Anda di halaman 1dari 1

According to Ki Hajar Dewantara, education is effort to develop the character,

conscience, intelegent and to guide the humans to be humanist in their social life.
Ki Hajar Dewantara also assert that students is the centre of education, seeing that
education is a process to make people humanist, and can priority cipta, rasa, and
karsa (educate the head, the heart, and the hand). With that not only transfer the
knowledge but also transform the value to the social life.

(Pengertian Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara) Ki Hajar Dewantara


(Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 1959) menjelaskan tentang
pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani
anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya

Dari definisi pendidikan tersebut terdapat dua kalimat kunci yaitu, tumbuhnya
jiwa raga anak dan kemajuan anak lahir batin. Dari dua kalimat kunci tersebut
dapat dimaknai bahwa manusia bereksistensi ragawi dan rohani atau berwujud raga
dan jiwa. Adapun pengertian jiwa dalam budaya bangsa meliputi ngerti, ngrasa,lan
nglakoni (cipta, rasa, dan karsa). Kalau digunakan dalam istilah psikologi, ada
kesesuaiannya dengan aspek atau domain kognitif, domain emosi, dan domain
psikomotorik atau konatif.
Dari konsepsi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ki Hadjar Dewantara ingin;
a) menempatkan anak didik sebagai pusat pendidikan, b) memandang pendidikan
sebagai suatu proses yang dengan demikian bersifat dinamis, dan c)
mengutamakan keseimbangan antar cipta, rasa, dan karsa dalam diri anak.

Pendidikan yang humanis menekankan pentingnya pelestarian eksistensi


manusia, dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai
manusia yang utuh berkembang (menurut Ki Hajar Dewantara menyangkut daya
cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif)). Singkatnya, educate
the head, the heart, and the hand !

Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi
kehidupan psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa
dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua
daya secara seimbang.

Anda mungkin juga menyukai