perangsang
kontraksi uterus dan hormone wanita yang merangsang kontraksi uterus melaui hiperemi
mukosa uterus. Hasil yang dicapai sangat bergantung pada jumlah (takaran), sensitivitas
individu dan keadaan kandungannya (usia gestasi).
Bahan-bahan tadi ada yang biasa terdapat dalam jamu peluntus, nenas muda, bubuk beras
dicampur lada hitam, dan lain-lain. Ada juga yang agak beracun seperti garam logam berat,
laksans dan lain-lain; atau bahan yang beracun, seperti strichnin, prostigmin, pilokarpin,
dikumarol, kina, dan lain-lain. Kombinasi kina atau menolisin dengan ekstrak hipofisis
(oksitosin) ternyata sangat efektif. Akhir-akhir ini dikenal juga sitostatika (aminopterin)
sebagai abortivum.2
Etika Profesi
Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar-salahnya
suatu sikap dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat
dari moralitas. Penilaian baik-buruk dan benar-salah dari sisi moral tersebut
menggunakan pendekatan teori etika yang cukup banyak jumlahnya.
Bioetik
Beuchamp and Childress menguraikan bahwa untuk mencapai suatu
keputusan etik diperlukan 4 kaidah dasar moral (moral principle) dan
beberapa rules dibawahnya. Ke-4 kaidah dasar moral tersebut adalah:
Prinsip Otonomi
Prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the right to
self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.
Prinsip Beneficence
Prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien. Dalam
beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan sisi
baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat)
Prinsip Non-maleficence
Prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal
sebagai primum non nocere atau above all do no harm.
Prinsip Justice
Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam
mendistribusikan sumber daya (distributive justice).
Sumpah Kedokteran
Demi Allah, saya bersumpah bahwa :
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya; Saya akan menjalankan tugas
saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi, sesuai dengan
martabat pekerjaan saya;
Kesehatan penderita senantiasa
akan
saya
utamakan;
Saya
akan
karena
keilmuan
saya
sebagai
dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
jabatan
kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri
ingin
diperlakukan;
Sekalipun
diancam,
saya
tidak
akan
mempergunakan
dokter
harus
menjunjung
tinggi,
menghayati
berupaya
dan
melaksanakan
belum
diuji
kebenarannya
dan
hal-hal
yang
dapat
pelayanan
medis
yang
praktik
kompeten
medisnya
dengan
(compassion)
dan
penghormatan
atas
martabat
manusia.
pasien
mengingatkan
dan
sejawatnya,
sejawatnya
dan
yang
dia
berupaya
ketahui
untuk
memiliki
seorang
dokter
harus
senantiasa
dapat
berhubungan
dengan
keluarga
dan
13.
Prosedur Medikolegal
Dalam menangani berbagai kasus yang menyangkut tubuh dan jiwa manusia, seorang dokter
dapat mempunyai peranan ganda yaitu peranan pertama adalah sebagai ahli klinik sedangkan
peran kedua adalah sebagai ahli forensik yang bertugas membantu proses peradilan. Kewajiban
dokter untuk melakukan pemeriksaan kedokteran forensik ke atas korban apabila diminta
secara resmi oleh penyidik (polisi) dan jika menolak untuk melakukan pemeriksaan forensik
tersebut di atas dapat dikenai pidana penjara, selama-lamanya 9 bulan.
Kewajiban Dokter Membantu Peradilan
Pasal 133 KUHAP (mengatur kewajiban dokter untuk membuat Keterangan Ahli)
mayat
tidak
mungkin
lagi
dihindari,
penyidik
wajib
10
atau
dokter
atau
ahli
lainnya
wajib
memberikan
mengucapkan
sumpah
atau
janji
akan
memberikan
bahwa
ia
akan
memberi
keterangan
menurut
11
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa
2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh
pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya,
yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, disertai dengan alasan
yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu.
b. Surat
yang
dibuat
menurut
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang
termasuk dalam tatalaksana yang menjadi tanggungjawabnya dan
yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu
keadaan.
c. Surat
keterangan
berdasarkan
dari
seorang
keahliannya
ahli
mengenai
yang
memuat
sesuatu
hal
atau
pendapat
sesuatu
yang
mempunyai
keahlian
khusus
guna
memberikan
keterangan
yang
dengan
sengaja
tidak
menuruti
perintah
atau
tindak
pidana;
mencegah,
demikian
pula
menghalang-halangi
barangsiapa
atau
dengan
menggagalkan
ketentuan
undang-undang
terus-menerus
atau
untuk
13
dengan
sengaja
membuka
rahasia
yang
wajib
14
Pemeriksaan Medis
Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya perubahan
payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik dan sebagainya. Perlu pula
dibukti adanya usaha penghentian kehamilan, misalnya tanda kekerasan
pada genitalia interna/eksterna, daerah perut bagian bawah.1
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Kehamilan / Nifas
a) Mammae besar
b) Areola hitam berbintil
c) Kolostrum
2. Tanda penghentian kehamilan: Luka atau bahan sesuai metode
aborsi
Pemeriksaan Genitalia
1. Livide vagina
2. Rahim membesar
Pemeriksaan pada ibu hamil (mati)
1. Tanda kehamilan
2. Tanda penghentian kehamilan
3. Komplikasi aborsi: perdarahan, syok, emboli udara, keracunan,
infeksi/ sepsis, inhibisi vagal
4. Hubungan genetik janin-anak4
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan pada Ibu
Pemeriksaan tanda kehamilan yaitu uji -HCG positif. Pemeriksaan toksikologik dilakukan
untuk mengetahui adanya obat/zat yang dapat mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan
pemeriksaan terhadap hasil usaha penghentian kehamilan, misalnya yang berupa IUFDkematian janin di dalam rahim dan pemeriksaan mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan.1
Pemeriksaan Sisa Janin
Pemeriksaan janin aborsi
a. Usia janin 0-40 minggu
15
16
Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda kehamilan,
kerusakan jaringan yang merupakan jejas/tanda usaha penghentian kehamilan. Ditemukannya
sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalitas. Tentukan pula umur janin/usia kehamilan,
karena sekalipun undang-undang tidak mempermasalahkan usia kehamilan, namun penentuan
usia kehamilan kadang kala diperlukan oleh penyidik dalam rangka penyidikan perkara secara
keseluruhan.
Pemeriksaan darah
Di antara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena merupakan
cairan biologic dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan manusia tertentu.
Tujuan utama pemeriksaan darah forensic sebenarnya adalah untuk membantu identifikasi
pemilik darah tersebut. Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut penting untuk menunjang atau
menyingkirkan keterlibatan seseorang dengan TKP dengan catatan walaupun dengan uji yang
modern dan dengan peralatan yang canggih sekalipun, masih sulit untuk memastikan bahwa
darah tersebut berasal dari individu tertentu.
o Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat morfologik sel-sel
darah merah. Cara ini tidak dapat dilakukan bila telah terjadi
kerusakan padal sel-sel darah tersebut.
Darah yang masih basah atau baru mongering ditaruh pada
kaca obyek dan ditambahkan satu tetes larutan garam faal,
kemudian ditutup dengan kaca penutup. Cara lain adalah
dengan membuat sediaan apus dengan pewarnaan Wright atau
Giemsa. Dari kedua sediaan tersebut dapat dilihat bentuk dan
inti sel darah merah.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap kedua sediaan tersebut
hanya dapat menentukan kelas dan bukan spesies darah
tersebut,
kelas
mamalia
mempunyai
sel
darah
merah
17
asetat
glacial,
sedangkan
pada
reaksi
fenoftalin
4,5
18
Pengalaman sebuah kasus kehamilan seorang wanita yang berulang kali berusaha untuk
menghentikan kehamilannya dengan memukul dan menjatuhkan perutnya akhirnya akan
diikuti dengan kematian dari janinnya, dimana ketika di autopsi akan ditemukan fraktur pada
tulang iga dan kerusakan pada otak.
Kekerasan setempat
Pemilihan cara dan hasil yang dicapai ditentukan oleh keahlian dari operator. Jika dilakukan
oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang kesehatan cara
tersebut akan mendekati prosedur pengobatan. Hal ini lebih sulit diketahui karena mungkin
tidak akan ditemukan gangguan dan komplikasi yang lain. Pengetahuan yang tidak cukup
mungkin akan mengakibatkan perforasi dari dinding vagina atau uterus, perdarahan hebat,
sepsis, atau kematian mendadak akibat syok atau emboli udara. Hal ini membuktikan bahwa
bisa dan dapat melakukan sendiri aborsi dengan kekerasan setempat. Aborsi yang dapat
dipraktekan sendiri tergantung beberapa keadaan. Pada multipara, terutama jika wanita tersebut
memiliki beberapa pengetahuan mengenai anatomi tubuhnya dapat dengan cepat dan berhasil
melakukan aborsi tanpa melukai dirinya sendiri. Pada primipara, jika seorang wanita muda,
yang tidak memiliki pengetahuan baik itu anatomi dan cara cara yang benar akan mengalami
kesulitan yang besar dan dapat dipastikan akan melukai dirinya tidak hanya kerusakan pada
vaginanya atau jika dia memasukan sesuatu kedalam rahimnya hal ini akan mengakibatkan
kerusakan pada servik dan dinding rahimnya. Juga mungkin akan melukai urethra dan vesica
urinaria. Jika kerusakan hanya terbatas pada rahimnya saja, jika tidak ada kerusakan pada
vagina, cervik, atau vesica urinaria, menurut pendapat saya, siapa saja yang mempunyai
pengetahuan dalam bidang anatomi, dapat menolong. Sangat disayangkan jika Taylor (1948)
tidak merinci...dalam rahimnya dan berhasil dengan aborsinya.
Informasi yang baik dapat memperkenalkan alat alat yang tidak melukai dan memberikan
hasil yang baik dalam melakukan aborsi. Seorang wanita dengan pengetahuan yang baik,
seorang ibu dari 3 orang anak dapat berhasil melakukan aborsi di usia kehamilan 7 8 minggu
dengan memasukan gelembung kedalam rahimnya. Ketika mereka memberitahukan hal ini
kepada dokter mereka, sang dokter tidak dapat mempercayainya. Kemudian dilakukan
percobaan terhadap wanita tersebut di bawah pengawasan dokter tadi dan berhasil dilain
kesempatan, 3 tahun yang lalu.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Budianto, Wibisana Widiatmaka, Siswandi Sudiono, Winardi, Abdul
Munim, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: FKUI; 1997. h.159-161
21
22