Stroke iskemik
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi akibat adanya penyumbatan pembuluh
darah sehingga otak mengalami iskemia. Faktor risiko dyslipidemia, hipertensi,
ngerokok, sakit jantung, DM.
Adanya proses penyumbatan pembuluh darah pada otak akan menunjukkan
gejala klinik spesifik seperti : timbul mendadak, menunjukkan tanda-tanda defisit
neurologis kontralateral terhadap pembuluh darah yang tersumbat serta
penurunan kesadaran.2 Sumbatan tersebut dapat berupa thrombus atau emboli.
Trombus (paling sering) adalah gumpalan darah yang terbentuk dalam lumen
pembuluh darah sedangkan emboli adalah gumpalan darah yang lepas dari
tempat asalnya terbentuk biasanya dari paru atau jantung sehingga menyumbat
pembuluh darah baru. Embolus biasanya karena gangguan koagulasi darah
atau kelainan jantung. Harus curiga stroke iskemik akibat embolus pada
pasien2 usia muda. Trombus terdiri atas dua jenis, yaitu red thrombus dan
white thrombus. Red thrombus didominasi oleh sel darah merah dan fibrin.
Thrombus jenis ini terbentuk pada area dengan aliran darah yang lambat
misalnya pada vena. Red thrombus akan ditatalaksana menggunakan obat-obat
trombolitik dan heparin, warfarin, inhibitor faktor Xa dan inhibitor langsung
thrombin. Berbeda dengan red thrombus, white thrombus terbentuk pada area
dengan aliran darah yang cepat dan didominasi oleh platelet dan fibrin. White
thrombus umumnya terdapat pada arteri dan akan ditatalaksana menggunakan
agen antiplatelet seperti aspirin dan clopidogrel. 3
Gejala klinik stroke iskemik dapat dibagi berdasarkan lokasi vaskularisasi otak,
yaitu stroke hemisferik (sistem karotis) dan stroke fossa posterior
(vertebrobasilar).2 Pada stroke hemisferik, gejala yang muncul akan terkait
dengan area yang diperdarahi oleh sistem karotis seperti lobus frontalis,
parietalis, basal ganglia dan temporalis yang dapat berupa hemiparesis,
hemihipestesi, bicara pelo dan lain-lain. Sedangkan pada stroke fossa posterior,
gejala-gejala yang muncul akan terkait dengan area yang diperdarahi cabangcabang vertebrobasilar berupa penurunan kesadaran yang cukup berat, vertigo,
Stroke hemoragik
Stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, bisa karena ruptur
aneurisma atau arteriovenous malformation (AVM). Ada 2 jenis, intracranial
hemorrhage (ICH) sama subarachnoid hemorrhage (SAH)
Cara bedain stroke iskemik (SI) sama hemoragik (SH), kalo SH ada peningkatan
TIK
Faktor risiko hipertensi doang
Peningkatan TIK harus apal mati!
Gejala
Muntah proyektil
Sakit kepala yang memburuk kalo batuk atau mengedan
Sakit kepala yang memburuk di pagi hari
Penurunan kesadaran
Tanda
Papilledema
Cushing reflex: peningkatan sistolik dan pulse pressure (selisih antara
sistolik dan diastolik), bradikardia, respirasi ireguler
Terapi medika mentosa
SI oleh trombus
o Antiplatelet aspirin 300 mg, utk maintenance 80 mg
o Simvastatin
o Obat untuk ngobatin faktor risiko, misalnya antihipertensi.
SI oleh embolus
o Antikoagualan
SH
o Elevasi kepala 30 derajat
o Mannitol 20% iv
o Infus NaCl 0.9% 500 cc
o Oksigen
Tatalaksana lainnya2,5
1. Tirah baring
2. Cek ABC (airway, breathing,circulation)
3. Pemberian makanan, cairan dan elektrolit
4. Reperfusi dengan rTPA <3 jam untuk stroke iskemik
5. Pemberian heparin untuk mengurangi frekuensi DVT dan emboli pulmonal
serta mencegah pembentukan thrombosis intraarterial
6. Pemberian obat-obat neuroprotektor
7. Infuse NaCl atau ringer laktat sesuai indikasi
8. Pemberian oksigen atas indikasi
9. Elevasi kepala 30 agar nyaman dan venous return baik
10.
Atasi hiperglikemi dan hipoglikemi
11.
Pertahankan tekanan darah kecuali ada hipertensi emergensi. Hipertensi
emergensi adalah hipertensi yang ada target organnya, sistol 200, diastole
120, MAP 130. MAP = (sistol +2diastol)/3. Nah, kalo udah ada hipertensi
emergensi, tata laksananya yaitu dengan diberikan nicardipin 5 mL/jam.
12.
Apabila ada peningkatan TIK, berikan manitol. Namun tidak semua stroke
memerlukan mannitol. Lagipula, pemberian mannitol ini harus dipastikan
benar-benar pasiennya dalam osmolaritas yang baik, karena prinsip kerjanya
yang menarik air. Gimana cara menghitung osmolaritas? Yaitu dengan 2Na +
K + GDS/18 + urea/2,8 dengan nilai normal 290 20.
13.
Cegah hipertermi dan kejang-kejang. Pokoknya cegah hal-hal yang dapat
membuat pasien tambah stress, kalo perlu pasang kateter ya pasang sajalah.
Kalo ada konstipasi berikan laxative.
14.
Kalo liat-liat status biasanya dikasih vitamin B kompleks sama asam folat.
Nah diinget aja sih kalo iskemik misalnya kan ada daerah inti dan
penumbranya, tujuan kita adalah menyelamatkan daerah penumbranya.
Vitamin-vitamin tersebut bisa menghindari dari radikal bebas.
Tips dan Trik
Anamnesis stroke
o Tanya strokenya kapan. Kalo dibilangnya pas bangun tidur, brarti onsetnya
dihitung sebelum bangun tidur. Pokoknya kl mnrt Harrison, onsetnya diliat
dr terakhir pasien tersebut terlihat normal. (pernah ditanyain sm dr. freddy)
o Tanya strokenya pas lagi ngapain, lg istirahat atau beraktivitas
o Tanya dulu kelemahan (tangan+kaki)nya yang lemes duluan yang mana,
kaki duluan atau tangan duluan atau bareng2 lemesnya, tanya dulu yang
lebih lemes yang mana. Kalo misalnya lemesnya tangan kaki bersamaan
dan tingkat kelemesannya sama, berarti lesinya di subkortikal (diatas
cerebral cortex, kaya basal ganglia, thalamus dll) kalo tingkat kelemasan
tidak sama atau mana yg lemes duluan ga barengan gt berarti lesinya di
cerebral cortex.
o Tanya suka tersedak makanan cair & padat
o Tanyain ttg gejala peningkatan TIK (muntah proyektil atau muntah
menyemprot atau muntah tanpa didahului rasa mual, sakit kepala yang
memburuk pada pagi hari / batuk / mengedan, baal, penurunan kesadaran.
Pokoknya kalo ada penurunan kesadaran hrs lgsg curiga SH)
o Tanya sblmnya pernah stroke apa ga
o Tanya ttg defisit neurologis: bicara pelo, mulut mencong, hemiparesis
Referensi
1. National Institute for Health and Clinical Excellence. Stroke : Diagnosis and
Initial Management of Acute Stroke and Transient Ischemic Attack. July 2008.
Available from : http://www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/cg68niceguideline.pdf
2. Misbach J. Stroke : Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI; 1999.
3. Caplan LR. Caplans Stoke : Clinical Approach. 4 th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2009. p. 173.
4. http://www.fastbleep.com/medical-notes/neuro-and-psych/2/2/12 diakses pada
tanggal 29 September 2013.
5. Panduan Pelayanan Medis Departemen Neurologi RSUP Nasional Dr.Cipto
Mangunkusumo. 2007. p. 18-24.