Anda di halaman 1dari 22

Aborsi Illegal

Mutiara Meilyn Pane*


*Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
10.2010.149
Kelompok C3
Alamat korespondensi:
Jalan Terusan Arjuna No.6, Jakarta 11510
E-mail: mutiarameilyn@gmail.com

Kasus
Seorang anggota polisi membawa sebuah botol berukuran 2 liter yang disebutnya sebagai
botol dari sebuah alat suction curret milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya
adalah bahwa dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang
ilegal dan didalam botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction.
Polisi menerangkan dalam surat permintaannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol
tersebut berasal dari 3 perempuan yang saat ini sedang diperiksa ke bagian kebidanan
dirumah sakit anda. Penyidik membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang menjelaskan
apakah benar terjadi pengguguran kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan
yang sedang diperiksa di kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan
oleh dokter tersebut.

Aspek Hukum
Pasal 346 KUHP
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Pasal 347 KUHP

(1)Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungan

seorang

wanita

tanpa

persetujuannya,

diancam

dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.


(2)Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348 KUHP
(1)Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
(2)Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349 KUHP
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan yang tersebut di pasal 346, ataupun melakukan atau
membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu
dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 283 KUHP
(1)Diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak Sembilan ribu rupiah, barang siapa
menawarkan, memberikan untuk terus maupun untuk sementara
waktu, menyerahkan atau memperlihatkan tulisan, gambaran atau
benda yang melanggar kesusilaan, maupun alat untuk mencegah
atau menggugurkan kehamilan kepada seorang yang belum
dewasa, dan diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa
umumnya belum tujuh belas tahun, jika isi tulisan, gambaran,
benda atau alat itu telah diketahuinya.
(2)Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa membacakan isi
tulisan yang melanggar kesusilaan di muka orang yang belum

dewasa sebagaimana dimaksud dalam ayat yang lalu, jika isi tadi
telah diketahuinya.
(3)Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau
pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paaling
banyak

Sembilan

memberikan

untuk

ribu

rupiah,barang

terus

maupun

siapa

untuk

menawarkan,

sementara

waktu,

menyerahkan atau memperlihatkan tulisan, gambaran atau benda


yang melanggar kesusilaan, maupun alat untuk mencegah atau
menggugurkan kehamilan kepada seorang yang belum dewasa
sebagaimana dimaksud dalam ayat pertama, jika ada alas an kuat
baginya untuk menduga, bahwa tulisan, gambaran atau benda
yang melanggar kesusilaan atau alat itu adalah alat untuk
mencegah atau menggugurkan kehamilan.
Pasal 299 KUHP
(1)Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh

supaya

menimbulkan

diobati,

harapan

dengan

bahwa

memberitahukan

dengan

atau

pengobatan

itu

kandungannya dapat digugurkan, diancam pidana penjara paling


lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat puluh
lima ribu rupiah.
(2)Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan,
atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pekerjaan atau
kebiasaan, atau bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
(3)Bila yang bersalah melakukan kejahatan
menjalankan

pekerjaannya,

maka

haknya

tersebut
untuk

dalam

melakukan

pekerjaan itu dapat dicabut.


Pasal 535 KUHP
Barangsiapa terang-terangan mempertunjukkan sesuatu sarana untuk menggugurkan
kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan ataupun secara
terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat
3

sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.

Dikenal 2 macam indikasi abortus terapeutikus, yaitu indikasi ibu (kepentingan medic si wanita
hamil) dan indikasi anak (kepentingan medic si janin), namun kedua macam indikasi tersebut
belum menerangkan secara tuntas tentang batasan derajat resiko ibu atau anak yang dapat
digolongkan ke dalam cakupan indikasi. Bahkan kemudian muncul pula indikasi etis yaitu
pada kehamilan akibat suatu tindakan perkosaan dan tindakan yang sejenis. Penggunaan
indikasi social sama sekali tidak dibenarkan.

Kasus abortus di Indonesia jarang diajukan ke pengadilan karena pihak si ibu yang merupakan
korban juga sebagai pelaku sehingga sukar diharapkan adanya laporan abortus. Umumnya
kasus abortus diajukan ke pengadilan hanya bila terjadi komplikasi (si ibu sakit berat/mati)
atau bila ada pengaduan dari si ibu atau suaminya (dalam hal izin). Abortus provokatus yang
dilakukan menggunakan pelbagai cara selalu mengandung resiko kesehatan baik bagi si ibu
atau janin. Seorang dokter perlu mengenali kelainan yang dapat timbul akibat pelbagai macam
cara yang digunakan untuk melakukan pengguguran criminal ini agar benar-benar dapat
membantu secara maksimal pihak penyidik.
Kekerasan mekanik lokal dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam. Kekerasan dari luar
dapat dilakukan sendiri oleh si ibu atau oleh orang lain, seperti melakukan gerakan fisik
berlebihan, jatuh, pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan langsung pada perut
atau uterus, pengaliran listrik pada serviks dan sebagainya. Kekerasan dapat pula dari dalam
dengan melakukan manipulasi vagina atau uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri,
misalnya dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio; aplikasi asam arsenic,
kalium permanganate pekat, atau jodium tinktur; pemasangan laminaria stift atau kateter ke
dalam serviks; atau manipulasi serviks dengan jari tangan. Manipulasi uterus, dengan
melakukan pemecahan selaput amnion atau dengan penyuntikan ke dalam uterus. Pemecahan
selaput amnion dapat dilakukan dengan memasukkan alat apa saja yang cukup panjang dan
kecil melalui serviks. Penyuntikan atau penyemprotan cairan biasanya dilakukan dengan

menggunakan Higginson type syringe, sedangkan cairannya adalah air sabun, desinfektan atau
air biasa/air panas. Penyemprotan ini dapat mengakibatkan emboli udara. Obat/zat tertentu,
racun umum digunakan dengan harapan agar janin mati tetapi si ibu cukup kuat untuk bisa
selamat. Pernah dilaporkan pengguanaan bahan tumbuhan yang mengandung minyak eter
tertentu yang merangsang saluran cerna hingga terjadi kolik abdomen, jamu perangsang
kontraksi uterus dan hormone wanita yang merangsang kontraksi uterus melaui hiperemi
mukosa uterus. Hasil yang dicapai sangat bergantung pada jumlah (takaran), sensitivitas
individu dan keadaan kandungannya (usia gestasi).
Bahan-bahan tadi ada yang biasa terdapat dalam jamu peluntus, nenas muda, bubuk beras
dicampur lada hitam, dan lain-lain. Ada juga yang agak beracun seperti garam logam berat,
laksans dan lain-lain; atau bahan yang beracun, seperti strichnin, prostigmin, pilokarpin,
dikumarol, kina, dan lain-lain. Kombinasi kina atau menolisin dengan ekstrak hipofisis
(oksitosin) ternyata sangat efektif. Akhir-akhir ini dikenal juga sitostatika (aminopterin)
sebagai abortivum.2

Etika Profesi
Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar-salahnya
suatu sikap dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat
dari moralitas. Penilaian baik-buruk dan benar-salah dari sisi moral tersebut
menggunakan pendekatan teori etika yang cukup banyak jumlahnya.
Bioetik
Beuchamp and Childress menguraikan bahwa untuk mencapai suatu
keputusan etik diperlukan 4 kaidah dasar moral (moral principle) dan
beberapa rules dibawahnya. Ke-4 kaidah dasar moral tersebut adalah:
Prinsip Otonomi
Prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the right to
self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.
Prinsip Beneficence

Prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien. Dalam
beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan sisi
baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat)
Prinsip Non-maleficence
Prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal
sebagai primum non nocere atau above all do no harm.
Prinsip Justice
Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam
mendistribusikan sumber daya (distributive justice).
Sumpah Kedokteran
Demi Allah, saya bersumpah bahwa :
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya; Saya akan menjalankan tugas
saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi, sesuai dengan
martabat pekerjaan saya;
Kesehatan penderita senantiasa

akan

saya

utamakan;

Saya

akan

merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya


dan

karena

keilmuan

saya

sebagai

dokter;

Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
jabatan

kedokteran;

Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri
ingin

diperlakukan;

Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar


dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang
an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan
sosial; Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat
pembuahan;

Sekalipun

diancam,

saya

tidak

akan

mempergunakan

pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan


hukum perikemanusiaan; Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguhsungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

Kode etik kedokteran Indonesia


Sejak disusun pertama kali hingga sekarang norma-norma dalam Kode Etik Kedokteran
Indonesia telah mengalami banyak perubahan, sebagai konsekuensi dari dinamika etik itu
sendiri yang selalu berupaya mengikuti etika kedokteran internasional. Kodeki terdiri dari 4
kewajiban, yaitu kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadap teman
sejawat dan kewajiban terhadap diri sendiri.
Bunyi pasal-pasalnya adalah sebagai berikut:
Kewajiban umum
1. Setiap

dokter

harus

menjunjung

mengamalkan sumpah dokter.


2. Seorang dokter harus senantiasa

tinggi,

menghayati

berupaya

dan

melaksanakan

profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.


3. Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak
boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri.
5. Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya
tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan
kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.
6. Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan
dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru
yang

belum

diuji

kebenarannya

dan

hal-hal

yang

dapat

menimbulkan keresahan masyarakat.


7. Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat
yang telah diperiksa sendiri kebenarannya
a) Seorang dokter harus dalam setiap
memberikan

pelayanan

medis

yang

praktik
kompeten

medisnya
dengan

kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih


sayang

(compassion)

dan

penghormatan

atas

martabat

manusia.

b) Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan


dengan

pasien

mengingatkan

dan

sejawatnya,

sejawatnya

dan

yang

dia

berupaya
ketahui

untuk

memiliki

kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang


melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani
pasien.
c) Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak
sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien.
d) Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban
melindungi hidup makhluk insani.
8. Dalam
melakukan
pekerjaannya

seorang

dokter

harus

memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan


semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial,
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenar-benarnya.
9. Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang
kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling
menghormati.
Kewajiban Dokter terhadap Pasien
10.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan
segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam
hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit
tersebut.
11. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien
agar

senantiasa

dapat

berhubungan

dengan

keluarga

dan

penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.


12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia.

13.

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai

suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain


bersedia dan mampu memberikannya.
Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat
14. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana
ia sendiri ingin diperlakukan.
15. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman
sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur
yang etis.
Kewajiban Dokter terhadap Diri Sendiri
16. Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
17. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.
Baik sumpah dokter maupun kode etik kedokteran berisikan sejumlah kewajiban moral yang
melekat kepada para dokter. Meskipun kewajiban tersebut bukanlah kewajiban hukum
sehingga tidak dapat dipaksakan secara hokum, namun kewajiban moral tersebut haruslah jadi
pemimpin dari kewajiban dalam hokum kedokteran. Hukum kedokteran yang baik adalah
hukum yang etis.3

Prosedur Medikolegal
Dalam menangani berbagai kasus yang menyangkut tubuh dan jiwa manusia, seorang dokter
dapat mempunyai peranan ganda yaitu peranan pertama adalah sebagai ahli klinik sedangkan
peran kedua adalah sebagai ahli forensik yang bertugas membantu proses peradilan. Kewajiban
dokter untuk melakukan pemeriksaan kedokteran forensik ke atas korban apabila diminta
secara resmi oleh penyidik (polisi) dan jika menolak untuk melakukan pemeriksaan forensik
tersebut di atas dapat dikenai pidana penjara, selama-lamanya 9 bulan.
Kewajiban Dokter Membantu Peradilan
Pasal 133 KUHAP (mengatur kewajiban dokter untuk membuat Keterangan Ahli)

1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang


korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan
tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter
pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh
penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang
memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
Pasal 134 KUHAP
1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian
bedah

mayat

tidak

mungkin

lagi

dihindari,

penyidik

wajib

memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.


2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelasjelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan
tersebut.
3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari
keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak diketemukan,
penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.
Pasal 179 KUHAP

10

1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran


kehakiman

atau

dokter

atau

ahli

lainnya

wajib

memberikan

keterangan ahli demi keadilan.


2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi
mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa
mereka

mengucapkan

sumpah

atau

janji

akan

memberikan

keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut


pengetahuan dalam bidang keahliannya.

Hak Menolak Menjadi Saksi/Ahli


Pasal 120 KUHAP
1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat
orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.
2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka
penyidik

bahwa

ia

akan

memberi

keterangan

menurut

pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena


harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan
ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan
yang diminta.
Bentuk Bantuan Dokter bagi Peradilan dan Manfaatnya
Pasal 184 KUHAP
1) Alat bukti yang sah adalah:
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat

11

d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa
2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh
pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya,
yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, disertai dengan alasan
yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu.
b. Surat

yang

dibuat

menurut

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang
termasuk dalam tatalaksana yang menjadi tanggungjawabnya dan
yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu
keadaan.
c. Surat

keterangan

berdasarkan

dari

seorang

keahliannya

ahli

mengenai

yang

memuat

sesuatu

hal

atau

pendapat
sesuatu

keadaan yang diminta secara resmi dari padanya.


d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan
isi dari alat pembuktian yang lain.
Pasal 65 KUHAP
Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau
seseorang

yang

mempunyai

keahlian

khusus

guna

memberikan

keterangan

menguntungkan bagi dirinya


12

yang

Sangsi bagi Pelanggar Kewajiban Dokter


Pasal 216 KUHP
1) Barangsiapa

dengan

sengaja

tidak

menuruti

perintah

atau

permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat


yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan
tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa
sengaja

tindak

pidana;

mencegah,

demikian

pula

menghalang-halangi

barangsiapa
atau

dengan

menggagalkan

tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana


penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling
banyak Sembilan ribu rupiah.
2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang
menurut

ketentuan

undang-undang

terus-menerus

atau

untuk

sementara waktu diserahi tugas menjalankan jabatan umum.


3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak
adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam
itu juga, maka pidananya dapat ditambah sepertiga.
Pasal 222 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan
mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 224 KUHP
Barangsiapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru
bahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-undang ia
harus melakukannya:
1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selamalamanya 9 bulan.

13

2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selamalamanya 6 bulan.


Pasal 522 KUHP
Barangsiapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa, tidak
dating secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak Sembilan ratus
rupiah.
Rahasia Jabatan dan Pembuatan SKA/ V et R
Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter. Saya
bersumpah/berjanji bahwa:Saya akan membuktikan hidup saya guna
kepentingan perikemanusiaan. Saya akan menjalankan tugas saya dengan
cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan
saya. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi
luhur kedokteran.Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dank arena keilmuan saya sebagai
dokter..dst.
Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran
Pasal 1 PP No 10/1966
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang
diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama
melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 322 KUHP
1) Barangsiapa

dengan

sengaja

membuka

rahasia

yang

wajib

disimpannya karena jabatan atau pencariannya baik yang sekarang


maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu
rupiah.
Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut
atas pengaduan orang itu. 2,3

14

Pemeriksaan Medis
Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya perubahan
payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik dan sebagainya. Perlu pula
dibukti adanya usaha penghentian kehamilan, misalnya tanda kekerasan
pada genitalia interna/eksterna, daerah perut bagian bawah.1
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Kehamilan / Nifas
a) Mammae besar
b) Areola hitam berbintil
c) Kolostrum
2. Tanda penghentian kehamilan: Luka atau bahan sesuai metode
aborsi
Pemeriksaan Genitalia
1. Livide vagina
2. Rahim membesar
Pemeriksaan pada ibu hamil (mati)
1. Tanda kehamilan
2. Tanda penghentian kehamilan
3. Komplikasi aborsi: perdarahan, syok, emboli udara, keracunan,
infeksi/ sepsis, inhibisi vagal
4. Hubungan genetik janin-anak4

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan pada Ibu
Pemeriksaan tanda kehamilan yaitu uji -HCG positif. Pemeriksaan toksikologik dilakukan
untuk mengetahui adanya obat/zat yang dapat mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan
pemeriksaan terhadap hasil usaha penghentian kehamilan, misalnya yang berupa IUFDkematian janin di dalam rahim dan pemeriksaan mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan.1
Pemeriksaan Sisa Janin
Pemeriksaan janin aborsi
a. Usia janin 0-40 minggu

15

b. Umumnya tali pusat dan plasenta masih terhubung dengan


janin
c. Perlukaan: pola dan jenis sesuai metode aborsi
d. Hubungan genetik anak-ibu
e. Hubungan genetik antara ibu-anak bisa diketahui dengan
pemeriksaan DNA mitokondria (mt-DNA) dan bila sesuai, akan
ditemukan DNA anak sama persis dengan DNA ibu.
Membedakan janin aborsi & pembunuhan anak sendiri (PAS)4
a. Janin aborsi
i) Terdapat pada saat wanita sedang hamil dan janin masih
hidup
ii) Bisa IUFD, janin lahir hidup atau mati
iii) Ada luka atau kelainan yang sesuai dengan metode aborsi
b. Janin PAS
iv) Terdapat saat wanita melahirkan atau tak lama kemudian
v) Janin lahir hidup lalu mendapat kekerasan dan mati
vi) Luka yang memastikan: pukulan, bekap, cekik, jerat, sumpal,
dsb.
Pembahasan mengenai Pemeriksaaan laboratorium pada kasus pengguguran kandungan
Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya perubahan pada payudara,
pigmentasi, hormonal, mikroskopik dan sebagainya. Perlu pula dibukti adanya usaha
penghentian kehamilan , misalnya tanda kekerasan pada genitalia interna/eksterna, daerah
perut bawah.
Pemeriksaan toksikologi dilakukan untuk mengetahui adanya obat/zat yang dapat
mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha penghentian
kehamilan, misalnya yang berupa IUFD kematian janin di dalam rahim dpemeriksaan
mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan.
Temuan autopsy pada korban yang meninggal tergantung pada cara melakukan abortus serta
interval waktu antara tindakan abortus dan kematian. Abortus dilakukan oleh ahli yang
terampil mungkin tidak meninggalkan bekas dan bila telah berlangsung satu hari atau lebih,
maka komplikasi yang timbul atau penyakit yang menyertai mungkin mengaburkan tandatanda abortus criminal. Lagi pula selalu terdapat kemungkinan bahwa abortus dilakukan sendiri
oleh wanita yang bersangkutan.

16

Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda kehamilan,
kerusakan jaringan yang merupakan jejas/tanda usaha penghentian kehamilan. Ditemukannya
sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalitas. Tentukan pula umur janin/usia kehamilan,
karena sekalipun undang-undang tidak mempermasalahkan usia kehamilan, namun penentuan
usia kehamilan kadang kala diperlukan oleh penyidik dalam rangka penyidikan perkara secara
keseluruhan.
Pemeriksaan darah
Di antara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena merupakan
cairan biologic dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan manusia tertentu.
Tujuan utama pemeriksaan darah forensic sebenarnya adalah untuk membantu identifikasi
pemilik darah tersebut. Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut penting untuk menunjang atau
menyingkirkan keterlibatan seseorang dengan TKP dengan catatan walaupun dengan uji yang
modern dan dengan peralatan yang canggih sekalipun, masih sulit untuk memastikan bahwa
darah tersebut berasal dari individu tertentu.
o Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat morfologik sel-sel
darah merah. Cara ini tidak dapat dilakukan bila telah terjadi
kerusakan padal sel-sel darah tersebut.
Darah yang masih basah atau baru mongering ditaruh pada
kaca obyek dan ditambahkan satu tetes larutan garam faal,
kemudian ditutup dengan kaca penutup. Cara lain adalah
dengan membuat sediaan apus dengan pewarnaan Wright atau
Giemsa. Dari kedua sediaan tersebut dapat dilihat bentuk dan
inti sel darah merah.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap kedua sediaan tersebut
hanya dapat menentukan kelas dan bukan spesies darah
tersebut,

kelas

mamalia

mempunyai

sel

darah

merah

berbentuk cakram dan tidak berinti, sedangkan kelas-kelas


lainnya berbentuk oval/elips dan berinti. Keuntungan sediaan
apus dibandingkan dengan sediaan tanpa pewarnaan adalah
dapat terlihatnya sel-sel leukosit berinti banyak. Bisa terlihat

17

drum stick dalam jumlah lebih dari 0,05%, dapat dipastikan


bahwa darah tersebut berasal dari seorang wanita.
o Pemeriksaan penyaring darah
Pemeriksaan penyaring yang biasa dilakukan adalah reaksi
benzidin dan reaksi fenoftalin. Reagen yang digunakan dalam
reaksi benzidin adalah larutan jenuh Kristal benzidin dalam
asam

asetat

glacial,

sedangkan

pada

reaksi

fenoftalin

digunakan reagen yang dibuat dari fenoftalein 2 g + 100 ml.


NaOH 20% dan dipanaskan dengan biji-biji zinc sehingga
terbentuk fenoftalin yang tidak berwarna. Hasil negative pada
kedua reaksi tersebut memastikan bwah bercak tersebut bukan
darah, sedangkan hasil positif menyatakan bahwa bercak
tersebut mungkin darah sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
o Pemeriksaan serologik
Pemeriksaan serologic berguna untuk menentukan spesies dan
golongan darah. Untuk itu dibutuhkan antisera terhadap protein
manusia (anti human globulin) serta terhadap protein hewan
dan juga antisera terhadap golongan darah tertentu. Prinsip
pemeriksaan adalah suatu reaksi antara antigen dengan
antibody yang dapat merupakan reaksi presipitasi atau reaksi
aglutinasi.

4,5

Interpretasi Hasil Temuan


Untuk membedakan janin aborsi dengan kasus pembunuhan anak sendiri,
pada kasus aborsi bisanya terjadi pada saat wanita sedang hamil dan janin
masih hidup dan terdapatnya luka atau kelainan yang sesuai dengan
metode aborsi.4
Metode Yang Digunakan Pada Aborsi Ilegal

18

Meskipun banyak metode diperkenalkan pada prose aborsi namum secara


umum dibagi menjadi 2 golongan prinsip yang digolongkan sesuai dengan
jenis tindak kekerasannya, bisa umum ataupun lokal, atau berdasar
penggunaan obat-obatan. Pembagian jenis aborsi berdasar dari kombinasi
dari metode-metode ini. Ada kalanya menggunakan obat yang dipakai,
namun kadang dibagi berdasar alat yang digunakan
Kekerasan Umum
Adalah anggapan umum bahwa aborsi disebabkan karena adanya tindak kekerasan dan wanita
hamil tidak boleh melakukan kegiatan fisik yang berlebih. Tidak diragukan bahwa aborsi dapat
terjadi karena suatu kecelakaan kecil, seperti tersandung karpet, namun kemungkinan ini
hanyalah suatu kebetulan saja. Harus dimengerti bahwa kekerasan dalam tingkat berbahaya
dapat mengganggu kehamilan. Seorang ibu hamil dapat terluka akibat kecelakan sepeda motor
dan terjadi fraktur tulang serta kelahiran bayi sebelum waktunya. Dapat pula terjadi fraktur
leher yang lebih membahayakan. Kasus ini didekripsikan oleh Wagner sekarang kejadiannya
sering terjadi di masyarakat sekitar kita. Dikisahkan bahwa penabrak tersebut kemudian
berlutut di samping perut ibu hamil , kemudian menekan perut ibu tadi dengan sabuk kulitnya,
dan menggendongnya. Untungnya si ibu tidak mengalami keguguran, hanya terkena sayatan
benda tajam saja. Meskipun terjadi perforasi uterus dan pendarahan, ibu tadi selamat bahkan
bayi yang dikandungnya dapat lahir selamat. Kekerasan akibat poliomyelitis terbatas
padaparu-paru besi pada kelahiran bayi sehat, selama pelepasan dari alat-alat. Beberapa
contoh kecelakaan berat, nyaris tidak dapat dipercaya karena keparahannya, malah tidak
menyebabkan keguguran kandungan. Seorang wanita terluka badannya sangat parah,
contohnya karena terjatuh dari tangga, tersandung tali sepatu ataupun perutnya tertendang
malah tidak keguguran. Namun masih tetap saja dilakukan aktifitas fisik berat seperti
menunggang kuda atau bersepeda dengan harapan agar terjadi aborsi spontan. Di lain pihak,
kompensasi atau kerugian yang terjadi akan lebih parah bila terjadi aborsi pasca kecelakaan
motor, meski tidak jelas apakah hal ini disebabkan karena trauma atau shock phisik akibat
aborsi. Luka pada anak in utero, yang diakibatkan karena kecelaan umum, biasanya jarang
ditemukan.1
Kejahatan Aborsi
19

Pengalaman sebuah kasus kehamilan seorang wanita yang berulang kali berusaha untuk
menghentikan kehamilannya dengan memukul dan menjatuhkan perutnya akhirnya akan
diikuti dengan kematian dari janinnya, dimana ketika di autopsi akan ditemukan fraktur pada
tulang iga dan kerusakan pada otak.
Kekerasan setempat
Pemilihan cara dan hasil yang dicapai ditentukan oleh keahlian dari operator. Jika dilakukan
oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang kesehatan cara
tersebut akan mendekati prosedur pengobatan. Hal ini lebih sulit diketahui karena mungkin
tidak akan ditemukan gangguan dan komplikasi yang lain. Pengetahuan yang tidak cukup
mungkin akan mengakibatkan perforasi dari dinding vagina atau uterus, perdarahan hebat,
sepsis, atau kematian mendadak akibat syok atau emboli udara. Hal ini membuktikan bahwa
bisa dan dapat melakukan sendiri aborsi dengan kekerasan setempat. Aborsi yang dapat
dipraktekan sendiri tergantung beberapa keadaan. Pada multipara, terutama jika wanita tersebut
memiliki beberapa pengetahuan mengenai anatomi tubuhnya dapat dengan cepat dan berhasil
melakukan aborsi tanpa melukai dirinya sendiri. Pada primipara, jika seorang wanita muda,
yang tidak memiliki pengetahuan baik itu anatomi dan cara cara yang benar akan mengalami
kesulitan yang besar dan dapat dipastikan akan melukai dirinya tidak hanya kerusakan pada
vaginanya atau jika dia memasukan sesuatu kedalam rahimnya hal ini akan mengakibatkan
kerusakan pada servik dan dinding rahimnya. Juga mungkin akan melukai urethra dan vesica
urinaria. Jika kerusakan hanya terbatas pada rahimnya saja, jika tidak ada kerusakan pada
vagina, cervik, atau vesica urinaria, menurut pendapat saya, siapa saja yang mempunyai
pengetahuan dalam bidang anatomi, dapat menolong. Sangat disayangkan jika Taylor (1948)
tidak merinci...dalam rahimnya dan berhasil dengan aborsinya.
Informasi yang baik dapat memperkenalkan alat alat yang tidak melukai dan memberikan
hasil yang baik dalam melakukan aborsi. Seorang wanita dengan pengetahuan yang baik,
seorang ibu dari 3 orang anak dapat berhasil melakukan aborsi di usia kehamilan 7 8 minggu
dengan memasukan gelembung kedalam rahimnya. Ketika mereka memberitahukan hal ini
kepada dokter mereka, sang dokter tidak dapat mempercayainya. Kemudian dilakukan
percobaan terhadap wanita tersebut di bawah pengawasan dokter tadi dan berhasil dilain
kesempatan, 3 tahun yang lalu.

20

Alat alat yang digunakan untuk Aborsi


Banyak jenis alat yang dipergunakan untuk melakukan aborsi. Perawat melakukan beberapa
kali kesempatan dan keberhasilan dalam aborsi dengan menggunakan atau memasukan jari
tangannya kedalam servik dan uterus. Abortionist yang mempunyai pengetahuan medis
sering juga menggunakan alat yang serupa, contohnya sounds, bougies atau flushing curretes
, dipergunakan untuk pengangkatan therapeutic dari uterus gravid. pin topi, sikat, jarum
jahit dan bahkan tongkat sering dipergunakan oleh operator. Jika tidak mereka juga sering
memilih menggunakan slipery elm bark.

DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Budianto, Wibisana Widiatmaka, Siswandi Sudiono, Winardi, Abdul
Munim, Sidhi, et al. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: FKUI; 1997. h.159-161

21

2. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Cetakkan Kedua. Bagian


Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994. h. 11-7;
41-2.
3. Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. h.30-1; 49-51.
4. Abortus provokatus. Modul Emergency Medicine II. Jakarta: UKRIDA; 2011.
5. Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses
penyidikan. Jakarta: Sangung Seto; 2008. h.168-176.
6. Alasan aborsi. Diunduh dari http://www.aborsi.org/artikel14.htm. tanggal 18
Januari 2011.
7. Hukum dan Aborsi. Diunduh dari http://www.aborsi.org/artikel14.htm. tanggal 18
Januari 2011.

22

Anda mungkin juga menyukai