kemerdekaan
penuh,
seperti
daulah Bani
yang
kedudukannya
ditunjuk
semakin
menjadi
gubernur
bertambah
oleh khalifah,
kuat,
seperti
Abbasiyah,
sudah
muncul
fanatisme
kebangsaan
berupa
Arab
sendiri
terpecah
belah
dengan
demikian,
orang-orang
Persia
tidak
merasa
puas.
Mereka
menginginkan sebuah dinasti dengan raja dan pegawai dari Persia pula.
Sementara itu bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang mengalir di
tubuh mereka adalah darah (ras) istimewa dan mereka menganggap rendah
bangsa non-Arab ('ajam).
Selain itu, wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama sangat luas,
meliputi
berbagai
bangsa
yang
berbeda,
seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia,Turki, dan India. Mereka disatukan
dengan bangsa Semit. Kecuali Islam, pada waktu itu tidak ada kesadaran
yang merajut elemen-elemen yang bermacam-macam tersebut dengan kuat.
Akibatnya, di samping fanatisme kearaban, muncul juga fanatisme bangsabangsa lain yang melahirkan gerakan syu'ubiyah.
Kemerosotan Ekonomi
Khilafah Abbasiyah
juga
mengalami
kemunduran di
bidang ekonomi
khilafah
memasuki
periode
kemunduran,
pendapatan
negara
korupsi.
Kondisi
politik
yang
tidak
stabil
menyebabkan
mereka
mempropagandakan
dengan
menggoda
keras
rasa
keimanan
memberantasnya,
para
bahkan Al-
Zindiq
dan
tujuan
disebutkan,
berperang
setelahPaus
Urbanus
II (1088-1099
M)
untuk
ikut
mengeluarkan
antara
komunitas-komunitas Kristen
Timur,
hanya Armenia dan Maronit Lebanon yang tertarik dengan Perang Salib
dan melibatkan diri dalam tentara Salib. Pengaruh perang salib juga
terlihat dalam penyerbuan tentara Mongol. Disebutkan bahwa Hulagu
Khan, panglima tentara Mongol, sangat membenci Islam karena ia
banyak dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian.
Gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan orang-orang Mongol yang
anti Islam itu dan diperkeras di kantong-kantong ahlul-kitab. Tentara
Mongol,
setelah
menghancur
leburkan
pusat-pusat
Islam,
ikut
memperbaiki Yerusalem.
Perang Salib
Perang Salib ini terjadi pada tahun 1095 M, saat Paus Urbanus II berseru
kepada
melakukan
perang
suci,
untuk
Penguasa Seljuk,
serta
menghambat
pengaruh
dan
invasi
dari
menginginkan
sesuatu
kecuali
kepatuhan,
sebagaimana
kakek-
pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang.
Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang
dikatakan wazirnya temyata tidak benar. Mereka semua, termasuk wazir
sendiri, dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran.
Dengan pembunuhan yang kejam ini berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di
Baghdad.
Kota
Baghdad
sendiri
dihancurkan
rata
dengan
tanah,