Anda di halaman 1dari 5

MARKET OUTLOOK Pengaruh Pengurangan Stimulus The

Fed Pada Ekonomi Global


Bulan Mei 2013 lalu market dikejutkan oleh pernyataan dari ketua The Fed Ben Bernanke,
mengenai kelangsungan dari program quantitative easing tahap III yang dijalankan. Bernanke
menyatakan

bahwa

QE

akan

dikurangi

bahkan

dihentikan

bilamana

kondisi

ekonomi

memungkinkan pada tingkat pengangguran dilevel 7%. Pernyataan ini membuat reaksi cukup
besar dimana pasar saham terutama di negara-negara berkembang mengalami penurunan cukup
tajam.
Quantitative Easing (QE) adalah alat moneter yang digunakan oleh the Fed untuk membantu
mendorong aktivitas ekonomi. Melalui keputusan dalam rapat Desember 2012 lalu, The Fed
mengucurkan $85 miliar per bulan untuk membeli obligasi pemerintah AS dan sekuritas KPR
(Mortgage Backed Securities). Dan dampak penuh kebijakan moneter seperti itu memang masih
diperdebatkan. Sebagai alat moneter, QE tidak secara langsung menciptakan lapangan kerja atau
menambah aktivitas ekonomi. Cara kerja QE diantaranya dengan menyuntikkan likuiditas untuk
memperkuat neraca bank dengan mengurangi risiko kredit macet di sektor properti, kemudian
mendorong harga aset, seperti perumahan dan saham. Hal ini menambah kepercayaan konsumen
dan bisnis, yang pada akhirnya turut meningkatkan pembelanjaan konsumen dan investasi bisnis,
dua kondisi yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan aktivitas
ekonomi.
Namun, efek samping dari kebijakan seperti itu adalah hanya lebih menguntungkan kalangan
atas dibandingkan kelas pekerja. Kenaikan harga aset, baik saham maupun rumah, secara
langsung menguntungkan kalangan yang punya modal untuk investasi. Bagi orang yang
mengandalkan hidup dari upah atau gaji, tidak ada manfaat langsung, kalaupun ada, dibutuhkan
waktu yang lama. Bahkan di satu sisi, bisa menambah masalah untuk pekerja dengan
mengurangi

daya

beli

karena

kenaikan

harga

rumah.

Kebijakan

ini

berpotensi

dapat

mempertajam kesenjangan sosial. The Fed tentunya memahami efek samping kebijakan QE.
Ketika kepercayaan pasar membaik, konsekuensi negatif dari QE, yaitu kesenjangan sosial, bisa
lebih besar dari manfaat yang diberikan dari likuiditas QE itu. Maka, ketika harga rumah dan
saham

mendekati

level

pra

krisis,

menjadi

waktu

yang

tepat

bagi

The

Fed

untuk

mempertimbangkan mengurangi pembelian obligasi, berapapun tingkat pengangguran saat itu.

Disclamer : Analisa diatas bersifat informatif dan dapat dijadikan bahan perbandingan atas prediksi para nasabah untuk melakukan transaksi. Segala
sesuatu akibat dari transaksi nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
Yossy San - Research And Development Surabaya

Yang menjadikan pertanyaan saat ini kapan The Fed mengurangi program quantitative easingnya dan pengaruhnya terhadap ekonomi dunia bilamana rencana ini dijalankan. Survei yang
dilakukan oleh National Association of Business Economists (NABE) terhadap 200 anggotanya,
menunjukkan 10% yakin the Fed akan memutuskan pengurangan program pembelian obligasinya
dalam rapat September ini. Sekitar 27% tidak yakin hal itu bakal terjadi sampai kuartal pertama
2014. Berlanjutnya ketidakpastian pengurangan bertahap (tapering) stimulus moneter the Fed,
terus memberikan tekanan pada pasar keuangan di berbagai negara. Penarikan modal di
beberapa negara dan meningkatnya resiko investasi menyebabkan penurunan harga saham,
meningkatnya yield obligasi, dan pelemahan nilai tukar di hampir seluruh negara emerging
market. Tekanan pada pasar keuangan global berdampak cukup tinggi karena disaat yang
bersamaan dengan terjadinya perlambataan pertumbuhan ekonomi dunia dan kawasan Asia,
termasuk China dan India.
Laporan dari Bank of America Merrill Lynch menunjukkan bahwa sekitar $2.1 miliar dollar keluar
dari pasar negara emerging market dari bulan Januari hingga pertengahan Agustus. Tetapi justru
negara-negara frontier kebanjiran arus dana masuk ke dalam portofolio-portofolio investasinya.
Tercatat pada periode tersebut dana masuk ke pasar frontier mencapai $1.5 miliar dollar. Dan
sisanya ke negara maju.
Tingkat pengangguran dianggap indikator yang menentukan keberlangsungan program stimulus
the Fed, dan data payroll yang sedikit mengecewakan bisa menunda rencana pengurangan. Tapi,
bagaimanapun, the Fed bisa saja menguranginya karena alasan lain. Fundamental penting yang
mempengaruhi keputusan The Fed dalam menentukan kebijakan dalam kelangsungan QE
diantaranya adalah :
Unemplyoment Rate
Non Farm Payroll
GDP
Consumer Spending
Cadangan mata uang asing
Money Supply

Disclamer : Analisa diatas bersifat informatif dan dapat dijadikan bahan perbandingan atas prediksi para nasabah untuk melakukan transaksi. Segala
sesuatu akibat dari transaksi nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
Yossy San - Research And Development Surabaya

Disclamer : Analisa diatas bersifat informatif dan dapat dijadikan bahan perbandingan atas prediksi para nasabah untuk melakukan transaksi. Segala
sesuatu akibat dari transaksi nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
Yossy San - Research And Development Surabaya

Disclamer : Analisa diatas bersifat informatif dan dapat dijadikan bahan perbandingan atas prediksi para nasabah untuk melakukan transaksi. Segala
sesuatu akibat dari transaksi nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
Yossy San - Research And Development Surabaya

Dari informasi ini terlihat bahwa tingkat pengangguran terus mengalami perbaikan dari bulan ke
bulan dimana tingkat pengangguran dibulan Agustus berada pada level 7.3% dari 7% yang
ditargetkan The Fed untuk mengurangi stimulusnya. Begitu pula dengan data GDP dan Non Farm
Payroll terlihat cukup stabil. Mata uang yang beredar juga tampak terus mengalami kenaikkan
dari bulan ke bulan akibat membanjirnya dollar AS imbas dari stimulus. Tetapi disaat yang
bersamaan cadangan mata uang asing AS beberapa bulan belakangan ini justru terus mengalami
penurunan. Hal ini mungkin saja terjadi penjualan akibat menutupi stimulus yang dijalankan
sebesar $85 milyar per bulannya. Hal ini meningkatkan spekulasi akan pengurangan stimulus.
Selain masalah waktu pengurangan, perdebatan kini tertuju ke seputar jumlahnya. The Fed tentu
harus melakukan pengurangan dalam jumlah yang tepat, artinya tidak menimbulkan gonjangganjing di pasar tapi tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi. Selama ini prediksi
menyebutkan pengurangan berjumlah $20-25 miliar. Tapi ini ada estimasi sekitar $10 miliar.
Kekacauan di Suriah dan kegelisahan pasar atas batas waktu hutang AS yang jatuh pada
pertengahan Oktober nanti kemungkinan akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengurangan
stimulus. Kemungkinan pengaruh pengurangan stimulus The Fed diantaranya adalah :
-

Dampaknya diperkirakan hanya akan terjadi dalam jangka pendek apalagi terhadap
negara dengan cadangan devisa yang besar seperti halnya China. Dimana cadangan
devisa Cina saat ini bernilai lebih dari US$3,5 triliun. Justru dengan pengurangan
stimulus ada beberapa kemungkinan dampak positif yang dirasakan terhadap ekonomi
negara.

Penarikan

program

pembelian

aset

The

Fed

diperkirakan

akan

menyebabkan

penguatan nilai dolar AS, dan akan menekan harga komoditas. Kondisi tersebut bisa
menguntungkan negara-negara sebagai konsumen komoditas.
-

Akan terjadi pergeseran investasi asing dari negara yang dianggap overvalue ke
negara yang undervalue dan menggeser kredit ke bisnis yang lebih kecil dan menjauhi
korporasi besar untuk mengurangi imbas dari kebijakan yang akan dijalankan oleh The
Fed.

Disclamer : Analisa diatas bersifat informatif dan dapat dijadikan bahan perbandingan atas prediksi para nasabah untuk melakukan transaksi. Segala
sesuatu akibat dari transaksi nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
Yossy San - Research And Development Surabaya

Anda mungkin juga menyukai