Anda di halaman 1dari 3

Waspadai Penyakit Maag Karena Bakteri

Benarkah penyakit maag muncul karena makan tidak teratur ? Menurut dr. H.
Chudahwan Manan DSPD, Gastroeterolog FKUI RSCM, penyakit ini memang disebabkan oleh
meningkatnya produksi asam lambung. Dan menurut sejumlah ahli penyakit pencernaan, bakteri
Helicobacter Pylori, bisa menjadi pemicu timbulnya penyakit.
Orang tidak akan menduga bahwa jika penyakit ini juga bisa disebabkan oleh keberadaan
bakteri. Karenanya, gastroenterolog atau dokter ahli pencernaan belakangan banyak
membicarakan makhluk renik ini. Panjang H. pylori 2 3 mikron dan lebarnya 0,5 mikron.
Bentuknya seperti spiral berekor diselubungi lapisan mirip rambut atau flagela.Dalam keadaan
tidak aktif, makhluk ini berubah bentuk menjadi cocoid yang berlindung dalam kapsulnya.
Begitu keadaan memungkinkan baginya untuk aktif, dengan gesitnya ia bergerak. Ia bersarang
dan berkembang biak dalam lapisan mukus perut, dalam suasana asam tinggi.
Bakteri ini memerlukan urea (hasil akhir utama dari metabolisme protein mamalia) serta
hemin (pigmen merah dalam darah) untuk berkembang biak. Ternyata hanya sel-sel jaringan
mukus dalam lambung yang dapat menyimpan nutrisi esensial ini. Tentunya, kalau tidak dibasmi,
akan tumbuh subur dan bisa bertahan hidup sampai puluhan tahun dalam lambung manusia
sambil menggegoroti daerah di sekitar rumahnya. Karena lambung tempat hidup paling
nyaman baginya, dia ogah bermigrasi ke organ pencernaan lain seperti usus besar,
esofagus.Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini tidak bedanya dengan penderita sakit maag
biasa. Yakni mual kembung dan nyeri. Hanya, bedanya berulang kali penyakitnya kambuh.
Hanya, pada kasus terparah bisa sampai mengakibatkan muntah dan berak darah.
Karena latar belakangnya itu, maka bakteri ini juga berindah dengan perlakuan menusia
yakni melalui ludah dan masuk ke mulut. Misalnya penggunaan gelas, sendok, atau piring makan
secara bersama-sama. karena kurang higienis, makanan bisa terkontaminasi faeses yang
mengandung bakteri itu.
Dari hasil penelitian dunia gastroenterologi, terjadinya tukak lambung atau tukak usus
ternyata bakteri ini 100% memiliki peran. Bahkan berdasarkan diagnosa beberapa pasien yang
datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, 90% pasien positif mengidap H.Pylori. Pada

pasien penderita gastritik kronik aktif, bakteri ini didapatkan pada 80% kasus. Sedangkan pada
penderita tukak lambung 70 80%. Bahkan, pada tumor lambung sekitar 60%.
Kata dr. Manan, sumber bakteri ini memang masih dipertanyakan, apakah air yang
digunakan untuk mencuci sayuran mentah atau saat mencuci alat makan. Namun cara untuk
menemukan bakteri ini perlu menjalani dua tahapan. Yakni cara noninvasif dan
invasif.Noninvasif artinya melalui darah, diperiksa antibodi penderita terhadap bakteri ini.
Semakin tinggi antibodinya, semakin besar kemungkinan terinfeksi bakteri ini. Pemeriksaan
noninvasif juga bisa dilakukan melalui tinja, urine, atau ludah. Namun, pada anak-anak justru tes
melalui urine hasilnya lebih memuaskan. Tes H. pylori melalui darah pada bayi ternyata hasilnya
tidak memuaskan walaupun antibodi sang ibu dengan H. pylori positif muncul dalam darah si
bayi.
Sedangkan cara invasif dilakukan dengan pengambilan jaringan lambung dengan alat
endoskopi. Ada lagi tes urease cepat (RUT, Rapid Urease Test), yakni setelah diambil sampel
jaringan lambung, selanjutnya dikulturkan dalam gelas yang sudah diisi cairan khusus. Setelah
didiamkan 20 60 menit terjadilah perubahan warna (warna merah menunjukkan H. pylori
positif tinggi). Jaringan lambung itu dikulturkan dalam konsentrasi oksigen rendah (5%). Tes
tidak bisa dilakukan dengan konsentrasi oksigen tinggi.
Ada lagi urea breath test yakni pemeriksaan berdasarkan penelitian napas. Melalui suatu
alat khusus, dilihat reaksi kimianya. Pasien diberi minuman yang mengandung unsur urea(13C)
ditandai elemen isotopik karbon nonradioaktif. Bila hasilnya positif, gas karbon dioksida 13C
akan muncul dalam 10 20 menit, berarti bakteri menghancurkan urea. Sebaliknya, kalau
hasilnya negatif, unsur 13C karbon dioksida tidak muncul. Pemeriksaan seperti ini belum
dilakukan di Indonesia karena alatnya mahal.
Untuk menghilangkan bakteri ini dalam tubuh pasien, menurut dr. Manan tidak mudah.
Karena tahapan pengobatan dengan pemberian Three durg treatment yakni tetracyline(TC),
metronidazole (MNZ), dan amoxicilin (AMPC) atau clarithromycin (CAM) tidak banyak
membuahkan hasil. Bahkan cara penggunaan obat yang keliru bisa menimbulkan efek samping
berupa reaksi alergi kulit dan nyeri lambung.
Dianjurkan dr. Manan jika sakit lambung yang tidak kunjung sembuh sebaiknya diperiksa
secara lebih teliti. Penyakit maag memang merupakan penyakit umum yang biasanya dapat

disembuhkan dengan obat jenis antasid. Tapi kalau setelah dua minggu diobati penyakitnya
tidak juga sembuh, jangan segan-segan untuk memeriksakan diri kembali, katanya.
Sumber: Indosiar.com

Anda mungkin juga menyukai